Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Dimulai dari seminar yang dilakukan pada Bulan April 2011 di Balikpapan

yang disampaikan oleh Team GHP dengan topik Makalah “ Mining Excellent”.

PT Bima Nusa Internasional merasa perlu melakukan implementasi dari aplikasi

lapangan pada proyek yang berjalan di KIDECO Batu Kajang dengan supervise

dilakukan oleh Team Consultant dari PT GHP, yang dimulai pada Tanggal 21 April

2011 bersamaan dengan peresmian sarana workshop baru PT Bima Nusa

Internasional – KIDECO Batu Kajang.

Pada awal Mei 2011 PT KIDECO Jaya Agung sebagi pemilik lahan konsesi

pertambangan di Susubang memberikan kesempatan pada kontraktor utuk

melakukan kerjasama penambangan wilayah susubang yang sebelumnya

ditinggalkan oleh PT Gracemount Pesut Jaya dan pada kesempatan tersebut di atas

PT GHP diberikan kepercayaan oleh PT Bima Nusa Internasional untuk ikut dalam

proses pengajuan proposal penambangan pada PT KIDECO Jaya Agung sebagai

pemilik lahan konsesi pertambangan di Susubang memberikan kepercayaan pada

PT Bima Nusa Internasional sebagi kontraktor tambang ( Mining Contractor).

Kontrak kerjasama penambangan antara PT Bima Nusa Internasional dengan

PT Kideco Jaya Agung tertuang dalam kontrak kerja No : KJA-011P-13,tanggal 26

Mei 2011, dengan masa persiapan proyek selama satu bulan.

2.1
Senin 4 Juli 2011 proyek penambangan di susubang resmi dimulai dan

ditandai dengan upacara peresmian dan pembukaan yang dihadiri oleh KTT (Kepala

Teknik Tambang) PT KIDECO Jaya Agung yang sekaligus meresmikan dengan

ditandai pemecahaan Kendi kearah salah satu alat loading PT Bima Nusa

Internasional. Dengan semangat kebersamaan diantara keluarga besar PT Bima Nusa

Internasional dan dukungan yang luar biasa dari PT KIDECO Jaya Agung

penambangan di lokasi Susubang dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

harapan baik dari PT Bima Nusa Internasional, PT KJA dan masyarakat sekitar

penambangan.

2.2 Lokasi dan kesampain daerah

PT Bima Nusa Internasional terletak di Kabupaten Paser yang merupakan

wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya pada posisi 1 0 23’27” - 10 24’15” LS

dan 1150 06’51” - 1150 07’38” BT (Gambar 2.1).

Dari segi konstelasi regional, Kabupaten Paser berada di sebelah Selatan

Provinsi Kalimantan Timur. Posisinya dilintasi oleh jalan arteri primer (jalan

negara/nasional) yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan

Kalimantan Selatan. Pada bagian Timur Kabupaten Paser melintang Selat Makassar.

Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser, yaitu Pelabuhan Teluk Adang terletak 12

km ke arah Utara ibukota Kabupaten (Kota Tanah Grogot), sedangkan Kota Tanah

Grogot berjarak lebih kurang dari 145 km dari Kota Balikpapan yang dapat ditempuh

dengan perjalanan darat dengan waktu + 3 jam atau 260 km dari Ibukota Provinsi

Kalimantan Timur, Kota Samarinda.

2.2
Lokasi kegiatan PT Bima Nusa Internasional dapat dicapai dengan

menggunakan jalur udara dengan waktu + 1 jam dari Kota Makassar, dan bisa juga

dijangkau dengan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makasaar

dengan waktu tempuh + 24 jam, selanjutnya dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke

pelabuhan speed board dengan waktu tempuh + 15 menit.

Selanjutnya, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan speed board

ke Penajam dengan waktu tempuh ± 15 menit. Dari Penajam ke lokasi PT Bima

Nusa Internasional yang dapat ditempuh dengan perjalanan darat dengan waktu

tempuh + 3 jam.

2.3. Geografi Daerah Penelitian

2.3.1. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Keadaan iklim di Kabupaten Paser banyak dipengaruhi oleh lintang dan

topografi wilayahnya. Suhu rata-rata tahunan adalah 25 derajat Celcius, sedangkan

rata-rata curah hujan di kawasan ini adalah 222,9 milimeter.

Unit: m3/s

Day Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
145.3 223.6 134.3 393.4
1 3 2 48.03 5 9 44.64 43.54 30.13 19.39 131.64 47.14 22.98
106.6 431.3
2 7 42.87 66.94 8 69.87 43.30 42.23 82.10 18.81 215.87 232.78 22.29
135.5
3 89.15 41.58 0 61.58 67.77 42.00 40.96 325.72 18.24 31.52 47.24 21.62

4 86.48 40.34 45.53 68.02 65.74 51.57 39.73 135.18 86.68 30.57 45.82 20.97

5 83.89 41.29 96.58 58.07 63.77 39.68 38.54 33.46 18.23 29.66 44.45 20.34
242.9 250.2 767.5
6 81.37 0 8 0 61.85 38.49 37.39 32.45 17.68 28.77 43.11 19.73
138.9 172.0
7 78.93 42.44 0 65.61 60.00 4 36.26 31.48 17.15 27.90 41.82 19.14
134.6 628.2
8 76.56 54.35 80.23 0 3 38.30 35.18 30.54 16.64 186.31 40.56 18.57
611.7 200.7 145.8
9 77.61 37.92 0 6 65.24 37.15 1 29.62 16.14 473.10 39.35 18.01
152.1
10 72.09 67.38 2 63.07 63.29 36.03 34.82 28.73 15.65 34.70 38.17 17.47

2.3
270.8 350.1
11 69.92 1 52.14 1 61.39 34.95 87.73 27.87 15.18 88.97 37.02 16.94
264.7 203.6
12 67.83 7 50.57 63.79 59.55 33.90 9 27.03 14.73 84.46 355.20 16.44
226.4 268.2
13 65.79 41.01 49.06 4 57.76 32.89 35.21 26.22 3 33.28 39.76 15.94
157.9 329.0
14 63.82 39.78 4 62.56 56.03 31.90 34.15 108.58 8 32.28 38.56 15.46
148.1 158.0
15 63.12 5 47.86 8 54.35 30.94 33.13 25.95 22.04 31.32 37.41 15.00
145.3 450.8 845.0
16 63.39 4 6 5 52.71 30.01 32.13 25.18 21.38 30.38 36.29 14.55
421.1 274.7
17 58.31 69.31 0 5 83.48 87.84 31.17 24.42 20.74 29.47 35.20 14.11
158.8 117.9 227.9 727.3 153.0
18 69.39 8 72.07 71.68 3 9 5 23.69 0 28.58 34.14 13.69
265.5
19 74.51 77.96 54.03 6 90.93 31.34 40.08 40.23 21.56 27.72 33.12 13.28
123.3 284.9 267.8 119.7
20 53.71 1 52.41 6 7 30.40 38.87 22.55 4 173.51 32.12 12.88
317.1 366.4 266.9
21 76.31 39.08 2 1 50.70 29.49 6 65.26 21.81 245.71 31.16 12.50
206.0 236.9 102.9
22 6 64.44 6 74.06 49.18 28.60 40.11 21.89 0 355.20 30.22 12.12
338.1 209.2 335.7
23 81.15 50.92 54.64 71.84 6 0 38.91 42.79 3 34.92 29.32 11.76
121.5 283.8 321.9 273.5 411.9
24 6 5 3 69.68 50.75 2 37.74 20.93 6 151.73 28.44 11.40
100.0 180.4
25 50.25 9 55.56 67.59 49.23 7 36.61 20.30 31.14 282.01 27.59 11.06
421.9 461.8
26 77.66 4 53.89 92.06 93.68 1 35.51 245.18 30.21 518.90 26.76 10.73
455.2 650.4
27 47.73 71.11 92.54 6 47.03 7 34.45 22.58 29.30 398.74 25.95 10.41
475.2 329.9
28 46.52 2 51.33 0 45.62 47.70 33.41 21.90 50.47 47.91 25.18 10.10
598.1 128.2 299.0 197.9
29 44.91   9 4 2 46.27 32.41 21.24 5 46.48 24.42 9.79
523.5
30 64.25   56.75 68.90 83.96 44.88 31.44 20.61 30.00 45.08 23.69 3
  360.9
31 42.57 4   46.02   66.37 19.99   349.91   17.14

                         
AV
G 77.6 131.5 168.8 210.4 116.0 102.9 77.8 52.7 82.4 136.3 52.4 31.9

MIN 42.6 37.9 45.5 58.1 45.6 28.6 31.2 20.0 14.7 27.7 23.7 9.8
MA
X 206.1 475.2 611.7 845.1 628.2 650.5 727.3 325.7 412.0 518.9 355.2 523.5

2.4
900.00

800.00
Jan
700.00
Feb
600.00 Mar
Apr
500.00 May
400.00 Jun
Jul
300.00 Aug
Sep
200.00
Oct
100.00 Nov
Dec
0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

2.3.2. Keadaan Flora dan Fauna

2.3.2.1 Keanekaragaman Flora

Vegetasi yang ada pada kawasan pertambangan terdiri dari berbagai

keanekaragaman jenis flora. Jenis sungkai, mali-mali dan buta ketiap merupakan

jenis-jenis tumbuhan yang dominan. Hasil hutan non kayu yang ada antara lain

adalah rotan, madu, damar, gaharu, tumbuhan obat, serta sarang burung walet.

2.3.2.2 Keanekaragaman Fauna

Kawasan daerah pertambangan memiliki keanekaragaman satwa liar yang

cukup tinggi, diantaranya dari kelompok mamalia adalah kijang kuning,

2.5
Beruang madu, pelanduk napu, rusa sambar, tenggalung malaya, landak raya, sero

ambrang, tupai tanah, bajing kecil telinga hitam, dan bajing tanah ekor-tegak Untuk

2.6
jenis mamalia primata antara lain lutung dahi-putih, lutung merah, monyet ekor

panjang, beruk, kukang, bekantan dan owa kelawat.

2.4. Geologi Daerah Penelitian

2.4.1. Geologi Regional

Daerah Sungai Durian termasuk ke dalam merupakan bagian dari Cekungan

Kutai dan terletak dalam Peta Geologi Lembar Sampanahan dengan skala 1 : 250.000

(R Heryanto, dkk; 1994). Cekungan ini sebelah Barat dibatasi oleh Tinggian Kucing,

sebelah Utara oleh Tinggian Mangkalihat, sebelah Selatan oleh Cekungan Barito dan

sebelah Timur oleh Selat Makasar .

Cekungan Kutai diinterpretasikan terjadi karena adanya gerakan pemisahan

Kalimantan dan Sulawesi yang mungkin dimulai pada Akhir Kapur hingga Awal

Paleogen. Sedimen-sedimen Tersier yang di endapkan di Cekungan Kutai dibagian

Timur sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda-beda, tetapi secara

keseluruhan lapisan sedimen memperlihatkan siklus genang laut – susut laut.

2.4.2. Geomorfologi Regional

Kabupaten Paser terletak pada ketinggian yang berkisar antara 0-500 meter di

atas permukaan laut. Secara garis besar Kabupaten Paser dibagi menjadi 2 wilayah,

yaitu:

 Bagian Timur, merupakan daratan rendah, lantai hingga bergelombang.

Daerah ini memenjang dari Utara ke Selatan dengan lebih melebar di bagian

Selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai. Jalan Negara

Penajam-Kedeman-Kuaro dan Kuaro Batu Aji sebagai batas topografi.

2.7
 Bagian Barat, merupakan daerah bergelombang hingga berbukit dan

bergunung sampai ke perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Kalimantan Tengah, pada wilayah ini terdapat beberapa puncak gunung,

yaitu: Gunung Sarumpaka (1.380 m),Gunung Lumut (1.233 m),Gunung

Narujan atau Gunung Rambutan dan Gunung Halat. Di kabupaten ini juga

terdapat 3 buah sungai besar, antara lain: Sungai Pasir (221 km), Sungai

Kandilo (191 km) dan Sungai Taluksari (169 km)

2.4.3. Stratigrafi Regional

Daerah Inventarisasi merupakan Cekungan Kutai bagian selatan dan litologi

dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis batuan, yaitu Batuan Sedimen, Batuan

Gunungapi dan Batuan Tektonik.

Batuan sedimen yang berkembang di daerah inventarisasi adalah Aluvium

(Qa), terdiri dari kerakal, kirikil, pasir, lanau, dan lumpur, terendapkan di sungai

rawa dan pantai (Tabel 2.1); Formasi Bebulu (TombJ litologinya berupa

batugamping, dengan sisipan napal dan batulempung, diendapkan dalam lingkungan

laut dangkal; umurnya Oligosen Awal - Miosen Awal, menindih secara selaras

Formasi Tanjung dan menjemari dengan Formasi Pamaluan (Tmp); Formasi

Pamaluan (Tomp), litologinya terdiri dari batulempung dengan sisipan batupasir,

napal, batugamping, diendapkan dalam lingkungan neritik dalam sampai neritik

dangkal; umurnya diperkirakan Oligosen Awal – Miosen; Formasi Tanjung (Tet),

litologinya berupa perselingan antara batupasir, batulempung, batulanau,

batugamping dan konglomerat aneka bahan, diendapakan dalam lingkungan darat

sampai laut dangkal; umurnya Eosen, menindih secara selaras Formasi Pitap dan

tertindih secara selaras oleh Formasi Berai; Formasi Pitap (Ksp), merupakan

2.8
endapan “flysch” berupa perselingan antara batupasir, batulempung, batulanau,

serpih, rijang, breksi aneka bahan, olistolit batugamping dan lava basal, diendapkan

dalam lingkungan rumpang palung-busur; umurnya Kapur Akhir. Formasi ini

menjemari dengan Formasi Haruyan.

Tabel 2.1
Kolom Stratigrafi daerah Sungaidurian dan Sekitarnya.
Sumber : www. Statigrafi Daerah Paser .com
Progres Maping Adit-3 Bulan Februari 2018
Sheet No. Tanggal Chainage (m) Jenis Batuan Nilai RMR Kelas Batuan Keterangan
138 3-Feb-2018 360.390 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 54 III (Fair Rock) Progress Maping Bulan Februari 2018
139 5-Feb-2018 363.611 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 62 II (Good Rock)
140 6-Feb-2018 365.860 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 61 II (Good Rock)
141 7-Feb-2018 368.487 Tuffceous-sandstone 54 III (Fair Rock)
142 8-Feb-2018 372.335 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale 60 III (Fair Rock)
143 9-Feb-2018 375.508 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale 64 II (Good Rock)
144 10-Feb-2018 378.617 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale 61 II (Good Rock)
145 11-Feb-2018 381.800 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale 63 II (Good Rock)
146 13-Feb-2018 385.917 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 61 II (Good Rock)
147 14-Feb-2018 387.380 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 61 II (Good Rock)
148 15-Feb-2018 389.510 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 61 II (Good Rock)
149 16-Feb-2018 393.179 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 61 II (Good Rock)
150 18-Feb-2018 395.577 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 61 II (Good Rock)
151 19-Feb-2018 397.956 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 58 III (Fair Rock)
152 19-Feb-2018 400.924 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 59 III (Fair Rock)
153 21-Feb-2018 404.068 Tuffceous-sandstone,Breccia 60 III (Fair Rock)
154 22-Feb-2018 407.122 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 56 III (Fair Rock)
155 23-Feb-2018 408.825 Tuffceous-sandstone,Sandstone-shale,Breccia 57 III (Fair Rock)
156 24-Feb-2018 410.653 Tuffceous-sandstone,Breccia 60 III (Fair Rock)
157 26-Feb-2018 412.517 Tuffceous-sandstone,Breccia 62 III (Fair Rock)

Batuan Gunungapi yaitu Formasi Haruyan (Kvh), litologinya terdiri dari

batuan utama berupa leleran lava bersusunan basal, sisipan breksi aneka bahan,

menjemari dengan Formasi Pitap; umurnya diperkirakan Kapur Akhir. Batuan

Ultrabasa (Mub), merupakan batuan hasil tektonik; umurnya Yura. merupakan

batuan hasil tektonik; umurnya Yura.

Batuan pembawa batubara di daerah inventarisasi adalah Formasi Tanjung

yang sebarannya menerus dari Utara ke Selatan dan formasi ini merupakan sasaran

yang akan dilakukan inventarisasi batubara mengingat dari data-data terdahulu di

sebelah Utara ketebalan batubara mencapai 6,00 meter dengan kualitas > 6000 kal/gr.

2.4.4. Struktur Geologi

2.9
Struktur geologi yang berkembang di Daerah Lembar Sampanahan berupa

perlipatan, sesar turun dan sesar naik berarah Timurlau-Baratdaya. Kegiatan tektonik

diduga sudah terjadi sejak Jura yang menyebabkan bercampurnya batuan yang terdiri

dari ultrabasa, rijang radiolaria dan sekis. Batuan ultrabasa dan malihan dalam

lembar ini diterobos oleh Granit Batanglai berumur Kapur Awal. Selama Kapur

Awal juga terjadi pengendapan batuan karbonat yang diikuti pengendapan batuan

sedimen “flysch” Formasi Pitap batuan gunung api Formasi Haruyan.

Selama Paleosen Awal, terjadi penerobosan batuan granodiorit yang diikuti

oleh pengangkatan, erosi dan pendataran, kegiatan berlangsung sampai Eosen

sehingga terbentuk Formasi Tanjung. Pada Oligosen terjadi genang laut yang

menghasilkan batugamping Formasi Berai yang dibarengi oleh pengendapan batuan

klastika Formasi Pamaluan. Selama Miosen Tengah terjadi susut laut yang

menghasilkan Formasi Warukin dan Pulubalang. Pada Miosen Akhir pengendapan

terhenti dengan terjadinya pengangkatan yang membentuk TinggianMeratus dan

cekungan-cekungan Barito, Kutai dan Pasir.

2.5. Tahap Penambangan Batubara

Kegiatan penambangan PT Bima Nusa Internasional dilakukan dengan

sistem penambangan tambang terbuka berjenjang atau benching system.

Penambangan dilakukan dengan menggunakan excavator backhoe sebagai alat gali

muat serta dump truck sebagai alat angkutnya. Kegiatan penambangan dilakukan

secara bertahap sebagai berikut:

a. Pembersihan Lahan (land clearing)

2.10
Sebelum dilakukan pengupasan tanah penutup terlebih dahulu harus dilakukan

pembersihan lahan (land clearing) pada daerah yang akan ditambang karena

daerah penambangan ditumbuhi oleh pepohonan besar dan kecil serta beberapa

jenis rumput – rumputan yang mengganggu operasi penambangan. Pembersihan

lahan dilakukan dengan menggunakan bulldozer untuk mendorong pepohonan

hingga tumbang dan memindahkan pada tempat yang telah ditentukan.

b. Pembongkaran (loosening)

Kegiatan pembongkaran dilakukan terhadap tanah penutup (overburden) dan

batubara (coal).

 Pembongkaran tanah penutup (overburden)

Pembongkaran tanah penutup dilakukan dengan ripping dan dozing terhadap

batuan yang relatif lunak dengan menggunakan bulldozer yang dilengkapi

dengan alat garu (ripper). Sedangkan untuk material yang relatif keras

pembongkarannya dilakukan dengan cara pemboran (drilling) dan peledakan

(blasting).

 Pembongkaran batubara

Untuk melakukan penambangan batubara (coal getting) itu sendiri, terlebih

dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning. Maksud dari kegiatan coal cleaning

ini adalah untuk membersihkan pengotor yang berasal dari permukaan

batubara (face batubara) yang berupa material sisa tanah penutup yang masih

tertinggal sedikit, serta pengotor lain yang berupa agen pengendapan (air

permukaan, air hujan, longsoran). Selanjutnya dilakukan kegiatan coal

getting hingga pemuatan ke alat angkutnya. Untuk lapisan batubara yang

2.11
keras, maka terlebih dahulu dilakukan penggaruan. Pembongkaran dilakukan

oleh excavator yang sekaligus merupakan alat muat (Lampiran L11.1).

c. Pemuatan (loading)

Pemuatan merupakan kegiatan di mana material hasil pembongkaran dari alat

penggalian dimuat ke dalam alat angkut.

 Pemuatan tanah penutup (overburden)

Kegiatan pemuatan tanah penutup dilakukan setelah pembongkaran top soil

selesai. Pemuatan tanah penutup dilakukan oleh excavator backhoe

( Lampiran L11.2).

 Pemuatan batubara

Kegiatan pemuatan batubara menggunakan excavator back hoe, yang

sekaligus sebagai alat pembongkaran dan dilakukan setelah pembongkaran

batubara selesai.

d. Pengangkutan (hauling)

Pengangkutan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah kegiatan pemuatan

selesai di mana batubara diangkut menuju penimbunan (stockpile) yang sebelum

diadakan pencucian dan untuk tanah penutup diangkut menuju disposal area.

Pengangkutan kedua macam material tersebut dilakukan dengan mekanisme

sebagai berikut:

 Pengangkutan tanah penutup (overburden hauling)

Pengangkutan tanah penutup dilakukan oleh dump truck (DT) dari tempat

embongkaran ke disposal area yang berjarak kurang lebih 1000 meter. Tanah

penutup tersebut dibawah ke disposal area atau tempat pembuangan yang

2.12
merupakan daerah yang tidak memiliki potensi adanya batubara ( Lampiran

L11.3 ).

 Pengangkutan batubara (coal hauling)

Pengangkutan batubara dilakukan dari daerah pembongkaran (site Susubang)

ke tempat penimbunan atau stockpile dengan menggunakan dump truck (DT)

Jarak dari tempat pembongkaran ke stockpile adalah sekitar 4 km.

Pengangkutan ini dilakukan oleh PT KAU. Selanjutnya untuk pengangkutan

batubara yang siap dipasarkan untuk kebutuhan domestik maupun konsumsi

luar negeri, dilakukan dari stock file melalui sungai menggunakan kapal –

kapal ponton.

2.13

Anda mungkin juga menyukai