Hukum Jaminan
Hukum Jaminan
MATA KULIAH
HUKUM PERJANJIAN KREDIT DAN JAMINAN
OLEH :
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi, serta tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Hukum Perjanjian
Dan Jaminan, Ibu ERIKA LISMAYANI,S.H.,M.Kn.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Herman Chandra S
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
A. Latar Belakang
Hukum jaminan merupakan himpunan ketentuan yang mengatur atau berkaitan dengan
peminjaman dalam rangka utang piutang (pinjaman uang) yang terdapat dalam berbagai
peraturan perundangan-undangan yang berlaku saat ini.
Kredit adalah Pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau
pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain, kredit
juga bisa diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan agunan adalah jaminan
tambahan yang diserahkan nasabah debitor kepada bank dalam rangka pemberian
fasilitas kredit atau pembiayaan.
Jaminan karena perjanjian adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan oleh perjanjian
yang diadakan para pihak sebelumnya, seperti gadai, hipotik, hak tanggungan dan
fiducia.
B. Rumusan Masalah
Dalam Makalah ini penulis menjabarkan dan menguraikan tentang Perjanjian Kredit dan
Jaminan dari berbagai aspek, sehingga diharapkan akan membuka wawasan kita semua
tentang Perjanjian Kredit dan Jaminan.
C. Tujuan Penulisan
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Perjanjian
Kredit Dan Jaminan, selain itu juga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
saya seputar Perjanjian Kredit dan Jaminan.
D. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan ajar dan menambah pemahaman pembaca khususnya penulis makalah ini
sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
PERJANJIAN KREDIT DAN JAMINAN
B. Kewajiban peminjam
Adapun kewajiban peminjam adalah sebagai berikut :
1. Mengembalikan dalam jumlah dan keadaan yang sama dan pada waktu yang
ditentukan (Pasal 1763);
2. Jika tidak mampu mengembalikan barang yang dipinjamnya dalam jumlah dan
keadaan sama, ia diwajibkan membayar harganya;
3. Jika waktu dan tempat tidak ditetapkan, harus diambil harga barang pada waktu dan
ditempat pinjaman terjadi (Pasal 1764).
Mengacu pada Pasal 1381 KUHPerdata dan berbagai praktek hukum lainnya yang timbul
dalam hal pengakhiran perjanjian kredit, dilakukan melalui:
1. Pembayaran;
2. Subrograsi (Pasal 1400KUHPerdata); penggantian hak-hak kreditur oleh pihak ketiga
yang membayar utang;
3. Pembaruan utang/novasi (pasal 1413 KUHPerdata);
4. Perjumpaang utang/kompensasi (pasal 1425 KUHPerdata).
1. Character (watak);
2. Capacity (Kemampuan);
3. Capital (Modal);
4. Conditions of Economy and
5. Collateral (Jaminan).
6. Jaminan sebagai perjanjian tambahan (assessoir)
Menurut Pasal 1 butir 23 UU Perbankan Agunan adalah jaminan tambahan yang
diserahkan nasabah debitor kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
G. Klasifikasi jaminan
1. Jaminan karena Undang-undang dan Karena Perjanjian
2. Jaminan Umum dan Jaminan Khusus
3. Jaminan yang Bersifat Kebendaan dan Jaminan Perseorangan.
4. Jaminan atas benda bergerak dan tidak bergerak
5. Saham sebagai agunan tambahan
Jaminan karena undang-undang adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan oleh
UU, seperti: jaminan umum, hak privelege dan hak retensi (pasal 1132, pasal 1134 ayat
(1);
Jaminan karena perjanjian adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan oleh
perjanjian yang diadakan para pihak sebelumnya, seperti gadai, hipotik, hak tanggungan
dan fiducia.
Jaminan Umum. Pada prinsipnya segala harta kekayaan debitur akan menjadi jaminan
bagi perutangannya (Pasal 1131). Semua kreditur mempunyai kedudukan yang sama
terhadap kreditur-kreditur lain;
Barang-barang itu menjadi jaminan bersama bagi semua kreditur, pembagian menurut
perbandingan piutang masing-masing kecuali bila ada alasan sah untuk didahulukan
(Pasal 1132).
Jaminan khusus dengan penyerahan harta kekayaan tertentu untuk diikat secara khusus
sebagai jaminan pelunasan utang debitur. Kreditur yang bersangkutan mempunyai
kedudukan mendahului (preferen) bagi pemegangnya.
Jaminan Kebendaan berupa hak mutlak atas benda yg mempunyai hubungan langsung
atas benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapa pun, selalu
mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan (contoh: hipotik, hak tanggungan, gadai dll);
BAB III
HUKUM PERJANJIAN KREDIT DAN JAMINAN
c. Penanggungan Utang
Dalam bahasa Belanda disebut Borgtocht, dalam bahasa Inggris disebut
Guarantee, yang diatur dalam pasal 1820 sampai dengan pasal 1850 KUH
Perdata, tidak banyak dipakai dalam bisnis perbankan, dan andainya pun
dipakai, hanya sekedar sebagai jaminan tambahan. Hal itu disebabkan, oleh
karena baik dalam personal, maupun Corporate Guarantee, penanggung, Borg
atau Guarant, tetap menguasai harta yang dijaminkan, seperti telah tidak terjadi
apa-apa, dan ia tetap dapat secara leluasa menjual, mengoperkan dan
membebankan hartanya itu dengan lembaga jaminan yang lain, dengan
perkataan lain, justru oleh karena penanggung diperkenankan secara bebas
melakukan hal-hal itu, maka kreditur tidak terjamin secara sempurna.
Adapun pengertian dari penanggungan utang dalam pasal 1820 KUH Perdata
adalah sebagai berikut.
“penanggungan utang adalah suatu perjanjian penjaminan utang yang sangat
terkait kepada perorangan (individu atau badan hukum) yang mengikat dirinya
sebagai jaminan atas utang dari pihak peminjam dan pihak yang mengikat
dirinya disebut penaggung atau penjamin.”
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kredit adalah Pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau
pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain, kredit
juga bisa diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan agunan adalah jaminan
tambahan yang diserahkan nasabah debitor kepada bank dalam rangka pemberian
fasilitas kredit atau pembiayaan.
Jaminan karena perjanjian adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan oleh perjanjian
yang diadakan para pihak sebelumnya, seperti gadai, hipotik, hak tanggungan dan
fiducia.
B. SARAN
Semoga apa yang ada dalam makalah ini mampu menambah wawasan kita bersama
tentang Perjanjian Kredit dan Jaminan serta penulis berharap agar kita lebih
memperdalam ilmu yang berkaitan dengan Perjanjian Kredit dan Jaminan untuk kita
aplikasikan nantinya dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadi manfaat bagi sesama.
DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net
https://satujam.com
https://www.hukumonline.com
https://www.idx.co.id
https://www.masukuniversitas.com
http://www.ercolaw.com
https://media.neliti.com
http://materi4belajar.blogspot.com/
https://sahabatnesia.com
http://repository.unpas.ac.id