Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PENGANTAR FILSAFAT

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Elma Kartika Sary (201810230311086)
Alya Rizki Putri Widiyanti (201810230311128)
Nadila Apriola Susanto (201810230311099)
Rizaldy Hafizh (201810230311133)

Kelas B 2018

Dosen Pengampu:
Haeri, M.Hi

Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
2018
Sejarah Filsafat

Sejarah filsafat merupakan salah satu metode yang terkenal dan banyak
digunakan orang dalam mempelajari filsafat, bahkan merupakan metode yang
sangat penting dalam belajar berfilsafat. Patut bagi kita untuk mendalami
pernyataan ahli sejarah inggris yang terkenal, Arnold Toynbee (1889-1975), yang
menyatakan bahwa tanpa sejarah tiada kepribadian. Artinya, dengan mempelajari
sejarah filsafat/pemikiran, tidak dapat memahami makna hakiki filsafat/
pemikiran.
Perlu diingat, bahwa filsafat adalah pemikiran yang terjadi mulai saat socrates
menggati istilah sofist menjadi filosofist, kira-kira 5 abad sebelum masehi. Hal
terpenting, perlu disadari bahwa filsafat adalah pemikiran manusia mengenai
segala sesuatu, sebatas pemikiran saja. Filsafat jelas berbeda dengan ilmu yang
berdasarkan asumsi tertentu, yang mengembangkan diri melalui pemikiran dan
pembuktian objektif. Sejarah filsafat terbagi menjadi lima periode, yaitu Zaman
Yunani Kuno (600 SM – 200 M), Zaman Pertengahan (200 M – 1500 M), Zaman
Pencerahan (1500 M – 1700 M), Zaman Modern (1700 M – 2000 M), Zaman
Pasca Modern.

A. Zaman Yunani Kuno (600 SM-200M)


Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia
dari mite-mite menjadi lebih rasional. Pola pikir mite adalah pola pikir yang
mengandalkan mitos-mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa
bumi dan pelangi. Berikut ini merupakan periodisasi pemikiran filsafat menurut
Bertens(1976). Ia membagi Filsafat Yunani Kuno menjadi tiga periode pada
sejarah filsafat, yaitu Masa awal, Masa keemasan, dan Masa Helenitas dan
Romawi.
1. Masa Awal Filsafat Yunani Kuno
Masa Awal filsafat Yunani Kuno ditandai oleh tercatatnya tiga nama
filsuf yang berasal dari daerah Miletos, yaitu Thales, Anaximandros, dan
Anaximenes. Pemikiran Thales ditulis oleh murid-muridnya yaitu
Anaximandros dan Anaximenes. Perhatiannya adalah pada alam dan
kejadian ilmiah terutama dalam hubugannya dengan perubahan-perubahan
yang terjadi.
2. Zaman keemasan Yunani Kuno
Filsafat pada masa ini ditandai oleh sejumlah nama besar. Nama besar
pertama adalah Perikles. Ia tinggal di Athena, sebagai pusat penganut
berbagai aliran filsafat yang ada pada masa itu. Di sana terdapat pula
pemikiran sofistik yang penganutnya disebut kaum sofis. Mereka pandai
berpidato dan tidak lagi menaruh perhatian pada alam dan menjadikan
manusia sebagai pusat perhatian studinya.
3. Masa Helenitas dan Romawi
Masa Helenitas dan Romawi tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
Alexander Agung. Raja ini telah mampu mendirikan negara besar yang
tidak sekedar meliputi seluruh yunani, tetapi juga daerah disebelah
timurnya. Kebudayaan Yunani menjadi kebudayaan supra nasional dan
disebut “Kebudayaan Helenitas”. Pada masa ini dibuka sekolah sekolah
baru yang tekanan pembelajarannya adalah masalah etika, yaitu bagaimana
sebaiknya orang mengatur tingkah lakunya agar dapat hidup bahagia
dalam kehidupan bersama

B. Zaman Petengahan (200 M-1500M)


Zaman ini sering di anggap sebagai zaman dimana filsafat begitu erat,
bahkan berada dibawah naungan agama.
1. Zaman Patristik
Istilah patristik berasa dari kata latin patres yang berarti bapak dalam
lingkungan kehidupan gereja. Bapak yang mengacu pada pujangga
kristen, mencari jalan menuju teologi kritiani, melalui peletakan dasar
intelektual untuk agama kristen.
2. Zaman Skolastik
Zaman ini ditandai dengan terjadinya migrasi penduduk, yaitu
perpindahan bangsa Hun dan Asia ke Eropa, sehingga bangsa jerman
berpindah melintasi perbatasan kekaisaran Romawi yang secara politik
mengalami kemerosotan. Akibat situasi yang ricuh, tidak banyak
pemikiran filsafati yang patut dikemukakan pada masa ini. Namun, ada
beberapa tokoh dan situasi penting yang harus diperhatikan dalam
memahami filsafat masa ini.
3. Zaman Keemasan Skolastik
Zaman keemasan skolastik terjadi pada abad ke-13. Sama dengan abad
pertengahan, pada Zaman Keemasan Skolastik ini, filsafat dipelajari
dalam hubungannya dengan teologi. Namun, hal ini tidak berarti wacana
filsafat hilang. Filsafat tetap dipelajari meskipun tidak terbuka dan
mandiri.
4. Masa Akhir Abad Pertengahan
Pada akhir abad 14 terjadi sikap kritis atas berbagai usaha pemikiran
yang menyintesiskan pemikiran filsafati dan teologi yang semakin
menyimpang dari pendapat Aristoteles. Dua tokoh yang berjasa dalam
mempersiapkan ilmu pengetahuan alam modern, ialah Johanes Buridanus
(1298-1359) di Paris dan Thomas Bradwardine (1300-1349) di Oxford.

C. Zaman Pencerahan (1500 M-1700 M)


Suatu masa yang relatif singkat yang membatasi abad pertengahan dan
abad modern, yaitu abad pencerahan, enlightment, atau Aufklaerung. Meskipun
hanya sekitar hanya satu sampai dua abad saja. Zaman pencerahan merupakan
masa peralihan dari abad pertengan yang didasari oleh payung agama ke abad
modern yang didasari payung ilmu pengetahuan.

D. Zaman Modern
Adapun pendiri (Founding father) filsafat modern adalah Michel de
Montaigne ( 1533-1592). Namun ada pendapat lain dari para ahli mereka
menyebut beberapa nama seperti Rene Descartes, John Locke, dan Immanuel
Kant. Para filosof modern tampak lebih individualistis dengan menampilkan
individulitasnya masing-masing. Istilah modern sering menampilkan sifat
arogansi atau menolak sebuah pikiran yang lahir sebelum abad pertengahan.
Bahkan secara berlebihan dapat disebut suatu pemberontakan.

Filsafat modern dibagi menjadi bebearapa kelompok, yaitu


1).Rasionalisme, empirisme, dan kritisme;
2).dialektika idealisme;
3).Femomenologi dan eksistensi.

Dalam modernisme atau kelahirannya, khususnya erat dan longgarnya


hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahun. Seperti kita ketahui, Abad Modern
identik dengan Abad Ilmiah, khusunya Ilmu Pengetahuan Alam. Sejak awal
sampai sekarang masih diyakini bahwa filsafat adalah induk pengetahuan. Dalam
pernyataan ini terdapat pengertian bahwa dasar ilmu pengetahuan yang disebut
asumsi, aksioma, atau postulat lahir dari filsafat, yang disebut keyakinan filosofis.
Namun dengan lahirnya pemikiran baru yang disebut ilmu atau ilmiah, akar ilmu
tidak harus filsafat saja, tetapi juga eksperimen atau pengalaman.

E. Pascamodernisme
Postmodern pertama kali muncul di Prancis sekitar tahun 1970an. Ketika
postmodern mulai memasuki ranah filsafat, post dalam modern tidak
dimaksudkan sebagai sebuah periode atau waktu tetapi lebih merupakan sebuah
konsep yang hendak melampaui segala hal modern. Postmodern ini merupakan
sebuah kritik atas realitas modernitas yang dianggap telah gagal dalam
melanjutkan proyek pencerahan. Nafas utama dari posmodern adalah penolakan
atas narasi – narasi besar yang muncul pada dunia modern dengan ketunggalan
gangguan terhadap akal budi dan mulai memberi tempat bagi narasi – narasi kecil,
lokal, tersebar dan beraneka ragam untuk untuk bersuara dan menampakkan
dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

Wiramihardja sutardjo A. 2006.Pengantar filsafat.Bandung.Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai