Asri Proposal MK. MP (P.gerontik) 2118044
Asri Proposal MK. MP (P.gerontik) 2118044
ASRI (2118044)
A. Latar Belakang
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia
biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan mulai flu
biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom pernafasan akut berat / Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) menurut (WHO,2020). Corona
virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
biasa muncul diwuhan cina pada desember 2019 kemudian diberi
nama Severe Acute Respiratory Syndrome corona virus 2 (SARS-
COV2), yang disebabkan penyakit corona virus Disease-2019
(COVID-19).
Dari data (WHO, juli 2020), yang terpapar covid -19 di dunia di
216 negara dan wilayah, dengan total kasus 14.765.256 jiwa. Angka
ini setiap harinya terus bertmbah. Amerika serikat merupakan negara
tertinggi positif covid-19 dengan total kasus 3.805.524 jiwa. Pasien
terinfeksi covid-19 usia yang lebih dari 60 tahun.
Di indonesia berdasarkan data (WHO, Juli 2020, angka kejaian
covid -19 sebanyak 93.657 0rang dengan jumlah penduduk
269.603.400 jiwa, berada pda urutan 24 dari 216 negara di dunia
yang terinveksi covid-19. Untuk kasus covid-19 presentase usia dan
prevelansianya lebih banyak antara 45 tahun – 65 tahun, yang
memiliki tingkat kematian yang tinggi akibat virus corona, menurut
wali kepala biang penelitian fundamental lembaga biologi molekuler
Eijkman (Herawati sudoyo) karena sistem imun lansia lemah, sudah
mulai menurun sehingga mudah terinfeksi.
Menurut studi askep imunologi dan eidemiologi penyakit infeksi
di proceedings of the national akademi of sciences (PNAS) di
amerika serikat, tampak bahwa ada peningkatan angka kejadian
covid-19 yang berhubungan dengan umur, terkait dengan penurunan
sistem kekebalan tubuh atau imun (herawati, 2020)-CCN
indonesia.com tanggal 24 maret 2020.
Menurut peneliti bidang mikrologi lembaga ilmu pengetahuan
indonesia. (sugiyono, 2020) juga membuktikan bahwa orang lanjut
usia memiliki tingkat kematian akibat corona berdasarkan italian
nasional institute of health, rata-rata pasien meninggal akibat corona
italia berusia > 70 tahun, oleh sebab itu butuh penangana yang
serius.
Lansia adalah seseorang yang mempunyai atau mencapai usia
60 tahun ketas (UU No.13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2).
Sedangkan menurut WHO (2020) batas umur lansia meliputi usia
pertengahan (middie age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut
usia (elderly) usia 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75
sampai 90 tahun, usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun.
Kelompok usia merupakan salah satukelompok rentan yang
paling beresiko tertular virus, yang paling di takutkansekarang adalah
covid-19, karena dengan bertambahnya usia, tubuh akan mengalami
berbagai penurunan akibat terjadinya proses penuaan. Seperti
adanya penurunan produksi pigmen warna rambut, produksi hormon,
massa otot, kepadatan tulang, kekenyalan kulit, kekuatangigi hingga
fungsi organ-organ tubuh. Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun
tidak bekerja sekuat ketika waktu muda, inilah alasan kenapa orang
lanjut usia tentang terserang berbagai penyakit termaksud covid-19
yang disebabkan oleh virus corona. Hal ini yang menyebabkan lansia
merasa cemas terhadap pandemi covid-19. Untuk itu butuh
peanganan yang lebih serius dan perhatian khusus pada kelompok
lansia supaya lansia jangan sampai tertular dengan covid-19. Sistem
imun yang melemah ditambah adanya penyakit kronis yang dapat
meningkatkan risiko COVID-19 pada lansia, baik risiko infeksi virus
Corona maupun risiko virus ini menimbulkan gangguan yang parah,
bahkan kematian.
Jumlah penderita dan kasus kematian akibat infeksi virus Corona
setiap harinya terus meningkat. Sejauh ini, virus Corona terlihat lebih
sering menyebabkan infeksi berat dan kematian pada orang lanjut
usia (lansia) dibandingkan orang dewasa atau anak-anak. Mengapa
demikian? Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kelompok lanjut
usia yang berbagai perawatan dengan kelompok yang rentan
terhadap penyakit oleh karena fungsi fisiologisnya berangsur-angsur
akan berkurang termasuk sistem imum tubuh. Hingga saat ini, virus
Corona telah menginfeksi lebih dari 100.000 penduduk dunia dan
sekitar 4.000 orang yang dinyatakan meninggal dunia. Kematian
paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80
tahun. WHO dan CDC melaporkan bahwa pada usia pra-lansia (50-
59 tahun) angka kematian hampir 2%, usia 60-69 tahun 4? terus naik
menjadi 8 sampai 15% pada usia diatas 70 tahun. Kematian paling
banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke
atas, dengan proporsi mencapai 21,9%.
Saat ini COVID-19 sudah menjadi pandemi, artinya terjadi
penambahan kasus penyakit yang cukup cepat dan sudah terjadi
penyebaran antar negara. Berdasarkan informasi dari Kementerian
Kesehatan RI, kasus COVID-19 di Indonesia per 31 Maret 2020 yang
positif sebanyak 1.528 orang, yang meninggal dunia sebanyak 136
orang dan sembuh sebanyak 81 orang. Risiko kematian yang tinggi
secara global terjadi diatas 50 tahun, di Indonesia diatas 40 tahun.
Karenanya, dalam pertarungan yang diperkirakan akan berlangsung
hingga Juli 2020, dengan jumlah terpapar sangat banyak dan
kematian yang sangat banyak, diperhitungkan 80? Ri kematian
berada pada kelompok usia pra-lansia dan lansia. Hal ini terbukti dari
Konperensi Pers di BNPB 19 Maret 2020, dimana juru bicara Tim
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Virus Covid-19 Dr.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Faktor-faktor Yang Dapat Menyebabkan
Kecemasan Pada Lansia Dimasa Pandemi Covid-19 Di Wilayah
Kerja RSUD Muna Barat”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah bagaiaman mencegah “Faktor-faktor Yang
Dapat Menyebabkan Kecemasan Pada Lansia Dimasa Pandemi
Covid-19 Di Wilayah Kerja RSUD Muna Barat”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
menyebabkan kecemasan pada lansia dimasa pandemi
covid-19 di wilayah kerja RSUD MUNA BARAT.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat kecemasan
pada lansia diwilayah kerja RSUD muna barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa keperawatan
Hasil penelitian berguna bagi peneliti untuk menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti, dan sebagai data
penelitian selanjutnya serta tambahan literatur bagi
mahasiswa keperawatan.
2. Bagi pelayanan keshatan
Sebagai masukan/informasi untuk menyusun intervensi terkait
pengendalian terhadap kecemasan pada lansia dimasa
pandemik covid-19.
3. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai tingkat kecemasan lansia di masa pandemi covid-
19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Kecemasan
2. Defenisi Covid-19
Masa inkubasi Covid -19 ini rata – rata 5 – 6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang adalah 14 hari (buku pedoman pencegahan
dan pengendalian Covid-19, Maret ,2020) . Adapun tanda dan
gejala dari Covid 19 ini dapat menyebabkan dari gejala ringan
hingga berat. Temuan klinis yang dapat diklasifikasi dari penyakit
ini menurut tingkat keparahannya (Dianty Sevina Salma Elmasri,
Juli 2020) yaitu :
4. Transmisi Covid-19.
5. Pencegahan Covid-19.
1. Defenisi Lansia
3. Ciri–ciri lansia
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka konseptual
Keterangan:
:
Variabel independen
:
Variabel dependen
:
Garis penghubung Variabel
B. Rancangan/Desain penelitian
1. Waktu penelitian
2. tempat penelitian
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam
pengumpulan data (Notoadmojo, 2012). Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
2. Data Sekunder
G. Analisa Data
H. Etika Penelitian
1. Self Determination
2. Informed Concent
Kepada responden yang mempunyai kriteria inklusi diberikan
kuesioner persetujuan yang dibuktikan dengan mau
mengisinya sebagai subjek sampel pada penelitian ini.
3. Fair Treatment
4. Privacy