Anda di halaman 1dari 18

GAMBARAN FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


DI PUSKESMAS TEMPEL I SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Iim Fatmawati
1810104221

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARAJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
GAMBARAN FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DI PUSKESMAS TEMPEL I SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Iim Fatmawati
1810104221

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARAJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
GAMBARAN FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DI PUSKESMAS TEMPEL I SLEMAN
YOGYAKARTA1
Iim Fatmawati2, Maulita Listian Eka Pratiwi3

Abstrak : Menurut WHO (World Health Organization) hipertensi kehamilan adalah


salah satu penyebab kesakitan dan kematian di seluruh dunia baik bagi ibu maupun
janin. secara global 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian
ibu secara langsung yaitu disebabkan karena perdarahan (25%), hipertensi pada ibu
hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lainnya (7%).
Penelitian ini mengidentifikasi gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian
hipertensi dalam kehamilan di puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta. Metode
dekriptif dengan pendekatan Retrospektif. Responden terdiri dari 19 ibu hamil yang
mengalami hipertensi dalam kehamilan dengan menggunakan total sampling. Data
diambil dari kohort dan kemudian dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 19 kasus hipertensi dalam kehamilan, pada usia tidak
beresiko 20-35 tahun 11 (57.9%), dengan status paritas multipara 16 (84.2%), dengan
tingginya Indeks Masa Tubuh >27,0 yaitu 10 (52.6% 19 (100%) pada riwayat
keluarga, gangguan ginjal dan faktor kehamilan, 13 (68.4%) pada responden tidak ada
riwayat hipertensi, pada status social ekonomi dibawah pendapat <1.700.000 12
(63.2%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor resiko
terjadinya hipertensi dalam kehamilan pada usia tidak beresiko 11 (57.9%) responden.
Pada ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan disarankan untuk
memeriksakan kehamilannya lebih sering untuk mendeteksi dini adanya komplikasi
dalam kehamilannya.
Kata Kunci : Faktor-faktor, Hipertensi, Kehamilan

Abstract: According to the WHO (World Health Organization) pregnancy


hypertension is one of the causes of morbidity and mortality in the world for both the
mother and the fetus. Globally, 80% of maternal deaths which are classified as the
cause of direct maternal death are bleeding (25%), hypertension in pregnant women
(12%), congestion (8%), abortion (13%) and other causes (7%). This study identified
an overview of the factors that influence the incidence of hypertension in pregnancy
at Primary Health Center I of Tempel Sleman Yogyakarta. This study employed a
descriptive method with a Retrospective approach. Respondents consisted of 19
pregnant women who had hypertension in pregnancy. The samples were taken through
total sampling. Data were taken from Cohorts and then analyzed by univariate analysis.
The results showed that from 19 cases of hypertension in pregnancy, 11 (57.9%) were
20-35 years old in not risky age, 16 (84.2%) with multiparous parity status, 10 (52.6%)
with a high body mass index> 27.0, 19 (100%) had family history, kidney disorders
and pregnancy factors, 13 (68.4%) with no history of hypertension, and 12 (63.2%)
with income less than IDR. 1,700,000. Based on the results of the study, it can be
concluded that risk factors of the incidence of hypertension in pregnancy is at not risky
age as many as 11 (57.9%) respondents. Pregnant women who experience
hypertension in pregnancy are advised to check their pregnancy more often to detect
early complications in their pregnancy.
Keywords : Factors, hypertension, pregnancy
PENDAHULUAN
Penyakit hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan kelainan vascular

yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.

Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dan masih merupakan salah satu

penyebab kematian ibu (Kemenkes RI, 2015).

Kehamilan dengan hipertensi menyebabkan risiko tinggi pada wanita hamil

dan bayinya, serta menjadi penyebab kematian maternal tertinggi dan penyebab angka

mortalitas perinatak yang tinggi, selain partus prematurus dan berat badan lahir rendah.

Hipertensi yang timbul selama kehamilan kebanyakan terjadi pada kehamilan pertama,

biasanya terjadi pada pertengahan usia kehamila (Diana Christine, 2018). Dan adapun

faktor penyebab dari hipertensi gestasional bisa disebabkan faktor maternal seperti

usia maternal, paritas, riwayat keluarga, riwayat hipertensi, tingginya IMT, gangguan

ginjal dan faktor kehamilan berupa kehamilan molahidatidosa, hydrops fetali dan

kehamilan ganda dan sosial ekonomi (Katsiki N et al, 2010).

Prevelansi hipertensi di DIY menurut Profil Kesehatan DIY 2017 adalah

35,8% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional (31,7%). Prevelansi

ini menempatkan DIY pada urutan ke-5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang

tinggi. (Profil Kesehatan DIY, 2017).

Kasus kematian ibu di DIY tahun 2013 28%-nya dikarenakan hipertensi dalam

kehamilan. Pada tahun 2014, delapan dari 40 kematian ibu di DIY disebabkan oleh

hipertensi dalam kehamilan yang menjadi preeklampsia dan eclampsia. Kejadian

kematian ibu yang disebabkan oleh preeklampsia di DIY yaitu Kabupaten Sleman 5

pasien, Kabupaten Bantul 4 pasien, Kabupaten Gunungkidul 1 pasien, Kabupaten

Kulon Progo 2 kasus.

Upaya pemerintah dalam penanggulangan Hipertensi menurut Kemenkes RI


2012 menyatakan upaya pencegahan dan penanggulangan dimulai dengan kesadaran

masyarakat dan melakukan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat. Untuk itu

Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan dasar perlu melakukan pencegahan primer yaitu

kegiatan mengurangi faktor resiko Hipertensi sebelum penyakit hipertensi itu terjadi,

melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur

buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas fisik dan tidak merokok, pada

ibu hamil yang suaminya merokok dianjurkan untuk merokok diluar ruangan. Selain

itu menurut Kemenkes RI 2013 terdapat juga standar yang sudah ditetapkan di

Indonesia yaitu standar 7 dari SPK (Standar Pelayanan Kebidanan) yang berbunyi,

“Pengelolaan Dini Hipertensi terhadap Kehamilan’. Standar ini bertujuan mengenali

dan menemukan secara dini hipertensi dalam kehamilan dan melakukan tindakan yang

diperlukan. Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklampsia lainnya serta mengambil

tindakan yang tepat dan merujuknya.

Pandangan di masyarakat yang menganggap bahwa obat bisa mengatasi semua

masalah. Banyak yang mengira jika mengkonsumsi obat hipertensi akan sembuh akan

tetapi masalahnya saat itu tanda komplikasi serius umumnya terjadi (Syarad, 2016).

Studi penadahuluan dilakukan pada tanggal 03 Desember 2019. Didapatkan

data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Puskesmas yang memiliki Prevalansi

Tertinggi Hipertensi dalam Kehamilan sepanjang periode setengah semester tahun

2018 sebanyak 8 kasus. Dan berdasarkan data Puskesmas Tempel I sepanjang periode

2017 sampai 2018 sebanyak 19 kasus. Berdasarkan latar belakang kasus diatas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Puskesmas Tempel I

Sleman Yogyakarta”.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan

retrospektif, untuk mempelajari gambaran faktor–faktor yang mempengaruhi kejadian

hipertensi dalam kehamilan. Populasi kasus pada penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil

yang memeriksakan ANC yang mengalami hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas

Tempel I 2017 sampai 2018 yang berjumlah 19 ibu hamil dengan hipertensi. Teknik

pemngambilan sampel penelitian yaitu dengan Total Sampling dimana jumlah sampel

sama dengan jumlah populasi.

HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan yaitu

Usia, Paritas, Obesitas, Riwayat Hipertensi, Riwayat Keluarga, Gangguan Ginjal,

Faktor Kehamilan dan Sosial Ekonomi:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan Berdasarkan

Faktor Usia

Usia Frekuensi %
Usia 20-35 Tahun 11 57.9%
Usia < 20 dan > 35 tahun 8 42.1%
Jumlah 19 100%

Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018


Pada table 4.1 dapat dilihat bahwa pada penelitian yang paling banyak didapati

dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu responden pada usia

20-35 tahun sebanyak (57.9%) responden.


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan Berdasarkan

Faktor Paritas.

Paritas Frekuensi %
Primipara 3 15.8%
Multipara 16 84.2%
Jumlah 19 100%

Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018


Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak

didapati dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status

paritas multipara sebanyak 16 (84.2%) responden.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Penyebab Hipertensi Dalam Kehamilan Berdasarkan

Faktor Tingginya Indeks Masa Tubuh

IMT Frekuensi %
IMT 25,1-27,0 9 47.7%
IMT >27,0 10 52.6%
Jumlah 19 100%

Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak

didapati dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status

IMT >27,0 sebanyak 10 (52.6%) responden.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan Berdasarkan

Faktor Riwayat Keluarga

Riwayat Keluarga Frekuensi %


Tidak ada riwayat hipertensi 19 100%
Ada riwayat hipertensi 0 0%
19 100%
Jumlah
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak

didapati dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status

tidak ada riwayat hipertensi sebanyak 19 (100%) responden.


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan Berdasarkan

Faktor Riwayat Hipertensi

Riwayat Hipertensi Frekuensi %


Tidak ada riwayat hipertensi 13 68.4%
Ada riwayat hipertensi 6 31.6%
19 100%
Jumlah
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati

dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status tidak ada

riwayat hipertensi sebanyak 13 (68.4%) responden.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan Berdasarkan

Faktor Gangguan Ginjal

Gangguan Ginjal Frekuensi %


Tidak ada gangguan ginjal 19 100%
Ada gangguan ginjal 0 0%
19 100%
Jumlah
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati

dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status tidak ada

gangguan ginjal sebanyak 19 (100%) responden.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan Berdasarkan

Faktor Kehamilan

Faktor Kehamilan Frekuensi %


Tidak ada 19 100%
Ada 0 0%
19 100%
Jumlah
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018

Pada table 4.7 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati

dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status tidak ada

faktor kehamilan sebanyak 19 (100%) responden.


Tabel 4.8 Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan Berdasarkan Faktor Sosial

Ekonomi

Faktor Kehamilan Frekuensi %


Pendapatan 1.700.000 7 36.8%
Pendapatan <1.700.000 12 63.2%
19 100%
Jumlah
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017 – 2018

Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini data yang paling banyak didapati

dalam kohort di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta yaitu dengan status

pendapatan <1.700.000 sebanyak 12 (63.2%) responden.

PEMBAHASAN

a. Usia

Responden pada penelitian ini didominasi oleh ibu hamil dengan hipertensi dalam

kehamilan yang berusia 20-35 tahun sebanyak 11 (57.9 %) responden. Hal ini

sejalan dengan beberapa teori yang mengatakan bahwa dari faktor-faktor risiko

hipertensi dalam kehamilan, usia tidak termasuk kedalam faktor resiko hipertensi

dalam kehamilan. Seperti teori Saifuddin (2009) yang mengatakan faktor risiko

hipertensi dalam kehamilan tejadi pada : masa plasenta besar (pada kehamilan

gemelli, penyakit trofoblas), diabetes mellitus, isoimunisasi rhesus, faktor herediter,

masalah vaskuler (Saifuddin, 2009).Usia sangat berkaitan dengan peningkatan atau

penurunan fungsi

b. Paritas

Responden pada penelitian ini yang banyak didapati dalam kohort yaitu ibu hamil

yang mengalami hipertensi dalam kehamilan dengan status paritas Multipara yaitu

sebanyak 16 (84.2%) responden. Hal ini sejalan dengan penelitian Yudha Setiadi

(2016) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Hipertensi Dalam Kehamilan di Kota Manado” yang menyatakan hasil


penelitiannya didapatkan paling banyak responden dengan status kehamilan kedua

yang mengalami hipertensi dalam kehamilan yaitu sebanyak 53 (36.8 %)

responden. Namun hal ini tidak sejalan dengan teori Katsiki N et al (2010) bahwa

sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama. Jika

ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan, graviditas paling aman adalah

kehamilan kedua sampai ketiga (Katsiki N et al, 2010). Paritas 2 sampai 3 dikatakan

paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi >3

mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi, semakin tinggi paritas semakin

tinggi kematian maternal. Hal tersebut dikarenakan pada setiap kehamilan terjadi

peregangan rahim, jika kehamilan berlangsung terus menerus maka rahim akan

semakin melemah sehingga dikhawatirkan akan terjadi gangguan pada saat

kehamilan, persalinan, dan nifas salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan

(Sukaesih, 2012). Berdasarkan hasil penelitian mengenai paritas diketahui bahwa

dari 19 responden penelitian, terdapat 16 responden dengan status hamil kedua

(84.2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang tidak

berisiko ( pada paritas 2-3) lebih banyak mengalami hipertensi dalam kehamilan

dibandingkan yang berisiko (1->3) hal ini disebabkan karena rata-rata responden

berada pada kehamilan ke 2 atau ke 3 dengan jarak kehamilan rata-rata 1-2 tahun.

Sedangkan pada teori Hederson (2009) bahwa paritas ibu sehat yaitu paritas 2-3

dengan jarak kehamilan 5 tahun dan angka kejadian hipertensi kehamilan akan

menurun pada paritas ke 2-4 dan akan meningkat pada paritas >4.

c. Tingginya Indeks Masa Tubuh

Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status

tingginya Indeks Masa Tubuh >27,0 yaitu sebanyak 10 (52.6 %). Hal ini sesuai

dengan teori Muflihin et al (2012) bahwa Tingginya Indeks Masa Tubuh


merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, gula dan garam sehingga

menimbulkan beberapa masalah penyakit salah satunya adalah hipertensi dalam

kehamilan, karena pada reponden yang memiliki Indeks Masa Tubuh yang berlebih

berkaitan dengan adanya timbunan lemak yang berlebih dalam tubuh. Hal ini

sejalan dengan penelitian Jumaiza (2018) yang mendapatkan hasil penelitian dari

hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan

antara tingginya indeks masa tubuh dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan

dengan nilan p=0,34 (p<0,05).

d. Riwayat Keluarga

Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status

tidak ada riwayat hipertensi yaitu sebanyak 19 (100%) responden. Hal ini tidak

sejalan dengan teori Manuaba (2010) yang menyebutkan bahwa penyakit keturunan

sering terjadi pada keluarga tertentu yang akan membawa penyakit pada kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa responden yang tidak

memiliki riwayat hipertensi pada keluarga lebih mendominasi hal ini sesuai dengan

teori yang menyebutkan bahwa penyebab hipertensi karena faktor riwayat keluarga

ini bisa disebabkan oleh pola hidup yang kurang baik, dikaitkan dengan pola makan,

jika seseorang menerapkan pola makan yang baik, kemungkinan orang tersebut

akan terhindar dari hipertensi (Hembing,2009).

e. Riwayat Hipertensi

Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu dengan status tidak ada

riwayat hipertensi sebanyak 13 (68.4%) responden. Hal ini tidak sesuai dengan hasil

penelitian Nelawati (2014) yang menunjukan bahwa pasien yang memiliki riwayat

hipertensi sebanyak (48,8%). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa seseorang yang memiliki riwayat hipertensi terjadi penurunan


aktivitas saraf simpatis yang dapat berlanjut ketidakseimbangan aktivitas saraf

otonom. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan beberapa gejala insomnia, tremor,

pusing kepala, hipertensi dan kerusakan tubuh lainnya seperti ginjal (Duprez,

2008). Mengapa pada penelitian ini banyak didapatkan responden yang tidak

memiliki riwayat hipertensi karena responden pada penelitian ini tidak memiliki

riwayat hipertensi di kehamilan sebelumnya.

f. Gangguan Ginjal

Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status

tidak ada gangguan ginjal sebanyak 19 (100%) responden. Hal ini tidak sesuai

dengan teori Muflihin FA (2012) yang menyatakan bahwa penyakit ginjal seperti

gagal ginjal akut yang diderita ibu hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam

kehamilan dikarenakan kerusakan glomerulus yang menimbulkan gangguan filtrasi

dan vasokontriksi pembuluh darah.

Pada penelitian ini didapatkan hasil tidak ada gangguan ginjal sebanyak 19 (100%)

responden, hal ini dapat dikaitkan dengan riwayat hipertensi ibu sebelumnya

karena pada penelitian ini tidak ada responden yang menderita riwayat hipertensi

karena itu tidak ada ibu yang memiliki gangguan ginjal yang dapat berpengaruh

terhadap hipertensi dalam kehamilan.

g. Faktor Risiko Kehamilan

Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan status

tidak ada faktor kehamilan 19 (100%) responden. Hal ini tidak sesuai dengan teori

Rukiyah (2010) yang menyatakan bahwa etiologi hipertensi dalam kehamilan yang

salah satunya menyebutkan bahwa mengandung bayi kembar dapat menyebabkan

hipertensi dalam kehamilan. Dan hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya

Anna Rufaidah (2018) terdapat 4 responden (4.7%) yang mengalami hamil kembar,
serta 82 responden (95.3%) yang tidak mengalami hamil kembar serta

berisiko mengalami preeklampsia.

Responden pada penelitian ini semua dengan kehamilan tunggal selain itu mereka

juga tidak memiliki riwayat keturunan dari keluarga yang pernah mengalami

kehamilan ganda sehingga kehamilan ganda tidak menjadi faktor terjadinya

hipertensi dalam kehamilan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rozikhan (2009), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan

antara riwayat kehamilan ganda dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan.

h. Sosial Ekonomi

Responden pada penelitian ini yang banyak didapat yaitu ibu hamil dengan

hipertensi dalam kehamilan dengan status Sosial Ekonomi yang pendapatannya

<1.700.000 yaitu sebanyak 12 (63.2%) responden. Hal ini sesuai dengan teori

Global Development Finance (2011) yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi

rendah dihubungkan dengan status kesehatan yang lebih buruk salah satunya status

kesehatan pada ibu hamil dengan hipertensi.

Pada kalangan masyarakat yang menyandang status ekonomi yang masih rendah

dan pengetahuan yang kurang seperti di negara berkembang Indonesia insiden

hipertensi dalam kehamilan masih sering terjadi karena secara umum hipertensi

dalam kehamilan dapat ditangani dengan baik dengan asuhan prenatal yang baik

(Cunningham, 2013).

SIMPULAN

1. Sebagian pada penelitian ini status usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 11 (57.9%)

responden.

2. Sebagian pada penelitian ini berada pada status paritas ke 2-3 yaitu sebanyak

16 (84.2%) responden.
3. Sebagian besar pada penelitian ini pada tingginya Indeks Masa Tubuh yaitu

sebanyak 10 IMT >27,0 (52.6%) responden.

4. Pada penelitian ini didapatkan pada riwayat keluarga yang tidak memiliki

riwayat hipertensi yaitu sebanyak 19 (100%) responden.

5. Sebagian besar pada penelitian ini berada yang tidak memiliki riwayat

hipertensi yaitu sebanyak 13 (68.4%)

6. Pada penelitian ini berada pada ganngguan ginjal sebanyak 19 (100%)

responden.

7. Pada penelitian ini dari faktor resiko kehamilan yang tidak memiliki faktor

risiko yaitu sebanyak 19 (100%) responden.

SARAN

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dan dapat

melanjutkan penelitian dengan menggunakan metode yang lebih banyak untuk

dapat mengambil informasi yang lebih dalam dari responden, seperti kuesioner dan

wawancara mendalam sehingga mendapat data lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Anna, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Naskah
Publikasi. Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta, dalam http://digilib.unisayogya.ac.id. Diakses pada
tanggal 23 Juni 2019.

Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:


EGC.

Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC.

Diana, C. (2018). Definisi dan Patofisiologi Preeklampsia dan Eklampsia, dalam


Ramdhani, H, Subekti, N.F., Preeklampsia Berat dan Eklampsia:
Tatalaksana Anestesia Perioperatif (hlm.2-10). Yogyakarta. Deepublish.

Duprez DA, De Sutter JH, De Buyzere ML.2008).Renin-angiotensin-aldosterone


system,RR interval, and blood pressure variability during postural changes
in borderline arterial hypertension : the views of JACC or J Am Coll
Cardiol by the American College of Cardiology Foundation.

Hembing, W. (2009). Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi.


Jakarta : Penebar Swada.

Jumaiza. Elvira, D. Panjaitan, A,A. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil Trimester III,
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan. Vol. 4, No 2.

Katsiki, N. Godosis, D. Komaitis, S. Hatzitolios, A.(2010) Hypertention in


Pregnancy: Classification, diagnosis and treatment. Aristotle Univesity
Mecical Journal.

Kemenkes RI. (2012). Masalah Hipertensi di Indonesia dalam


http://www.depkes.go.id/article/print/1909/masalah-hipertensi-di-
indonesia.html, diakses pada tanggal 13 Desember 2018.

(2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan KB.


Jakarta. EGC.

Muflihan FA, Sudiat M, Basuki R. (2012). Analisis faktor-faktor terjadinya


preeklamsia berat di RSUD Tugurejo tahun 2011. Semarang. Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Nelawati, R. Montolalu, A.(2014). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan


dengan Kejadian Hipertensi Ibu Hamil di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit
Jiwa Prof.dr.V.L Ratumbuysang Kota Manado, Jurnal Ilmiah Bidan. Vol.
2. No.1.

Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2017). Profil Kesehatan Profinsi


DI Yogyakarta 2017.

Profil Kesehatan Kabupaten Sleman. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Sleman


2018.

Rukiyah, A,Y. Lia, Y. (2010). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).


Jakarta. Trans Info Media.

Saifuddin,A.B (2009). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Sukaesih, S. (2012). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu


Hamil mengenai tanda Bahaya dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal
Selatan Kota tegal Tahun 2012. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
The World Bank. (2011). Global Development Finance, External Debt. of
Developing Countries dalam http://documents.worldbank. org/curated/en.
Diakses Pada Tanggal 09 Desenber 2018.

Yudha, S. Kawengian, S.E.S. Mayulu, N.(2016). Analisis Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan di Kota
Manado, Jurnal e-Biomedik (eBm). Vol.4. No.2.

Anda mungkin juga menyukai