NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
Iim Fatmawati
1810104221
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
Iim Fatmawati
1810104221
yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dan masih merupakan salah satu
dan bayinya, serta menjadi penyebab kematian maternal tertinggi dan penyebab angka
mortalitas perinatak yang tinggi, selain partus prematurus dan berat badan lahir rendah.
Hipertensi yang timbul selama kehamilan kebanyakan terjadi pada kehamilan pertama,
biasanya terjadi pada pertengahan usia kehamila (Diana Christine, 2018). Dan adapun
faktor penyebab dari hipertensi gestasional bisa disebabkan faktor maternal seperti
usia maternal, paritas, riwayat keluarga, riwayat hipertensi, tingginya IMT, gangguan
ginjal dan faktor kehamilan berupa kehamilan molahidatidosa, hydrops fetali dan
35,8% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional (31,7%). Prevelansi
ini menempatkan DIY pada urutan ke-5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang
Kasus kematian ibu di DIY tahun 2013 28%-nya dikarenakan hipertensi dalam
kehamilan. Pada tahun 2014, delapan dari 40 kematian ibu di DIY disebabkan oleh
kematian ibu yang disebabkan oleh preeklampsia di DIY yaitu Kabupaten Sleman 5
masyarakat dan melakukan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat. Untuk itu
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan dasar perlu melakukan pencegahan primer yaitu
kegiatan mengurangi faktor resiko Hipertensi sebelum penyakit hipertensi itu terjadi,
melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur
buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas fisik dan tidak merokok, pada
ibu hamil yang suaminya merokok dianjurkan untuk merokok diluar ruangan. Selain
itu menurut Kemenkes RI 2013 terdapat juga standar yang sudah ditetapkan di
Indonesia yaitu standar 7 dari SPK (Standar Pelayanan Kebidanan) yang berbunyi,
dan menemukan secara dini hipertensi dalam kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan. Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklampsia lainnya serta mengambil
masalah. Banyak yang mengira jika mengkonsumsi obat hipertensi akan sembuh akan
tetapi masalahnya saat itu tanda komplikasi serius umumnya terjadi (Syarad, 2016).
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Puskesmas yang memiliki Prevalansi
2018 sebanyak 8 kasus. Dan berdasarkan data Puskesmas Tempel I sepanjang periode
2017 sampai 2018 sebanyak 19 kasus. Berdasarkan latar belakang kasus diatas maka
Sleman Yogyakarta”.
METODE PENELITIAN
hipertensi dalam kehamilan. Populasi kasus pada penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil
Tempel I 2017 sampai 2018 yang berjumlah 19 ibu hamil dengan hipertensi. Teknik
pemngambilan sampel penelitian yaitu dengan Total Sampling dimana jumlah sampel
Faktor Usia
Usia Frekuensi %
Usia 20-35 Tahun 11 57.9%
Usia < 20 dan > 35 tahun 8 42.1%
Jumlah 19 100%
dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu responden pada usia
Faktor Paritas.
Paritas Frekuensi %
Primipara 3 15.8%
Multipara 16 84.2%
Jumlah 19 100%
didapati dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status
IMT Frekuensi %
IMT 25,1-27,0 9 47.7%
IMT >27,0 10 52.6%
Jumlah 19 100%
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak
didapati dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak
didapati dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati
dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status tidak ada
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati
dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status tidak ada
Faktor Kehamilan
Pada table 4.7 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati
dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status tidak ada
Ekonomi
Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati
PEMBAHASAN
a. Usia
Responden pada penelitian ini didominasi oleh ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilan yang berusia 20-35 tahun sebanyak 11 (57.9 %) responden. Hal ini
sejalan dengan beberapa teori yang mengatakan bahwa dari faktor-faktor risiko
hipertensi dalam kehamilan, usia tidak termasuk kedalam faktor resiko hipertensi
dalam kehamilan. Seperti teori Saifuddin (2009) yang mengatakan faktor risiko
hipertensi dalam kehamilan tejadi pada : masa plasenta besar (pada kehamilan
penurunan fungsi
b. Paritas
Responden pada penelitian ini yang banyak didapati dalam kohort yaitu ibu hamil
yang mengalami hipertensi dalam kehamilan dengan status paritas Multipara yaitu
sebanyak 16 (84.2%) responden. Hal ini sejalan dengan penelitian Yudha Setiadi
responden. Namun hal ini tidak sejalan dengan teori Katsiki N et al (2010) bahwa
sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama. Jika
ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan, graviditas paling aman adalah
kehamilan kedua sampai ketiga (Katsiki N et al, 2010). Paritas 2 sampai 3 dikatakan
paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi >3
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi, semakin tinggi paritas semakin
tinggi kematian maternal. Hal tersebut dikarenakan pada setiap kehamilan terjadi
peregangan rahim, jika kehamilan berlangsung terus menerus maka rahim akan
kehamilan, persalinan, dan nifas salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan
(84.2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang tidak
berisiko ( pada paritas 2-3) lebih banyak mengalami hipertensi dalam kehamilan
dibandingkan yang berisiko (1->3) hal ini disebabkan karena rata-rata responden
berada pada kehamilan ke 2 atau ke 3 dengan jarak kehamilan rata-rata 1-2 tahun.
Sedangkan pada teori Hederson (2009) bahwa paritas ibu sehat yaitu paritas 2-3
dengan jarak kehamilan 5 tahun dan angka kejadian hipertensi kehamilan akan
menurun pada paritas ke 2-4 dan akan meningkat pada paritas >4.
Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status
tingginya Indeks Masa Tubuh >27,0 yaitu sebanyak 10 (52.6 %). Hal ini sesuai
kehamilan, karena pada reponden yang memiliki Indeks Masa Tubuh yang berlebih
berkaitan dengan adanya timbunan lemak yang berlebih dalam tubuh. Hal ini
sejalan dengan penelitian Jumaiza (2018) yang mendapatkan hasil penelitian dari
hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan
antara tingginya indeks masa tubuh dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan
d. Riwayat Keluarga
Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status
tidak ada riwayat hipertensi yaitu sebanyak 19 (100%) responden. Hal ini tidak
sejalan dengan teori Manuaba (2010) yang menyebutkan bahwa penyakit keturunan
sering terjadi pada keluarga tertentu yang akan membawa penyakit pada kehamilan.
Berdasarkan hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa responden yang tidak
memiliki riwayat hipertensi pada keluarga lebih mendominasi hal ini sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa penyebab hipertensi karena faktor riwayat keluarga
ini bisa disebabkan oleh pola hidup yang kurang baik, dikaitkan dengan pola makan,
jika seseorang menerapkan pola makan yang baik, kemungkinan orang tersebut
e. Riwayat Hipertensi
Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu dengan status tidak ada
riwayat hipertensi sebanyak 13 (68.4%) responden. Hal ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian Nelawati (2014) yang menunjukan bahwa pasien yang memiliki riwayat
hipertensi sebanyak (48,8%). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang
pusing kepala, hipertensi dan kerusakan tubuh lainnya seperti ginjal (Duprez,
2008). Mengapa pada penelitian ini banyak didapatkan responden yang tidak
memiliki riwayat hipertensi karena responden pada penelitian ini tidak memiliki
f. Gangguan Ginjal
Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status
tidak ada gangguan ginjal sebanyak 19 (100%) responden. Hal ini tidak sesuai
dengan teori Muflihin FA (2012) yang menyatakan bahwa penyakit ginjal seperti
gagal ginjal akut yang diderita ibu hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam
Pada penelitian ini didapatkan hasil tidak ada gangguan ginjal sebanyak 19 (100%)
responden, hal ini dapat dikaitkan dengan riwayat hipertensi ibu sebelumnya
karena pada penelitian ini tidak ada responden yang menderita riwayat hipertensi
karena itu tidak ada ibu yang memiliki gangguan ginjal yang dapat berpengaruh
Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status
tidak ada faktor kehamilan 19 (100%) responden. Hal ini tidak sesuai dengan teori
Rukiyah (2010) yang menyatakan bahwa etiologi hipertensi dalam kehamilan yang
hipertensi dalam kehamilan. Dan hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
Anna Rufaidah (2018) terdapat 4 responden (4.7%) yang mengalami hamil kembar,
serta 82 responden (95.3%) yang tidak mengalami hamil kembar serta
Responden pada penelitian ini semua dengan kehamilan tunggal selain itu mereka
juga tidak memiliki riwayat keturunan dari keluarga yang pernah mengalami
hipertensi dalam kehamilan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rozikhan (2009), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
h. Sosial Ekonomi
Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan
<1.700.000 yaitu sebanyak 12 (63.2%) responden. Hal ini sesuai dengan teori
Global Development Finance (2011) yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi
rendah dihubungkan dengan status kesehatan yang lebih buruk salah satunya status
Pada kalangan masyarakat yang menyandang status ekonomi yang masih rendah
hipertensi dalam kehamilan masih sering terjadi karena secara umum hipertensi
dalam kehamilan dapat ditangani dengan baik dengan asuhan prenatal yang baik
(Cunningham, 2013).
SIMPULAN
1. Sebagian pada penelitian ini status usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 11 (57.9%)
responden.
2. Sebagian pada penelitian ini berada pada status paritas ke 2-3 yaitu sebanyak
16 (84.2%) responden.
3. Sebagian besar pada penelitian ini pada tingginya Indeks Masa Tubuh yaitu
4. Pada penelitian ini didapatkan pada riwayat keluarga yang tidak memiliki
5. Sebagian besar pada penelitian ini berada yang tidak memiliki riwayat
responden.
7. Pada penelitian ini dari faktor resiko kehamilan yang tidak memiliki faktor
SARAN
dapat mengambil informasi yang lebih dalam dari responden, seperti kuesioner dan
DAFTAR PUSTAKA