Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi saat ini yang ditandai dengan kemajuan pola pikir

remaja yang tanpa batas, remaja semakin mudah untuk mengetahui berbagai hal di

dunia. Zaman sekarang, sifat seorang remaja cenderung memiliki rasa penasaran

yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

misalnya pergaulan remaja saat ini yang terlalu bebas. Hal tersebut bisa

mempengaruhi munculnya kenakalan remaja.

Kenakalan remaja pada umumnya timbul karena beberapa pengaruh yang

sering muncul dalam diri remaja. Keadaan tersebut semakin mengkhawatirkan,

karena pengaruh dalam diri remaja semakin bervariasi, semakin banyak hal positif

juga semakin banyak pula ke arah negatif seperti mengkonsumsi rokok,

premanisme, seks bebas, aborsi, dan kriminalitas. Bahkan yang lebih berbahaya

lagi jika remaja tersebut sampai menjadi pengedar dan pengguna narkoba bahkan

membunuh seseorang.

Data menyebutkan bahwa seks bebas dikalangan remaja saat ini

berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta,

Surabaya, Palu, dan Banjarmasin, sekitar 20 hingga 30% remaja mengaku pernah

melakukan hubungan seks. Pakar seks juga spesialis Obsetri dan Ginekologi Dr.

Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja

yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada

tahun 1980-an, menjadi 20% pada tahun 2000. Bahkan di Palu, Sulawesi Tengah

1
pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pra

nikah mencapai 29,9%.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus

penyalahgunaan narkoba di Indonesia dari tahun 1998-2003 adalah 20.301 orang,

dimana 70% diantaranya berusia antara 15-19 tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka beserta Komnas Anak

pada tahun 2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7% anak melihat iklan

rokok di televisi, dimana 68% mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan

rokok tersebut dan 50% mengatakan menjadi lebih percaya diri seperti di iklan.

Dari data tersebut sangatlah nampak bahwa dari tahun ke tahun kenakalan

remaja semakin meningkat.

Pergaulan remaja banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, ada faktor

ekstern dan intern, faktor intern dipengaruhi oleh dalam diri remaja misalnya

kepribadian dan perilaku remaja. Faktor ekstern dipengaruhi oleh beberapa aspek

misalnya lingkungan teman, tetangga, dan yang paling besar pengaruhnya adalah

keluarga terutama orang tua.

Keluarga adalah kelompok primer dimana pada umumnya terdiri dari

ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan tempat pertama remaja belajar

mengenai norma-norma agama maupun proses sosial sehingga komunikasi yang

efektif perlu diciptakan agar dapat membangun hubungan yang harmonis antara

orang tua dan anak. Keluarga yang sibuk dengan kesibukan masing-masing dan

tidak memperdulikan remaja, serta pertengkaran orang tua yang sering terjadi juga

menyebabkan remaja tidak betah tinggal dirumah. Akibatnya dapat menimbulkan

2
masalah bagi remaja sehingga remaja akan sering berada di luar rumah yang

dirasakan lebih nyaman. Padahal orang tua tidak tahu pergaulan remaja di luar

rumah, mungkin saja ke arah negatif atau kenakalan remaja.

Orang tua adalah pemegang peranan terpenting dalam membentuk akhlak

dan budi pekerti remaja. Banyak orang tua yang menganggap bahwa dengan

tercukupinya fasilitas dan kebutuhan fisik menjadi jaminan remaja akan bahagia

sehingga mereka tidak mau tahu kepentingan dan kebutuhan remaja secara psikis

dan spritual. Dalam hal ini peran orang tua dalam mengasuh anak-anaknnya

sangat penting. Pergaulan remaja dan perilaku remaja saat ini sangat dipengaruhi

oleh lingkungan di luar keluarga. Namun, tidak menutup kemungkinan pergaulan

remaja tidak memiliki persoalan.

Pengawasan orang tua dalam pergaulan anak di luar rumah yang kurang,

dapat menyebabkan anak mencari kesibukan di luar rumah, seperti mencari

kenyamanan di luar rumah dengan bergaul dengan temannya.

Berikut ini dipaparkan hasil penelitian oleh Am. Endah Sri Astuti (2004)

yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Gejala Kenakalan Anak/

Remaja dan Penanggulangannya (studi kasus kenakalan anak/ remaja di Kab.

Semarang)” yang menyatakan bahwa penerapan cara asuh atau model asuh orang

tua yang kaku atau otoriter, terutama cara asuh orang tua yang bersifat permisif

telah memberikan cukup sumbangan yang berarti terhadap perilaku anak dan

remaja yaitu pengaruhnya sebesar 19,9%, dengan demikian dapat dikatakan

bahwa memang ada pengaruh antara pola asuh orang tua dengan kenakalan

remaja.

3
Berdasarkan hasil penelitian dari Fifin Dwi Purwaningtyas (2010) yang

berjudul “Hubungan antara Persepsi terhadap Pola Asuh Otoriter Orang Tua

dengan perilaku Kenakalan (Delinquency) pada Remaja di SMU X Surabaya”

yang menyatakan bahwa diperoleh nilai korelasi antara persepsi pola asuh otoriter

dengan kenakalan remaja sebesar -0,217 sedangkan Asymp sig (2-tailed) sebesar

0,071. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat ada hubungan yang signifikan

antara persepsi pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku kenakalan

(Delinquency) remaja di SMU X Surabaya.

Dari perbedaan hasil penelitian ini, penulis tertarik melakukan penelitian

lebih lanjut untuk memastikan ada tidaknya pengaruh antara pola asuh orang tua

terhadap kenakalan remaja di kelas XI IPA SMA Kartika III-1 Banyubiru tahun

pelajaran 2012/2013. Penulis tertarik melakukan penelitian di sekolah tersebut

karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, banyak terjadi kasus

kenakalan yang dilakukan oleh remaja dan kasus tersebut sebagian besar

dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan orang tua untuk remaja tersebut, dan

pelanggar kasus terbanyak ada pada kelas XI IPA. Sekolah tersebut juga terkenal

dengan para siswanya yang berperilaku cenderung ke arah kenakalan remaja.

Kondisi inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian

mengenai ” Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja

Siswa Kelas XI IPA SMA Kartika III-1 Banyubiru Tahun Pelajaran 2012 /

2013”.

4
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah penelitian ini

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut

“Adakah pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kenakalan

remaja ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh

pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis/ Akademis

Penelitian ini bermanfaat untuk lebih meningkatkan, mengembangkan, dan

melakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan ilmu pendidikan khususnya

pendidikan di bidang bimbingan dan konseling dan juga bermanfaat untuk

memperkaya bidang penelitian ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan

dengan masalah pola asuh dan masalah kenakalan remaja.

2. Manfaat Praktis

2.1 Orang Tua

Manfaat untuk orang tua adalah sebagai masukan dalam mengasuh,

mendidik dan membimbing anak-anaknya agar terhindar dari kenakalan remaja

yang semakin marak saat ini.

5
2.2 Pembimbing BK di Sekolah

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

sebagai bekal untuk mengenal latar belakang pola asuh yang diterapkan orang tua

dan hubungannya dengan kenakalan remaja.

2.3 Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan

untuk siswa agar dapat memilih cara bergaulnya agar terbebas dari kenakalan

remaja dan dapat mengerti pola asuh yang diterapkan orang tuanya untuk dirinya

tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab I dengan judul Pendahuluan yang berisi : Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab II dengan judul Landasan Teori yang berisi : Pengertian Kenakalan

Remaja, Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja, Faktor yang Mempengaruhi

Kenakalan Remaja, Pengertian Pola Asuh Orang Tua, Model Pola Asuh Orang

Tua, Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua, Temuan Penelitian yang

Relevan, serta Hipotesis.

Bab III dengan judul Metode Penelitian yang berisi : Jenis Penelitian,

Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Uji Coba Instrumen.

6
Bab IV dengan judul Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian yang berisi :

Gambaran Subyek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Hasil dan Pembahasan,

Analisis data, Uji Hipotesis ,dan Pembahasan.

Bab V dengan judul Penutup berisi Kesimpulan dan Saran.

Anda mungkin juga menyukai