Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

PENGAMATAN YEAST (SACCHAROMYCES CEREVISEAE)

NAMA: MARIANTI
NIM: 198700019
PROGRAM STUDI: BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ragi adalah makhluk hidup, bahasa umum ilmiahnya adalah yeast. Untuk ragi
roti biasanya adalah Sachharomyces cereviciae. Aturan nulis nama latinnya harus
miring suku kata pertama huruf besar dan suku kata ke dua huruf kecil. Jadi ragi
bukanlah sesuatu yang bisa di buat dari item bahan makanan. Ia adalah makhluk Allah
tingkat rendah, yang berukuran micro. Ragi suka akan bahan makanan yg manis, bila
mengembangkan di lab dia butuh banyak glukosa, sehingga guyon kami kalau org yg
suka manis adalah yeast, kalau suka asin Escherichia coli (daichokin atau bakteri
perut bila di bahasa Ina-kan). Ragi butuh makanan seperti layaknya manusia, butuh
protein, glukosa, dan mineral.
Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya
mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi
mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau
cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat
makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, roti dan bir.
Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri
dan fungsi (khamir dan kapang) yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces,
Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan
sebagainya.
Yeast yang berperan dalam pembuatan alkohol adalah Saccharomyces
dan beberapa jenis lainnya seperti S.anamensis. Pada fermentasi alkohol, alkohol yang
dihasilkan itu disebabkan oleh karena S.cerevisiae yang merupakan yeast fermentatif
kuat dan dapat mengubah sistem metabolismenya dari jalur fermentatif menjadi
oksidatif. Yeast yang bersifat fermentatif jika diberi aerasi aktivitas fermentasinya
menurun dan sebagian akan dioksidasi menjadi karbondioksida dan air. S.cerevisiae
adalah strain yang memproduksi alkohol jumlah tinggi sehingga sering digunakan
dalam produksi alkohol, anggur, dan minuman keras (Fardiaz, 1992). cerevisiae dan
beberapa jenis lainnya seperti S.anamensis. Pada fermentasi alkohol, alkohol yang
dihasilkan itu disebabkan oleh karena S.cerevisiae yang merupakan yeast fermentatif
kuat dan dapat mengubah sistem metabolismenya dari jalur fermentatif menjadi
oksidatif. Yeast yang bersifat fermentatif jika diberi aerasi aktivitas fermentasinya

2
menurun dan sebagian akan dioksidasi menjadi karbondioksida dan air. S.cerevisiae
adalah strain yang memproduksi alkohol jumlah tinggi sehingga sering digunakan
dalam produksi alkohol, anggur, dan minuman keras (Fardiaz, 1992). Kegunaan yeast
menjadi semakin penting di dunia industri fermentasi. Saat ini S.cerevisiae tidak saja
digunakan dalam bidang fermentasi tradisional, tetapi S.cerevisiae baru yang
didapatkan dari riset dan aplikasi bioteknologi telah merambah sektor-sektor
komersial yang penting, termasuk makanan, minuman, biofuel, kimia, industri enzim,
pharmaceutical, agrikultur, dan lingkungan. Biofuel dalam bentuk etanol merupakan
harapan masa depan dari superjamur ini. Alasan utama dari penggunaan etanol adalah
sumber energi yang sustainable dan ramah lingkungan, serta sangat menguntungkan
secara ekonomi makro terhadap komunitas pedesaan (Narita, 2005).
Ragi kering yang terbentuk butiran dan bubuk ini bisa membuat adonan roti
menjadi mengembang, empuk dan lentur. Untuk pemakaiannya, ragi kering yang
bentuknya butiran harus dicampur dengan air hangat dan gula agar terbentuk ‘adonan
biang’ sebelum dicampur dengan adonan tepung. Sedangkan ragi kering yang
bentuknya butiran halus atau ragi instan, cara pemakaiannya bisa langsung dicampur
dalam adonan tepung, gula, air dan bahan lainnya.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


a) Untuk mengetahui tujuan dilakukannya percobaan
b) Untuk mengetahui prinsip kerja ragi instan tersebut
c) Untuk mengetahui terbentuknya gelembung pada larutan
d) Untuk mengetahui pengaruh air yang digunakan terhadap terbentuknya
gelembung

3
BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1 WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Selasa 15 November 2020 14.00-16.00
WIB. Tempat pelaksanaan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Medan Area.

2.2 ALAT DAN BAHAN STERILISASI


ALAT:
- Pengaduk
- Sendok
- 3 gelas dengan ukuran sama
BAHAN:
- Air dingin, air panas, dan air hangat 100 ml
- Ragi instan (Saccharomyces cereviseae)
- Gula 50 gr

2.4 METODE KERJA


1) Siapkan cawan pada bidang datar. Dimasukkan 3 jenis air ke dalam masing –
masing cawan.
2) Lalu ditambahkan sebanyak ½ sendok teh ragi ke dalam masing – masing
cawan berisi air.
3) Dimasukkan gula 10 g (seujung sendok teh saja). Campuran dihomogenkan
dengan cara diaduk dengan sendok. Perhatikan perkembangan ragi pada
larutan.
4) Amati gelembung yang terbentuk dan catat waktu terebentuknya gelembung.
Sebagai catatan ketika selesai mengaduk peserta praktikum mulai
mengaktifkan stopwatch dan mengamati pembentukan gelembung udara pada
larutan. Adanya gelembung udara menandakan S. cereviseae pada ragi aktif.
5) Bandingkan gelembung yang terbentuk pada ketiga jenis air.

4
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Yeast Atau Ragi Instan

No Parameter Sampel s. cerevisae


pengamatan Air panas Air hangat Air dingin
1 Gelembung Sedikit terlihat Cukup banyak Sangat banyak
Udara terlihat terlihat
2 Aroma Asam Bau menyengat Bau menyengat Bau yang sedikit
tidak sedap
3 Waktu 01.30 01.06 01.12
Terbentuknya
Gelembung

Pada pengamatan ini dapat dilihat setelah ragi dan gula dilarutkan ke dalam larutan
terlihat adanya muncul gelembung-gelembung kecil setelah didiamkan beberpa menit
mulai dari cawan berisikan air panas, hangat dan dingin. Selain itu pada pengamatan
ini juga menghasilkan aroma-aroma yang kurang enak bahkan sangat menyengat.

Gambar 1. Air panas


Pada pengamatan pertama pada gambar ini terlihat sangat jelas pada cawan satu (air
panas) ini terlihat bahwa pada menit 01.30 terlihat sudah mulai terlihat adanya muncul
gelembung-gelembung kecil pada pinggiran cawan dan aroma yang dihasilkan pada
cawan satu ini sangat menyengat. Pada pengamatan pertama ini munculnya
gelembung-gelembung pada larutan terlihat sangat lambat dan sedikit.

5
Gambar 2. Air hangat
Pada pengamatan kedua pada gambar ini terlihat bahwa terlihat sangat jelas pada
cawan kedua (air hangat) terlihat pada menit 01.06 terlihat sudah mulai terlihat
adanya muncul gelembung-gelembung kecil pada pinggiran cawan dan di tengah
cawan dan padacawan dua ini gelembung-gelembung nya terlihat cukup banyak dan
aroma yang dihasilkan pada cawan satu ini sangat menyengat. Pada pengamatan
pertama ini munculnya gelembung-gelembung pada larutan terlihat lumayan cepat
dari cawan pertama.

Gambar 3. Air dingin


Pada pengamatan ketiga ini pada gambar, dapat terlihat bahwa pada cawan ketiga (air
dingin) terlihat pada menit 01.12 terlihat sudah mulai terlihat adanya muncul
gelembung-gelembung kecil pada pinggiran cawan dan di tengah cawan dan pada
cawan tiga ini gelembung-gelembung nya terlihat sangat banyak dan aroma yang
dihasilkan pada cawan satu ini sangat menyengat. Pada pengamatan pertama ini
munculnya gelembung-gelembung pada larutan terlihat cepat dari cawan pertama dan
kedua.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

Ragi ini sebenarnya adalah makhluk hidup yang “tidur” atau “dormant”. Ragi
berasal dari mikroorganisme sejenis jamur bernama Latin Saccharomyces cerevisiae.
Ragi ini akan hidup kembali dan menjadi aktif ketika bertemu cairan hangat dan gula.
Sebaliknya ragi bisa mati ketika bertemu langsung dengan garam. Itu sebabnya dalam
pembuatan roti, tidak boleh mencampur ragi langsung dengan garam. Ketika ragi ini
dicampurkan dalam adonan roti akan menghasilkan karbondioksida dari hasil proses
fermentasi si ragi. Gas ini yang akan membantu adonan roti mengembang. Karena itu
sebelum dicampurkan dalam adonan roti, harus dipastikan keadaan si ragi memang
masih “hidup”. Cara memastikannya dengan melarutkan ragi bersama air hangat dan
sedikit gula. Tunggu sampai maksimal 30 menit, jika muncul banyak gelembung atau
buih, maka bisa dipastikan kalau ragi masih “hidup” atau aktif dan ragi bisa
digunakan. Kalau lebih dari 30 menit tidak terlihat muncul gelembung-gelembung,
maka bisa dipastikan si ragi sudah tidak aktif dan tidak usah mengambil resiko untuk
menggunakannya dalam adonan roti kita.

Ragi instan berbentuk butiran yang lebih kecil dari ragi kering aktif. Untuk daya
tahan, ragi instan lebih cepat mati dari ragi kering aktif bila terkena udara. Karena itu
kita perlu memindahkannya ke wadah kedap udara setelah membuka kemasannya.
Jenis ragi kue ini juga tidak perlu dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kita
bisa langsung mencampurkannya ke dalam adonan, ya namanya juga instan ya… Tapi
karena ragi instan ini lebih mudah mati, maka sebaiknya tetap lakukan tes aktif ragi
terutama kalau menggunakan ragi instan yang sudah dibuka kemasannya.
Menggunakan ragi yang sudah tidak aktif. Ini sudah pasti si ragi tidak akan berhasil
mengembangkan adonan. Mencampur ragi dengan air panas dan bukan air hangat-
hangat kuku. Ragi tidak tahan air panas, dia akan mati. Jadi gunakan air hangat suam-
suam kuku ya teman-teman. Mempertemukan ragi langsung dengan garam. Ragi akan
langsung terkapar mati kalau ketemu garam. Karena itu kalau mau mencampur ragi
dan garam dalam tepung, pisahkan mereka dan aduk sendiri-sendiri jadi mereka tidak
bertemu langsung di dalam adonan. Membiarkan adonan yang sudah mengalami
fermentasi terlalu lama berada di dalam suhu ruang. Ragi yang sudah aktif akan terus
terfermentasi dalam suhu ruang kita yang biasanya hangat.

7
Sehingga pada percobaan atau pengamtan ragi instan atau yeast ini adalah pada setiap
larutan akan menhasilkan gelembung-gelembung dan aroma yang berbeda dan
banyaknya gelembung dipengaruhi oleh suhu larutan semakin tinggi larutan maka ragi
yang akan diuji keaktifannya maka ragi pun akan mati karena suhu larutan yang
sangat tinggi. Sebaliknya larutan Sebaliknya larutan dengan suhu rendah akan
menghasilkan gelembung yang banyak dan sangat cepat karena keaktifan ragi akan
terlihat jika larutan yang digunakan suhunya tidak terlalu tinggi .

KESIMPULAN

Kesimpulannya adalah munculnya gelembung-gelembung pada larutan terlihat


sangat cepat pada air hanga dan dingin sementara pada air panas gelembung-
gelembung yang muncul sangat sedikit dan membutuhkan waktu yang lama
dibandingkan air hangan dan dingin selain itu pada ketiga larutan yang telah
dihomogenkan dengan ragi instant atau yeast ini menghasilkan aroma yang sangat
menyengat terutama pada cawan satu (air panas). Timbulnya gelembung-gelembung
pada larutan akan menunjukan ragi tersebut aktif atau tidak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Https://Www.Cakefever.Com/Jenis-Jenis-Ragi-Dan-Merek-Ragi-Instan/

Https://Www.Dosenpendidikan.Co.Id/Ragi-Adalah/

Https://Repository.Usd.Ac.Id/17106/2/058114148_Full.Pdf

Modul Penuntun Praktikum Mikrobiologi. 2020. Pengamatan Yeast atau ragi instan
(Saccharomyces cereviseae) Medan: Universitas Medan Area

Lampiran
-

Anda mungkin juga menyukai