Anda di halaman 1dari 82

STRATEGI PUSTAKAWAN DALAM PELESTARIAN BAHAN

PUSTAKA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI


SUMATERA UTARA

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan
dan Informasi

Disusun Oleh:

PURNAMA BUTARBUTAR
150723010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S-I
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ButarButar Purnama. 2017. Strategi pustakawan dalam pelestarian bahan


pustaka pada Dinas Perpustakaan danArsip Provinsi Sumatera Utara.
Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu budaya, Universitas
Sumatera Utara.
Penelitian dilakukan pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Sumatera Utara.
penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan
pustakawan (petugas perpustakaan) dalam pelestarian bahan pustaka pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara. Metode penelitian ini adalah metode
kualitatif. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Semua data
dianalisis menggunakan tiga tahapanyaitu reduksi data,penyajian data,serta
penarikan kesimpulan.Hasil dari penelitian ini diketahui strategi yang digunakan
pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Sumatera Utara yaitu, kegiatan pelestarian bahan pustaka, faktor-faktor kerusakan
bahan pustaka, tindakan pencegahan kerusakan seperti kerusakan disebabkan
faktor biologis, kimia, alam, dan manusia dan tindakan perawatan, perbaikan
(restorasi) pada bahan pustaka serta kebijakan yang dilakukan dalam menerapkan
kegiatan pelestarian bahan pustaka. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
masih banyak kekurangan dalam melaksanakan kegiatan pelestarian bahan
pustaka, kelengkapan peralatan yang masih kurang, kurangnya fasilitas yang
mendukung kelestarian bahan pustaka. Upanya perpustakan dalam membenahi
ruangan koleksi bahan pustaka belum terlaksana.

Kata Kunci: Pelestarian Bahan Pustaka, Strategi Pustakawan

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
mana karena kasih penyertaan dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Strategi Pustakawan dalam Pelestarian Bahan pustaka
pada Dinas perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan program sarjana
Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
Peneliti menyadari, bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan,
bimbingan dan petunjuk oleh karena itu peneliti, mengucapkan terimakasih yang
tulus kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara
2. Bapak Ishak, S.S, M.Hum, selaku ketua Program Ilmu Perputakaan dan Informasi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dra.Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku dosen pembimbing peneliti yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas karya ini.
4. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M. Pd selaku dosen Penguji I yang telah membantu
penyempurnaan kertas karya ini.
5. Bapak Belling Siregar, M.Lib selaku dosen penguji II yang telah memberikan
saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar di Program Studi Ilmu perpustakaan yang telah mendidik
peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliah.
7. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayah tercinta Sori Butarbutar dan Ibu
tersayang M.Nurpita br Pasaribu yang menjadi semangat,motivator dan inspirasi
peneliti untuk segera wisuda, dan atas semua kasih sayangnya puji Tuhan dapat
menyelesaikan skripsi ini.

iii

Universitas Sumatera Utara


8. Staf bagian Pekestarian bahan pustaka di Dinas perpustakaan dan Arsip Sumatera
Utara telah mengizinkan dalam memberikan waktunya melakukan observasi,
memberikan saran dan membantu mengumpulkan data sehingga penulisan Skripsi
ini dapat terselesaikan.
9. peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Masrita Butarbutar, Rina juwita
Butarbutar, lambok Butarbutar, Evi ramatio butarbutar, Parluhutan Butarbutar,
Sartika Butarbutar, Marintan Butarbutar selaku kakak dan abang yang selalu
memberikan nasehat dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Peneliti juga mengucapkan terima kasih buat keluarga besar oppung Guru
Mangarambang yang selalu memberi dorongan dan doa dari semua keluarga.
11. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan perkuliahan
yanti situmorang, Novi ginting, juni hutahaean, Desi girsang yang selalu
menemani dan menghibur dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna disebabkan
keterbatasan pengetahuan , kemampuan, ilmu serta pengalaman peneliti dalam hal
ini. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik serta saran yang
dapat menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita, amin.

Medan, Oktober 2017

PurnamaButarbutar

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………….....
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.4 Manfaat penelitian ........................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................................ 6


2.1 Perpustakaan Umum ......................................................................... 6
2.1.1 Pengertian perpustakaan Umum ........................................ 6
2.1.2 Tujuan perpustakaan Umum.............................................. 7
2.1.3 Fungsi perpustakaan Umum .............................................. 10
2.1.4 Peran Perpustakaan Umum................................................ 12
2.2 Strategi .............................................................................................. 13
2.3 Pustakawan........................................................................................ 14
2.4 Bahan Pustaka...................................... ............................................. 15
2.5 Pelestarian Bahan Pustaka ................................................................ .. 17
2.5.1 Tujuan pelestarian bahan pustaka....................................... 19
2.5.2 Fungsi pelestarian Perpustakaan ........................................ 20
2.5.3 Unsur-unsur Pelestarian ....................................................... 22
2.6 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka ..................................... . . 23
2.7Pencegahan Kerusakan Bahan pustaka.............................................. .. 26
2.8Perawatan........................................... .................................................. . 29
2.9 Perbaikan (restorasi) bahan pustaka ................................................ ... . 30
2.10 Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka .............................................. 33
2.10.1 Tujuan Utama Kebijakan Pelestarian ................................ 34
2.10.2 Jenis Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka ..................... . 34

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36

3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 36


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 36
3.3 Prosedur dan pengumpulan data ......................................................... 36
3.4 Data dan Sumber data ......................................................................... 38

Universitas Sumatera Utara


3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39
3.6 Analisis Data ...................................................................................... 40
3.7 Pemeriksanaan dan Pengecekan Keabsahan Data ( validity of data) .. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 43

4.1 Karakteristik Informan ....................................................................... 43


4.2Kategori ................................................................................................ 44
4.2.1 Kondisi Bahan Pustaka .......................................................... 44
4.2.2 Pelestarian bahan pustaka...................................................... 47
4.2.3 Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka............................. 48
4.2.4 Tindakan pencegahan kerusakan bahan pustaka..................... 49
4.2.5 Perawatan bahan pustaka......................................................... 49
4.2.6 Perbaikan (Restorasi) bahan pustaka ....................................... 50
4.2.7 Kebijakan pelestarian bahan pustaka ....................................... 53
4.2.8 Strategi Dalam penerapan pelestarian bahan
pustaka........ 55
4.3 RangkumanPenelitian..................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................


. 5.1 Kesimpulan ....................................................................... .................. 59
5.2 Saran ............................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA.............................................................. ............................ 63

Pedoman Wawancara
Lampiran Wawancara

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keterangan Informan..............................................................................


Tabel 4.1 Tabel Informan.........................................................................................
Tabel 4.2 Identifikasi Bahan Pustaka Rusak.............................................................
Tabel 4.3Rangkuman Hasil penelitian.......................................................................

vii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakansekumpulan koleksi buku dan bahan pustaka lainnya

yang diorganisasikan dan dipelihara untuk pengguna/keperluan (membaca,

konsultasi, belajar, meneliti), dikelola secara sistematis oleh pustakawan dan staff

terlatih lainnya dalam rangka menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan

informasi pengguna. Dalam usaha memenuhi kebutuhan pengguna informasi

tersebut, manusia terus berusaha menciptakan media baru penyedia informasi

yang memberikan kepuasan pada penggunanya.

Dewasa ini di lembaga atau institusi terus berusaha dan meningkatkan

penyediaan informasi yang lengkap dan berkualitas, salah satunya dengan

mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaaan sebagai pusat informasi untuk

mencapai tujuan dan fungsi dari perpustakaan tersebut.Suatu perpustakaan

dikatakan mampu mencapai tujuan dan menjalankan fungsinya dengan baik

apabila perpustakaan tersebut mempunyai banyak pengguna dan koleksi dapat

dimanfaatkan dengan optimal. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan

perpustakaan memberi peranan yang penting dalam perkembangan ilmu

pengetahuan.

Pelestarian bahan pustaka merupakan tugas pokok setiap perpustakaan dimana

pustakawan mengelola bahan pustaka salah satunya ialah pemeliharaan dan

perawatan, kegiatan ini dilakukan untuk menjaga bahan pustaka agar tetap dapat

Universitas Sumatera Utara


digunakan secara efektif sebagaimana penggunaannya, yang termasuk di

dalamnya cara menyimpan, tenaga kerja yang diperlukan, kebijaksanaan, serta

teknik dan metode yang diterapkan untukmelestarikan bahan pustaka dan

informasi yang terdapat di dalamnya. Dalam Pelestarian bahan pustaka bukanlah

hal baru bagi pustakawan, namun tugas pelestarian bukanlah tugas yang mudah

dimana terdapat berbagai faktor yangdapat menimbulkan terjadinya kerusakan

terhadap bahan pustaka baik dari faktor fisik dan faktor luar.Kerusakan yang

disebabkan oleh faktor fisik antara lain kualitas kertas, tinta, lem dan teknis

penjilidan yang kurang baik sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh faktor

luar antara lain, suhu ruangan, debu, serangga dan lain sebagainya.

Pelestarian bertujuan untuk melestarikan kandungan informasi bahan pustaka

dengan alih bentuk menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya

selengkap mungkin untuk dapat digunakan secara optimal. Adapun usaha-usaha

untuk menyelamatkan bahan pustaka dari kerusakan dan kehancuran yang

meliputi tiga kegiatan yaitu pelestarian, pengawetan dan perbaikan. Kesadaran

masyarakat untuk melestarikan bahan pustaka masih sangat rendah tentang usaha

pelestarian bahan pustaka.

Adapun kebijakan perpustakaan yakni pelestarian bahan pustaka yang

berhubungan tenaga ahli yang dibutuhkan, biaya yang cukup besar serta

perlengkapan dan bahan-bahan yang sulit untuk diperoleh. Pelestarian bahan

pustaka merupakan sesuatu hal yang sangat penting,tetapi kesadaran masyarakat

untuk melestarikan bahan pustaka masih sangat rendah bahkan dikalangan

pustakawan yang pada umumnya tidak pernah mendapatkan pendidikan formal

Universitas Sumatera Utara


tentang usaha pelestarian serta terdapatnya beberapa kendala dalam melakukan

pelestarian bahan pustaka yang dapat menghambat kelancaran pelestarian bahan

pustaka.

Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan bahwa Dinas Perpustakaan

dan Arsip Provinsi Sumatera Utara sebagai pusat lembaga pendidikan dan

penelitian memiliki koleksi tercetak yang sudah tua dan rusak, berdebu,

banyaknya serangga di dalam rak,ruangan koleksi sempit, kurangnya sirkulasi

udara. Hal ini disebabkan, kurangnya fasilitas perlengkapan dan peralatan yang

digunakan dalam ruang koleksi, tidak memiliki pengatur suhu udara dalam

ruangan , waktu pencegahan (fumigasi) yang tidak menentu. Menurut hasil

wawancara dari observasi awal ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan

pelestarian, belum maksimal, karena tindakan pelestarian dalam pencegahan

kerusakan bahan pustaka belum terlaksana sepenuhnya dan ini juga dipengaruhi

kurangnya peralatan dan perlengkapan yang disediakan, sehingga pustakawan

lebih memfokuskan perbaikan koleksinya saja.

Sehubungan dengan masalah yang ada pada pelestarian bahan pustaka di

Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara maka perlu diketahui bagaimana

kebijakan yang dimiliki oleh pustakawan maupun pihak perpustakaan itu sendiri .

Berdasarkan paparan diatas peneliti terlebih dahulu akan memberikan

batasbatasan yang lebih spesifik dari permasalahan yang akan di teliti. Pada

pembahasan ini peneliti akan memfokuskan pelestarian bahan pustaka yang akan

di gunakan untuk menganalisis permasalahan yang terkait dengan strategi

Universitas Sumatera Utara


pustakawan yang digunakan dalam pelestarian bahan pustaka di Dinas

Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara. Berdasarkan uraian diatas penulis

tertarik mengangkat judul’’ Strategi Pustakawan dalam Pelestarian Bahan

Pustaka pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang yang telah dipaparkan penulis, maka

penulis merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu:

Bagaimana strategi pelestarian bahan pustaka yang digunakan pustakawan di

Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian

bertujuan Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan pustakawan dalam

pelestarian bahan pustaka pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara diharapkan dapat

menjadi bahan masukan bagi pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka

2. Peneliti selanjutnya agar dapat digunakan untuk acuan atau rujukan bagi

peneliti selanjutnya

3. Peneliti agar menambah wawasan danpengetahuan ilmu perpustakaan di

bidang pelestarian bahan pustaka yang di peroleh di bangku kuliah.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti membatasi

ruang lingkup penelitian untuk dijadikan pedoman penulisan. Dalam hal

ini,peneliti membahasstrategi pelestarian bahan pustaka yang digunakan

pustakawan dalam melaksanakan pelestarian, bahan pustaka,faktor-

faktorkerusakan,tindakan pencegahan, perawatan, perbaikan (restorasi) dan

kebijakan pelestarian.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORETIS

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri

dengan kata lain tempat mendapatkan pendidikan nonformal, mempunyai tugas

untuk menghimpun, memelihara dan mendayagunakan bahan perpustakaan untuk

kepentingan masyarakat indonesia.

“Perpustakaan diselenggarakan dipermungkiman penduduk (kota/desa)

deperuntukan untuk semua lapisan dan golongan masyarakat pemungkiman

tersebut untuk melayani kebutuhan akan informasi dari bahan bacaan “( pedoman

penyelenggaraan perpustakaan umum (1995:5)

Menurut Hermawan dan Zulfikar (2003:3) menyatakan bahwa:

perpustakaan umum merupakansperpustakaan yang melayani seluruh


lapisan masyarakattanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama,
suku, pendidikan dan sebagainya, konsep dasar perpustakaan umum
adalah didirikan masyarakat , untuk masyarakat dan didanai dengan dana
masyarakat

Menurut Sjahrial- Pamuntjak (2000:30) menyatakaan bahwa:

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku,


bahan cetakan serta bahan rekaman lainnya untuk kepentingan masyarakat
umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk
dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan
tanpa di bedakan pekerjaan, kedudukan , kebudayaan dan agama.

Menurut Sutarno (2003: 32) menyatakan bahwa:

Universitas Sumatera Utara


Perpustakaan umum sering diibaratkan universitas rakyat atau universitas
masyarakat maksudnya adalah lembaga pendidikan yang demokratis
karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut,
jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur serta pendidikan
dan perbedaan lainnya

Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang dan membedakan latar belakang

penggunanya.

Menurut Sulistyo - Basuki (1994 : 35)

Perpustakaan umum ialahPerpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik


sebagian maupun seluruhnya, terbuka untuk umum tanpa membeda- bedakan,
jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta
memberikan layanan cuma - cuma untuk umum

Berdasarkanuraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum lebih

menekankan tugasnya untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan

bahan pustaka untuk masyarakat umum.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan umum adalah sebagai sumber belajar dan bagian integral

dari pusat informasi lainnya yang bersama-sama bertujuan mendukung proses

kegiatan belajar - mengajar demi tercapainya suatu masyarakat yang terinformasi.

Secara teknis, tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan

masayarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. perpustakaan

umum juga diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani

Universitas Sumatera Utara


masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras,

pekerjaan, serta layanan cuma - cuma bagi umum.

Dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo - Basuki

(1993 : 46) Menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang


dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik;
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi
mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,
sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan
pustaka; dan
4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan
pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat
sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah,
pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan
keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala
bentuk seni budaya.

Sedangkan Hermawan dan Zulfikar (2006 : 31) menyatakan bahwa tujuan

perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan


bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kesejahteraan;
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang
berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari - hari;
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui
penyediaan bahan pustaka dan informasi;
4. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama
kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar; dan
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Universitas Sumatera Utara


Sulistyo - Basuki,( 1993 : 48) merumuskan tujuan perpustakaan umum sebagai

berikut :

1. Pendidikan, perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan


sarana untuk pengembangan perorangan atau kelompok pada semua
tingkat kemampuan pendidikan.
2. Informasi, perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa
akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh jutaan
pengetahuan manusia.
3. Kebudayaan, perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan
secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.
4. Rekreasi, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong
penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan
menyediakan bahan bacaan.

Selain pendapat di atas dalam buku Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Umum

(1992 : 6) Tujuan perpustakaan umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan


kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang
berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani
masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga
berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan
produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam
menunjang perkembangan nasional.

2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah:


a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca
khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor
kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta
memanfaatkan informasi.
c. Menggigihkan masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara
dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil
guna.
d. Meletakkan dasar - dasar ke arah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tangguna jawab dan
usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca
masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional
dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam
pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


3. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal
yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara
mencapainya,
sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi
keberhasilannya

Berdasarkan uraian di atas, dinyatakan bahwa perpustakaan umum bertujuan

untuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan

mereka

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan umum harus dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik.

Menurut Yusuf, (1996: 21) fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa
karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan
menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat
membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

2. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya,
yaitu menyediakan buku - buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa
buku dan majalah ilmiah serta data - data penting lainnya yang diperlukan
pembaca.

3. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil
budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam.
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya
berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti
perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan - bacaan ilmiah,
tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku - buku fiksi dan
majalah hiburan untuk anak - anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi

10

Universitas Sumatera Utara


dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya
dan banyak digemari oleh anak - anak dan dewasa.

Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari sistem

pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai :

1. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat


pemakai.
2. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan
tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan
kebudayaan di masa yang akan datang.
3. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir
diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; dan
4. Rekreasi, dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan
umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu
luang (Samosir, 2004: 8)

Selain kedua pendapat di atas dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan

Umum (2000 : 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.


2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain - lain.
3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
5. Pendayagunaan koleksi.
6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung
ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain -
lain.
7. Pemasyarakatan perpustakaan.
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka
pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.
10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan
koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan
11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Dari pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa pada dasarnya fungsi

perpustakaan adalah sebagai pusat informasi, proservasi kebudayaan, pendidikan dan

rekreasi.

11

Universitas Sumatera Utara


2.1.4 Peran Perpustakaan Umum

Peran perpustakaan umum sesungguhnya sangat strategis di tengah - tengah

masyarakat. Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang ada di bawah lembaga

yang mengawasinya. Perpustakaan juga pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu

pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunanya. Menurut Sutarno

(2006: 68)”Peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus

dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan,

tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan

antara lain”:

a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan,


penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta
tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.
b. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.
c. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan
mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
d. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan
yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan -
lahan dan hilang semangatnya.
e. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.
f. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen
kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran,
dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang
direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di
perpustakaan.
g. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar
secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan
mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

Menurut Sutarno (2003:55), mengemukakan bahwa beberapa peranan yang dapat

dijalankan oleh perpustakaan umum antara lain:

12

Universitas Sumatera Utara


1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan
sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam
koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan
mengembangkan komunikasi antara semua pemakai dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayaninya.
3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan
minat baca,melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan
mengembangkan ilmu penegetahuannya dan pengalamannya.
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan, agen
pengembangan dan agen pembangunan kebudayaan manusia
6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum dapat

berperan aktif sebagai fasilator, mediator dan motivator bagi mereka yang ingin

mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan

pengalamanya.

2.2 Strategi

Strategi merupakan suatu alat yang digunakan untukmencapai tujuan.

Strategi dapat dikatakan sebagai suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan

reaksi suatu tindakan terhadap situasi lingkukan tertentu dapat dianggap penting ,

dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan

pertimbangan yang wajar. Strategi dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas

apa yang sedang dan akan dilaksanakan perusahaan demi mencapai tujuan yang

ingin dicapai.

13

Universitas Sumatera Utara


Menurut Hamel dan Prahald (2006: 154):

pengertian strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa


meningkat) dan terusmenerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir dimulai dariapa yang terjadi dan bukan dimulai
dari apa yang terjadi.

Sedangkan Menurut Lynch yang dikutip oleh Wibisono (2006:50) “strategi

merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan

yang digunakan serangkaian dengan tindakan dalam sebuah pernyataan yang

singkat”.

Dengan demikian dapat diuraikan bahwa strategi merupakan suatu

tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan utama yang akan dicapai.

2.3 Pustakawan

Pustakawan tentunya berhubungan dengan kata pustaka. Jadi bila di

defenisikan, maka pustakawan adalah orang yang pekerjaanya atau profesinya

berhubungan erat dengan dunia pustaka. bahan pustaka dapat berupa bahan

tercetak maupun terekam.

Menurut Hermawan (2006:45) dalam bahasaInggris pustakawan disebut sebagai

“librarian” yang juga berkaitan erat dengan kata “library”. Dalam perkembangan

selanjutnya, istilah pustakawan diperkaya lagi dengan istilah-istilahlain, meskipun

hakikat pekerjaannya yang sama ,yaitu sama-sama mengelola informasi,

diantaranya pakar informasi, pakar dokumentasi, pialang informasi, manajer

pengetahuan dan sebagainya.

Dalam undang-undang RI No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal

1ayat 8 yang dikutip oleh Hasugian (2009:137) dinyatakan bahwa“Pustakawan

14

Universitas Sumatera Utara


adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang di peroleh melalui pendidikan

atau pelatihan kepustakawan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan “.

Dalam hal ini seseorang tidak dapat disebut sebagai pustakawan kalau tidak

memiliki pendidikan dalam bidang perpustakaan meskipun ia bekerja puluhan

tahun di perpustakaan.Pustakawan adalah person atau orang yang bekerja

diperpustakaan, akan tetapi tidak semua orang yang bekerja diperpustakaan

disebut pustakawan, melainkan hanya mereka yang memiliki keahlian dan

keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dalam bidang ilmu

perpustakaan dan informasi.

Dari uraian diatas dapat dilihat jelas bahwa pustakawan adalah seseorang

yang memiliki kompetensi melalui pendidikan secara profesional dibidang

perpustakaan dan mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan dan pelayanan.

2.4 Bahan Pustaka

Bahan pustaka merupakan salah satu koleksi bahan pustaka yang berupa

karya cetak sebagai buku teks, buku fiksi, buku referensi yang dikumpulkan,

diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna untuk memenuhi

kebutuhan pengguna.

Keputusan menteri dalam negeri dan otonomi daerah nomor 3 tahun 2001 tentang

perpustakaan memberikan pengertian “Bahan pustaka adalah semua media cetak

yang disediakan bagi masyarakat dalam berbagai bentuk buku, majalah,tabloit,

surat kabar, brosur,leaflet dan bahan cetak lainnya yang bersifat informatif yang

dapat dibaca dan di pelajari yang memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat”.

15

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan dalam UU perpustakaan No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan

“bahan pustaka merupakan hasil karya yang berbentuk karya tulis, karyacetak

dan karya rekam.”

Menurut Sulistyo Basuki (1993:8) bahan pustaka adalah sebagai berikut

1. karya cetak atau karya grafis seperti buku, majalah surat kabar,
disertasi laporan,
2. karya non-cetak atau karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman
audio,kaset dan video
3. bentuk mikro, seperti microfilm, mikrofis dan microopaque
4. karya dalam bentuk elektronik dan bahan digital lainnya.

Sedangkan menurut Qosim (2006: 3)” Bahan pustaka merupakan dokumen yang

memuat informasi pengetahuan ilmiah dengan tujuan penciptaannya untuk

kegiatan kultural dan pendidikan”

Soraya (2011:15) mengemukakan bahwa jenis-jenis bahan pustaka adalah

sebagai berikut :

1. bahan pustaka tercetak atau karya grafisseperti: buku,majalah,surat


kabar, disertasi laporan
2. bahan pustaka non cetak atau karya rekam seperti:piringan hitam,
rekaman audio, kaset dan video
3. bahanpustaka bentuk mikro sperti : mikrofilm,mikrofis,dan
microopaque
4. bahan pustaka berbentuk elektonik seperti: disket, pita magnetik dan
kelongsong elektronik
5. bahan pustaka yang diasosiasikan dalam komputer
6. e-book

Dari bebarapa pendapat diatas , penulis menguraikan bahwa bahan

pustaka adalah dokumen yang memberikan informasi yang dijadikan sebagai

landasan teori suatu karya ilmiah, seperti informasi yang terdapat pada buku ,

jurnal, surat kabar majalah dan bahan pustaka lainnya.

16

Universitas Sumatera Utara


2.5 Pelestarian Bahan Pustaka

Bahan pustaka merupakan satu dari beberapa unsur pentingdalam sebuah

sistem perpustakaan selain gedung dan ruangan, peralatan perabotaan, tenaga dan

anggaran.

Dalam buku pengelolaan perpustakaan yang diedit oleh Rahayuningsih


(2007:131) dinyatakan:

perpustakaan salah satu pengelolaan informasi bertugas pengumpulan,


mengolah, menyajikan dan merawat koleksi untuk dapat dimanfaatkan
oleh pengguna dalam jangka waktu plama secara efektif danefesien. untuk
itu koleksi perlu dirawat dan dilestarikan agar ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikandung didalamnya dapat diwariskan ke generasi yang
akan datang.

Sedangkan Menurut Sutarno NS (2005:61)yang di kutip oleh Suwarno bahwa

pelestarian merupakan tugas pokok setiap perpustakaan dimana


pustakawan mengelola bahan pustaka salah satunya adalah pemeliharaan
dan perawatan kegiatan ini dilakukan untuk menjaga bahan pustaka agar
tetap dapat digunakan secara efektif bagi penggunanya.

Menurut Darmono (2001:7) mengemukakan bahwa “peletarian

merupakankebijaksanaan dan cara tertentu yang dipakai untuk melindungi bahan

pustaka dan arsip dari kerusakan dan kehancuran, termasuk metode dan teknik

yang diterapkan oleh petugas teknis.”

Tugas pemeliharaan, perawatan dan pelestarian bukanlah tugas yang

mudah. Sejak zaman dahulu, perpustakaan selalu berusaha untuk mencegah dan

mengatasi kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun

internal. faktor eksternal merupakan kerusakan yang disebabkan kimiawi

lingkungan hayati seperti kecerobohan pengguna dalam menggunakan bahan

pustaka, debu, serangga, kotoran, kelembaban dan suhu udara. Sedangkan faktor

17

Universitas Sumatera Utara


internal yang dapat merusak bahan pustaka ialah terdapat pada kertas, tinta,

perekat, dan benang pada penjilidan yang tidak serasi dengan sampul.

Menurut purwono (2010:47) dalam the principle for the preservation

andconservatin of library materials yang di susun oleh J.M dureau Dan D.W.G

clement, pelestarian (preservation) mempunyai arti lebih luas yaitu mencakup

unsur-unsur pengelolaan keuangan, cara penyimpanan, tenaga, metode dan teknik

untuk melestarikan informasi dalam bentuk fisik bahan pustaka.

Sedangkan Menurut Wendy ( 2010:48) dari nationallibrary of australia

preservation ( pelestarian) adalah “Semua kegiatan yang bertujuan

memperpanjang umur bahan pustaka dan informasi yang ada di

dalamnya”.Pelestarian tidak hanya menyangkut pelestarian dalam bidang fisik,

akan tetapi juga pelestarian informasi yang terkandung didalamnya,Perawatan

terhadap bahan pustaka perlu dilakukan untuk menjamin bahan koleksi yang

dimiliki oleh perpustakaan .

Dengan demikian, pelestarian dapat diuraikan yaknisemua kegiatan yang

bertujuan untuk memperpanjang usia bahan pustaka serta upaya untuk

penyimpanan informasi yang ada di dalamnya kedalam bentuk aslinya dengan

cara ahli media dan mengusahakan agar bahan pustaka yang dikerjakan tidak

cepat mengalami kerusakan agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang

panjang dan bisa menjangkau lebih banyak pengguna perpustakaan.

18

Universitas Sumatera Utara


2.5.1Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka

Bahan pustaka yang mahal, diusahakan awet, bisa dipakai lebih lama, dan

bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Hal ini disebut dapat

dilakukan dengan cara melestarikan bentuk fisik bahan pustaka dan kandungan

informasi bahan pustaka dengan alih bentuk ke bentuk media lain agar dapat di

gunakan oleh pengguna secara efektif.Martoatmodjo (1993:5) “Menyatakan

bahwa kegiatan pelestarian bertujuan untuk mengusahakan agar bahan pustaka

tidak cepat mengalami kerusakan.”

Ada beberapa tujuan dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka antar lain:

1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen, dengan cara melaukan


pembatasan-pembatasan layanan, seperti kunjungan dan referensi
2. Menyelamatkan fisik bahan pustaka atau dokumen, melakukan
laminasi, suatu tindakan dengan cara memberi
perlindunganpembungkusan dengan kertas/plastik khusus disetiap
halaman dokumen
3. Mengatasi kendala kekurangan ruangan, sudah menyiapkan ruang-
ruang untuk pelestarian dokumen, yang didalam ruanganruang
tersebut sudah disiapkanlemari-lemari yang terbuat dari besi dan
diberi bungkus plastik.
4. Mempercepat perolehan informasi, sehingga pemakaian bahan
pustaka menjadi lebih optimal dan mudah untuk di akses oleh
pengguna

Sedangkan menurut Prastowo (2012:346) yang dikutip oleh Budiwirawan “

Tujuan pelestarian ialah melestarikan informasi bahan pustakadan melestarikan

bentuk aslinya dengansangat lengkap agar dapat digunakan dengan optimal “

Dengan pelestarian yang baik, diharapkan bahan pustaka dapat berumur

lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli bahan yang sama, yang

dapat membebani pemesanan, pengolahan kembali,penempelan kartu-kartu dan

19

Universitas Sumatera Utara


semuanya ittu memerlukan uang. Dengan bahan pustaka yang lestari dan terawat

dengan baik, pustakawan memperoleh kebanggaan dan peningkatan kinerja.

2.5.2Fungsi pelestarian Bahan Pustaka

Fungsi pelestarian bahan pustaka menjaga agar koleksi perpustakaan

tidakterganggu oleh orang yang tidakbertanggungjawab, serangga atau jamur

yang merajarela pada buku-buku yang ditempatkan diruang yang lembab. Jika

disimpulkan maka pelestarian memiliki beberapa fungsi sebagai berikut;

Menurut Martoadmodjo (1993: 6) fungsi pelestarian adalah sebagai berikut

1. Fungsi perlindungan
Bahan pustaka dilindungi dari beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan pustaka
2. Fungsi pengawetan
Melestarikan bahan pustaka dengan baik, agar bentuk fisik bahan
pustaka menjadi awet dan diharapkan dapat bertahan lama.
3. Fungsi kesehatan
Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka dapat terhindar dari
jamur, bebas dari debu dan binatangperusak lainnya. Sehingga
pengguna dapat bersemangat dan bergairah untuk membaca
bahanpustaka tersebut.
4. Fungsi pendidikan
Mendidik pustakawan dan pemakai untuk dapat merawat dan
memakai bahan pustaka dengan baik serta menjaga dan menghargai
kebersihan
5. Fungsi kesabaran.
Pustakawan diharapkan mampu merawat bahan pustaka dengan
kesabaran yang tinggi
6. Fungsi sosial
Dalam pelestarian , pustakawan harus mengikuti serta pengguna untuk
tetap merawat bahan pustaka. Ini dilakukan untuk kepentingan
keawetan bahan pustaka.
7. Fungsi ekonomi
Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka dapat tetap awet . hal ini
dapat menghemat keuangan.
8. Fungsi keindahan
Dengan penataan bahan pustaka yang rapi, perpustakaan akan terlihat
lebih indah dapat di pandang oleh penggunanya sehingga hal tersebut
menambah daya tarik pengguna untuk datang kembali pada
perpustakaan.

20

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan menurut Ibrahim (2013: 78s) Fungsi pelestarian adalah sebagai

berikut:

1. Fungsi melindungi
bahan pustaka di lindungi dari serangan serangga, manusia,
jamur,cahaya, kelembaban dan bencana alam
2. Fungsi kesehatan,
pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih bebas dari debu,
jamur, binatang perusak sehingga pembaca lebih bergairah membaca
dan menggunakan bahan pustaka
3. Fungsi ekonomi,
melaksanakan pelestarian, bahan pustaka menjadi lebih
awet,keuangan dapat dihemat,
4. Fungsi keindahan,
penataan bahan pustaka yang rapih, perpustakaan akan tampaklebih
indah, sehingga menambah daya tarik pengguna bahan pustaka
5. Fungsi pengawetan,
dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet, bisa lebih lama
dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca yang dapat
mempergunakan bahan pustaka tersebut.
6. Fungsi pendidikan,
pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana
cara memakai dan merawat dokumen. Mereka harus menjaga disiplin,
tidak membawa makanan dan minumanke dalam perpustakaan, tidak
mengotori bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan.Mendidik
pemakai serta pustakawan untuk berdisiplintinggi dan menghargai
kebersihan.
7. Fungsi kesabaran,
merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus
sabar.Bagaimana kita bisa menambal buku yang berlubang,
membersihkan kotoran binatang kecil dan kotoran kutu buku dengan
baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari bahan pustaka
memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.
8. Fungsi sosial,
perawatan dan pelestarian bahan pustaka tidak bisa yang dikerjakan
oleh diri. Pustakawan perlu mengikut sertakan pemustaka untuk juga
ikut merawat bahan pustaka dan perpustakaan. Rasa pengorbanan yang
tinggi harus diberikan oleh setiap orang, demi kepentingan dan
keawetan bahan pustaka.

21

Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian fungsi pelestarian bahan pustaka dapat diuraikan sebagai

fungsi: keindahan, pengawetan, perlindungn, pendidikan, kesabaran, sosial,

kesehatan.

2.5.3 Unsur-unsur Pelestarian

Bahan pustaka merupakan modal utama perpustakaan, oleh karena itu

daya tahan serta kelestariannya perlu diperhitungkan secara matang agar koleksi

yang tersediadapat didayagunakan secara optimal. Sehingga sehingga

perpustakaan perlu memikirkan mengenai pemeliharaan bahan pustaka.

Menurut Martoatmodjo (1993:7) Unsur-unsur dalam pelestarian bahan pustaka

ialah sebagai berikut:

1. Manajemen,
perlu diperhatikan siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan ini,
bagaimana prosedur pelestarian yang harus diikuti. Bahan pustaka
yang akan diperbaiki harus dicatat dengan baik, apa saja kerusakanya,
apa saja alat dan bahan kimia yang diperlukan dan sebagainya.
2. Tenaga,
yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka miliki.
Mereka mengerjakan pelestarian ini hendaknya mereka yang telah
memilikiilmu atau keahlian/ keterampilan dalam bidang ini. Paling
tidak mereka sedah pernah mengikuti penataran dalam bidang
pelestarian bahan pustaka.
3. Laboratorium,
suatu ruang pelestarian dengn berbagai perlalatan yang diperlukan,
misalnya alat penjilidan, lem alat laminasi, alat fumigasi, berbagai
sikat untuk membersihkan debu” vacum cleaner” dansebagainya.
Sebaiknya setiap perpustakaan memiliki ruamg laboratorium sebagai
“bengkel” atau gudang buat bahan pustaka yang perlu dirawat atau
diperbaiki.
4. Dana
untuk keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan
baik, sehingga pekerjaan pekerjaan pelestarian tidak akan mengalami
gangguan. Pendanaan ini tentu tergantung dari lembaga tempat
perpustakaan bernaung. Kalau tidak mungkin menyelenggarakan
bagian pelestarian sendiri, dianjurkan diadakan kerja sama dengan
perpustakaan lain. Ini dapat menghemat biaya yang besar.

22

Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian unsur-unsur pelestarian bahan pustaka ialah manajemen,

tenaga, laboratorium, dana.

2.6Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka

Bahan pustaka yang terbuat dari kertas merupakan bahan yang mudah

terbakar, sobek dan mudah rusak oleh makhluk hidup dan timbul noda debu dan

jamur. Kekuatan kertas makin lama makin menurun sejalan dengan usia kertas.

Penurunan tersebut karena reaksi foto kimia atau reaksi antar selulosa dengan

bahan-bahan lainnya yanga ada pada kertas atau bahan lain yang berasal dari luar.

Menurut Purwono (2010: 52) “ Mengetahui faktor perusak bahan pustaka adalah

sama pentingnya dengan memiliki bahan pustaka tersebut. Pengetahuan tentang

kerusakanbahan pustaka sudah dikenal sejak tahun 335 oleh aristoteles”.

Menurut Martoatmodjo (1993:36) kerusakan bahan pustakasecara garis besar

dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

1. Faktor Biologi
1. Binatang pengerat
Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar
diberantas. Jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut:
tikus coklat atautikus tangga rumah, tikus kelabu, atau tikus sawah,
tikus kesturi, tikus putih.
2. Serangga
Serangga merupakan masalah yang pelik di negara tropis.
Makanan yang digemarinya ialah lem atau perekat yang terbuat
dari tepung kanji. Siklus kehidupan serangga terdiri dari beberapa
fase (tahap) yaitu telur, larva, kepompong, dewasa. Jenis-jenis
serangga dapat digolongkan sebagai berikut: rayap, kecoa, ikan
perak,kutu buku,ngengat pakaian, kumbang
3. Jamur
Jamur merupakan mikoorganisme yang tidak berklorofil. Untuk
memperoleh makanan harus mengambil dari sumber kehidupan
lain( parasit) ataupun dari benda mati(sapropit)
2. Faktor Fisika

23

Universitas Sumatera Utara


Selain faktor biologi seperti serangga, mikoorganisme, tikus dan
sebagainya ada lagi perusak lainnya yaitu faktor fisik misalnya debu,
cahaya, suhu dan kelembaban. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak
boleh diabaikan, karena bisa membawa kerusakan yang besar.
1. Debu.
Debu dapat secara mudah masuk kedalam ruang perpustakaan
melalui pintu, jendela atau lubang-lubang angin perpustakaan.
Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia
yang meninggikan tingkat kaasaman pada kertas. Akibatnya kertas
menjadi rapuh dan cepat rusak. Untuk menghindari kerusakan
bahan pustaka yang disebabkan oleh debu, maka hendaknya
perpustakaan selalu bebas dari debu. Cara lainnya adalah dengan
menggunakan membersihkan ruang perpustakaan. Alat pembersih
yang paling bagus untuk bahan pustaka adalah vacuum cleaner
2. Suhu dan kelembaban
Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering,
sedangkan jilidannya sering menjadi longgar. Disamping itusuhu
yang tinggin dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna
kertas menjadi kuning. Udara lembab yang dibarengi dengan suhu
udara yang cukup tinggi menyebabkan asan yang ada pada kertas
terhidroksi, bereaksi dengan partikel logam dan memutuskan
rantai ikatan kimia selulosa.
3. Cahaya
Kertas yang kepanasan akan rusak berubah warna menjadi kuning
dan rapuh akhirnya rusak. Hindarilah sinar ultraviolet( sinar
matahari) yang masuk langsung ke perpustakaan. Kerusakan yang
terjadi karena pengaruh sinar ultra adalah memudarnya tulisan,
sampul buku, dan bahan cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi
rapuh. Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain
gordensehingga panas dan sinar yang masuk tidak bisa dikontrol
dengan mudah

4. Faktor Lain
1. Kimia
Terjadinya oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan
kertasyang terdiri atas senyawa-senyawa kimia itu akan terurai.
Oksidasi pada kertas yang terjadi karenaadanya oksigen dari udara
menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan korboksil bertambah
dengan diikuti dengan memudarnya warna kertas. Rak-rak buku
sebaiknya terbuat dari logam. Hindari menggunakan kayu ( kecuali
kayu jati), karena kayutersebut mengundang serangga dan
menegluarkan asam organik yang berbahaya bagi bahan pustaka
2. Manusia
Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak segaja,
membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku ke

24

Universitas Sumatera Utara


belakang. Sebagai akibatnya perekat yang menegelem punggung
buku untuk memperkokoh penjilidan terlepas sehingga lembaran-
lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia
lainnya misalnya habis makan tidak membersihkan tangan dahulu
menyebabkan buku menjadi kotor. Apabila buku dipegang dengan
tangan yang kooratau berminyak, buku akan ternoda, kotoran yang
merekat pada tangan akan berpindah kebuku. Penempatan buku
yang terlalau padat di rak akan menyebabkanpunggung dan
kulitnya rusak. Hal ini harus diperhatikan oleh pustakawan.
5. Bencana Alam
Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan
kerusakan koleksi bahan pustaka pada jumlah yang relatif singkat.
Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil
mungkin akibat dari bencna alam tersebut.
Untuk menanggulangi bahaya api maka faktor yang perlu diperhatikn
antara lain:
1. Alat-alat dalam gedung digunakan yang tahan api
2. Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran
3. Dilarang merokok didlam ruangan perpustakaan
4. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati

Bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda beberapa tempat

di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus diperbaiki dengan cara di

keringkan atau dianginkan.

Menurut Darmono (2001:75): kerusakan bahan pustaka disebabkan beberapa

faktor yaitu

1. Kerusakan karena faktor fisik


a. Cahaya adalah suatu bentuk energi elektromagnetik yang berasal
dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Kerusakan terjadi
berupa perubahan warna dari cemerlang menjadi pudar dan
menurun kekuatan seratnya, hal ini disebabkan karena reaksi
energi cahaya, adanya bahan-bahan aditive dan residu dari bahan
pemutih pada saaat pembuatan kertas serta karena adanya uap air
dan oksigen disekitar kertas.
b. Suhu dan kelembaban udara, perubahan suhu pada saat
kertasmengandung banyak air inilah yang menyebabkan struktur
kertas menjadi lemah. Apabila terjadi perubahan suhu, dan
fluktuasinya cukup tinggi akan menyebabkan perubahan volume
yang menyebabkan terjadinya keteganganpadaion pengikat kertas.

25

Universitas Sumatera Utara


2. Kerusakan karena pengaruh senyawa kimia

Kertas akan dapat bersifat asam karena pengaruh asam yang berasal
dari berbagai sumber yaitu:
a. Asam yang telah ada sejak kertas itu diproduksi. Pada proses
pembuatan bubur kertas(pulp) biasanya menggunakan bahan kimia
untuk menghancurkan kayu dan memutihkan bubur kertas. Bahan-
bahan ini meninggalkan residuyang bersifat keras kadang-kadang
masih mengandung linin yang bersifat asam.
b. Asam kertas dihasilkan oleh reaksi fotokimia pada serat selulosa
oleh pengaruh sinar ultraviolet.
c. Asam yang diserap oleh kertas dari lingkungannya, seperti gas-gas
pencemar udara, dari perekat dan asam yang terdapat dalam karton
atau kertas yang digunakan untuk sampul.

3. Kerusakan karena faktor biogis


a. Jamur (fungi) adalah tumbuhan yang tidak mempunyai chlorophl.
Mereka mengambil makanan dari makluk lain sebagai parasit atau
dari bahan organik mati sebagai sapropit
b. Insekta (serangga), insekta sangat berbahaya bagi buku dan
merupakan ancaman potensial, terutama bagi negara-negara yang
beriklim tropis seperti indonesia. Insekta adalah silferfish,
kecoa,rayap, kutu buku dan cacing buku
c. Binatang pengerat, tikus merupakan binatang perusak buku
yangcukup sulit di berantas. Tikus biasanya memakan buku-buku
yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang buku disobek-
sobek dan dikumpulkan jadi sarang

4 kerusakan karena bencana alam


Kerusakan dapat terjadi karena kebanjiran atau kehujanandan
menimbulkan noda oleh pertumbuhan jamur dankotoran yang
terdapat dalam air, kebakaran dapat memusnahkan kertasdalam waktu
yang sangat singkat, oleh sebabitu kita harus menjaga agar jangan
sampai terjadi kebakaran.

Dengan demikian dapat diuraikan bahwa faktor-faktor kerusakan bahan

pustaka ialah faktor biologis, fisika, kimia, manusia dan bencana alam.

2.7Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka.

Penyebab kerusakan bahan pustaka dapat antisipasi dengan beberapa

tindakan dengan menggunakan cara tertentu tergantung kondisi bahan pustaka .

26

Universitas Sumatera Utara


Menurut Yusuf dan Yaya (2007:119) “tindakan preventif(pencegahan) adalah

untuk mencegah sebelum bahan atau koleksi perpustakaan termasuk segala

fasilitas, perabotan maupun perlengkapannya mengalami kerusakan”

Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membersihkan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan


perpustakaan, termasuk keadaan ruangan yang selalu keadaan bersih.
2. Membungkus atau memberi sampul setiap buku yang dimiliki oleh
perpustakaan
3. Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam keadaan normal, tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Sinar matahari diusahakan agar
tidak langsung menembus ruangan perpustakaan
4. Membersihkan koleksi buku dan koleksi lainnya, dengan
menggunakan lap yang bersih atau kemoceng
5. Memberikan peringatan pada pengguna agar secara bersama-sama
turut menjaga kebersihan dalam ruangan dan kelestarian bahan
pustaka
6. Memasang rambu-rambu peringatan dalam ruangan perpustakaan agar
dapat menjaga kebersihan dan keamanan.Tetap menjaga kerapian letak
koleksi perpustakaan termasuk perlengkapan dan perabotannya agar
selalu dalam siaga layan.

Bahan pustaka yang umumnya terbuat dari kertas akan mengalami

kerusakan dengan sendirinya. Hal ini disebabkan bahan pembuat kertas itu sendiri

yang bersifat asam merupakan bahan organik yang selalu bereaksi dan akan

mengurai.

Menurut Martoatmodjo (1993:78) menyatakan bahwa:

Adapun usaha yang harus dilakukan dalam pencegahan kerusakan bahan pustaka

yang disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

1) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia


Memberikan sanksi berupa denda kepada peminjam yang
menyebabkan buku rusak sehingga mendidik para peminjam bahan
pustaaka. Buku yang dikembalikan oleh peminjam hendaknya segera
diperiksa oleh petugas bagian peminjaman. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada bagian-bagian buku yang rusak oleh pemakai
atau peminjam.

27

Universitas Sumatera Utara


2) Kerusakan bahan pustaka yangdisebabkan oleh tikus
Pencegahan dan pembasmian tikus dapat dilakukan dengan
memperhatikan
a. Melakukan pemeriksaan secara teratur terhadap gedung, ruang atau
tempat penyimpanan bahan pustaka
b. Kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat didalam saluran air
sekitar tempat penyimpanan bahan pustaka
c. Menggunakan berbagai perangkap tikus
d. Menggunakan berbagai racun tikus seperti racumin dan kill mouse
3) Kerusakan yang disebabkan oleh serangga
Pemberantasan serangga dapat ditempuh dengan cara-cara berikut:
a. Penyemprotan dengan menggunakan bahan insektisida(pembasmi
serangga)
b. Penggunaan gas racun
c. Penggunaan sistem pengumpanan
d. Peracunan buku
e. Penuangan larutan racun kedalam lubang rayap
4) Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh jamur
Empat hal yang harus diperhatikandalam usaha pencegahan kehadiran
jamur adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan kelembaban ruangan atau tempat
penyimpanan bahan pustaka
b. Pembubuhan obat anti jamur pada kulit buku
c. Menjaga kebersihan buku dari buku
d. Menjaga buku dari kehadiran debu
5) Mencegah bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir
Apabila ada bahan pustaka yang rusak karena banjir, langkah-langkah
yang dapat diambil sebagai tindakan pencegahannya adalah sebagai
berikut:
1. Ikatan bahan pustaka jangan dilepas. Dengan demikian lumpur
yang ada pada bagian luar mudah untuk dibersihkan. Untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, dan lain-lain digunakan kapas
yang sudah dibasahi
2. Air yang terdapat pada ikatan bahan pustaka harus dilakukan
dengan cara menekan perlahan-lahan
3. Bahan pustaka yang basah dianginkan atau dikeringkan
4. Bahan pustaka diusahakan agar tetap utuh dan lampirannya jangan
sampai terpisah
5. Bahan pustaka jangan dikeringkan dibawah cahaya matahari
6. Kesabaran adalah modal utamadalam usaha melakukantindakan
pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka
6) Kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran,
Untuk mencegah bahaya kebakaran sebaiknya di beberapa tempat
diletakkan alat pemadam kebakaran yang berisikan karbon dioksida
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mencegah api berkobar adalah
sebagai berikut:

28

Universitas Sumatera Utara


1. Api yang menyala dalam suatu tempat akan padam apabila tempat
itu segera diselubungi kain dan karung basah
2. Api yang diatas meja akan mudah padam apabila ditutupi dengan
selimut yang terbuat dari asbes
3. Api yang menyala-nyala dapat dipadamkan dengan bahan yang
berbuih
4. Kalau api tidak padam, segera bunyikan tanda bahaya
7) Kerusakan bahan pustakayang disebabkan oleh debu
Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut bagi bahan pustaka dengan
cara pemebersihannya dengan menggunakan kuas, vacuum cleaner,
spon dan kemoceng
8) Mencegah kerusakan sampul buku
9) Mencegah kerusakan pada punggung buku
10) Mengcegah kerusakan pada engsel buku
11) Mencegah kerusakan pada jilidan buku
12) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena lembaran yang lepas
13) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena coretan tinta
14) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena menyobek halama atau
pengambilan buku
15) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena penempelan selotip
16) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda makanan dan
minuman
17) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena pemudaran warna kertas
18) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena bercak noda kemerahan
dan kecoklatan (foxing)
19) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda air dan kebocoran
20) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena kerapuhan
21) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena rendahnya mutu bahan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa pencegahan

kerusakan bahan pustaka ialah melakukan tindakan, tindakan untuk mencegah

kerusakan bahan pustaka yaitu kerusakan yang disebabkan manusia, faktor

biologis, faktor kimia, dan faktor kerusakan alam.

2.8Perawatan Bahan pustaka

Selain melakukan pencegahan menjaga bahan pustaka agar tidak

mengalami kerusakan juga dapat dilakukan dengan cara melakukan perawatan

29

Universitas Sumatera Utara


Perawatan bahan pustaka menurut Soraya(2010:26) yang dikutip oleh Cahyani,

yaitu:

1. Pembasmian: fumigasi, vacuum freezing dan menggunakan gas inert


2. Pembersihan: membersihkan debu dengan vacuum cleaner dengan
kuas dan karet penghapus
3. Deasidifikasi: menetralkan asam yang adapat merusak kertas dan
memberi bahan penahan( buffer) untuk melindungi kertas dari
pengaruh asam dari luar
4. Memutihkan kertas digunakan untuk memutihkan kertas dapat
menggunakan sodium chloride, potassium permaganate, hpochioritte
dan hidrogen peroksida
5. Menghilangkan noda dan sellotape dengan menggunakanpelarut
organik dan menggunakan bengene
6. Penyiangan, penyiangan ini dilakukan jika bahan pustaka tersebut
sudah rusak parah dan bahan pustaka sudah tidak di pakai lagi

Sedangkan menurut Martoatmodjo (1993:96) perawatan dapat dilakukan dengan

cara

1. Fumigasi ialah salah satu cara melestarikan bahan pustaka dengan


mengasapi bahn pustaka agar jamur tidak tumbuh, binatang mati,
perusak bahan pustaka lainnya terbunuh. Fumigasi dilaksanakan
dengan pembakaran atau penguapan zat kimia yang mengandung
racun.
a) Bahan kimia yang dipergunakan
Bahan-bahan kimia yang akan digunakan harus sesuai dengan jenis
sertajumlah bahan yang akan diproses. Beberapa jenis bahan kimia
yang digunakan untuk proses fumigasi adalah sebagai
berikut:hydrocianide, carbon disulphide, methyl bromide,ethylene
dibromide, eithylene oxide, sulphur fluoride, campuran ethylene
oxide carbon dioxide, kristal parad cholobenzine, kristal thymol,
kilopetra.
b) Bahan yang difumigasi
Semua bahan pustaka dapat difumigasi, termasuk lontar maupun
bahan audio-visual yang dianggap perlu. Beberapa jenis
buku,misalnya yang bersampul kulit. Penggunaan fumigant harus
tepat. Untuk itu perlu mendapatkan nasihat atau petunjuk pada
setiap tingkat penggunaannya. Bahan yang terlalu tua disarankan
tidak difumigasi, sebab ada cara lain membunuh serangga
didalamnya yaitu, dengan mendinginkan bahan tersebut -37 derajat
celcius
2. Menghilangkan keasaman pada kertas ( deasidifikasi)

30

Universitas Sumatera Utara


Deasidifikasi adalah kegiatan bahan pustaka dengan cara
menghentikan proses keasaman yang terdapat pada kertas.
Dalam melakukan deasidifikasi terdapat dua cara yaitu:
a. Cara kering dikerjakan jika buku menggunakan bahan yang tinta
yang luntur
b. Cara basah di pergunakan untuk buku atau kertas yang tintanya
tidak luntur.Fungsi pekerjaan ini adalah menahan terjadinya
proses keasaman pada kertas, sehingga menjadi lebih awet.

Dari pendapat diatas, penulis dapat menguraikan bahwa perawatan yaitu

fumigasi atau pengasapan, pembersihan, penyiangan, deasidifikasi dan lain

sebagainya.

.2.9Perbaikan (Restorasi) Bahan Pustaka

Sebagai pustakawan harus dapat memperbaiki (restorasi) bahan pustaka

yang rusak, baik kerusakankecil maupun kerusakan berat. Perpustakaan sebaiknya

mempunyai ruangan khususuntuk melakukan pekerjaan ini. Berbagai macam

kerusakanyang mungkin terjadi. Tindakan kuratif mempunyai arti perbaikan atau

pengobatan akan sesuatu yang terlanjur rusak. Seperti contohnya,buku-buku yang

jilidannya rusak, lembaran rusak sebagian, sobek sebagian, dan lain-lain. Kondisi

buku atau bahan koleksi lainnya yang ada dalam perpustakaan seperti itu bisa di

perbaiki dengan cara yang sederhana.

Menurut Martoadmodjo (1993:52) Bahan-bahan yang diperlukan, serta

cara mengerjakan perbaikan iniakan dijelaskan sebagai berikut. .

1) Menambal Kertas
Penambalan kertas ada dua cara yaitu penambalan kertas jepang dan
penambalan dengan kertas tisue
2) Memutihkan Kertas
Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan ini
dapat diputihkan dengan menggunakanberbagai zat kimia, seperti
berikut:
a. Choloromine T

31

Universitas Sumatera Utara


b. Gas Chlorodioksida
c. Natrium cholorida
d. Potasium permanganatae
e. Natrium hipochlorite
f. Hidrogen peroksida
3) Mengganti Halaman Yang sobek
Halaman yang robek dan robekannya tidak dapat diperbaiki dengan
menambalnya,atau sudah hilang, harus diganti dengan membuat foto
kopinya. Kemudian disisipkan dan ditempelkan dengan lem secara
hati-hati pada bagian yang hilang.
4) Mengencangkan benang jilidan yang kendur
Kalau masih belum terlalu parah, cukup mengencangkan benang yang
menjadi longgar dengan cara menariknya.
5) Memperbaiki punggung buku, engsel, atau sampul buku yang rusak
Dengan alat-alat yang sederhana, maka kerusakan punggung buku
engsel buku dan sampul buku harus dilakukan dengan membongkar
buku yang rusak itu, kemudian menggantinya dengan yang baru.

Sedangkan menurut Soraya (2010:31) perbaikan bahan pustaka adalah sebagai

berikut

1. Menambal yaitu bagian bahan pustaka yang rusak dapat ditambal atau
dapat ditutup dengan tissue jepang, kertas hand made, bubur kertas
atau tissue berperekat.
2. Menyambung yaitu merekatkan kembali bagian kertas yang robek
dengan menggunakan hand made paper
3. Laminasi dilakukan pada bahan pustaka yang sudah dapat diperbaiki
4. Lining yaitu memperkuat bahan pustaka dengan cara pelapisan bagian
belakang bahan pustaka.
5. Enkaptulasi yaitu memperkuat engsel buku yang longgar,
memperbaiki kembali punggung sampul buku dan memperbaiki
sampul buku.

Menurut Yusup dan Suhendra (2007:119) “Tindakan kuratif mempunyai

arti perbaikan atau pengobatan akan sesuatu yang terlanjur rusak, seperti

contohnya buku-buku yang jilidnya rusak, lembarannya rusak sebagian dan lain-

lain”.

Adapun tindakan yang lakukan adalah sebagai berikut

32

Universitas Sumatera Utara


1. Melaksanakan penjilidan sederhana terhadap buku-buku yang rusak
sebagian, seperti misalnya kulit buku yang lepas, sobek sebagian, dan
kerusakan sejenis lainnya.
2. Melaksanakan penyemprotan dengan menggunakan obat-obat anti-
serangga guna membunuh serangga penggangu yang bercokol di sela-
sela buku dan bahan koleksi lain di perpustakaan. Disamping itu,
dengan penyemprotan ini diharapkan juga bisa menetralisir ruangan
dari serangga penggangu lainnya.
3. Mengganti bahan-bahan yang sudah rusak sekali dengan bahan yang
baru terutama jika buku-buku tersebut banyak peminatnya.
4. Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang dengan
sengaja telah merusak atau menghilangkan koleksi millik
perpustakaan.

Dari berbagai pendapat diatas, peneliti menguraikan bahwa restorasi atau

perbaikan adalah sebagai berikut: menambal, menyambung, memutihkan kertas,

melaminasi, enkaptulasi dan lain sebagainya.

2.10 Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka

Kebijakan pelestarian merupakan suatu kebijakan manajemen yang

didalamnya terdapat dokumen yang berisi maksud pelestarian secara terperinci

dan prosedur yang terkandung didalamnya dan didasarkan kepada pemahaman

terhadap kondisi lingkungan dengan konsep fungsi dari perpustakaan.

Menurut Martoatmodjo (2012:931) menyatakan bahwa:

Dalam rangka manajemen koleksi, meliputi kegiatan pemilihan,


pengadaan, penyimpanan, pelayanan sampai dengan pelestarian semuanya
saling berhubungan satu dengan yang lain oleh karena itu, perpustakaan
harus memiliki bagian pelestarianagar perpustakaan berimbang dan
berjalan dengan lancar.

Menurut Sutarno (2006: 153) kebijakan pelestarian:

Kebijakan ditetapkan sebagai hasil dari rangkaian proses yang melibatkan


unsur-unsur terkait dan ikut untuk bertanggung jawab secara moral dan
teknis operasional unruk melaksanakan kegiatan pemeliharaan serta
pelestarian sumber informasi yang terdapat pada suatu perpustakaan

33

Universitas Sumatera Utara


Agar kegiatan pelestarian dapat berjalan dengan lancar, perlu ditetapkan

suatu kebijakan sebagai langkah awal untuk melaksanakan kegiatan pelestarian

perpustakaaan dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan.Pelaksanaan kebijakan

pelestarian bahan pustaka diperoleh melalui proses perencanaan yang dimulai dari

penelusuran, survei, kondisi, dan menentukan kiat dan cara pelestarian bahan

pustaka yang akan dilakukan.

2.10.1 Tujuan utama kebijakan pelestarian

Adapun tujuan kebijakan pelestarian bahan pustaka untuk menetapkan

suatu pernyataan formal yang mewujudkan maksud dan tujuan pelestarian bahan

pustaka, terutama yang berhubungan semua aspek dari pelaksanaan pelestarian

bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan .

Menurut dalam buku Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Umum (1995: 20)

Tujuan utama pelestarian adalah mengusahakan agar koleksi selalu


tersedia dan siap pakai. Hal ini dapat dilakukan dengan melestarikan
bentuk fisik bahan pustaka, melestarikan informasi yang
terkandungdengan alih media kedua-duanya, baik bentuk fisik maupun
bentuk kandung informasinya.

Dari pendapat di atas, tujuan kebijakan pelestarian dapat disimpulkan

untuk menetapkan keutuhan nilai guna bahan pustaka dengan menggunakan cara

melestarikannya.

2.10.2 Jenis Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka

Menurut dalam buku Panduan Penyelengaraan Perpustakaan

Umum(1995:19)beberapa jenis kebijakanyang diperlukandalam pelestarian bahan

pustaka adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan dalam penyimpanan dan mengatur kondisi lingkungan

34

Universitas Sumatera Utara


2. Kebijakan dalam pengamanan dan kesiapan menghadapi bencana alam
3. Kebijakan dalam akuisi, penggunaan dan penguasaan
4. Kebijakan dalam penanganan, membuat salinan peminjamandan
pameran
5. Kebijakan dalam perawatan, pengawetan perbaikan, reproduksi
6. Kebijakan lain dalam penerapan metode pelestarian bahan pustaka
7. Kebijakan dalam meningkatkan sumber daya manusia dengan
melaksanakan penyuluhan teknis pelestarian bahan putaka

Dengan demikian kebijakan pelestarian terdapat beberapa kegiatan yang

dilakukan dengan cara yakni: penyimpanan, perawatan dan perbaikan pada

koleksi tersebut.

Pelestarian bahan pustakan yang terdiri dari beberapa aspek yakni:

kegiatan pelestarian, bahan pustaka, faktor-faktor kerusakan,tindakan

pencegahan, perawatan, perbaikan (restorasi) dan kebijakan pelestarian.

35

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriftif

yakni ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu

sendiri (Bodgan dan Taylor yang disitir oleh Basrowi dan Suwandi, 2008,21).

Dengan penelitian ini peneliti hanya menggambarkan keadaan dan situasi yang

terjadi pada saat sekarang berdasarkan survei yang telah dilakukan dengan cara

observasi dan wawancara.

Metode ini memungkinkan peneliti mendapat informasi dengan cara

memberikan pertanyaan yang terstruktur maupun tidak terstruktur yakni secara

tertulis maupun lisan kepada responden.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Propinsi

Sumatera Utara yang beralamat Jl. Sultan Ma’mun Ar-Rasyid ( Jl. Brigjend.

Katamso) NO.45-K Medan, Sumatera Utara.

Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017

3.3Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tahapan-tahapan. Adapun

proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

36

Universitas Sumatera Utara


1. Mengidentifikasi informan

Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan

yang akan diteliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. dalam

penelitian kualitatif, informan sangat memiliki posisi terpenting sebagai

narasumber dalam penelitian.” Informan merupakan tumpuan pengumpulan

data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelitian” Sutopo

(2002:50)

Informan dalam penelitian ini adalah 4 orang yakni kepala dan staf bagian

pelestarian bahan pustaka pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera utara.

Hal ini dilakukan dengan cara mengsurvei terlebih dahulu .

2. Menentukan informan

Penentuan informan dalam penelitian ini adalah memilih informan yang

dianggap mengetahui dan mampu memberikan keterangan terhadap masalah

yang di teliti. Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposif.

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (sugiyono,2006,61), selanjutnya Arikunto(2010, 183) pemilihan

sampel secara purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-

syarat yang harus dipenuhi.

37

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1Keterangan informan

Informan I1 Kepala Bag. Pelestarian

InformanI2 Staff

Informan I3 Staff

Informan I4 Staff

3.4 Data dan Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti untuk melengkapi data-data dalam

kegiatan penelitian ini terdiri dari 2 sumber , antara lain:

1. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari

sumber asli. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara

individual atau kelompok .Sumber data primer pada penelitian ini peneliti

peroleh dari 4 orang informan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera

Utara.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara ( diperoleh dari

catatan orang lain). Sumber data sekunder pada penelitian diperoleh dari

buku, artikel, yang mengulas tentang pelestarian bahan pustaka.

38

Universitas Sumatera Utara


3.5 Teknik pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewed) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan yang

diajukan. Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi

yang lengkap, akurat dan adil. Pedoman wawancara diperlukan agar tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara disusun berdasarkan

dengan teori yang berkaitan yang diteliti.

Wawancara terstruktur adalah wawancara pada pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pada

penelitian ini,peneliti mewawancarai pustakawan bagian pelestarian bahan

pustaka Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara. Peneliti menggunakan

metode wawancara yang terstruktur serta memiliki pedoman wawancara. Selain

alat tulis sebagai alat bantu peneliti juga menggunakan perekam suara karena

pada dasarnya pengamatan dan ingatan manusia yang sangat terbatas.

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan peneliti langsung ketempat penelitian

yaitupada Dinas Perpustakaan danArsip Provinsi Sumatera Utara.Observasi yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pengamatan pada kegiatan

pelestarian bahan pustaka, dimana pada saat observasi peneliti mengamati bahan

pustaka, kegiatan pelestarian, fasilitas dan peralatan yang digunakan dan tempat

menyimpan koleksi bahan pustaka.

39

Universitas Sumatera Utara


1. Dokumentasi

Menurut Gulo (2002:123) “Dokumentasi adalah metode pengumpulan

data dengan cara mencatat berbagai kegiatan dan peristiwa pada waktu yang lalu”.

Peneliti melalukan pencatatan informasi di Dinas Perpustakaan dan Arsip

Sumatera Utara yang didapatkan dari informan pada saat informasi dan

wawancara berlangsung. Serta peneliti melengkapi dengan foto-foto koleksi yang

ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara.

3.6Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan kepada orang

lain. Adapun tahapan-tahapan yangdilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data menurut Miles dan Huberman (1992:6) sebagaimana ditulis

Malik diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakandan transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa langkah mereduksi data tersebut yaitu (1) peneliti

memproses pemilihan dan atas dasar tingkat relavansi dan kaitannya

dengan setiap kelompok data, peneliti memilih strategi pelestarian atas

bahan pustaka (2) peneliti menyusun data dalam satuan-satuan yang

sejenis sebagai kegiatan kategori. (3) peneliti membuat data sesuai dari

40

Universitas Sumatera Utara


hasil wawancara dan observasi di Dinas Perpustakaan dan Arsip Propinsi

Sumatera Utara

2. Display Data

Display data diuraikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapatmemahami apa yang

terjadi dan apa yang dilakukan berdasarkan pemahaman tentang

penyajian. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari informan

di Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara, setelah mengumpulkan

data tersebut,kemudian peneliti menyajikan data yangtelah didapatkan

dari informan yang datanya berupa kegiatan pelestarian bahan pustaka

yakni tindakan pencegahan kerusakan, perbaikan(restorasi)dan faktor-

faktor penyebab kerusakan yang terjadi pada koleksi tersebut.

3. Verifikasi dan kesimpulan

Sejak semula peneliti berusaha mencari makna dan data yang

dikumpulkannya. Untuk itu mencari pola, tema, hubungan, persamaan,hal-

hal yang sering timbul, hipotesis, dan sebagainya. Jadi dari data yang

diperolehnya dapat mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu

mula-mulanya masih sangat tentative, kabur dan diragukan, akan tetapi

dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih berkembang. Jadi

kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian langsung. Pada

penelitian ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil wawancara dan

observasi terhadap informan, kemudian untuk lebih menguji kebenaran

41

Universitas Sumatera Utara


dari data tersebut, maka data di verifikasi sehingga peneliti mendapatkan

data yang akurat dan interprestasi data yang jelas.

3.7Pemeriksanaan dan Pengecekan Keabsahan Data ( Validity of Data)

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka peneliti

menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan

meminta penjelasan lebih lanjut. Menurut Pawito (2007:99) jenis teknik

triangulasi yaitu:

1. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi

atau data dengan cara yang berbeda, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode wawancara dan observasi

2. Triangulasi Data

Menggunakan sumber data seperti hasil wawancara dan hasil

observasi. Peneliti dalam hal ini mewawancarai informan yakni

bagian pelestarian bahan pustaka di dinas Perpustakaan dan Arsip

Sumatera Utara tersebut untuk mendapat data yang lebih lengkap

disertai oleh observasi dan dokumentasi yang dilalukan oleh peneliti.

3. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa

data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini,

berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan untuk

menguji terkumpulnya tersebut serta diperkuat dengan artikel dan

buku yang mengulas tentang pelestarian bahan pustaka tercetak.

42

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karateristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah kepala dan staf bagian pelestarian

koleksi bahan pustaka tercetak di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi

Sumatera Utara. Adapun karakteristik dari para informan tersebut adalah sebagai

berikut:

4.1 Tabel informan

Sumber Status

I1 Kepala Bag. pelestarian

I2 Staf

I3 Staf

I4 Staf

Informan pertama I1, adalah responden yang berhasil diwawancarai dengan

perkenalan pendekatan terlebih dahulu, begitu juga dengan responden I2, I3,I4 .

kemudian diminta waktu dan kesediaannya untuk diwawancarai, dengan

menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuanpada penelitian dan dilakukan

melalui wawancara. Setelah perkenalan kemudian dilakukan wawancara.

Wawancara berlangsung secara informal, dimana wawancara dilakukan

dengan pedoman wawancara dan wawancara secara mendalam. Suasana dan

43

Universitas Sumatera Utara


kondisi wawancara bersifat alamiah artinya apa adanya dan tidak dibuat-buat atau

diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Begitu juga dengan bahasa yang

digunakan tidak formal(informal).Wawancara dilakukan berulang jika peneliti

merasa ada perlu ditambahi atau dikurang jelas di wawancara sebelumnya. Untuk

informan selanjutnya, peneliti terus berusaha untuk mencari keterangan yang lebih

jelas dan lengkap.

4.2 Kategori

Setelah melakukan wawancara peneliti menyusun kerangka awal analisis

sebagai acuan dalam pedoman dalam melakukan wawancara, dalam memilih data

yang relavan. Dengan penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori

sebagai berikut:

4.2.1Kondisi bahan pustaka

Untuk mengetahui koleksi bahan pustaka di BPAD sumatera utara maka

peneliti mewawancarai informan . Berikut ini petikan wawancara menegenai

kondisi koleksi bahan pustaka:

I1 : Sejauh ini kondisi bahan pustaka atau buku-buku yang terdapat di

ruang baca sebagian ada yg mengalami kerusakan , mulai dari

kerusakan ringan seperti adanya kerusakan pada halaman dan

lembaran-lembaran buku yang sudah sebagian sobek dan ada juga

kerusakan yang berat seperti kerusakanpada tulang punggung buku

yang sudah lepas, lembaran- lembaran buku yang sudah lengket akibat

44

Universitas Sumatera Utara


lembab sehingga buku tidak bisa dibaca. Sebagiansudah lapuk dan

berwarna hitam kecokletan.

I2 : Kondisi bahan pustaka kebanyakan kerusakan ringan, hal ini

disebabkan kerusakan yang dibuat oleh pemustaka sendiri, kebanyakan

buku yang dipinjam dengan keadaan rusak, atau banyak coretan dalam

buku. Dan sebagian besar koleksi bahan pustaka masih dalam kondisi

baik

Gambar 4.1 Kondisi fisik bahan pustaka.

45

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.2 Kondisi fisik bahan pustaka.

46

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan uraian di atas, maka dikatakan bahwa kondisi bahan

pustaka sebagian mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat kerusakan

mulai dari kerusakan ringan sampai kerusakan berat seperti buku yang sudah

lengket dan tidak bisa dibaca akibat kelembaban udara. dan sebagaian lagi

masih dalam kondisi baik belum mengalami kerusakan.

4.2.2 Pelestarian bahan pustaka.

Pelestarian bahan pustaka yang dilakukan oleh bagian pelestarian bahan

pustaka di BPAD dapat dikutip melalui hasil wawancara informan I3, I4

sebagai berikut:

I2 :Pelestarian yang kami lakukan untuk menjaga kondisi fisik buku

yaitu dengan menjaga kebersihan ruangan dan menegaskan kepada

pengunjung agar bekerjasama dalam menjaga kelestarian bahan

pustaka

I4 :Pelestarian bahan pustaka yang kami lakukan menjaga informasi

yang terkandung di dalamnya masih sangat sederhana hanya

membersihkan debu, debu yang terdapat pada rak buku dengan

menggunakan vacum cleaner untuk mencegah kerusakan bahan pustaka,

dan masih banyak lagi yang belum bisa dilaksnakan karena kami

belum mempunyai peralatanyang memadai untuk mencegah kerusakan

yang lebih intensif.

Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa kegiatan pelestarian

bahan pustaka masih sangat sederhana yaitu menghimbau pengunjung agar

47

Universitas Sumatera Utara


turut menjaga kondisi fisik buku serta membersihkan buku dan rak buka

dengan menggunakan vacumm cleaner.

4.2.3 Faktor penyebab kerusakan bahan pustaka

Dari hasil wawancara dengan informan, hal apa saja yang

mempengaruhi kerusakan bahan pustaka, ada beberapa faktor diantaranya

adalah manusia dan binatang pengerat. Hal ini sesuai dengan kutipan dari

informan.

I2 : Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pustaka

yang terjadi di BPAD Sumut misalnya dimakan rayap atau hewan

pengerat, jamur, dimakan usia, kerusakan akibat tikus , serta ulah

pembaca atau pengunjung yang kurang menjaga kondisi buku.

I4 : Yang paling mempengaruhi kerusakan bahan pustaka akibat

ruangan terlalu panas dan kurangnya cahaya, karena dalam ruang

baca tidak ada pengatur suhu udara , sehingga buku-buku menjadi

lembabdan cepat rusak.

Dari uraian diatas, banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan

bahan pustaka yaitu faktor internal yakni kerusakan yang terjadi karena usia

buku dan faktor eksternal yaitu yaitu tikus, jamur dan binatang pengerat, debu

dan pengguna ( manusia)

48

Universitas Sumatera Utara


4.2.4 Tindakan pencegahan kerusakan bahan pustaka

Tindakan atau usaha yang dilakukan untuk mecegah kerusakan bahan

pustaka atau disebut tindakan preventif, dapat dilihat dari hasil wawancara

dengan informan :

I3 :Tindakan atau usaha yang kami lakukan dalam pencegahan

kerusakan bahan pustaka yaitu dengan menjaga kebersihan ruangan

penyimpanan agar debu tidak merusak bahan pustaka, kami lakukan

dengan menggunakan alat sederhana seperi kain lap dan kemoceng.

I2:Kami juga menghimbau kepada pengunjung atau pengguna untuk

bekerja sama dengan menjaga kebersihan ruangan, dengan membuat

poster atau himbauan berupa rambu-rambu peringatan lainnya.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa usaha dan tindakan yang

dilakukan dalam mencegah kerusakan bahan pustaka masih sederhana, belum

memperhatikan faktor penting seperti pencahayaan,suhu dan kelembaban udara

di ruangan dan ada beberapa beberapa rambu-rambu peringatan seperti

dilarang makan dan minum, dilarang merokok, dan menjaga kebersihan dalam

ruangan.

4.2.5 Perawatan bahan pustaka

Perawatan bahan pustaka merupakan bagian dari pelestarian bahan

pustaka yaitu salah satu tindakan dalam pencegahan kerusakan bahan pustaka.

49

Universitas Sumatera Utara


Perawatan yang dilakukan dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan yaitu sebagai berikut:

I4: Perawatan yang sudah kami lakukan ialah pembersihan,

penyiangan, sejauh ini kami hanya fokus dalam perawatan fisik saja,

pencegahan dari luar merupakan tugas dan tanggung jawab pada

bagian layanan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan yang sudah

dilakukan sejauh ini adalah pembersihan, penyiangan,dan fumigasi yang

dilakukan oleh bagian layanan perpustakaan.

4.2.6 Perbaikan (Restorasi) bahan pustaka

Perbaikan atau restorasi merupakan tindakan kuratif, upaya yang

dilakukan dalam memperbaiki kerusakan bahan pustaka dapat dilihat dari

hasil wawancara dengan informan sebagai berikut:

I3:Dalam perbaikan bahan pustaka, yang kami lakukan yaitu

menambal kertas dengan menggunakan kertas yang khusus, mengganti

halaman yang sudah sobek dengan cara menambalnya, jikalau sudah

hilangharus diganti dengan membuat fotokopinya, memperbaiki

punggung buku, engsel buku dengan alat-alat yang sederhana,

menyambung dengan merekatkan kembali bagian kertas yang sobek

denganmenggunakan hand made paper.

50

Universitas Sumatera Utara


I4:Ada beberapa perawatan bahan pustaka dengan cara memperkuat

bahan pustaka dengan melapisi bagian belakang buku, melaminasi

buku yang sudah di perbaiki.

Beberapa alat yang digunakan dalam proses perbaikan bahan pustaka

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 jarum dan benang

Gambar 4. gunting dan cutter

51

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.4 Niping press dan standing press

Berdasarkan uraian d iatas dapat dijelaskan ada berbagai perbaikan

yang dilakukan yaitu, menambal buku, menyambung, dan mengganti halaman

yang sudah koyak, memperbaiki engsel dengan cara engkaptulasi serta

melaminasi buku yang sudah diperbaiki.

52

Universitas Sumatera Utara


2.4.7 Kebijakan pelestarian bahan pustaka

Kebijakan dalam pelestarian bahan pustaka tindakan awal dilakukan

untuk mengetahui cara pelaksanakan dalam melestarikan bahan pustaka. Hal

ini dapat dilihat dari hasil wawancara dari informan sebagai berikut:

I1 : Agar kegiatan pelestarian bahan pustaka dapat berjalan dengan

baik awalnya yang kami lakukan ialah proses perencanaan dimulai

dari survei,penelusuran, kondisi dan menentukan dengan cara

mengidentifikasi kerusakan bahan pustaka yaitu melihat tingkat

kerusakan pada buku, tindakan atau cara untuk menanganinya dan alat

digunakan, serta bahan-bahan yang perlu disiapkan yang mendukung

proses perbaikan.

I4: Dalam pelaksanakan pelestarian bahan pustaka, kita mengupayakan

agar pengguna atau pengunjung agar mau peduli atau kerja sama

dalam menjaga kelestarian bahan pustaka, adapun sanksi yang

diberikan pada peminjam apabila diketahui buku yang dipinjam rusak

atau hilang, maka pengguna harus membayar denda atau mengganti

buku dengan memfotokopinya.

53

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Identifikasi bahan pustaka rusak

N No Kerusakan Keterangan

o Panggil Robek Jilidan Samp Lain-

ul lain

1 024Ber,u p. hilang Kirim ke-1*

5,9,14

2 302 kin, Hal Kendur Robek Hal.45 Kirim ke-2*

a judul hilang

3 210, Rusak Hilang Kirim ke 2*

par,p

Keterangan: 1* = ruang pelestarian karena rusak berat

2* = di ruangan perbaikan ringan

Berdasarkan uraian diatas maka kebijakan pelestarian disimpulkan

yakni langkah awal sebagai perencanaan yaitu survei, kondisi, menelusur

keadaan bahan pustaka, serta usaha apa yang akan dilakukan dalam pelestarian

bahan pustaka. Ada juga kebijakan yang diambil menjadi tindakan dalam

menjaga kelestarian bahan pustaka yaitu memberi sanksi apabila diketahui

bahan pustaka keadaan rusak maka akan diberi sanksi berupa denda sesuai

ketentuan yang berlaku.

54

Universitas Sumatera Utara


4.2.8 Strategi dalam penerapan pelestarian bahan bahan pustaka

Strategi atau teknik yang digunakan dalam melaksanakan tindakan

dalam pelestarian bahan pustaka. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dari

informan sebagai berikut:

I4: Ada beberapa tahapan yang kami lakukan dalam penerapan

kegiatan pelestarian bahan pustaka yaitu: (1) Petugas menyeleksi

bahan pustaka yang akan dilestarikan, (2) petugas akan mengirim

bahan pustaka ke unit pelestarian bahan pustaka(3) petugas

menentukan jenis pelestarian bahan pustaka sesuai dengan tingkat

kerusakan bahan pustaka,(4) kemudian setelah selesai petugas

mengambil bahan pustaka dan meletakkannya dalam rak buku.

Gambar 4.5 Alur proses pelestarian fisik.

Dari hasil wawancara diatas maka dapat diuraikan bahwa teknik yang

diguanakan dalam pelestaraian bahan pustak dilakukan dengan menggunakan 4

55

Universitas Sumatera Utara


tahapan, dengan demikian petugas dalam layanan umum harus bekerja sama

dengan unit pelestarian.

4.3 Rangkuman penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang mendalam dengan para informan,

melalui proses analisis data yang menjadi keabsahan data, sehingga diperoleh

beberapa kategori strategi pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka pada

BPAD Sumut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rangkuman hasil Penelitian

NO Kategori Keterangan

1 Kondisi koleksi bahan sebagian mengalami kerusakan dengan

pustaka berbagai tingkat kerusakan mulai dari

kerusakan ringan sampai kerusakan berat

dan sebagaian lagi masih dalam kondisi

baik belum mengalami kerusakan

2. Kegiatan Pelestarian kegiatan pelestarian bahan pustaka masih

bahan pustaka sangat sederhana yaitu menghimbau

pengunjung agar turut menjaga kondisi

fisik buku serta membersihkan buku dan

rak buku dengan menggunakan

vacuumcleaner.

3 Faktor penyebab faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan

56

Universitas Sumatera Utara


Kerusakan bahan pustaka yaitu faktor internal yakni

pustaka kerusakan yang terjadi karena usia buku dan

faktor eksternal yaitu yaitu tikus, jamur dan

binatang pengerat, debu, cahaya,

kelembaban udara dan pengguna (manusia).

4 Tindakan Tindakan yang dilakukan dalam mencegah

pencegahan kerusakan bahan pustaka masih sederhana,

kerusakan bahan belum memperhatikan faktor penting seperti

pustaka pencahayaan, suhu dan kelembaban udara di

ruangan dan ada beberapa rambu-rambu

peringatan seperti dilarang makan dan

minum, dilarang merokok, dan menjaga

kebersihan dalam ruangan.

5 Perawatan bahan Perawatan yang sudah dilakukan sejauh ini

pustaka adalah pembersihan, penyiangan dan

fumigasi yang dilaksanakan oleh bagian

layanan perpustakaan.

6 Perbaikan (Restorasi) Perbaikan yang dilakukan yaitu, menambal

bahan pustaka buku, menyambung, dan mengganti halaman

yang sudah robek, memperbaiki engsel

dengan cara enkaptulasi serta melaminasi

buku yang sudah diperbaiki.

7 Kebijakan pelestarian Kebijakan pelestarian yakni langkah awal

57

Universitas Sumatera Utara


bahan pustaka Sebagai perencanaan yaitu survei, kondisi,

menelusuri keadaan bahan pustaka, serta

usaha apa yang akan dilakukan dalam

pelestarian bahan pustaka.

8 Strategi dalam Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam

penerapan pelestarian penerapan kegiatan pelestarian bahan pustaka

bahan bahan pustaka yaitu: (1) Petugas menyeleksi bahan pustaka

yang akan dilestarikan, (2) petugas akan

mengirim bahan pustaka ke unit pelestarian

bahan pustaka(3) petugas menentukan jenis

pelestarian bahan pustaka sesuai dengan

tingkat kerusakan bahan pustaka.(4) kemudian

setelah selesai petugas mengambil bahan

pustaka dan meletakkannya dalam rak buku.

58

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari pembahasan tentang strategi

pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di Dinas Perpustakaan Dan Arsip

Sumatera Utara. Maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan oleh pustakawan dalam pelestarian bahan

pustaka di BPAD SUMUT yaitu kegiatan pelestarian, pencegahan

kerusakan bahan pustaka( tindakan preventif), perawatan bahan pustaka,

perbaikan bahan pustaka( tindakan kuratif) serta kebijakan yang

digunakan.

2. Kegiatan pelestarian bahan pustaka di BPAD SUMUT masih sangat

sederhana yaitu menghimbau pengunjung agar turut menjaga kondisi

fisik buku dan membersihkan buku dan rak buku dengan menggunakan

vacuum cleaner.

3. Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka di BPAD SUMUTyaitu

faktor internal yakni kerusakan yang terjadi karena usia buku dan faktor

eksternal yaitu tikus, jamur dan binatang pengerat, debu, cahaya,

kelembaban udara dan pengguna (manusia)

4. Pencegahan kerusakan bahan pustaka di BPAD SUMUT adalah

mencegah kerusakan bahan pustaka dengan cara sederhana, belum

59

Universitas Sumatera Utara


memperhatikan faktor terpenting seperti pencahayaan, suhu dan

kelembaban udara di ruangan dan ada beberapa rambu-rambu peringatan

seperti dilarang makan dan minum, dilarang merokok, dan menjaga

kebersihan dalam ruangan

5. Perawatan bahan pustaka di BPAD SUMUT adalah pembersihan dan

penyiangan, adapun fumigasi dilakukan tetapi dilaksanakan oleh bagian

layanan perpustakaan karena tidak mempunyai peralatan sendiri

6. Perbaikan (Restorasi) bahan pustaka di BPAD SUMUT adalah yaitu,

menambal buku, menyambung, dan mengganti halaman yang sudah

koyak, memperbaiki engsel dengan cara engkaptulasi serta melaminasi

buku yang sufah diperbaiki.

7. Kebijakan pelestarian bahan pustaka di BPAD SUMUT adalah langkah

awal sebagai perencanaan yaitu survei, kondisi, menelusur keadaan bahan

pustaka, serta usaha apa yang akan dilakukan dalam pelestarian bahan

pustaka.

8. Strategi atau alur yang digunakan untuk melestarikan bahan pustaka

BPAD SUMUT ialah dengan menggunakan 4 tahapan yaitu: (1)

Petugas menyeleksi bahan pustaka yang akan dilestarikan, (2) petugas

akan mengirim bahan pustaka ke unit pelestarian bahan pustaka(3)

petugas menentukan jenis pelestarian bahan pustaka sesuai dengan

tingkat kerusakan bahan pustaka.(4) kemudian setelah selesai petugas

mengambil bahan pustaka dan meletakkannya dalam rak buku dengan

60

Universitas Sumatera Utara


demikian petugas dalam layanan umum harus bekerja sama dengan unit

pelestarian.

61

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukan diatas, untuk meningkatkan

dan memperbaiki dalam hal tindakan pustakawan terhadap pelestarian

kedepannya diharapkan menjadi sesuai dan terkonsep, peneliti memberikan

saran atau masukan untuk meningkatkan keberlanjutan upaya lebih baik bagi

pustakawan dan perpustakaan. Adapun saran dari peneliti yaitu:

1. Pustakawan mampu menerapkan upaya yang membangun

untukmelestarikan bahan pustaka dan tidak hanya bergelut dalam masalah

pelaksanaan teknis.

2. Peralatan yang digunakan dalam melestarikan bahan pustaka seharusnya

memadai sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan

kualitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan pelestarian.

3. Fasilitas dalam ruang bahan pustaka seharusnya memadai karena hal ini

sangat penting untuk menjaga, mencegah kerusakan bahan pustaka yakni

menghindari bahan pustaka dari kelembaban udara.

62

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Adeliny,Nani.2013. Kegiatan pelestarian bahan pustaka pasca gempa di badan


perpustakaan dan arsip propinsi sumatera barat.Vol 1, no.1
(juni 2012) Bandung: JKIP

Adishakti. 2007. Pelestarian bahan pustaka


http://www.scrib.com/doc/51637900/PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA.
Diakses 02 april 2017

Budiwirawan, nanda.2015. Analisi Pelestarian Koleksi Bahan Pustaka tercetak


pasca bencana banjir di perpustakaan ceria . jurnal ilmu perpustakaan
Vol.4,No.3 ( juli 2015)

Cahyani. 2012. Perawatandan pelestarian bahan pustaka di perpustakaan


fakultas sastra dan budaya Universitas Udayana. Tesis, Universitas
Udayana

Darmono. 2001. Manajemen Dan tata Kerja Perpustakaan sekolah. Jakarta:


Grasindo.

Gulo.W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta. Grasindo

Gustiyadi, Aldi. 2013. Strategi pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka :


Yogjakarta

Hamel, prahald . 2006. Strategi Ekonomi. Jakarta: Grasindo

Hasanah, Uswatun.2010. Preservasi bahan pustaka di perpustakaan UIN


kalijaga Yogyakarta.. Skripsi. UIN

Hasugian 2009. Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi. Medan USU


Press

Hermawan.2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta. 2006. Agung seto

Ibrahim,Andi.2013. Perawatan dan pelestarian bahan pustaka. 2013:UIN


Alauddin

Martoadmodjo, karmidi. 1993.Pelestarian bahan pustaka. Jakarta: Universitas


Terbuka

Noerhayati soedibyo.1998. pengolahan perpustakaan. Bandung : Penerbi Alumni

63

Universitas Sumatera Utara


Pawito. 2007. Metode Komunikasi Kualitatif. Yogjakarta: LkiS

Perpusnas. 1995. Pedoman perpustkaan Umum. Jakarta Perpusnas RI

Purwono. 2010.NationalLibrary Of Australia Preservation Jakarta: Universitas


terbuka

Rahayuningsih. 2007.Pengelolaan perpustakaan.Yogyakarta: Graha ilmu

Sjahrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman penyelenggara perpustakaan.


Jakarata: Universitas Terbuka

Soraya, Ana. 2010. Pelestarian bahan pustaka: bahan ajar diklat calon
pustakawan Tingkat ahli . Jakarta : Perpustakaan Nasional RI

Sutarno NS, 2006. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktis.Jakarta:


Agung seto

Yusuf, yaya.2005. pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Jakarta:


Prenada Media Group.

Sudarsono, 2006. Pelestarian Bahan Pustaka


http://www.scrib.com/doc/51637900/PELESTARIANBAHAN
PUSTAKAdiakses
01April 2017

Sugiyono.2008. Metode Kuantitatif- Penelitian dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sutopo. 2002. Metode Penelitian kualitatif. Jakarta: Universitas Sebelas Maret


Press

Suwarno. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan . Jakarta: Grasindo

64

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN I

65

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA

Penelitian ini menggunakan instrument wawancara, sehingga peneliti

menyusun pedoman wawancara sebagai panduan peneliti dalam mewawancarai

informan yang bertugas di bagian pelestarian di Dinas Perpustakaan dan Arsip

Sumatera Utara.

1. Kondisi koleksi bahan pustaka di BPAD

2. Kegiatan pelestarian bahan pustaka

3. Faktor kerusakan bahan pustaka

4. Pencegahan kerusakan bahan pusataka

5. Perawatan bahan pustaka

6. Perbaikan kerusakan bahan pustaka

7. Kebijakan pelestarian bahan pustaka

8. Strategi yang digunakan pustakawan dalam pelestariaan bahan

pustaka

66

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

TRANSKIP WAWANCARA

1. Transkip Wawancara Informan I

Hari/Tanggal : Senin, 15 Mei 2017

Waktu : 10.00 Wib

Lokasi : Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara

Informan :Rachmawati R.

Keterangan :

P : Peneliti

I1 : Informan Pertama

P : Bagaimana kondisi bahan pustaka di Dinas Perpustakaan dan Arsip

Sumatera Utara saat ini Bu?

I1 : Sejauh ini, kondisi bahan pustaka sebagian masih keadaan baik , dan

ada juga yang sudah rusak.

P : Dengan kondisi yang sekarang , bagaimana tingkat kerusakan bahan

pustaka , seperti apa yang ibu ketahui?

I1 : Untuk saat ini saya perhatikan banyak buku yang sudah rusak , mulai

dari kerusakan ringan seperti halaman-halamannya tidak utuh lagi,

keruskan karena tulang punggungnya yang sudah lepas. Ada juga

kondisinya yang sudah rusak berat seperti lembarannya bukunya tidak

bisa dibuka, lapuk, dan berwarna hitam kecokletan

P : Bagaimana kegiatan pelestarian bahan pustaka

67

Universitas Sumatera Utara


I1 : Pelestarian yang kami lakukan untuk menjaga kondisi fisik buku

yaitu memulai dari hal kecil yakni menjaga kebersihan ruangan,

menegaskan kepada pengunjung agar bekerjasama dalam menjaga

kelestarian bahan pustaka.

P : Dalam pelaksanaan pelestarian bahan pustaka, kebijakan apa yang

dilakukan sebagai langkah awal

I1 : Agar kegiatan pelestarian bahna pustaka dapat berjalan dengan baik

awalnya yang kami lakukan adalah dimulai dari perencanaan, survei,

penelusuran kondisi kemudian menentukan cara pelestarian bahan

pustaka yaitu melihat tingkat kerusakan bahan pustaka, menentukan

tindakan yang akan dilakukan serta bahan dan peralatan yang

diperlukan.

68

Universitas Sumatera Utara


2. Transkip Wawancara Informan 2

Hari/ Tanggal : Rabu, 31Mei 2017

Waktu : 13.35 Wib

Lokasi : Dinas perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara

Informan :R. Damanik

Keterangan :

P : Peneliti

I2 : Informan Pertama

P : Bagaimana kondisi bahan Pustaka yang Anda ketahui saat ini?

I2 : Kondisi bahan pustaka saat ini kebanyakan kerusakan ringan, hal ini

disebabkan kerusakan yang dibuat oleh pengguna atau pengunjung,

banyak buku yang dipinjam dan dikembalikan dngan kondisi rusak,

banyak coretan, berlipat.

P : Apa saja faktor yang mempengaruhi penyebab kerusakan bahan

pustaka?

I2 : Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pustaka

yang terjadi, misalnya buku yang dimakan rayap atau hewan pengerat,

jamur, kerusakan karena serangan tikus, faktor usia bahan pustaka, serta

ulah pengguna sendiri yang kurang menjaga kondisi buku.

P : Untuk mencegah kerusakan, tindakan atau usaha apa yang pernah

dilakukam?

69

Universitas Sumatera Utara


I2 :Yang paling utama kami lakukan ialah, menghimbau kepada

pengunjung agar bisa berkerjasama dalam menjaga kebersihan, dengan

tidak membawa makanan dan minuman keruangan koleksi, dan

menghimbau dengan cara membuat rambu-rambu peringatan.

P : Sejauh ini apa saja yang dilakukan dalam perawatan bahan pustaka?

I2 : Dalam melaksanakan tugas pelestarian dalam perawatan pustaka yang

kami lakukan seperti penyampulan, enkaptulasi, menghilangkan zat

asam pada buku(deasidifikasi).

70

Universitas Sumatera Utara


3. Transkip Wawancara Informan 3

Hari/ Tanggal : Selasa, 6 juni 2017

Waktu : 09.00 Wib

Lokasi : Dinas perpustakaan dan Arsip Sumatera Utara

Informan : A. Sulastri

P : Untuk mencegah kerusakan bahan pustaka,tindakan atau usaha apa

saja yang pernah dilakukan?

I3 : Tindakan dan usaha yang ,kami lakukan dalam pencegahan kerusakan

bahan pustaka yaitu dengan menjaga kebersihan ruangan penyimpanan

agar debu tidak merusakan bahan pustaka, kami lakukan dengan

menggunakan alat sederhana seperti kain lap dan kemoceng

P : Perbaikan apa saja yang dilakukan dalam menjaga keutuhan dan nilai

informasi dalam bahan pustaka tersebut?

I3 : Dalam perbaikan bahan pustaka, sejauh ini kami lakukan yaitu

menambal kertas dengan menggunakan kertas khusus, mengganti

halaman yang sudah sobek dengan cara menambalnya, jika sudah

hilang harus diganti dengan membuat fotokopinya.

P : Bagaimana cara memperbaiki buku yang sudah rusak parah?

I3 : Pelaksanaan perbaikan dilakukan sendiri tergantung kesediaan alat

yang akan digunakan, sejauh ini kami sudah melakukan dengan

semaksimal mungkin walaupun dengan alat-alat yang sederhana seperti

vacuum cleaner dan hand made paper .

71

Universitas Sumatera Utara


P : Menurut Ibu, bagaimana kondisi bahan pustaka di Dinas Perpustakaan

dan Arsip Sumatera Utara?

I3 : Dari yang saya lihat, bahan pustaka sebagian besar masih baru dan

bagus, akan tetapi masih banyak buku-buku yang sudah lama yang

harus di perbaiki.

72

Universitas Sumatera Utara


4. Transkip Wawancara Informan 4

Hari/Tanggal : Rabu/ 5 juli 2017

Lokasi : Dinas perpustakaan dan Arsip Sumatera utara

Waktu : 09:45 Wib

Informan : D. Nusantara

P : Peneliti

I4 : Informan Pertama

P : Bagaimana kegiatan pelestarian bahan pustaka di Dinas perpustakaan

dan Arsi Sumatera Utara?

I4 : Pelestarian bahan pustaka yang kami lakukan yaitu menjaga nilai yang

terkandung didalamnya, dengan membersihkan debu. Debu yang

terdapat pada rak buku dibersihkan dengan menggunakan vacuum

cleaner. Banyak kegiatan yang belum bisa kami lakukan karena kami

belum mempunyai peralatan yang memadai dalam melaksanakan

pelestarian.

P : Apa saja faktor yang mempengaruhi penyebab kerusakan bahan

pustaka?

I4 : yang saya ketahui, yang paling mempengaruhi kerusakan bahan

pustaka ialah keadaan ruangan. Ruangan yang panas dan kurangnya

cahaya, buku-buku berkeringat dan lembab dan cepat rusak. Hal ini

73

Universitas Sumatera Utara


disebabkan ruang baca dan koleksi tidak memiliki pengatur suhu udara

(AC). Jarak rak buku yang sempit.

P : Apa saja yang dilakukan dalam perawatan bahan pustaka?

I4 : Perawatan yang sudah kami lakukan ialah pembersihan, penyiangan

dan pada saat ini kami hanya fokus dalam perawatan fisik saja,

pencegahan dari luar merupakan tugas dan tanggung jawab bagian

layanan perpustakaan

P : Perbaikan apa saja yang dilakukan dalam menjaga kelestarian bahan

pustaka?

I4 : Adapun kegiatan perbaikan kerusakan bahan pustaka yang kami

lakukan adalah memperkuat punggung buku dengan melapisi punggung

buku, melaminasi buku yang sudah diperbaiki.

P : Dalam pelaksanaan pelestarian bahan pustaka, kebijakan apa yang

dilakukan sebagai langkah awal pelestarian?

I4 : kami mengupayakan setiap pengguna atau penggunjung agar mau

peduli dan mau bekerjasama menjaga kelestarian bahan pustaka

dengan cara memberi sanksi apabila diketahui buku yang dipinjam

rusak dan hilang , maka peminjam tersebut harus membayar denda atau

mengganti buku tersebut.

P : Strategi apa yang dilakukan dalam upaya mencegah kerusakan bahan

pustaka dan bagaimana prosedur kegiatan pelestarian bahan pustaka.

I4 : Ada 4 tahapan yang kami lakukan dalam penerapan pelestarian bahan

pustaka yaitu

74

Universitas Sumatera Utara


1. Petugas menyeleksi bahan pustaka yang akan dilestarikan

2. Petugas akan mengirim bahan pustaka ke unit pelestarian

3. Petugas menentukan jenis peletarian sesuai dengan tingkat

kerusakannya

4. Setelah selesai, petugas mengambil bahan pustaka dan kembali

meletakkan ke dalam rak buku.

75

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai