Disusun Oleh
Nurul Asima
20700119004
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
KESIMPULAN 6
KESIMPULAN 6
DAFTAR PUSTAKA 7
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah desain kurikulum ini. Tidak lupa pun kita kirimkan
sholawat serta salam kepada nabiullah, nabi yang menjadi suri tauladan kita,
jujungan kita, dan penutan kita yaitu nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah pengembangan kurikulum dan pembelajaran . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Desain
Kurikulum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ahmad Farham Majid
M.Pd., selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat diperbaiki. Karena penulis menyadari makalah
yang dibuat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur
atau komponen kurikulum . Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat
dari dua dimensi, yaitu dimensi horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal
berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Susunan
lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya.
Dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasrkan
urutan tingkat kesukaran. Bahan tersusun mulai dari yang mudah,
kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau mulai dengan yang dasar
diteruskan dengan yang lanjutan.
Desain Kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang
komponen yang harus ada pada setiap kurikulum serta desain kurikulum
yang dapat digunankan untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut
menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat beberapa komponen,
diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari
kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media
mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran.
Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi
kelangsungan kurikulum.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud subject contered desigm ?
2. Apa yang dimaksud Learner Centered Design ?
3. Bagaimana Problems Centered Design (Berpusat pada Masalah yang
Dihadapi Masyarakat)?
C. Tujuan penulisan
1. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami desain kurikulum
2. Untuk mengatahui proses kognitif atau pengembangan kemampuan
berfikir mahasiswa melalui latihan menggunakan gagasan dan
melakukan proses penelitian ilmiah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Broad-filed design merupakan pengembangan dari subject design dan
disciplines design. Dari dua desain tersebut masih menunjukkan adanya
pemisahan antar-mata pelajaran. Salah satu usaha untuk menghilangkan
pemisahan tersebut adalah dengan mengembangkan the broad field design yakni
desain yang menyatukan beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau
berhubungan menjadi satu bidang studi seperti sejarah, geografi, dan ekonomi
digabung dalam pengetahuan sosial, dan sebagainya.
Broad field sudah merupakan perpaduan atau fusi dari sejumlah mata
pelajaran yang berhubungan. Ciri umum dari broad-fields ini adalah kurikulum
terdiri dari suatu bidang pengajaran dimana di dalamnya berpadu sejumlah mata
pelajaran yang saling berhubungan.
Tujuan dari desain ini adalah menyiapkan para siswa yang dewasa ini
hidup dalam dunia informasi yang sifatnya spesialistis, dengan pemahaman yang
bersifat menyeluruh.
B. Learner Centered Design
Learner centered design yakni kurikulum yang berpusat pada peranan
siswa. Desain ini hadir sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap
beberapa kelemahan subject centered design. Desain ini berbeda dengan subject
centered, yang berlatar belakang dari cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan
budaya.
Learner centered hadir dari para ahli kurikulum yang memberikan
pengertian bahwa kurikulum didesain dan dibuat untuk peserta didik. Desain ini
memberikan tempat utama kepada peserta didik. Didalam pendidikan atau
pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta didik sendiri. Guru atau
pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar-mengajar, mendorong, dan
memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Ada dua ciri utama yang membedakan desain ini dengan subject centered,
yakni: pertama, learner centered mengembangkan kurikulumdengan berpusat
pada peserta didik dan bukan dari isi. Kedua, learner centered bersifat not-
preplanned (tidak direncanakan sebelumnya). Ada beberapa variasi model learner
centered, yakni kurikulum berpusat pada anak didik (child centered design),
kurikulum berpusat pada pengalaman (experience-centered).
1. Child centered design
Para penganjur child-centered design ini meyakini bahwa pembelajaran
yang optimal adalah ketika siswa dapat aktif di lingkungannya. Pembelajaran
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan siswa di lingkungannya. Dengan demikian,
3
child centered design harus berdasar kepada kehidupan, kebutuhan, dan
kepentingan siswa.
2. Experience-centered design
Experience-centered design adalah desain kurikulum yang berpusat pada
kebutuhan anak. Ciri utama dari experience-centered design adalah pertama,
struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta
didik. Kedua, kurikulum tidak dapat disusun terlebih dahulu, melainkan disusun
secara bersama-sama oleh guru dengan para siswa. Ketiga, desain kurikulum ini
menekankan prosedur pemecahan masalah.
Desain ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: pertama, karena
kegiatan pendidikan didasarkan atas kebutuhan dan minat peserta didik, maka
motivasi bersifat instrinsik dan tidak perlu dirangsang dari luar. Kedua,
pengajaran memperhatikan perbedaan individual sehingga mereka mau turut
dalam kegiatan belajar kelompok karena membutuhkannya. Ketiga, kegiatan-
kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal pengetahuan untuk menghadapi
kehidupan diluar sekolah.
4
moswoth? ia mengungkapkan bahwa areas of living design menekankan prosedur
belajar melalui pemecahan masalah sehingga peserta didik memiliki kemampuan
untuk menghadapi kehidupannya di luar sekolah
Ciri lain dari model desain ini adalah dengan menggunakan pengalaman
dan situasi-situasi nyata dari peserta didik sebagai pembuka jalan dalam
mempelajari bidang-bidang kehidupan sehingga desain ini selain mampu menarik
minat peserta didik juga akan mampu mendekatkannya pada pemenuhan
kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.
Desain ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: pertama, the areas of
living design merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk yang
terintegrasi. Kedua, prinsip belajar aktif dapat diterapkan.Ketiga, menyajikan
bahan ajar dalam bentuk yang relevan. Keempat menyajikan bahan ajar yang
fungsional, dan kelima motivasi belajar datang dari dalam.
2. The Core Design
The core design timbul sebagai reaksi utama kepada separate subject
design, yang sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan bahan ajar, mereka
memilih mata-mata pelajaran/ bahan ajar tertentu sebagai inti (core).
Terkait pengertian, banyak ahli yang memberikan pengertian dari core
curriculum diantaranya:
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
6
DAFTAR PUSTAKA
Ornstein A.C dan Hunkins, F.P, Curriculum: Foundation, Principles, and theory,
(Boston: Allyn and Bacon, 1988), h.245
Oemar hamalik, “Pengembangan kurikulum: Dasar-dasar dan
pengembangannya”, (Bandung: Mandar maju, 1990), h.110-111
https://nevianaindriani.wordpress.com/2014/11/04/desain-kurikulum/