Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH INVERTEBRATA

FILUM PLATYHELMINTHES

DOSEN PENGAMPU
Dr. Sonja V. T. Lumowa, M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
Riska Nanda Putri (2005016045)
Dewi Rahmawati (2005016048)
Rhaudatul Fitri (2005016061)
Muhammad Rizky Alfariz (2005016062)
Adha Frasiska (2005016068)
Naomi Sintia Br. Sembiring (2005016070)

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah dengan judul “Filum Platyhelminthes”. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., seorang pelopor bagi umat manusia
menuju zaman yang terang benderang.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok dari
Mata Kuliah Invertebrata dengan Dosen Pengampu Ibu Dr. Sonja V. T. Lumowa,
M.Kes pada program Strata-1 Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Mulawarman.
Terlepas dari segala hal yang tertuang pada makalah ini, kami sadar
bahwasannya masih banyak kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata
bahasanya yang masih berantakan. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun
dengan hati yang terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
kami yang lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

Samarinda, Februari 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii


Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Pengertian dan Ciri Filum Platyhelminthes ............................................ 3
B. Pengelompokkan Hewan ke dalam Filum Platyhelminthes.................... 5
C. Susunan Taksonomi dari Filum Platyhelminthes.................................... 12
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zoologi berasal dari dua kata Yunani diantaranya zoion, yang artinya
adalah “hewan” sedangkan logos, yang artinya “studi tentang”. Jadi dapat
disimpulkan bahwa defenisi zoologi ini ialah salah satu ilmu yang mempelajari
mengenai hewan, seperti perkembangan embrio, evolusi, distribusi ekologi,
prilaku, serta klasifikasi hewan. Zoologi ini adalah salah satu cabang biologi yang
mempelajari mengenai struktur, fungsi, perilaku, dan juga evolusi hewan. Ilmu ini
antara lain melingkupi biologi molekular, anatomi perbandingan, etologi,
psikologi hewan, biologi evolusioner, ekologi perilaku, paleontology serta
taksonomi. Kajian dari ilmiah zoologi ini juga dimulai sejak sekitar abad ke-16.
Invertebrata adalah “hewan tanpa tulang punggung”. Hewan ini tidak
memiliki kerangka internal yang terbuat dari tulang. Invertebrata memainkan
peran penting dalam ekosistem bumi. Sekitar 99 persen dari organisme yang
dikenal adalah invertebrata. Zoologi Invertebrata adalah ilmu yang mempelajari
tentang hewan yang tidak bertulang belakang.
Hewan yang tidak bertulang belakang atau invertebrata terdiri atas
beberapa jenis dan golongan. Jika ada yang memiliki rangka, maka rangka itu
berbeda dengan rangka biasa yang kita kenal. Umumnya rangka invertebrata
tersebut ada di luar menyelubungi tubuhnya. Hewan-hewan yang tidak bertulang
belakang semuanya memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana
dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang. Misalnya untuk
peredaran darahnya bila kita amati, peredaran darah pada hewan bertulang
belakang telah sempurna dengan jantung yang memiliki kamar-kamar dan
pembuluh yang mempunyai tugas masing-masing.
Jika ada hewan yang tidak bertulang belakang memiliki peredaran darah
tertutup, peredaran darah itu tidak sesempurna peredaran darah katak dan ikan
atau hewan bertulang belakang lainnya. Selain peredaran darahnya, sistem
pernafasan, pencernaan, dan pengeluarannya pun lebih sederhana. Hal ini

1
berkaitan dengan struktur tubuh vertebrata yang jauh lebih rumit dibandingkan
dengan struktur tubuh invertebrata.
Pada makalah ini kami akan menyajikan satu dari filum yang ada pada
hewan tidak bertulung belakang atau invertebrata Filum yang akan dibahas ini
adalah filum platyhelminthes, di mana kita akan membahas mulai dari deskripsi
ciri dari Filum platyhelminthes hingga susunan taksonomi Platyhelminthes

B. Rumusan Masalah
1. Apa ciri dari filum Platyhelminthes?
2. Bagaimana pengelompokkan hewan ke dalam filum Platyhelminthes?
3. Bagaimana susunan taksonomi dari filum Platyhelminthes?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui ciri filum Platyhelminthes.
2. Mengetahui bagaimana pengelompokkan hewan dalam filum
Platyhelminthes.
3. Mengetahui susunan taksonomi dari filum Platyhelminthes

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ciri Filum Platyhelminthes


1. Pengertian Filum Platyhelminthes
Fillum platyhelminthes termasuk kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang (invertebrata) pertama yang langsung dapat memperlihatkan
pembentukan lapisan dasar ketiga yaitu, mesodermis. Dengan adanya lapisan
mesodermis pada embrio inilah yang sangat membantu terbentuknya sebagian
besar sistem organ pada kelompok platyhelminthes ini dan pada kelompok-
kelompok hewan lainnya. Dengan terbentuknya mesodermis dan sistem organ
yang dibantu dengan mesodermis, maka terjadilah keadaan simetri bilateral
dan akan terdapat dua daerah, yaitu anterior dan fosterior. Tubuh bagian
anterior adalah bagian tubuh yang pertama kali akan menghadapi lingkungan
pada waktu berjalan, mempunyai paling banyak alat indera dibandingkan
bagian fosterior.
Fillum platyhelminthes merupakan salah satu fillum yang paling primitif
diantara semua fila invertebrata. Fillum platyhelminthes dapat mengalami
perubahan-perubahan bentuk, mulai dari bentuk planuloid yang diradial
menjadi bentuk bilateral yang kompleks. Kata Platyhelminthes sendiri berasal
dari bahasa Yunani, yaitu Platy: Pipih dan Helminthes: Cacing. Pada
umumnya tubuh cacing ini berbentuk pipih dorso-pentral. Filum
platyhelminthes ini sendiri memiliki 4 kelas, yaitu Turbellaria, Monogenea,
Trematoda, dan Cestoda. Namun, hanya pada kelas Turbellaria saja yang bisa
hidup dengan bebas, sedangkan pada ketiga kelas yang lain mereka hidup
sebagai parasit pada inang yang lainnya.

3
2. Ciri-ciri Filum Platyhelminthes
Secara umum, Filum Platyhelminthes memiliki ciri yaitu ; Ada yang
bersifat parasit dan ada yang hidup bebas, tidak memiliki sistem peredaran
darah dan bernafas dengan seluruh permukaan tubuh, mempunyai bentuk
tubuh pipih, tidak mempunyai rongga tubuh (selom) dan alat pencernaanya
tidak sempurna, bereproduksi generatif dengan perkawinan silang, dan
vegetatif dengan membelah diri (fragmentasi), hidup di air tawar/laut, tempat
lembab, atau di dalam tubuh hewan lain, serta sangat sensitif terhadap cahaya.
Adapun ciri-ciri dari Filum Platyhelminthes ialah :
a. Multiseluler
Platyhelminthes merupakan hewan multiseluler atau bersel banyak.
Bahkan seluruh sel-sel yang menyusun tubuhnya telah membentuk
jaringan dan organnya tersendiri. Oleh karena itu, platyhelminthes
termasuk organisme yang telah sendirinya memiliki organisasi tingkat
organ, meskipun bentuk organ yang dimiliki masih sangat sederhana.
b. Simetris Bilateral
Platyhelminthes termasuk hewan simetris bilateral. Sehingga bagian
tubuhnya bisa dibagi menjadi dua bagian yang sama besar, melalui
garis sumbu tubuh.
c. Tribloblastik
Pada lapisan embrional platyhelminthes sendiri tersusun atas 3 lapis,
yaitu lapisan epidermis, lapisan mesodermis, dan lapisan endoderm. Di
setiap lapisan akan berkembang dan mengalami deferensiasi menjadi
jaringan dan organ(tidak dapat kembali kebentuk semula).
d. Habitat di Air
Sebagian besar platyhelminthes ini memang hidup sebagai parasit. Ada
yang berupa Ekoparasit dan Endoparasit, ekoparasit adalah parasit
yang hidup dengan cara menempel(menumpang) ditubuh bagian luar
makhluk hidup lain. Sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup
didalam tubuh makhluk hidup lain.

4
B. Pengelompokkan Hewan ke Dalam Filum Platyhelminthes
Filum ini terbagi atas tiga macam, yaitu ;
1. Kelas Turbellaria (Berambut Getar)
Hewan dari kelas Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat.
Memiliki bulu getar yang berfungsi untuk bergerak. Hewan ini biasanya
hidup di air tawar yang jernih, air laut atau tempat lembap dan jarang
sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat hisap. Hewan ini
memiliki kemampuan untuk beregenerasi dengan cara memotong
tubuhnya.
Hewan yang termasuk kedalam kelas ini memiliki ciri-ciri:
a. Anggota turbellaria merupakan kelompok cacing pipih yang memiliki
silia (bulu getar).
b. Palanaria biasanya hidup di air tawar yang jernih, melekat pada
bebatuan dandaun.
c. Panjang tubuh Planaria dapat mencapai 2-3 cm.
d. Tubuhnya ditutupi oleh lapisan epidermis yang mengandung kelenjar-
kelenjar unisel yang terbuka.
e. Pada epidermis bagian permukaan ventral terdapat bulu getar (silia)
yang digunakan untuk pergerakan.
f. Bagian kepala Planaria tampak berbentuk segitiga.
g. Pada bagian kepala terdapat dua bintik mata yang berfungsi untuk
membedakan intensitas cahaya. Kedua mata tersebut belum dapat
dikatakan sebagai alatpenglihatan.
h. Sistem pencernaan Planaria terdiri atas mulut, kerongkongan danusus.
i. Alat ekskresi jenis cacing ini berupa sel api.
j. Susunan sarafnya merupakan sistem tangga tali.
k. Planaria bereproduksi dengan cara generatif dan vegetatif.
l. Planaria bersifat hermaprodit dan dikenal memiliki daya regenerasi
yang tinggi.
Beberapa contoh hewan yang termasuk kelas ini yaitu Planaria sp.,
Dugesia tigrina, Bipalium, Notoplana dan Planocera.

5
Gambar 1. Penampang Sistem Pencernaan Turbellaria

Gambar 2. Eksperimen terhadap Planaria sp. yang Dikenal Memiliki


Kemampuan Regenerasi

6
2. Kelas Trematoda (Cacing Hisap)
Trematoda merupakan salah satu dari beberapa kelas pada
platyhelminthes. Trematoda sendiri sering disebut sebagai cacing daun,
karena memang bentuk tubuhnya hampir mirip seperti selembar daun.
Trematoda memiliki alat pengisap, terdapat pada mulut di bagian kepala.
Alat penghisap berfungsi untuk menempel pada inangnya untuk
menghisap makanan, berarti Trematoda merupakan parasit.
Trematoda dewasa hidup di dalam hati, usu, paru-paru, ginjal, dan
pembuluh darah vertebrata. Semua anggota cacing ini bersifat parasit pada
manusia atau hewan. Beberapa jenis cacing ini merugikan dibidang
peternakan karena hewan ternak yang mengandung cacing ini menjadi
tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Ciri-ciri hewan dari kelas ini yaitu:
a. Permukaan tubuhnya tidak bersilia, tetapi diliputi kutikula.
b. Cacing ini memiliki alat isap satu atau lebih yang terdapat disekitar
mulut atau dibagian ventral tubuhnya. Alat isap ini dilengkapi dengan
gigi kitin.
c. Saluran pencernaanya bercabang dua, sedangkan sistem ekskresi dan
sistem sarafnya serupa dengan Turbellaria.
d. Sistem reproup yang rumit dengan pergantian fase seksual dan
aseksual, misalnya pada Schistosomatidae.
Beberapa contoh hewan yang termasuk kelas ini yaitu Fasciola
hepatica, Fasciola gigantic, Paragonimus, Clonorchis sinensis,
Opisthorchis sinensis, Schitosoma manso dan Schitosoma japonicum.

7
Gambar 3. Penampang Tubuh dari Opisthorchis sinensis

Gambar 4. Siklus Hidup Schistosoma mansoni, salah satu penyebab penyakit


schistosomiasis beserta korbannya.

8
3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)
Golongan Cestoda adalah golongan platyhelminthes yang paling
banyak dibicarakan. Cestoda sendiri tidak memiliki sistem pencernaan
yang khusus, karena makanan yang mereka konsumsi akan langsung
diabsorbsi dari inangnya dalam bentuk sari makanan.
Cestoda memiliki kulit berlapis kitin berfungsi melindungi diri dari
enziminangnya, dengan demikian Cestoda merupakan parasit. Cestoda
terdir idari anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan proglotid.
Cacing yang termasuk ke dalam kelompok cestoda berbentuk pipih seperti
pita, tidak mempunyai saluran pencernaan, dan bersifat endoparasit dalam
saluran pencernaan vertebrata.
Ciri-ciri hewan yang termasuk dalam kelas ini yaitu:
a. Hewan dewasa hidupnya parasit pada hospes tetap.
b. Sedangkan yang belum dewasa hidupnya pada hospe
sementara/perantara.
c. Bagian tubuh terdiri atas kepala, leher, dan segmen-segmen
(Proglotik).
d. Taenia tidak mempunyai mulut.
e. Tidak memiliki saluran pencernaan makanan, sehingga menyerap
makanan dari usus hospes dengan saluran pada permukaan tubuhnya.
f. Ektodermis ditutupi kutikula yang memiliki tiga lapisan, yaitu
Comidial, homogen pusat, dan membran dasar.
Contoh hewan yang masuk dalam kelas ini yaitu Taenia sollium dan
Taenia saginata yang merupakan cacing parasit pada usus halus manusia.
Tetapi mereka tidak akan langsung menginfeksi usus manusia secara
langsung tanpa menggunakan perantara. Sebelum menginfeksi manusia,
keduanya masuk dalam hospes (inang perantara). Taenia sollium sebagai
hospesnya adalah babi, sedangkan Taenia saginata sebagai hospesnya
adalah sapi.

9
Gambar 5. Penampang Tubuh Gyrocotyle fimbriata, Anggota Kelas Cestoda

Gambar 6. Taenia Sollium yang Menempel pada Organ Hostesnya (Babi)

10
4. Kelas Monogenea
Jenis cacing platyhelminthes dari kelas Monogenea merupakan
platyhelminthes yang hidup ekoparasit atau parasit yang hidup dengan cara
menempel (menumpang) ditubuh bagian luar makhluk hidup lainnya.
Cacing dewasa pada kelas monogenea berukuran 0,2 sampai 0,5 mm dan
sangat mudah dikenal dengan adanya alat penempel posterior yang disebut
opisthaptor, yang dilengkapi oleh beberapa duri, kait, jangkar dan alat
penghisap. Adakalanya disekitar mulut juga terdapat alat penghisap.
Kebanyakan monogenea hidup sebagai ekoparasit atau
menumpang pada ikan laut dan ikan air tawar, dan beberapa ada yang
berperan sebagai ekoparasit pada amphibi, reptil, dan avertebrata lainnya.
Sebagai ekoparasit, monogenea biasanya menempel pada permukaan
tubuh, sirip, rongga mulut dan insang makhluk hidup lainnya. Umumnya
hermafrodit dan terjadi pertukaran sperma atau pembuahan sendiri.
Pada pembuahan didalam dapat menghasilkan sejenis kapsul yang
berisi ratusan embrio. Gyrodactylus berukuran 1 mm dan acapkali dapat
merugikan organisme yang hidup didalam dikolam pembenihan ikan,
karena mereka berkembang biak dengan sangat cepat. Larva yang berada
didalamnya juga sudah mengandung larva ketiga dan mungkin juga larva
keempat. Kebanyakan ini monogenea memakan lendir dan sel-sel pada
permukaan tubuh insang yang mereka temui. Contoh hewan dalam kelas
ini seperti Neobenedenia, Choricotyle louisianensis, Polystomoidella
oblongum dan Gyrodactylus salaris.

11
Gambar 7. Penampang Tubuh (a) Choricotyle louisianensis dan
(b) Polystomoidella oblongum

C. Susunan Taksonomi dari Filum Platyhelminthes.


1. Kelas Turbellaria

KINGDOM : Animalia
FILUM : Platyhelminthes
KELAS : Turbellaria
ORDO : Tricladida
FAMILI : Planariidae
GENUS : Planaria
SPESIES : Planaria tigrina
Gambar 8. Planaria

12
2. Kelas Trematoda
KINGDOM : Animalia
FILUM : Platyhelminthes
KELAS : Trematoda
ORDO : Digenea
FAMILI : Fasciolidae
GENUS : Fasciola
SPESIES : Fasciola Hepatica
Gambar 9. Fasciola Hepatica

3. Kelas Cestoda

KINGDOM : Animalia
FILUM : Platyhelminthes
KELAS : Cestoda
ORDO : Cyclophyllidea
FAMILI : Taeniidae
GENUS : Taenia
SPESIES : Taenia saginata
Gambar 10. Taenia Saginata

4. Kelas Monogenea
KINGDOM : Animalia
FILUM : Platyhelminthes
KELAS : Monogenea
ORDO : Monopisthoctylea
FAMILI : Capsalidae
GENUS : Neobenedenia
SPESIES : N. melleni
Gambar 11. N. melleni

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fillum platyhelminthes termasuk kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang (invertebrata). Fillum platyhelminthes merupakan salah satu
fillum yang paling primitif diantara semua fila invertebrata. Kata Platyhelminthes
sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu Platy: Pipih dan Helminthes: Cacing
Filum platyhelminthes terdiri dari 4 kelas, yaitu Turbellaria, Monogenea,
Trematoda, dan Cestoda. Namun, hanya pada kelas Turbellaria saja yang bisa
hidup dengan bebas, sedangkan pada ketiga kelas yang lain mereka hidup sebagai
parasit pada inang yang lainnya.
Secara umum, Filum Platyhelminthes memiliki ciri yaitu : Ada yang
bersifat parasit dan ada yang hidup bebas, tidak memiliki sistem peredaran darah
dan bernafas dengan seluruh permukaan tubuh, mempunyai bentuk tubuh pipih,
tidak mempunyai rongga tubuh (selom) dan alat pencernaanya tidak sempurna,
bereproduksi generatif dengan perkawinan silang, dan vegetatif dengan membelah
diri (fragmentasi), hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh
hewan lain, serta sangat sensitif terhadap cahaya

B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah dikemukakan,
saran dari kelompok kami adalah sebagai berikut.
1. Kami berharap pembaca dapat lebih mengetahui dan dengan mudah
memahami terkait Filum Platyhelminthes.
2. Kami menyadari bawasannya masih banyak orang sains yang masih kesulitan
dlam memahami tentang Filum Platyhelminthes sehingga perlu mendapat
perhatian dari para tenaga pengajar ataupun ahli Biologi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maya, S.Pd., M.Pd., Sri. 2020. Zoologi Invertebrata. Bandung: Widina Bhakti
Persada Bandung.

Pechenik, Jan A. 2015. Biology Of The Invertebrates: Seventh Edition. New York:
McGraw-Hill Education.

Rahmadina, M.Pd. 2019. Biologi: Taksonomi Invertebrata. Medan: UIN Sumatera


Utara.

Urry, Lisa A. 2020. Campbell Biology: Twelfth Edition. New York: Pearson
Education, Inc.

15

Anda mungkin juga menyukai