JUDUL PROGRAM:
Bidang Kegiatan:
Artikel Ilmiah
Disusun Oleh:
Prodi: S1 Kebidanan
Kemahasiswaan Kegiatan
Analisis Mutu Kimia Mie Basah Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu derajat
keasaman (pH), kadar proksimat yang terdiri dari kadar protein (mikro-kjeldahl yang meliputi
destruksi, destilasi, dan titrasi), kadar air (metode oven), kadar abu (muffle furnace), kadar
lemak (metode oven), kadar karbohidrat (by difference) dan hasil uji organoleptik
(preference test) dari mie basah. Analisis data pH dan kadar proksimat diolah dengan
menggunakan metode non statistik dimana data yang ada dimasukkan ke dalam tabel lalu
dibuat grafik dan kemudian diinterpretasikan. Sedangkan data kuisioner untuk uji
organoleptik diolah dengan metode analisa keragaman atau sering disebut dengan metode
ANOVA.
KESIMPULAN
1. Bunga kembang sepatu dapat digunakan sebagai pewarna dan pengawet alami pada
mie basah matang. Mie basah matang dengan penambahan ekstrak rebus bunga kembang
sepatu variasi 1 adalah mie basah yang memiliki waktu simpan terlama yakni 44 jam dan
berwarna ungu pudar.
2. Analisis data yang didapat menyatakan bahwa perlakuan penambahan ekstrak bunga
kembang sepatu dengan konsentrasi yang berbeda, tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap uji organoleptik mie basah matang. 3. Penggunaan ekstrak bunga kembang
sepatu pada mie basah matang tidak begitu mempengaruhi kualitas kimia dari mie basah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. 2006. Keamanan Pangan Mie basah: mencari jalan keluar
dari masalah formalin dan boraks. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB. Pahrudin. 2005.
Aplikasi bahan pengawet untuk memperpanjang umur simpan mie basah matang [Skripsi]. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III.
Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta. Sihombing, P. A. 2007. Aplikasi Ekstrak Kunyit (Curcuma
domestica) Sebagai Bahan Pengawet Mie Basah [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia,
Jilid II. Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Astina, N.
2007. Pembuatan Mie Basah dengan Menggunakan Wortel (Daucus carota L.). Universitas Sumatra
Utara. Sumatra Utara. Duke, W. F., Nordin, R. N., Baker, D., Mazunder, A. 2006. The Use and
Performance of Biosand Filter In The Artibonite Valley of Haiti : A 86 Kurniawati, R. 2006. Penentuan
Desai Proses dan Formulasi Optimal Pembuatan Mie Jagung Basah Berbahan Dasar Pati Jagung dan
Corn Glutein Meal (CGM). IPB. Bogor. Septyani, P. 2009. Aktivitas Mukolitik Ekstrak Etanolik Bunga
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L,) pada Mukus Usus Sapi secara In Vitro. Skripsi. Wiguna, I.
2007. Buah Lezat Berkhasiat Obat. Trubus. Jakarta. Bestari, E. 2010. Ekstraksi dan Uji Kestabilan Zat
Warna Betasianin dari Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) serta Aplikasinya Sebagai Pewarna
Alami Pangan. ITB. Bandung. Sukowati, V. K. I. 2007. Aplikasi teknologi dan Tambahan Pangan Untuk
Meningkatkan Umur Simpan Mie Basah Matang [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian Bogor
Suprastiwi, E. 2007. Efek Antimikroba Polifenol dari Teh Hijau Jepangm terhadap Streptococcus
Mutans. Dep.I.Konservasi Gigi FKG. Universitas Indonesia. Elbe, J.H. Von dan Schwartz, Teven J.
Colorants. Di dalam: Fennema, Owen. R. 1996. Food Chemistry. New York: Marcell Dekker. Fardiaz,
S. 199). Mikrobiologi Pangan. Pustaka Utama. Jakarta. Buckle, K. A, Edwards, R. A, Fleet G. H, dan
Wotto, M. 1987. Ilmu Pangan. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Semirata 2013
FMIPA Unila |109 Diterjemahkan oleh Hari Parmono dan Adiono. UI Press: Jakarta. Zuhra, C. F. 2006.
Cita rasa (Flavor). Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Sumatera Utara. Medan.