Bahan Ajar Manajemen Arsip Vital Dan Bentuk Khusus Oleh Dra. Ngesti Lestari, M.si, Dra. Sri Indrahti, M.hum, Dr. Haryono Rinardi, M.hum.
Bahan Ajar Manajemen Arsip Vital Dan Bentuk Khusus Oleh Dra. Ngesti Lestari, M.si, Dra. Sri Indrahti, M.hum, Dr. Haryono Rinardi, M.hum.
Oleh :
1. Dra. Ngesti Lestari, M.Si.
2. Dra. Sri Indrahti, M.Hum.
3. Dr. Haryono Rinardi, M.Hum.
SEKOLAH VOKASI
PROGRAM DIPLOMA IV KEARSIPAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
i | Manajemen dan Praktik Sistem Kearsipan
BAHAN AJAR
Oleh :
1. Dra. Ngesti Lestari, M.Si.
2. Dra. Sri Indrahti, M.Hum.
3. Dr. Haryono Rinardi, M.Hum.
SEKOLAH VOKASI
PROGRAM DIPLOMA IV KEARSIPAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahNya sehingga “Bahan Ajar Manajemen Arsip Vital dan Bentuk Khusus” dapat
diselesaikan.
Modul ini materinya diambil dari Buku Ajar Sistem Kearsipan (2008) dan
disempurnakan dalam bentuk modul Sistem Kearsipan (2016).
Sehubungan dengan perubahan struktur kelembagaan mulai tahun akademik 2017 DIII
Kearsipan masuk dalam sekolah vokasi Universitas Diponegoro, maka kurikulumnya
mengalami perubahan sehingga mata kuliah “Sistem Kearsipan” berubah namanya menjadi
“Manajemen dan Praktik Sistem Kearsipan” dengan SKS yang sama yaitu 3 sks, ditawarkan
pada semester genap.
Kami menyadari bahwa “Bahan Ajar Manajemen Arsip Vital dan Bentuk Khusus” ini
masih banyak kekurangannya, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaannya.
A. Pengantar
Badan korporasi maupun perorangan perlu menyimpan arsip dinamis yang dianggap
penting bagi kegiatan masing-masing. Karena arsip dinamis dan informasi semakin
penting demi kelangsungan hidup badan korporasi, maka perlu perhatian lebih banyak
demi keamanan serta keutuhan isi arsip dinamis karena arsip dinamis asli yang rusak
tidak dapat diperbaiki. Harga arsip dinamis tidak dapat dinilai dengan uang, namun
kerugian akibat rusaknya arsip dinamis tidak dapat dihitung dengan uang. Misalnya
kontrak dagang, tagihan, rencana strategis, atau daftar gaji yang hilang atau musnah akan
mengakibatkan mandegnya jalannya roda badan korporasi. Arsip dinamis umumnya tidak
diasuransikan atau seringkali ditaksir nilainya di bawah nilai sesungguhnya. Bila arsip
dinamis inventaris rusak, badan korporasi akan sulit mengajukan klaim asuransi.
Pada klasifikasi di atas, arsip dinamis badan korporasi dibagi menjadi arsip
dinamis vital, penting, bermanfaat, dan tidak penting. Arsip dinamis vital merupakan
Sumber : Disesuaikan dari Fire Protection Handbook 15th ed. 1981 oleh penulis.
D. Analisis Risiko
Seringkali masalah penyimpanan arsip dinamis ini diabaikan, termasuk juga oleh pucuk
pimpinan. Untuk menghitung analisis risiko kerusakan, cara yang objektif ialah
menghitung biaya bagi badan korporasi, badan, atau organisasi bila arsip dinamis vital
rusak total. Bila arsip dinamis vital itu musnah, maka berapa lamakah waktu yang
3. Lokasi Alternatif
Untuk menentukan lokasi alternatif setelah terjadi bencana, perlu dipertimbangkan 8
faktor (Tabel 3).
14 | Manajemen Arsip Vital dan Bentuk Khusus
4. Rencana Tindakan
Badan korporasi harus memiliki rencana untuk melindungi semua arsip dinamis
elektronik. Rencana tersebut hendaknya mencakup :
a. Petugas yang bertanggung jawab atas pembuatan cadangan arsip dinamis
elektronik.
b. Siapa yang meninjau prosedur tersebut secara berkala.
c. Siapa yang mengambil alih pimpinan bila terjadi bencana.
d. Prosedur sesudah terjadi bencana.
e. Apa yang perlu dilakukan secara sistematis.
f. Di mana, bagaimana, mengapa, dan bagaimana arsip dinamis vital dilindungi, dan
g. Proses pemulihan yang dilakukan sesudah bencana.
5. Uji Kesiagaan
Setelah rencana menghadapi bencana dibuat, maka rencana itu harus diuji. Uji ini
harus sama intensitasnya dengan latihan kebakaran yang dilakukan di kantor. Dari
hasil uji ini akan ditemukan titik-titik lemah yang harus segera disempurnakan. Uji ini
harus dilakukan sebelum terjadi bencana sesungguhnya. Penanggung jawab harus
membuat laporan yang mencakup keunggulan dan kelemahan rencana serta masalah
yang dihadapi ketika uji dilakukan. Uji kesiagaan harus dilakukan secara berkala dan
prosedur penanggulangan bencana harus selalu dimutakhirkan.
5. Penyimpanan
Arsip vital disimpan pada tempat khusus sehingga dapat mencegah atau menghambat
unsur perusak fisik arsip dan sekaligus mencegah pencurian informasinya. Lokasi
penyimpanan arsip vital dapat dilakukan baik secara on site ataupun off site.
a. Penyimpanan on site, adalah penyimpanan arsip vital yang ditempatkan pada
ruangan tertentu dalam satu gedung atau perkantoran dalam lingkungan pencipta
arsip.
b. Penyimpanan off site, adalah penyimpanan arsip vital yang ditempatkan di luar
lingkungan gedung perkantoran lembaga pencipta arsip.
2. Pemulihan (Recovery)
a. Stabilisasi dan Perlindungan Arsip yang Dievakuasi
Setelah terjadi bencana perlu sesegera mungkin dilakukan perbaikan terhadap
kerusakan struktur bangunan atau kebocoran. Pengaturan stabilitas suhu udara dan
kelembaban dapat dikurangi dengan pengaturan sirkulasi udara atau menggunakan
kipas angin. Apabila seluruh bangunan mengalami kerusakan, maka arsip yang
sudah dievakuasi dan dipindahkan ke tempat aman harus dijaga untuk mencegah
kerusakan yang semakin parah, karena dalam waktu 48 jam arsip tersebut akan
ditumbuhi jamur, yang kemudian akan segera membusuk dan hancur. Sedangkan
dalam musibah kebakaran, kerusakan terhadap arsip dari jelaga, asap, racun api,
suhu udara yang sangat tinggi dan lain-lain, harus dinetralisir sesegera mungkin
dengan cara dijauhkan dari pusat bencana.
b. Penilaian Tingkat Kerusakan dan Spesifikasi Kebutuhan Pemulihan
Penilaian tingkat kerusakan dan spesifikasi kebutuhan pemulihan yang berkaitan
dengan operasional penyelamatan penilaian dan pemeriksaan terhadap tingkat
kerusakan dilakukan untuk menentukan jumlah dan jenis kerusakan, media atau
peralatan apa yang terpengaruh dan ikut rusak, peralatan dan lain-lain termasuk
juga memperhitungkan kebutuhan tenaga ahli dan peralatan untuk melakukan
operasi penyelamatan.
c. Pelaksanaan Penyelamatan
1) Pelaksanaan Penyelamatan dalam Bencana Besar
Penyelamatan arsip vital yang disebabkan oleh bencana besar perlu dibentuk
tim penyelamatan yang bertanggung jawab mengevakuasi dan memindahkan
arsip ke tempat yang aman, melakukan penilaian tingkat kerusakan, mengatur
proses penyelamatan termasuk tata caranya, pergantian shift, rotasi pekerjaan,
mekanisme komunikasi dengan pihak-pihak terkait dan lain-lain.
2. Pengertian
Ada beberapa pendapat dari ahli kearsipan tentang pengertian arsip vital yang
esensinya pada suatu organisasinya merupakan hal yang sangat penting :
a. Patria Wallace merumuskan arsip vital “merupakan arsip yang sangat penting
untuk kelangsungan hidup suatu organisasi pemerintah atau swasta, yang bersifat
profit ataupun non profit.
b. Betty R. Ricks dalam buku Information and Image Management A Records System
Approach mengartikan arsip vital adalah “arsip dalam media apapun yang
esensinya berkaitan dengan kelangsungan hidup organisasi yang keberadaannya
bisa di central file (arsip aktif) maupun di record centre (arsip inaktif)”. Hal ini
berarti arsip vital adalah termasuk dalam kategori arsip dinamis.
c. Menurut Association of Records Manager and Administrators (ARMA)
mendefinisikan arsip vital sebagai “Arsip yang informasinya sangat penting untuk
kelangsungan ataupun pembangunan kembali suatu organisasi”.
Dari pendapat-pendapat yang ada dapat disimpulkan bahwa arsip vital mutlak
harus ada demi kelangsungan hidup organisasi. Secara garis besar terminologi arsip
vital harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
a. Harus ada demi kelanjutan operasional organisasi.
b. Harus tetap dijaga kelestariannya dari bahaya yang mengancam.
c. Harus ada demi menjamin keabsahan hak dan kewajiban terhadap pemegang
saham pada saat terjadi musibah.
d. Tetap diperlukan bagi setiap usaha peninjauan status hukum/keuangan organisasi.
e. Harus ada demi kebutuhan pembangunan kembali.
Hilangnya atau musnahnya arsip vital akan berakibat negatif bagi suatu
organisasi, misalnya organisasi tidak dapat beroperasi lagi, timbulnya kekacauan
dalam organisasi, dan lain-lain. Oleh karena itu arsip vital perlu mendapatkan
perhatian dalam pengelolaan dan perlindungannya. Contoh jenis arsip vital : sertifikat
4. Perencanaan Program
Dalam melakukan program arsip vital ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan :
a. Jaminan dan dukungan dari pimpinan tertinggi
Pimpinan unit kearsipan hendaknya menyertakan pimpinan tertinggi dalam
melakukan perubahan-perubahan yang ada. Dukungan tersebut penting pada saat
unit kearsipan membutuhkan dana atau anggaran untuk melakukan perubahan-
perubahan dalam program arsip vital.
5. Pengelolaan
a. Metode-metode Perlindungan
Untuk menjaga terjaminnya keamanan arsip pada saat terjadi bencana, arsip vital
perlu mendapatkan yang cukup baik. Program perlindungan dan penyelamatan
terhadap arsip vital memerlukan waktu dan dana yang relatif tidak sedikit.
Program perlindungan arsip vital harus merupakan bagian yang terpadu dari
seluruh sistem kearsipan yang ada dalam suatu organisasi karena program
pengelolaan arsip vital merupakan salah satu dari Manajemen Kearsipan.
Perlindungan arsip vital dapat dilakukan dengan cara :
1. Penduplikasian
Penduplikasian adalah suatu cara melindungi arsip dengan menyediakan copy
atau salinan arsip yang asli. Ada beberapa media yang bisa dipergunakan,
yaitu : kertas, mikrofilm, rekaman magnetik dan yang terpenting adalah
informasi arsip yang asli bisa terekam secara jelas dan lengkap. Duplikasi
arsip digunakan sebagai rujukan, untuk kepentingan organisasi tanpa harus
melihat arsip aslinya. Hal tersebut dilakukan karena apabila arsip yang asli
sering digunakan tidak menutup kemungkinan bahwa arsip tersebut akan
cepat rusak atau hilang yang berakibat mengganggu kegiatan organisasi.
2. Penyebaran/pemencaran
Penyebaran atau pemencaran adalah memisahkan tempat penyimpanan antara
arsip asli dan duplikasinya. Ada alasan-alasan mengapa kegiatan penyebaran
ini dilakukan yaitu untuk kelancaran kegiatan organisasi dan untuk menjaga
4. Evaluasi
a. Antisipasi Arsip Nasional RI terhadap arsip bentuk khusus cenderung
mempertahankan status quo. Hal ini tergambar dari khasanah arsip bentuk khusus
yang hanya 20% dari keseluruhan jumlah khasanah yang ada di ANRI. Untuk itu
berbagai upaya masih perlu diupayakan.
b. Antisipasi ANRI masih terlalu berorientasi ke dalam, tidak bersifat ekspansional.
c. Kurangnya studi (research) terhadap akumulasi terciptanya berbagai macam
keanekaragaman arsip bentuk khusus di instansi luar, baik instansi pemerintah
maupun swasta. Ini sebagai akibat perkembangan teknologi informasi
(information technology), teknologi administrasi (administration technology),
ataupun teknologi kearsipan (records technology).
d. Aspek legalitas juga mendapat sorotan terhadap arsip bentuk khusus ini, namun
forum seminar menyepakati akan dibahas dalam seminar yang akan datang.
5. Kesimpulan
Bagaimanapun bahwa kemajuan teknologi informasi akan berdampak positif secara
langsung terhadap arsip bentuk khusus. Keuntungan diperoleh dengan adanya
keanekaragaman bentuk dan jenis arsip yang tercipta. Untuk itu seminar ini
merekomendasikan beberapa pemikiran yang perlu dicermati, yaitu :
a. Perlunya studi atau penelitian secara intensif bagi teknologi yang
menghasilkan arsip bentuk khusus, mempelajari cara kerja, serta outout apa saja
yang masuk kategori arsip.
b. Lembaga (creating agency) dari mana saja yang menciptakan atau
memproduksi arsip bentuk khusus.
c. Perlu kerjasama semua lembaga-lembaga, instansi pemerintah maupun swasta
secara intensif dan berkoordinasi dengan ANRI demi peningkatan penanganan
arsip bentuk khusus di Indonesia.
3. Sarana Penataan
Sarana penataan dibedakan menjadi sarana fisik dan sarana bantu penemuan kembali.
Saran fisik terdiri dari :
a. Amplop kertas ukuran 14 x 20 cm atau 20 x 25 cm
b. Amplop kertas minyak ukuran 5 x 8 cm, digunakan untuk menyimpan arsip klise.
c. Boks terbuka, digunakan untuk menyimpan amplop-amplop foto yang telah
disusun sesuai dengan urutan skema/klasifikasinya.
d. Boks terbuka bertutup, digunakan untuk menyimpan arsip klise.
e. Tab sesuai dengan lebar boks yang digunakan untuk sekat yang memisahkan
pengelompokkan arsip foto yang telah ditata dalam boks.
2. Pengertian Umum