Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPASTIAN HUKUM DARI PENDAFTARAN HAKI

MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH HAKI

OLEH :
HERMAN CHANDRA SETIAWAN
11307418011

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM KUALA KAPUAS


YAYASAN CAHAYA BANGSA
KABUPATEN KAPUAS
KALIMANTAN TENGAH
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang

telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan

sehingga makalah ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah

pengetahuan rekan-rekan pada khususnya dan para pembaca umumnya yang

merupakan salah satu bagian dari pada ilmu hukum di Indonesia khususnya hukum

positif.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa

dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami

meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.

Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun

dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Kuala Kapuas, 29 Desember 2019

Penulis ,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Batasan Masalah

D. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia

(HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat

agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum (Rahardjo,

2000:54). Pendapat lain tentang perlindungan hukum yaitu perlindungan atas harkat

dan martabat, serta pengakuan terhadap HAM yang dimiliki oleh subyek hukum

berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan. Perlindungan hukum bagi rakyat

sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan represif (Hajon, 1987:2).

Perlindungan hukum yang preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa,

yang mengarahkan tindakan pemerintah bersikap hati-hati dalam pengambilan

keputusan berdasarkan diskresi, dan perlindungan yang represif bertujuan untuk

menyelesaikan terjadinya sengketa, termasuk penangananya di lembaga peradilan

(Maria,2010:18). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikaji bahwa

perlindungan hukum adalah keadaan atau posisi dimana subyek hukum memperoleh

kepastian hukum dan memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat dipaksakan pelaksanaannya

dengan suatu sangsi. Perlindungan hukum ini dapat dijadikan dasar untuk bertindak

pada saat mengalami gangguan pihak lain yang sengaja melakukan pelanggaran

hukum. Terciptanya jaminan dan kepastian hukum merupakan syarat utama untuk
mewujudkan terpeliharanya keamanan, ketertiban, tegaknya hukum serta

terselenggaranya perlindungan hukum

B. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penelitian penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan

batasan terhadap kepastian hukum dari pendaftaran haki

C. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang akan dibahas

mengenai kepastian hukum dari pendaftaran haki.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kepastian hukum dari pendaftaran haki dan memenuhi tugas Mata

Kuliah Hak Atas Kekayaan Intelektual


BAB II

PEMBAHASAN

Hak Cipta merupakan hak khusus bagi pencipta atau pemegangnya untuk

memperbanyak atau menggandakan hasil karya ciptaannya yang tumbuh bersamaan

dengan lahirnya suatu ciptaan. Pencipta berhak pula atas manfaat ekonomi yang lahir

dari ciptaannya tersebut, baik dibidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dapat mencegah penggunaan Sebagai dasar

untuk melakukan praktek perdagangan yang tidak jujur melalui proteksi. Untuk

perlindungan maka terlebih dahulu hak kekayaan intelektual itu didaftarkan.

Pendaftaran hak kekayaan intelektual harus memenuhi syarat-syarat dalam undang-

undang yang telah diimplementasikan di Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2002 Tentang Hak Cipta yang diganti dengan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

Secara tegas prinsip-prinsip perlindungan hukum di Indonesia tidak lepas dari

landasan utama yaitu pancasila sebagai ideology dan falsafah Negara. Arti lain bahwa

konsepsi dari perlindungan hukum bagi rakyat di barat bersumber pada Rechstaat dan

“Rule of the law” . dengan menggunakan konsepsi barat sebagai kerangka berfikir

dengan berlandaskan pada pancasila, prinsip perlindungan hukum di Indonesia adalah

prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap karya-karya manusia. Usaha–usaha

pemerintah dalam menjaga terhadap hak-hak masyarakat yang berhubungan dengan


karya cipta, tentunya berangkat dari konsep-konsep hukum yang berkaitan. Maka dari

itu berangkat daripenjelasan di atas, konsep perlindungan hukum terhadap suatu cipta

yang belum di daftarkan ke lembaga karya cipta tapi sudah terpublikasi ke

masyarakat. Menganalisa substansi pasal 40 ayat (2) Undang-undang Nomor 28 tahun

2014 yang berbunyi: ”Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2), termasuk perlindungan terhadap ciptaan yang tidak atau belum dilakukan

pengumuman tetapi sudah diwujudkan dalam bentuk nyata memungkinkan

penggandaan Ciptaan tersebut” Atas dasar tersebut di atas bahwa dalam ciptaan yang

tidak atau belum dilakukan pengumuman tetapi sudah diwujudkan dalam bentuk

nyata memungkinkan penggandaan ciptaan, secara tegas pemerintah memberikan

perlindungan hukum yaitu dengan adanya instrument hukum yang berkaitan dengan

hak cipta, maka dengan begitu tidak mengurangi isi pasal (1) angka 1 dalam undang-

undang Nomor Nomor 28 tahun 2014 , yaitu:

“Hak Cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan

prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa

mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan”Khusus terhadap suatu ciptaan yang sudah terdaftar dalam daftar umum

Ciptaan di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, berlaku ketentuan Pasal 41

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, yaitu dicatatkan

peralihan haknya dengan mengajukan permohonan ke Direktorat Jendral Hak

Kekayaan Intelektual. Agar peralihan hak cipta dan hak terkait sah secara terkait sah

secara hukum .Artinya setiap peralihan hak cipta atau hak terkait hanya sah dan dapat
diperkenankan secara yuridis jika dilakukan oleh orang yang berhak untuk

mengalihkannya. Tata cara peralihan hak cipta dan hak terkait dapat dialihkan

kepemilikannya dengan cara-cara berikut ini : a) Pewarisan yang diatur dalam Pasal 4

Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, b)

Hibah yang diatur dalam Pasal 3 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta, c) Wasiat yang dibuat dengan syarat adanya surat perjanjian

secara unilateral, pemberi wasiat setiap saat dapat mencabut kembali wasiat yang

sudah dibuatnya dan penyerahannya dilakukan setelah pemberi waisat meninggal

dunia, Perjanjian yang didasari oleh peraturan secara yuridis dalam Pasal 1320, Pasal

1332 jo. Pasal 1333 ayat (1) dan (2), Pasal 1335 jo. Pasal 1337 Kitab Undang Undang

Hukum Perdata, e) peralihan hak karena Undang Undang yang diatur dalam Pasal 3

ayat (2) huruf e Undang Undang Hak Cipta 2014 jo. Pasal 7 Undang Undang No 5

Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya jo. Pasal 10 Undang Undang Hak Cipta.

Perlindungan hukum dapat diuraikan menurut unsur-unsur katanya. Kata

perlindungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal dari kata lindung

yang berarti menempatkan dibalik atau di belakang sesuatu agar tidak kelihatan

(W.J.SPurwodarminto,1983:559.) Perlindungan adalah hal atau perbuatan

melindungi. Perlindungan dapat diartikan juga sebagai perbuatan melindungi,

menjaga dan memberikan pertolongan supaya selamat. Kata hukum menurut Kamus

hukum adalah segala peraturan atau kaidah-kaidah dalam kehidupan bersama yang

dapat dipaksakan dengan suatu sanksi dalam pelaksanaannya (Marbun dkk,2012:124-

125) Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah


dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan

suatu sanksi (Mertokusumo,2003:40). Tujuan adanya hukum adalah untuk

kepentingan (masyarakat) umum, yaitu berupa pemberian hak dan kewajiban yang

dijamin dalam peraturan hukum baik kepada perseorangan maupun masyarakat luas.

Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu

kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut.

Pengalokasian kekuasaaan ini dilakukan secara terukur yaitu ditentukan keluasannya

dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut dengan hak

(Rahardjo, 2000:53). Pemahaman tentang perlindungan dan hukum kemudian

disatukan menjadi konsep perlindungan hukum. Perlindungan hukum adalah

memberikan pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang dirugikan orang

lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua

hak-hak yang diberikan oleh hukum (Rahardjo, 2000:54). Pendapat lain tentang

perlindungan hukum yaitu perlindungan atas harkat dan martabat, serta pengakuan

terhadap HAM yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari

kesewenangan. Perlindungan hukum bagi rakyat sebagai tindakan pemerintah yang

bersifat preventif dan represif (Hajon, 1987:2). Perlindungan hukum yang preventif

bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, yang mengarahkan tindakan

pemerintah bersikap hati-hati dalam pengambilan keputusan berdasarkan diskresi,

dan perlindungan yang represif bertujuan untuk menyelesaikan terjadinya sengketa,

termasuk penangananya di lembaga peradilan (Maria,2010:18). Berdasarkan

penjelasan di atas, maka dapat dikaji bahwa perlindungan hukum adalah keadaan atau
posisi dimana subyek hukum memperoleh kepastian hukum dan memperoleh hak dan

melaksanakan kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sangsi. Perlindungan hukum ini

dapat dijadikan dasar untuk bertindak pada saat mengalami gangguan pihak lain yang

sengaja melakukan pelanggaran hukum. Terciptanya jaminan dan kepastian hukum

merupakan syarat utama untuk mewujudkan terpeliharanya keamanan, ketertiban,

tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan hukum.

Perlindungan HKI dapat membuat banyak orang atau pihak dalam masyarakat

menjadi termotivasi untuk terus berkreasi dan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat. Peningkatan kualitas hidup bermuara pada kesejahteraan masyarakat

yang merupakan kunci dan sekaligus tujuan publik dari hak kekayaan intelektual.

Karya intelektual dapat membantu manusia dalam kehidupannya sehingga dapat

menjadi lebih baik dari hari kehari (TRIPs art 7.) Pasal 28CUUD 1945 dapat menjadi

dasar kuat bagi pengembangan sistem HKI. Ketentuan lain yang merupakan dasar

konstitusional dari keberadaan HKI adalah mengenai perlindungan dan kepastian

hukum seperti tercantum dalam pasal 28D ayat 1, Setiap orang berhak atas

pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan

yang sama di hadapan hukum. Pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian

hukum serta perlakuan yang sama di hadapan hukum jika diwujudkan maka akan

muncul rasa aman dalam diri subyek kreatif sehingga dapat memunculkan kebebasan

untuk berkreasi. Hal ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi seluruh

masyarakat
HKI adalah hak memperoleh perlindungan secara hukum atas kekayaan intelektual

sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 1 ayat 15 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Hak Kekayaan

Intelektual). Peraturan perundang-undangan di Indonesia tentang HKI yaitu:

Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman,

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-undang

Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, Undang-undang Nomor 32 Tahun

2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Undang-undang Nomor 14 Tahun

2001 tentang Paten, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, Undang-

undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Secara konvensional HKI dibagi dalam dua bagian (Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I, 2003 : 3)

yaitu : Hak cipta (copyright) dan Hak Kekayaan Industri (industrial property rights),

yang mencakup: Paten (patent), Desain Industri (industrialdesign), Merek

(trademark), perlindungan Varietas Tanaman, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

(layout design of integrated circuit), Rahasia Dagang (trade secret)


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dapat mencegah penggunaan Sebagai dasar

untuk melakukan praktek perdagangan yang tidak jujur melalui proteksi. Untuk

perlindungan maka terlebih dahulu hak kekayaan intelektual itu didaftarkan.

Pendaftaran hak kekayaan intelektual harus memenuhi syarat-syarat dalam undang-

undang yang telah diimplementasikan di Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2002 Tentang Hak Cipta yang diganti dengan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.


DAFTAR PUSTAKA

 http://e-journal.uajy.ac.id/6573/2/MIH201992.pdf

 http://repository.unpas.ac.id/31687/3/BAB%20II.pdf

 http://eprints.ums.ac.id/22698/2/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai