Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS SAHAM PT. INDOFOOD Tbk.

MAKALAH

Fasilitator : Warsono

Disusun Oleh :

Luana Aulia Rasmiko 201810160311


Wulan Handayani 201810160311432
Dwi Rima Damayanti 201810160311437

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pembuatan karya ilmiah ini bisa penyusun selesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa penyusun persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membukakan cahaya pengetahuan dan kebaikan kepada seluruh umat manusia di muka
bumi.

Penyusun membuat karya ilmiah dengan judul “Analisis Saham PT Indofood Tbk.” ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah teori portofolio dan analisis investasi. Penyusun
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Warsono selaku dosen mata kuliah teori
portofolio dan analisis investasi.

Karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan para pembaca
untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan dan kesempurnaan karya
ilmiah selanjutnya. Demikian karya ilmiah yang penyusun buat dengan sebaik-baiknya dan
penyusun berharap mudah-mudahan ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
bagi para pembaca. Aamiin.

Malang, 26 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
LAMPIRAN.................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................................ 3
C. Tujuan................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 4
A. Deskripsi Perusahaan.......................................................................................... 4
1. Profil Perusahaan.......................................................................................... 5
2. Logo PT Indofood Tbk................................................................................. 5
3. Visi dan Misi PT Indofood Tbk.................................................................... 6
B. Analisis Ekonomi Lokal dan Global................................................................... 6
C. Tinjauan Industri dan Posisi Persaingan............................................................. 7
D. Analisis Keuangan..............................................................................................
E. Valuasi................................................................................................................
F. Ringkasan Investasi............................................................................................
G. Resiko Investasi..................................................................................................
H. Tata Kelola Perusahaan.......................................................................................

iii
LAMPIRAN
A. Gambar
Gambar 2.1. Perusahaan PT Indofood Tbk.

Sumber : PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Gambar 2.2. Logo PT Indofood Tbk.


Sumber : PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
B. Tabel

Tabel 2.1. Pangsa Pasar Produk Mi Instan Tahun 2009-2014


No Market Share (%) Rata-Rata
Perusahaan Merek
. 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. PT Indofood Tbk. Indomie 75,5 81,0 75,9 77,5 76,5 75,7 77,01
2. PT Wings Food Tbk. Mie Sedap 16,5 13,5 17,6 20,4 15,6 16,2 16,63
3. PT Indofood Tbk. Supermie 4,4 3,6 3,2 1,3 3,5 3,1 3,18
4. PT Indofood Tbk. Sarimie 1,7 0,6 1,6 0,5 2,3 2,7 1,56
5. Lain-lain - 1,9 1,3 1,7 0,3 2,1 2,3 1,6
Sumber : www.blogspot.com

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan pasar modal Indonesia semakin pesat, dimana semakin banyak
pihak, baik kalangan pengusaha, investor, kreditor, pemasok, pemerintah, ataupun masyarakat
mulai tertarik untuk berinvestasi dalam saham. Hal tersebut mendorong pebisnis Indonesia
yang perusahaannya tergabung dalam Bursa Efek, untuk senantiasa mengoptimalkan
pertumbuhan perusahaannya, baik pertumbuhan pada pendapatan, maupun penjualan.
Pasar modal bagi perusahaan merupakan alternatif penghimpun dana dengan biaya rendah
selain daya tarik aspek likuiditas. Bagi investor, pasar modal menyediakan berbagai pilihan
investasi yang sesuai dengan preferensi investor. Akan tetapi tujuan para investor
menanamkan investasinya pada sekuritas adalah untuk memperoleh return (hasil) yang
maksimal pada tingkat risiko tertentu. Untuk mendapatkan hasil tersebut para investor
memerlukan informasi yang diperoleh dari emiten maupun bursa efek. Semakin tepat dan
cepat informasi yang diperoleh investor tercermin pada harga sekuritas yang ada, maka
semakin efisien pasar modal yang bersangkutan.
Informasi yang bersifat keuangan maupun ekonomi adalah bentuk informasi yang lebih
banyak digunakan untuk menganalisa saham. Salah satu informasi yang dapat digunakan oleh
investor dalam menilai suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan
merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan oleh
manajemen atas sumber daya pemilik, selain itu laporan keuangan merupakan salah satu
sumber informasi penting bagi investor yang wajib dipublikasikan bagi semua perusahaan
publik yang tercatat dipasar modal. Laporan keuangan dibuat untuk membantu investor
membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan.
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang dapat memberikan informasi lengkap,
yaitu mengenai jumlah kas yang tersedia dalam perusahaan. Dengan laporan arus kas, maka
informasi arus kas dapat membantu melengkapi keberadaan sebagai indikator keadaan
keuangan perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan
apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi serta melakukan investasi tanpa mengandalkan dana dari luar. Laporan arus kas harus

1
disajikan dengan merinci komponen-komponen arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaaan. Perbedaan komponen-komponen arus kas ini penting karena
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return sekuritas.
Laporan arus kas menyediakan informasi yang berguna untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasionalnya, struktur keuangannya, serta
pengaruh transaksi-transaksi investasi dan pendanaan terhadap posisi keuangan perusahaan.
Tujuan dari pelaporan arus kas itu sendiri adalah memberikan informasi untuk membantu
investor atau kreditor meramalkan jumlah kas yang mungkin mereka terima dalam bentuk
deviden, bunga dan pembayaran kembali utang pokok dan membantu mereka mengevaluasi
risiko yang mungkin terjadi.
Pada umumnya, laba yang dibagikan kepada para pemegang saham biasanya berupa
dividen tunai (cash dividend) dan dibagikan berdasarkan jumlah saham yang beredar. Para
investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan
stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga
mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan.
Besarnya cash dividend yang dibagikan kepada investor (pemegang saham) sangat tergantung
kepada keuntungan yang diperoleh perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh,
maka akan semakin besar pula persentase laba yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para
pemegang sahamnya yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham perusahaan.
Salah satu industri yang prospektif dan banyak perusahaan yang menjual sahamnya di
bursa saham adalah industri makanan dan minuman (food and beverage industry), karena
perusahaan ini memproduksi barang secara massa yang artinya perusahaan tersebut
memproduksi barang-barang yang banyak diminati oleh masyarakat untuk dikonsumsi dalam
jumlah yang besar sehingga diharapkan dapat memiliki tingkat perputaran arus kas positif dan
pembagian dividennya cepat, serta harga sahamnya mengalami kenaikan atau perubahan yang
cepat. Seperti halnya peneliti memilih PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. sebagai tempat
penelitian, yang mana perusahaan tersebut merupakan pelopor dalam industri makanan olahan
di Indonesia. Saat ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk. menjadi perusahaan yang terdepan
dan memegang market leader pada masingmasing brand yang dimiliki, selain itu merupakan
perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI dan sangat dikenal di kalangan
masyarakat, baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah, sehingga banyak masyarakat

2
yang mengkonsumsinya. Pada dasarnya PT Indofood Sukses Makmur Tbk. bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bentuk makanan murah, bergizi, dan praktis dalam
penyajian.
Dari segi investor, investor justru diuntungkan karena laba lebih besar dari pada hutang
jadi kemungkinan untuk mendapat keuntungan dari perusahaan akan lebih besar, dan itu
semua dapat dilihat melalui informasi arus kas, jika perusahaan memiliki tingkat perputaran
arus kas positif dan dapat membagikan dividen dengan stabil, maka investor akan tertarik
untuk berinvestasi menanamkan sahamnya pada perusahaan dengan begitu diduga perubahan
harga saham perusahaan pun akan cepat.
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Perusahaan
1. Profil Perusahaan
Gambar 2.1. Perusahaan PT Indofood Tbk.

Sumber : PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu perusahaan mie instant
dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan
yang dimiliki oleh Salim Group. Pada awalnya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang
didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk
menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek
kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi
senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu
prima. Akhir tahun 1980, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar
Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah,
Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di
Afrika.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu cabang yang tergabung
dalam Indofood Group. Perusahaan perusahaan lain yang tergabung dalam Indofood group
diantaranya PT. Indo Sentra Pelangi (Divisi Sirup), PT. Prima Aneka Berjaya (Divisi
Biskuit), PT. Bogasari (Divisi Terigu), PT. Buana Distrindo (Divisi Minuman Ringan), PT.

4
Salim Ivomas (Divisi Minyak Goreng), PT. Food ingredient Division (Divisi Bumbu), PT.
Indofood Fritolay (Divisi Snack), PT. Indomilk (Divisi Susu), dan PT.Gizindo Prima
Nusantara (Divisi Makanan Bayi). Divisi mi instan merupakan divisi terbesar di PT
Indofood ini.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle  adalah salah satu perusahaan
yang berdiri di bawah naungan Indofood Group. Perusahaan ini merupakan salah satu
perusahaan mie instan terkemuka serta merupakan  market leader  mie instan di Indonesia,
yang muncul pertama kali dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd pada
tahun 1970. Pada tahun 1984, perusahaan ini bergabung dengan PT. Sarimi Asli Jaya
Divisi Noodle , kemudian pada tahun 1988 bergabung dengan PT. Lambang Insan Makmur
dan pada tahun 1994 namanya berubah menjadi PT. Indofood Sukses Mamur.
Perusahaan ini memulai  proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan
PT.Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mie instan dan
bumbu pada tahun 2009 yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan
di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) ke dalam ICBP. Pada tanggal 1 Januari 2011,
secara resmi namanya  berubah menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Pabrik
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi  Noodle cabang Jakarta merupakan pabrik
Indofood yang tertua dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971 dengan
jumlah karyawan pada saat itu sebanyak 70 orang, sedangkan untuk saat ini terdapat
sekitar 1025 orang. Hingga saat ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Noodle  telah memiliki 15 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total pabrik
sebanyak 15 buah yang terletak di Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Jambi,
Jakarta, Cibitung, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Pontianak, dan
Manado dan 1 kantor berupa Head Office yang memiliki manajemen sendiri.

2. Logo PT Indofood Tbk


Gambar 2.2. Logo PT Indofood Tbk.
Sumber : PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

5
Gambar 4.2 merupakan logo dari PT Indofood Tbk.. Logo tersebut menggunakan dua
warna dasar, yakni merah dan biru, dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Merah
melambangkan semangat, dan biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara
kepulauan.
3. Visi dan Misi PT Indofood Tbk
Visi yang dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk- Noodle Division
adalah menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk yang
bermutu, berkualitas, dan aman (Total Food Solutions).
Di samping itu, misi perusahaan adalah:
a. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
b. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan inovatif dengan harga terjangkau.
c. Meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi yang
diaplikasikan.
d. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan.
B. Analisis Ekonomi Lokal dan Global
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus
yang menginfeksi sistem pernapasan virus ini disebut COVID-19. Virus ini memiliki gejala
seperti penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur
Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). COVID-19 adalah
zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Berdasarkan Kementerian
Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus COVID-19 di Wuhan berawal pada tanggal 30
Desember. Penyebaran virus ini sangat cepat dan telah meluas ke berbagai belahan dunia serta
membawa dampak pada perekonomian dunia baik dari sisi perdagangan, investasi dan
pariwisata.
China merupakan negara eksportir terbesar dunia. Indonesia sering melakukan kegiatan
impor dari China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Adanya
virus Corona yang terjadi di China menyebabkan perdagangan China memburuk Apabila
China mengalami penurunan produksi maka global supply chain akan terganggu dan dapat
mengganggu proses produksi yang membutuhkan bahan baku dari China. Indonesia juga

6
sangat bergantung dengan bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku
tekstil, part elektronik, komputer dan furnitur.
Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati
saat membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona juga memengaruhi proyeksi pasar.
Investor bisa menunda investasi karena ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi
pasarnya berubah. Namun adanya COVID-19 ini tidak berpengaruh banyak pada beberapa
perusahaan. Salah satunya yaitu PT Indofood Tbk. yang tidak memiliki dampak signifikan
karena kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari yang kian meningkat.
PT Indofood Tbk diproyeksikan sebagai perusahaan terbuka yang paling tahan terhadap
pandemi COVID-19. Dengan demikian, diyakini bahwa kinerja keuangan perseroan akan
tetap bertumbuh ditahun ini. Saham pada PT Indofood Tbk. tergolong saham defensif,
sehingga pandemi COVID-19 tidak memiliki dampak yang besar terhadap perusahaan.
Adapun beberapa inisiatif manajemen untuk mendongkrak penjualan tahun ini, antara lain
mengintensifkan iklan melalui media digital, peluncuran produk untuk menangkap pangsa
pasar kalangan milenial, serta memenangi peluang marketing dan distribusi produk yang lebih
baik sesuai dengan areanya.
C. Tinjauan Industri dan Posisi Persaingan

PT. Indofood CBP sukses Makmur Tbk sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
sebagai penghasil produk makanan berupa mie instan yang tidak akan pernah terlepas dari
persaingan pasar. Sebagai salah satu perusahaan terbesar yang ada di Indonesia, perlu adanya
peningkatkan kinerja dari Public Relations agar mampu mempertahankan, menguasai,
meningkatkan brand image dan mengontrol pasar agar selalu berada di atas sebagai
perusahaan yang menguasai produk makanan.

Pada awal tahun 2000 bermunculan berbagai merek baru seperti: Mie Sedap, Mie Selera
Rakyat, Mie ABC, Gaga 100, dan lain sebagainya. Mereka mencoba untuk bersaing dengan
keperkasaan Indofood (terutama merek Indomie, Sarimi dan Supermie) akan tetapi, banyak
yang kemudian tidak kuat menahan beratnya persaingan yang ada. Di antara merek baru
tersebut yang masih bertahan dan bahkan berani menantang produk mie instan dari Indofood
adalah Grup Wings yang memproduksi mie sedap pada bulan April 2003. Beberapa tahun
terakhir ini mie sedap konsisten mencoba bersaing dengan kekuatan Indofood yang diwakili

7
oleh Indomie, Sarimi dan Supermie. Mula-mula persaingan hanya sebatas beradu iklan tetapi
lama kelamaan menjadi persaingan penjualan produk di pasaran.

Tabel 2.1. Pangsa Pasar Produk Mi Instan Tahun 2009-2014


No Market Share (%) Rata-Rata
Perusahaan Merek
. 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. PT Indofood Tbk. Indomie 75,5 81,0 75,9 77,5 76,5 75,7 77,01
2. PT Wings Food Tbk. Mie Sedap 16,5 13,5 17,6 20,4 15,6 16,2 16,63
3. PT Indofood Tbk. Supermie 4,4 3,6 3,2 1,3 3,5 3,1 3,18
4. PT Indofood Tbk. Sarimie 1,7 0,6 1,6 0,5 2,3 2,7 1,56
5. Lain-lain - 1,9 1,3 1,7 0,3 2,1 2,3 1,6
Sumber : www.blogspot.com

Pada tabel 2.1 dapat diketahui bahwa produk Indomie dari PT Indofood Tbk. menjadi
produk mi instan yang memiliki pangsa pasar terbesar yaitu 77,01%, namun sempat
mengalami angka pangsa pasar yang fluktuatif selama kurun waktu lima tahun mulai dari
tahun 2009 sampai dengan 2013

8
9
D. Analisis Keuangan

1. ANALISIS VERTIKAL ( Analisis Common Size)

Analisis vertikal yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu yaitu
dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama pada periode yang sama.
Laporan keuangan dalam prosentase per-komponen (common-size) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas
dasar total kelompoknya. Sebuah neraca yang disusun dalam prosentase per-komponen dapat memberikan informasi sebagai
berikut :

 Komposisi investasi suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relative aktiva lancar terhadap aktiva
tidak lancar.

 Struktur modal yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relative utang perusahaan terhadap modal sendiri.

Untuk laporan laba rugi yang disajikan dalam common-size menggambarkan distribusi setiap satu rupiah total
penjualan/pendapatan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Berikut penyajian laporan keuangan PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk. dan anak perusahaan dalam common-size.

TABEL (Aset – Likuiditas)

Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk menginvestasikan asset
perusahaan sebagian besar kepada asset lancar yaitu berturut-turut dari tahun 2017 sampai dengan 2019 sebesar 37,27%, 34,47% dan
32,64% dari total asset perusahaan. Komposisi asset lancar pada tahun 2018 mengalami penurunan terbesar dibandingkan posisi tahun
2017 dan 2019. Sebaliknya komposisi asset tidak lancar mengalami kenaikan pada tahun 2017 hingga 2019 sebesar 62,73%, 65,53%
dan 67,38%. PT Indofood Sukses Makmur Tbk menginvestasikan sebagian besar asetnya pada persediaan berturut-turut sebesar
11,08%, 12,06% dan 10,04% dari total nilai asset perusahaan dari tahun 2017 hingga 2019.

Sementara pada pos pasiva, kewajiban jangka pendek lebih mendominasi dari total liabilitas perusahaan. Penurunan hanya

6
terjadi pada tahun 2019 yang semula 32,32% menjadi 25,66%. Sementara pada tahun 2018 meningkat yang semula 24,84% menjadi
32,32. Untuk kewajiban jangka panjang, persentase kewajiban jangka panjang tahun 2018 yang semula 13,13% menjadi 7,76%. Pada
tahun 2017 kewajiban jangka panjang berada di angka yang lebih besar yaitu sebesar 13,13%.
Untuk jumlah ekuitas, tahun 2018 terjadi penurunan yang semula 53,28% menjadi 51,71%. Di tahun 2019 terjadi peningkatan
menjadi 56,34% . Besarnya komposisi permodalan menggambarkan kuatnya posisi perusahaan pada tahun 2010 yang mana total
ekuitas berada pada posisi 53,28%. Hal ini memberi keuntungan bagi pemegang saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang mana
hal ini tercermin dari besarnya saldo laba yang belum dicadangkan dari tahun 2017 sampai dengan 2019 yang rata-rata berada di atas
nilai 50% dari total kewajiban dan ekuitas perusahaan. Karena nilai tersebut menjadi dasar perhitungan deviden yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham.
TABEL (laba rugi)

Analisis common size pada laporan laba rugi di atas menunjukkan perubahan yang signifikan. Laba komprehensif tahun
berjalan terus mengalami penurunan. Pada tahun 2019 mengalami peningkatan yang semula -7.59% menjadi -6,02%. Sedangkan di
tahun 2018 mengalami penurunan yang semula -4,96% menjadi -7,59%. Penurunan-penuruna tersebut terjadi karena beban bunga
yang terus meningkat dan peningkatan tahun 2019 terjadi karena penurunan beban penghasilan meski beban bunga tetap meningalami
peningkatan.

TABEL (arus kas)

Analisis common size pada


laporan arus kas pada tahun 2018 mengalami penurunan yang semua Rp 6.507.806 menjadi Rp 5.935.829 dan mengalami kenaikan
yang cukup signifikan pada tahun 2019 sebesar Rp 13.344.494.Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap mengalami penurunan
yang mengarah pada presentase minus pada tahun 2017 sebesar -1,66%, pada tahun 2018 sebesar -0,53% dan pada tahun 2019 sebesar
-12,5%. Sementara pada aktivitas pendanaan, penerimaan dari pinjaman jangka pendek lebih mendominasi. namun, kas bersih dari
aktivitas pendanaan pada tahun 2019 menunjukkan angka minus Rp 7.660.235.

2. ANALISIS HORIZONTAL (Analisis Perbandingan dan Trend)

7
Analisis horizontal (dinamis) adalah analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk
beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Analisis yang termasuk dalam analisis
horizontal misalnya analisis perbandingan dan analisis trend.

Analisis perbandingan (komparatif) adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
perkembangan keadaan keuangan perusahaan (apakah akan mengalami kenaikan/penurunan) dengan cara membandingkan laporan
keuangan antara dua periode atau lebih. Analisis trend merupakan bagian dari analisis perbandingan untuk melihat kecenderungan
arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan keuangan.

Berikut penyajian laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dan anak perusahaan dalam analisis perbandingan
dan analisis trend.

TABEL (Aset – Likuiditas) = HORIZONTAL

Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk menginvestasikan asset
perusahaan sebagian besar kepada asset lancar mengalami penurunan atau bisa disebut fluktuasi dari yang semula 0,98% menjadi
-5,95%. Begitu pula yang terjadi pada asset tidak lancar yang juga mengalami fluktuasi curam yang semula 14,09% menjadi -20,88%.
Pada pos pasiva, kewajiban jangka pendek juga mengalami penurunan yang semula 3,30% menjadi -36,19%. Sementara pada sisi
kewajiban jangka panjang justru mengalami kenaikan yang sangat tajam yang semua -99,37% menjadi 30,66%. Untuk jumlah ekuitas
juga mengalami penurunan namun tidak mencapai angka minus yang semua 87,16% menjadi 51,35%.
TABEL (laba rugi)

Analisis common size pada laporan laba rugi di atas menunjukkan perubahan yang signifikan. Laba komprehensif tahun
berjalan pada Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk. sendiri juga terus mengalami penurunan yang dimana semula sebesar 27,24% namun
kembali menurun cukup drastis menjadi 3,75%.

TABEL (arus kas)

8
Analisis common size pada laporan arus kas aktivasi operasi pada tahun 2018 sebesar Rp 5.935.829 dan pada tahun 2019
mengalami peningkatan sebesar Rp 13.334.494. Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap mengalami penurunan yang mengarah
pada presentase minus pada tahun 2018 sebesar -Rp 11.003.682 . Sedangkan dalan aktivitas pendanaan mengalami kenaikan pada
tahun 2018 sebesar Rp 48.125 dan mengalami penurunan pada tahun 2019 sebesar – Rp 7.660.235.

TABEL (Aset – Likuiditas) = TREND

Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk menginvestasikan asset
perusahaan sebagian besar kepada asset lancar mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 100,98% dan mengalami penurunan
pada tahun 2019 sebesar 95,31%. Berbanding terbalik dengan asset tidak lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk. yang malah terus
condong naik secara signifikan dari tahun ke tahun.
Pada liabilitas jangka pendek mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebesar 144,21% dan mengalami penurunan pada tahun
2019 sebesar 114,09%. Namun pada liabilitas jangka panjang mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 78,42% dan mengalami
kenaikan pada tahun 101,69%. Ekuitas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
TABEL (laba rugi)

Analisis common size pada laporan laba rugi di atas menunjukkan perubahan yang signifikan. Laba komprehensif tahun
berjalan pada Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk. sendiri juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang dimulai pada tahun
2018 sebesar 127,24% dan tahun 2019 sebesar 132%.

TABEL (arus kas)

Analisis common size pada

9
laporan arus kas aktivasi operasi pada tahun 2018 sebesar 91,21% namun berbalik meningkat pada tahun 2019 menjadi 205,05%.
Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap mengalami penurunan pada tahun 2019 hingga 9,64%. Sedangkan dalan aktivitas
pendanaan mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebesar Rp 48.125 dan mengalami penurunan pada tahun 2018 hingga mencapai
angka minus sebesar -30,93%.

Neraca Analisis Common Size

2017 (RP) 2018 (RP) 2019 (RP) 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

ASET

ASET LANCAR

Rp
Kas dan setara kas Rp 13,689,998 Rp 8,809,253 13,745,118 100.00% 64.35% 100.40%

Rp
Investasi jangka pendek Rp 800,159 Rp 4,118,936 55,492 100.00% 514.76% 6.94%

Piutang

Usaha

Rp
Pihak ketiga-neto Rp 3,941,053 Rp 4,258,499 4,128,356 100.00% 108.05% 104.75%

10
Rp
Pihak berelasi Rp 1,098,680 Rp 1,143,472 1,277,677 100.00% 104.08% 116.29%

Bukan Usaha

Rp
Pihak ketiga Rp 1,430,300 Rp 951,589 331,283 100.00% 66.53% 23.16%

Rp
Pihak berelasi Rp 382,852 Rp 219,116 227,094 100.00% 57.23% 59.32%

Rp
Persediaan – neto Rp 9,792,768 Rp 11,644,156 9,658,705 100.00% 118.91% 98.63%

Rp
Aset biologis Rp 536,821 Rp 516,656 717,620 100.00% 96.24% 133.68%

Rp
Uang muka dan jaminan Rp 690,160 Rp 822,966 633,227 100.00% 119.24% 91.75%

Rp
Pajak dibayar di muka Rp 368,412 Rp 503,769 404,068 100.00% 136.74% 109.68%

Rp
Biaya dibayar di muka dan aset lancar lainnya Rp 216,928 Rp 284,206 224,805 100.00% 131.01% 103.63%

Rp
Total Aset Lancar Rp 32,948,131 Rp 33,272,618 31,403,445 100.00% 100.98% 95.31%

ASET TIDAK LANCAR

Tagihan pajak penghasilan Rp 215,062 Rp 446,277 Rp 100.00% 207.51% 120.96%

11
260,131

Rp
Piutang plasma – neto Rp 1,158,659 Rp 1,355,312 1,457,728 100.00% 116.97% 125.81%

Rp
Aset pajak tangguhan - neto Rp 2,120,165 Rp 1,854,918 1,659,709 100.00% 87.49% 78.28%

Rp
Investasi jangka panjang Rp 3,588,183 Rp 4,171,390 5,065,061 100.00% 116.25% 141.16%

Rp
Aset tetap – neto Rp 39,492,287 Rp 42,388,236 43,072,504 100.00% 107.33% 109.07%

Rp
Properti investasi Rp 42,188 Rp 42,188 42,188 100.00% 100.00% 100.00%

Rp
Biaya ditangguhkan - neto Rp 758,038 Rp 805,980 854,175 100.00% 106.32% 112.68%

Rp
Goodwill Rp 3,968,725 Rp 4,320,534 4,305,329 100.00% 108.86% 108.48%

Rp
Aset tak berwujud – neto Rp 1,830,140 Rp 2,136,679 2,011,090 100.00% 116.75% 109.89%

Rp
Biaya dibayar di muka jangka panjang Rp 961,395 Rp 899,443 836,867 100.00% 93.56% 87.05%

Rp
Aset tidak lancar lainnya Rp 1,317,904 Rp 4,844,221 5,230,332 100.00% 367.57% 396.87%

Total Aset Tidak Lancar Rp 55,452,746 Rp 63,265,178 Rp 100.00% 114.09% 116.85%

12
64,795,114

Rp
TOTAL ASET Rp 88,400,877 Rp 96,537,796 96,198,559 100.00% 109.20% 108.82%

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Rp
Utang bank jangka pendek dan cerukan Rp 9,949,734 Rp 17,131,455 13,005,567 100.00% 172.18% 130.71%

Rp
Utang trust receipts Rp 636,225 Rp 605,883 - 100.00% 95.23% 0.00%

Utang usaha

Rp
Pihak ketiga Rp 3,361,953 Rp 3,963,547 4,373,415 100.00% 117.89% 130.09%

Rp
Pihak berelasi Rp 714,034 Rp 65,398 148,468 100.00% 9.16% 20.79%

Rp
Utang lain-lain - Pihak ketiga Rp 1,390,487 Rp 1,471,841 1,465,898 100.00% 105.85% 105.42%

Rp
Beban akrual Rp 2,153,449 Rp 2,289,856 2,888,302 100.00% 106.33% 134.12%

13
Rp
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Rp 912,622 Rp 877,226 981,133 100.00% 96.12% 107.51%

Rp
Utang pajak Rp 392,351 Rp 296,533 807,465 100.00% 75.58% 205.80%

Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam


waktu satu tahun

Rp
Utang bank Rp 2,124,644 Rp 2,501,023 1,016,614 100.00% 117.71% 47.85%

Rp
Utang obligasi Rp - Rp 1,998,799 -

Rp
Utang pembelian aset tetap Rp 2,264 Rp 2,541 - 100.00% 112.23% 0.00%

Rp
Total Liabilitas Jangka Pendek Rp 21,637,763 Rp 31,204,102 24,686,862 100.00% 144.21% 114.09%

LIABILITAS JANGKA PANJANG      

Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian


yang jatuh tempo dalam satu tahun

Rp
Utang bank Rp 7,618,216 Rp 5,312,877 6,953,533 100.00% 69.74% 91.28%

Rp
Utang obligasi Rp 3,986,500 Rp 1,992,058 1,994,153 100.00% 49.97% 50.02%

14
Rp
Utang pembelian aset tetap Rp 2,377 Rp - 7,290 100.00% 0.00% 306.69%

Rp
Lainnya Rp - Rp 184,640 -

Rp
Total Utang Jangka Panjang Rp 11,607,093 Rp 7,489,575 8,954,976 100.00% 64.53% 77.15%

Rp
Liabilitas pajak tangguhan - neto Rp 1,127,069 Rp 991,843 874,536 100.00% 88.00% 77.59%

Rp
Utang kepada pihak-pihak berelasi Rp 351,659 Rp 427,859 509,859 100.00% 121.67% 144.99%

Uang muka setoran modal dari kepentingan non- Rp


pengendali Rp 1,820 Rp - - 100.00% 0.00% 0.00%

Rp
Liabilittas imbalan kerja karyawan Rp 6,462,639 Rp 6,406,539 6,852,215 100.00% 99.13% 106.03%

Liabilitas estimasi atas biaya pembongkaran aset Rp


tetap Rp 110,068 Rp 101,078 117,623 100.00% 91.83% 106.86%

Rp
Total Liabilitas Jangka Panjang Rp 19,660,348 Rp 15,416,894 17,309,209 100.00% 78.42% 88.04%

Rp
TOTAL LIABILITAS Rp 41,298,111 Rp 46,620,996 41,996,071 100.00% 112.89% 101.69%

EKUITAS

15
Modal saham - nilai nominal Rp100 (angka penuh)
per saham

Modal dasar - 30.000.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh -


8.780.426.500 saham Rp 878,043 Rp 878,043 Rp 878,043 100.00% 100.00% 100.00%

Tambahan modal disetor Rp 283,732 Rp 283,732 Rp 283,732 100.00% 100.00% 100.00%

Laba yang belum terealisasi dari aset keuangan


tersedia untuk dijual Rp 951,812 Rp 1,425,098 Rp 1,856,757 100.00% 149.72% 195.08%

Selisih atas perubahan ekuitas

Entitas anak dan dampak transaksi dengan


kepentingan non-pengendali Rp 6,754,788 Rp 6,649,034 Rp 7,102,867 100.00% 98.43% 105.15%

Rp
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan Rp 932,027 Rp 1,074,413 876,550 100.00% 115.28% 94.05%

Saldo laba

Rp
Cadangan umum Rp 105,000 Rp 110,000 115,000 100.00% 104.76% 109.52%

Rp
Belum ditentukan penggunaannya Rp 21,397,123 Rp 23,193,960 26,664,999 100.00% 108.40% 124.62%

Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Rp


Entitas Induk Rp 31,302,525 Rp 33,614,280 37,777,948 100.00% 107.39% 120.69%

Kepentingan Nonpengendali Rp 15,800,241 Rp 16,302,520 Rp 100.00% 103.18% 103.95%

16
16,424,540

Rp
TOTAL EKUITAS Rp 47,102,766 Rp 49,916,800 54,202,488 100.00% 105.97% 115.07%

Rp
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 88,400,477 Rp 96,537,796 96,198,559 100.00% 109.21% 108.82%

Laporan Laba Rugi Analisis Common Size

2017 (RP) 2018 (RP) 2019 (RP) 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%)

Rp Rp Rp
PENJUALAN NETO 70,186,618 73,394,728 76,592,955 100.00% 104.57% 109.13%

Rp Rp Rp
BEBAN POKOK PENJUALAN 50,416,667 53,182,723 53,876,594 100.00% 105.49% 106.86%

Rp Rp Rp
LABA BRUTO 19,769,951 20,212,005 22,716,361 100.00% 102.24% 114.90%

Rp Rp Rp
Beban penjualan dan distribusi (7,237,120) (7,817,444) (8,489,356) 100.00% 108.02% 117.30%

Rp Rp Rp
Beban umum dan administrasi (4,070,151) (4,466,279) (4,697,173) 100.00% 109.73% 115.41%

Rp Rp Rp
Laba (rugi) dari nilai wajar aset biologis 34,839 (30,882) 190,353 100.00% -88.64% 546.38%

17
Rp Rp Rp
Penghasilan operasi lain 888,863 1,524,070 869,970 100.00% 171.46% 97.87%

Rp Rp Rp
Beban operasi lain (702,612) (278,450) (759,131) 100.00% 39.63% 108.04%

Rp Rp Rp
LABA USAHA 8,683,770 9,143,020 9,831,024 100.00% 105.29% 113.21%

Rp Rp Rp
Penghasilan keuangan 614,293 517,470 829,833 100.00% 84.24% 135.09%

Rp Rp Rp
Beban keuangan (1,486,027) (2,022,215) (1,727,018) 100.00% 136.08% 116.22%

Rp Rp Rp
Pajak final atas penghasilan bunga (113,978) (96,570) (79,326) 100.00% 84.73% 69.60%

Bagian atas rugi neto entitas asosiasi Rp Rp Rp


dan ventura bersama (103,236) (94,739) (105,116) 100.00% 91.77% 101.82%

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK Rp Rp Rp


PENGHASILAN 7,594,822 7,446,966 8,749,397 100.00% 98.05% 115.20%

Rp Rp Rp
Beban Pajak Penghasilan (2,497,558) (2,485,115) (2,846,668) 100.00% 99.50% 113.98%

Rp Rp Rp
LABA TAHUN BERJALAN 5,097,264 4,961,851 5,902,729 100.00% 97.34% 115.80%

Penghasilan (rugi) komprehensif lain

18
Pos yang tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi setelah pajak:

Laba (rugi) pengukuran kembali atas Rp Rp Rp


liabilitas imbalan kerja karyawan (383,870) 486,006 112,013 100.00% -126.61% -29.18%

Bagian rugi komprehensif lain dari Rp Rp Rp


entitas asosiasi dan ventura bersama (9,074) (4,849) (4,795) 100.00% 53.44% 52.84%

Pos yang tdapat direklasifikasi ke laba


rugi:

Laba yang belum terealisasi dari Rp Rp Rp


aset keuangan tersedia untuk dijual 413,102 792,768 777,817 100.00% 191.91% 188.29%

Selisih kurs atas penjabaran laporan Rp Rp Rp


keuangan 18,779 111,203 (128,556) 100.00% 592.17% -684.57%

Bagian penghasilan (rugi)


komprehensif lain dari entitas asosiasi Rp Rp Rp
dan ventura bersama (144,932) 3,809 (70,546) 100.00% -2.63% 48.68%

Penghasilan (rugi) komprehensif lain Rp Rp Rp


tahun berjalan (105,995) 1,388,937 685,933 100.00% -1310.38% -647.14%

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN Rp Rp Rp


BERJALAN 4,991,269 6,350,788 6,588,662 100.00% 127.24% 132.00%

Laporan Arus Kas Analisis Common Size

19
2017 (RP) 2018 (RP) 2019 (RP) 2017 (RP) 2018 (RP) 2019 (RP)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Rp Rp Rp
Penerimaan kas dari pelanggan 69,926,072 73,491,800 76,785,002 100.00% 105.10% 109.81%

Rp Rp Rp
Pembayaran kas kepada pemasok (37,294,880) (38,315,479) (35,293,255) 100.00% 102.74% 94.63%

Rp Rp Rp
Pembayaran untuk beban produksi dan usaha (15,083,856) (17,613,588) (16,848,826) 100.00% 116.77% 111.70%

Rp Rp Rp
Pembayaran kepada karyawan (6,802,016) (7,352,150) (8,042,510) 100.00% 108.09% 118.24%

Rp Rp Rp
Kas yang diperoleh dari operasi 10,745,320 10,210,583 16,600,411 100.00% 95.02% 154.49%

Rp Rp Rp
Penerimaan penghasilkan bunga 615,790 513,384 554,317 100.00% 83.37% 90.02%

Rp Rp Rp
Pembayaran pajak – neto (3,422,799) (3,460,973) (2,361,672) 100.00% 101.12% 69.00%

Rp Rp Rp
Pembayaran beban bunga (1,385,805) (1,523,170) (1,702,907) 100.00% 109.91% 122.88%

Rp Rp Rp
Penerimaan (pembayaran) lainnya - neto (44,700) 196,005 260,345 100.00% -438.49% -582.43%

Rp Rp Rp
Kas Neto yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 6,507,806 5,935,829 13,344,494 100.00% 91.21% 205.05%

20
0.00% 0.00% 0.00%

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI 0.00% 0.00% 0.00%

Rp Rp Rp
Penerimaan investasi jangka pendek - - 4,063,511 0.00% 0.00% 0.00%

Penerimaan dari divestasi operasi yang Rp Rp Rp


dihentikan 1,147,329 449,019 673,529 100.00% 39.14% 58.70%

Rp Rp Rp
Penerimaan dari penjualan aset tetap 100,687 59,956 72,954 100.00% 59.55% 72.46%

Rp Rp Rp
Penambahan aset tak berwujud - - (7,649) 0.00% 0.00% 0.00%

Kas dan setara dari Entitas Anak yang Rp Rp Rp


didekonsolidasi (6,492) - - 100.00% 0.00% 0.00%

Rp Rp Rp
Penambahan aset biologis (197,325) (165,344) (186,314) 100.00% 83.79% 94.42%

Akuisisi Entitas Anak dari Kepentingan Rp Rp Rp


nonpengendali - (180,275) (433,646) 0.00% 0.00% 0.00%

Akuisisi entitas anak baru, setelah dikurangi kas Rp Rp Rp


dan cerukan yang diperoleh - (580,198) - 0.00% 0.00% 0.00%

Penambahan investasi dan penyertaan di Rp Rp Rp


entitas asosiasi (378,229) (3,570,593) (302,399) 100.00% 944.03% 79.95%

Penambahan aset tetap, tanaman perkebunan Rp Rp Rp


dan pembayaran uang muka aset tetap (6,723,747) (7,236,247) (4,463,812) 100.00% 107.62% 66.39%

21
Kas Neto yang Digunakan untuk Aktivitas Rp Rp Rp
Investasi (6,057,777) (11,223,682) (583,826) 100.00% 185.28% 9.64%

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Rp Rp Rp
Penerimaan dari utang bank jangka pendek 15,930,494 29,570,756 34,603,342 100.00% 185.62% 217.21%

Rp Rp Rp
Penerimaan dari utang bank jangka panjang 1,064,236 1,747,329 1,981,889 100.00% 164.19% 186.23%

Rp Rp Rp
Penerimaan dari utang jangka panjang lainnya - 184,640 - 0.00% 0.00% 0.00%

Rp Rp Rp
Pembayaran utang bank jangka pendek (2,898,567) (22,701,308) (38,517,542) 100.00% 783.19% 1328.85%

Rp Rp Rp
Pembayaran utang bank jangka panjang (11,693,732) (5,396,608) (1,760,707) 100.00% 46.15% 15.06%

Penerimaan pinjaman jangka panjang dari pihak Rp Rp Rp


berelasi 12,000 77,900 82,000 100.00% 649.17% 683.33%

Kontribusi modal dan uang muka setoran modal Rp Rp Rp


dari kepentingan nonpengendali 214,148 54,414 105,000 100.00% 25.41% 49.03%

Penerimaan dari penerbitan obligasi Rupiah VIII Rp Rp Rp


– neto 1,989,069 - - 100.00% 0.00% 0.00%

Rp Rp Rp
Perlunasan obligasi Rupiah VI (2,000,000) - - 100.00% 0.00% 0.00%

22
Rp Rp Rp
Perlunasan obligasi Rupiah VII - - (2,000,000) 0.00% 0.00% 0.00%

Pembayaran pinjaman jangka panjang dari Rp Rp Rp


pihak berelasi - (1,700) - 0.00% 0.00% 0.00%

Rp Rp Rp
Pembayaran utang pembelian aset tetap (39,054) - (2,481) 100.00% 0.00% 6.35%

Pembayaran dividen kas entitas anak kepada Rp Rp Rp


kepentingan nonpengendali (671,393) (2,367) (472,933) 100.00% 0.35% 70.44%

Rp Rp Rp
Pembayaran dividen kas (2,063,401) (833,242) (1,501,453) 100.00% 40.38% 72.77%

Rp Rp Rp
Pembayaran utang jangka panjang lainnya - (2,651,689) (177,350) 0.00% 0.00% 0.00%

Kas Neto yang (Digunakan) Diperoleh dari Rp Rp Rp


Aktivitas Pendanaan (155,600) 48,125 (7,660,235) 100.00% -30.93% 4923.03%

DAMPAK NETO PERUBAHAN NILAI TUKAR Rp Rp Rp


ATAS KAS DAN SETARA KAS 33,333 335,967 (160,160) 100.00% 1007.91% -480.48%

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN Rp Rp Rp


SETARA KAS 327,762 (4,903,761) 4,940,273 100.00% -1496.13% 1507.27%

Rp Rp Rp
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 13,362,236 13,689,998 8,786,237 100.00% 102.45% 65.75%

Rp Rp Rp
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 13,689,998 8,786,237 13,726,510 100.00% 64.18% 100.27%

23
Kas dan setara kas terdiri dari:       0.00% 0.00% 0.00%

Rp Rp Rp
Kas dan setara kas 13,689,998 8,809,253 13,745,118 100.00% 64.35% 100.40%

Rp Rp Rp
Cerukan - (23,016) (18,608) 0.00% 0.00% 0.00%

Rp Rp Rp
Neto 13,689,998 8,786,237 13,726,510 100.00% 64.18% 100.27%

24
E. Valuasi

1. Tahun 2014
a. Price to Earning Ratio (PER)
Laba Bersih
E arning Ratio=
Jumlah saham beredar

6.340 .185
E arning ratio=
8.780 .426 .500

E arning ratio=0.00072208166

hargasaham
P rice of Earning Ratio=
earning ratio

100
P rice of Earning Ratio=
0.00072208166

P rice of Earning Ratio=138.488,49

b. Price to Book Value (PBV)

Total ekuitas
B ook Value =
Jumlah saham beredar

40.270 .000.000 .000


B ook Value =
8.780.426 .500

B ook Value =458.634

harga saham
P rice of Book Value=
book value

100
P rice of Book Value=
458.634

P rice of Book Value=0.00000218038

c. Price to Cash Flow Ratio (PCFR)

16
opearating cash flow
C ash Flow Ratio= s
jumlah saham beredar

9.269 .318
C ash Flow Ratio=
8.780 .426 .500

C ash Flow Ratio=0.00105567969

harga saham
P rice ¿ Cash Flow Ratio=
cash flow ratio

100
P rice ¿ Cash Flow Ratio=
0.00105567969

P rice ¿ Cash Flow Ratio=947,26

2. Tahun 2015
a. Price to Earning Ratio (PER)

Laba Bersih
E arning Ratio=
Jumlah saham beredar

4.962 .084
E arning ratio=
8.780 .426 .500

E arning ratio=0.00056513017

hargasaham
P rice of Earning Ratio=
earning ratio

100
P rice of Earning Ratio=
0.0056513017

P rice of Earning Ratio=17.695,04

b. Price to Book Value (PBV)

Total ekuitas
B ook Value =
Jumlah saham beredar

43.120 .000.000 .000


B ook Value =
8.780.426 .500

17
B ook Value =470.592

harga saham
P rice of Book Value=
book value

100
P rice of Book Value=
470.592

P rice of Book Value=0.0002124983

c. Price to Cash Flow Ratio (PCFR)

opearating cash flow


C ash Flow Ratio=
jumlah saham beredar

4.213 .613
C ash Flow Ratio=
8.780 .426 .500

Cash Flow Ratio=0.0047988705


harga saham
Price ¿Cash Flow Ratio=
cash flow ratio
100
Price ¿Cash Flow Ratio=
0.0047988705
Price ¿Cash Flow Ratio=20.838,24
3. Tahun 2016
a. Price to Earning Ratio (PER)

Laba Bersih
E arning Ratio=
Jumlah saham beredar

7.385 .225
E arning Ratio=
8.780.426 .500

E arning Ratio=0.00084110105

hargasaham
P rice of Earning Ratio=
earning ratio

100
P rice of Earning Ratio=
0.00084110105

P rice of Earning Ratio=118.891,78

18
b. Price to Book Value (PBV)

Total ekuitas
Book Value=
Jumlah sahamberedar

82.174 .515
Book Value=
8.780 .426 .500

Book Value=0.00935882955

harga saham
Price of Book Value=
book value

100
Price of Book Value=
0.00935882955

Price of Book Value=10.685,09

c. Price to Cash Flow Ratio (PCFR)

opearating cash flow


C ash Flow Ratio=
jumlah saham beredar

7.175 .603
Cash Flow Ratio=
8.780 .426 .500

Cash Flow Ratio=0.00081722715

harga saham
Price ¿Cash Flow Ratio=
cash flow ratio

100
Price ¿Cash Flow Ratio=
0.00081722715

Price ¿Cash Flow Ratio=122.364,99

4. Tahun 2017
a. Price to Earning Ratio (PER)

Laba Bersih
E arning Ratio=
Jumlah saham beredar

19
7.858 .554
E arning Ratio=
8.780.426 .500

E arning Ratio=0.00089500823

hargasaham
P rice of Earning Ratio=
earning ratio

100
P rice of Earning Ratio=
0.00089500823

P rice of Earning Ratio=111.730,82

b. Price to Book Value (PBV)

Total ekuitas
Book Value=
Jumlah sahamberedar

87.939 .488
Book Value=
8.780 .426 .500

Book Value=0.0100154005

harga saham
Price of Book Value=
book value

100
Price of Book Value=
0.0100154005

Price of Book Value=9.984,62

c. Price to Cash Flow Ratio (PCFR)

opearating cash flow


C ash Flow Ratio=
jumlah saham beredar

6.507 .803
C ash Flow Ratio=
8.780 .426 .500

C ash Flow Ratio=0.00074117162

harga saham
Price ¿Cash Flow Ratio=
cash flow ratio

20
100
Price ¿Cash Flow Ratio=
0.0074117162

Price ¿Cash Flow Ratio=13.492,15

5. Tahun 2018
a. Price to Earning Ratio (PER)
Laba Bersih
Earning Ratio=
Jumlah sahamberedar

7.446 .966
E arning Ratio=
8.780.426 .500

E arning Ratio=0.0008481326

hargasaham
P rice of Earning Ratio=
earning ratio

100
P rice of Earning Ratio=
0.0008481326

P rice of Earning Ratio=117.906,09

b. Price to Book Value (PBV)

Total ekuitas
B ook Value =
Jumlah saham beredar

49.916.800
B ook Value =
8.780.426 .500

B ook Value=0.00568500858

harga saham
Price of Book Value=
book value

100
Price of Book Value=
0.00568500858

Price of Book Value=17.590,12

c. Price to Cash Flow Ratio (PCFR)

21
opearating cash flow
C ash Flow Ratio=
jumlah saham beredar

48.125
C ash Flow Ratio=
8.780 .426 .500

C ash Flow Ratio=0.00000548094

harga saham
P rice ¿ Cash Flow Ratio=
cash flow ratio

100
P rice ¿ Cash Flow Ratio=
0.00000548094

P rice ¿ Cash Flow Ratio=18.245 .045,56

6. Tahun 2019
a. Price to Earning Ratio (PER)

Laba Bersih
E arning Ratio=
Jumlah saham beredar

8.749 .397
E arning Ratio=
8.780.426 .500

E arning Ratio=0.00099646606

hargasaham
P rice of Earning Ratio=
earning ratio

100
P rice of Earning Ratio=
0.00099646606

P rice of Earning Ratio=100.354,65

b. Price to Book Value (PBV)

Total ekuitas
B ook Value =
Jumlah saham beredar

54.202 .480
B ook Value =
8.780.426 .500

22
B ook Value =0.00617310332

harga saham
P rice of Book Value=
book value

100
P rice of Book Value=
0.00617310332

P rice of Book Value=16.119,31

c. Price to Cash Flow Ratio (PCFR)

opearating cash flow


C ash Flow Ratio=
jumlah saham beredar

−7.660 .235
C ash Flow Ratio=
8.780 .426 .500

C ash Flow Ratio=−0.00087242174

harga saham
P rice ¿ Cash Flow Ratio=
cash flow ratio

100
P rice ¿ Cash Flow Ratio=
−0.00087242174

P rice ¿ Cash Flow Ratio=−114.623,46

F. Ringkasan Investasi

a. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Bina Makna
Indopradana (BMI) yang berlokasi di Jakarta. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar
100% baik pada tahun 2017,2018, dan 2019.
b. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Indoagri Inti Plantation
(IIP) yang berlokasi di Jakarta pada tahun 1990. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar
52.6% pada tahun 2017 dan 2018 serta 57.8% pada tahun 2019.
c. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Wushan Hijau Lestari
(WHL) yang berlokasi di Jakarta.

23
d. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Prima Intipangan Sejati
(PIPS) yang berlokasi di Jakarta pada tahun 1994. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar
100% baik pada tahun 2017,2018, dan 2019.
e. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Asian Synergies Limited
(ASL) yang berlokasi di Kepulauan Virgin Britania pada tahun 2004. Presentase
Kepemilikan Efektif sebesar 53.1% pada tahun 2017 dan 2018 serta 58.4% pada tahun
2019.
f. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Silveron Invesments Limited
(SIL) yang berlokasi di Mauritius pada tahun 2004. Presentase Kepemilikan Efektif
sebesar 53.1% pada tahun 2017 dan 2018 serta 58.4% pada tahun 2019.
g. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Witty East Holdings Limited
(WEHL) yang berlokasi di Kepulauan Virgin Britania.
h. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Mega Citra Perdana
(MCP) yang berlokasi di Jakarta pada tahun 2005. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar
31.9% pada tahun 2017 dan 2018 serta 35% pada tahun 2019.
i. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Ocean 21 Pte. Ltd. (Ocean
21) yang berlokasi di Singapura pada tahun 2006. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar
100% baik pada tahun 2017, 2018 dan 2019.
j. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Indofood Singapore
Holdings Pte. Ltd. (IHSPL) yang berlokasi di Singapura pada tahun 2006. Presentase
Kepemilikan Efektif sebesar 83.8% baik pada tahun 2017, 2018 dan 2019.
k. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Asian Assets Management
Pte. Ltd. (AAM) yang berlokasi di Singapura. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar
73.2% pada tahun 2017 dan 2018 serta 74% pada tahun 2019.
l. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Harvest Gems Pte. Ltd.
(HG) yang berlokasi di Singapore. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar 73.2% pada
tahun 2017 dan 2018 serta 74% pada tahun 2019.
m. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Aston Investment
Perkasa (AIP) yang berlokasi di Jakarta. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar 73.2%
pada tahun 2017 dan 2018 serta 74% pada tahun 2019.

24
n. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Drayton Pte. Ltd. (Drayton)
yang berlokasi di Singapura pada tahun 2008. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar
80.5% baik pada tahun 2017, 2018 dan 2019.
o. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Indofood Agri Resources
Ltd. (IFAR) yang berlokasi di Singapura pada tahun 2007. Presentase Kepemilikan Efektif
sebesar 62.8% pada tahun 2017 dan 2018 serta 70% pada tahun 2019.
p. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Mentari Subur Abadi
(MSA) yang berlokasi di Sumatra Selatan pada tahun 2010. Presentase Kepemilikan
Efektif sebesar 31.9% pada tahun 2017 dan 2018 serta 35% pada tahun 2019.
q. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada IndoInternational Green
Energy Resources Pte. Ltd. (IGER) yang berlokasi pada Singapura pada tahun 2010.
Presentase Kepemilikan Efektif sebesar 31.9% pada tahun 2017 dan 2018 serta 35% pada
tahun 2019.
r. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Agri Investments Pte. Lts.
(AIPL) yang berlokasi di Singapura pada tahun 2012. Presentase Kepemilikan Efektif
sebesar 31.9% pada tahun 2017 dan 2018 serta 34.8% pada tahun 2019.
s. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada PT. Mentari Pertiwi Makmur
(MPM) yang berlokasi di Kalimantan Timur pada tahun 2013. Presentase Kepemilikan
Efektif sebesar 42.3% pada tahun 2017 dan 2018 serta 46.5% pada tahun 2019.
t. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada IFAR Brazil Pte. Ltd. Yang
berlokasi di Singapura pada tahun 2013. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar 62.8%
pada tahun 2017 dan 2018 serta 70% pada tahun 2019.
u. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melakukan investasi pada Indoagri Brazil yang
berlokasi di Brazil pada tahun 2013. Presentase Kepemilikan Efektif sebesar 62.8% pada
tahun 2017 dan 2018 serta 70% pada tahun 2019.

G. Resiko Investasi

Risiko bisnis yang dihadapi oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Jenis risiko yang pertama adalah risiko murni, PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. mungkin saja menanggung risiko tersebut apabila misalnya terjadi kebakaran atau

25
pencurian aset seperti pencurian persediaan. Sedangkan jenis risiko berikutnya adalah risiko
spekulatif. Risiko spekulatif ini dapat meliputi variabilitas dari biaya input, harga jual, dan
permintaan, kemudian dapat juga meliputi kemampuan menjual produk baru dan
mengembangkan produk yang sudah ada, dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar. Risiko
yang dihadapi perusahaan diantaranya:

1. Risiko keamanan pangan

Sebagai produsen makanan olahan dalam kemasan dan memiliki konsumen dari segala
usia, Perseroan menghadapi risiko yang berhubungan dengan keamanan produk barang jadi
yang dipasarkan.

Walaupun Perseroan telah memperhatikan faktor higienis makanan dan memastikan


bahwa bahan baku yang dipergunakan telah sesuai dengan yang ditetapkan oleh instansi
yang berwenang dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat halal, namun
tidak tertutup kemungkinan bahwa produk makanan tersebut dapat tercemar ataupun
terkena isu negatif lainnya. Apabila terjadi, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif
terhadap kegiatan usaha dan operasional Perseroan.

2. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas

Harga dan biaya produksi Perseroan dipengaruhi oleh harga bahan baku di pasar
internasional, terutama gandum yang digunakan untuk memproduksi tepung terigu Grup
Bogasari, dan bahan baku lainnya yang diimpor seperti SMP dan resin (bahan baku untuk
pembuatan kemasan).

Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Tingkat produksi bahan baku dunia.

b. Tingkat penawaran dan permintaan produk.

c. Tingkat konsumsi dunia atas produk-produk; dan

d. Perkembangan perekonomian dunia pada umumnya.

26
Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasional
dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan harga jual
produknya akan tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan harga jual
produk sedemikian rupa sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional
dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

3. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha

Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari perusahaan lokal
maupun internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan
mengoptimalkan upayanya dalam berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya
dan/atau tidak akan ada tambahan pesaing domestik maupun asing yang memasuki pasar
dimana Perseroan beroperasi. Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi
kemampuan Perseroan untuk mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.

4. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja

Kesuksesan Perseroan tidak luput dari faktor ketersediaan tenaga kerja yang handal
untuk terus dapat melakukan yang terbaik serta mendukung budaya untuk terus berinovasi
agar memperoleh hasil yang unggul. Oleh karena itu Perseroan menyadari risiko kegagalan
pengembangan karyawan atau mempertahankan tenaga kerja bertalenta dapat
mempengaruhi kegiatan bisnis, daya saing, dan pertumbuhan Perseroan secara nyata.

5. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim

Secara geografis, fasilitas Perseroan berupa kantor, pabrik, perkebunan dan gudang
distribusi, hampir seluruhnya berlokasi di Indonesia yang berlokasi di pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Letak Indonesia berada di zona pertemuan dari tiga lempengan bumi utama yang
berpotensi mengalami gempa bumi, tsunami, gelombang laut dan letusan gunung berapi.
Hal ini dapat terjadi di luar kendali Perseroan, dan dapat membahayakan keselamatan

27
karyawan, merusak fasilitas, dan mengganggu jalur distribusi. Walaupun risiko ini tidak
berdampak negatif secara langsung terhadap kegiatan usaha Perseroan di masa lampau,
tetapi bencana tersebut dapat berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi Indonesia pada
umumnya yang secara tidak langsung akan berdampak juga terhadap Perseroan. Selain itu,
beberapa kegiatan usaha dan hasil operasional Perseroan juga tergantung pada iklim dan
kondisi cuaca.

Risiko yang berhubungan dengan hal tersebut akhir-akhir ini meningkat dengan adanya
efek rumah kaca di atmosfer yang berdampak buruk terhadap suhu global dan perubahan
suhu secara ekstrim. Kondisi tersebut dapat berdampak negatif terhadap produktivitas,
kinerja dan prospek usaha Perseroan.

Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan risiko minor yang dapat diterima
dari resiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk membantu evaluasi dan penanganan
risiko. Analisis risiko akan tergantung dari informasi dan data yang tersedia.

Risiko yang dapat dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Resiko yang di analisis
secara kuantitatif adalah risiko keuangan dengan menggunakan penghitungan rasio
keuangan. Perhitungan rasio ini dilakukan dari data laporan keuangan PT Indofood Sukses
Makmur Tbk sejak tahun 2011 sampai tahun 2013.  Beberapa rasio yang sudah dianalisis
adalah rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.

Dari hasil perhitungan rasio likuiditas, PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki rasio
likuiditas yang baik yakni lebih dari 1, walaupun nilainya fluktuatif. Rasio berikutnya
adalah rasio profitabilitas. Dari hasil perhitungan rasio profitabilitas didapatkan hasil Gross
profit margin secara rata-rata selalu mengalami peningkatan, begitu juga dengan Return On
Aset (ROA) mencerminkan tingkat pengembalian terhadap investasi aset perusahaan.

     ROA secara rata-rata selalu meningkat yang dapat diartikan bahwa pengembalian
terhadap aset lancar perusahaan selalu meningkat pula. Berkaitan dengan fluktuasi nilai
tukar rupiah terhadap dolar yang saat ini sedang menjadi permasalahan, didapatkan dari

28
hasil regresi bahwa volatilitas kurs rupiah per dolar berpengaruh negatif terhadap return
harian saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Semakin besar ROA suatu  perusahaan maka semakin baik pula kinerja perusahaan
tersebut. ROA  berpengaruh negatif terhadap prediksi kebangkrutan perusahaan yang
berarti semakin tinggi rasio tinggi ROA kemungkinan perusahaan bangkrut semakin kecil

ROA =

Tahun Perhitungan (EAT/Total Aset) Hasil (dalam %)

2017 5.097.264/88.400.877 5,76%

2018 4.961.851/96.537.796 5,14%

2019 5.902.729/96.198.559 6,14%

ROE adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan modal sendiri suatu
perusahaan. ROE merupakan indikator yang penting bagi pemegang saham untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang  berkaitan
dengan dividen. Jika rasio ini meningkat maka laba bersih dari perusahaan yang
bersangkutan akan meningkat pula, peningkatan tersebut juga mempengaruhi harga
saham. ROE berpengaruh negatif terhadap kemungkinan perusahaan bangkrut, artinya
semakin kecil ROE maka probabilitas  perusahaan bangkrut semakin besar

ROE =  

Tahun Perhitungan (Laba Bersih/Total Hasil (dalam %)


Ekuitas)

2017 5.097.264/41.298.111 12,34%

2018 4.961.851/46.620.996 10,64%

29
2019 5.902.729/54.202.488 10,89%

Operating Income Return on Investment menunjukkan kefektifan manajemen dalam


menghasilkan laba operasional atas aset-aset perusahaan, yang diukur dengan
membandingkan laba operasional terhadap total aset. Dengan kata lain OIROI
mengambarkan kemampuan perusahaan untuk menjaga biaya operasional rendah. OIROI
mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total aset
yang dimiliki yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan teresebut. Semakin besar
OIROI maka semakin efektif suatu perusahaan dalam mengelola total aktiva yang dimiliki
untuk menghasilkan laba.

OIROI =  

     Tahun Perhitungan (Laba Hasil (dalam %)


Operasi/Total Aset)

2017 8.683.770/88.400.877 9,82%

2018 9.143.020/96.537.796 9,47%

2019 9.831.024/96.198.559 10,22%

Respon Terhadap Risiko

Perseroan menyadari bahwa penerapan sistem manajemen risiko yang memadai sangat
penting untuk menghadapi beragamnya risiko kegiatan usaha yang dihadapi sejalan dengan
semakin berkembangnya usaha Perseroan. Untuk itu, Perseroan menjalankan pengelolaan
terhadap risiko dengan menerapkan sistem ERM yang telah dijalankan secara konsisten
dan berkesinambungan di seluruh organisasi, termasuk anak perusahaan. Perseroan
mengelola ERM berdasarkan kerangka dasar COSO (Committee of Sponsoring

30
Organization of Treadway Commission) dan ISO 31000, yang disesuaikan dengan kegiatan
usaha dan budaya Perseroan.

Direksi bertanggung jawab dan memegang peranan penting dalam suksesnya


penanganan manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif. Untuk itu, Perseroan
membentuk tim manajemen risiko yang didedikasikan untuk menjalankan proses ERM dan
implementasinya. Setiap manajemen anak perusahaan, berperan penting atas proses ERM,
yaitu melakukan identifikasi risiko, menganalisa kemungkinan exposure, menetapkan
langkah-langkah perbaikan dan pengendalian internal, dan memberikan laporan ERM
kepada manajemen terkait.

Komite Audit sebagai kepanjangan tangan dari Dewan Komisaris, melakukan


pengawasan terhadap program dan implementasi manajemen risiko. Laporan konsolidasi
ERM disampaikan setiap semester kepada Direksi dan Komite Audit. Audit Internal
melakukan penelaahan yang independen melalui audit yang dilakukan secara rutin untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa risiko yang signifikan dan kelemahan
pengendalian internal teridentifikasi dan tindakan perbaikan dijalankan. Laporan
penelahaan tersebut disajikan dalam laporan audit internal yang disampaikan secara rutin
kepada Direksi dan Komite Audit. Beberapa risiko-risiko utama yang dapat berpotensi
memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap operasional Perseroan, dan langkah
langkah Perseroan dalam mengurangi risiko tersebut adalah sebagai berikut:

6. Risiko keamanan pangan

Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan proses kontrol yang


berkesinambungan, dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas, pemilihan
pemasok, proses penerimaan bahan baku dan proses produksi dan distribusi yang sesuai
dengan standard operating procedures.

Perseroan senantiasa menerapkan Good Manufacturing Practices  untuk memastikan


produk dibuat dengan proses yang higienis dan menghasilkan kualitas yang baik. Sebagian
besar fasilitas produksi Perseroan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 dan ISO 22000,

31
dan/atau sertifikasi HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points), serta beberapa
fasilitas produksi lainnya telah memperoleh sertifikasi ISO 14000. Di samping itu, seluruh
produk Perseroan telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Sebagian besar produk
Perseroan juga telah memperoleh berbagai sertifikasi lainnya, seperti sertifikasi Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan yang berwenang.
Untuk menanggapi keluhan dan mendapatkan masukan yang berharga dari konsumen,
Perseroan menyediakan Layanan Konsumen Indofood.

7. Risiko fluktuasi harga bahan baku dan komoditas

Fluktuasi harga bahan baku di pasar internasional dan depresiasi nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan operasional
dan kondisi keuangan Perseroan. Walaupun Perseroan dapat menaikkan harga jual
produknya akan tetapi Perseroan tidak dapat secara langsung meningkatkan harga jual
produk sedemikian rupa sejalan dengan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional
dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan melakukan kegiatan-kegiatan strategis


dengan membentuk pola hubungan kerja sama dan kemitraan dengan petani dan pemasok,
melakukan simulasi harga bahan baku terhadap harga jual, melakukan kontrak kerja sama
dengan beberapa perusahaan dalam dan luar negeri, dan menggunakan bahan baku
substitusi tanpa mengurangi kualitas akhir dari produk barang jadi yang dipasarkan kepada
konsumen. Ketangguhan model bisnis Perseroan yang terdiri dari kegiatan usaha
komoditas dan non-komoditas juga memberikan manfaat dalam mengurangi risiko tersebut
dan dapat meredam dampak gejolak harga komoditas yang pada akhirnya tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan.

8. Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha

Untuk melanjutkan sukses dan mengurangi risiko tersebut, Perseroan senantiasa


mengikuti dinamika perkembangan pasar, meluncurkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan selera konsumen, melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk

32
menghasilkan produk unggulan baru, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk,
melakukan kegiatan pemasaran yang tepat sasaran dan menerapkan program-program
efisiensi biaya guna meningkatkan daya saing. Dalam iklim bisnis yang kompetitif ini,
Perseroan tetap menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.

9. Risiko suksesi dan ketrampilan tenaga kerja

Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan kegiatan pengembangan karyawan


berkelanjutan serta program pelatihan profesional baik internal atau eksternal. Dengan
program tersebut, Perseroan dapat mempertahankan tenaga kerja bertalenta yang sudah ada
dan menarik tenaga kerja bertalenta yang baru, demi meneruskan kelangsungan
operasional dan daya saing Perseroan di era globalisasi ini.

10. Risiko bencana alam, iklim dan cuaca ekstrim

Untuk menangani risiko tersebut, Perseroan melakukan kajian terhadap perlindungan


bencana alam seperti kecukupan perlindungan asuransi dan implementasi sistem
penanggulangan krisis. Perseroan juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial terkait
dengan kejadian bencana alam sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.

H. Tata Kelola Perusahaan.

Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah


perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan
proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi
produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

Implementasi Rencana Strategi Perusahaan Indofood tbk.

1. Perencanaan, Startegi, Organisir, Koordinasi, dan SWOT perusahaan Indofood


Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang sahamnya tercatat di Bursa Efek
Singapura, menguasai hingga 64,4% saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk.
IndoAgri dan anak usahanya PT Salim Ivomas Pratama menandatangani perjanjian jual

33
beli bersyarat dengan pemegang saham mayoritas Lonsum yakni First Durango Pte Ltd,
Ashmore Investment Management Limited selaku manajer investasi serta Keluarga
Sariaatmadja pada 25 Mei 2007. Senin (28/5/2007). Grup IndoAgri akan mengakuisi
500.095.000 saham Lonsum yang telah diterbitkan dan surat utang wajib konversi
(Mandatory Convertible Notes/MCN) sebesar US$ 47 juta yang akan jatuh tempo pada
tahun 2009. MCN ini diterbitkan oleh Lonsum dan wajib dikonversikan dengan harga
nominal menjadi 269.343.500 saham baru yang telah disetor penuh, dengan nilai tunai
sekitar Rp 5 triliun. Grup IndoAgri telah menyetujui untuk menempatkan deposito
sejumlah US$ 10 juta pada agen escrow, yang akan tergantung kepada penyelesaian
rencana pengambil-alihan. Setelah penyelesaian transaksi pengambilalihan dan dengan
asumsi bahwa MCN telah dikonversi, maka Grup IndoAgri akan menjadi pemegang saham
pengendali dengan kepemilikan sekitar 64,4% dari modal yang telah ditingkatkan. Pada
saat penyelesaian transaksi pengambilalihan, penawaran tender atas sekitar 35,6% saham
Lonsum berdasarkan modal yang telah ditingkatkan, harus dilaksanakan pada harga
sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam. Total nilai dari rencana pengambil-alihan
dan penawaran tender akan dibiayai dari dana internal dan pinjaman.

Tergantung kepada evaluasi selanjutnya, sebagian pinjaman kemungkinan dapat


dibiayai kembali dengan modal atau aktifitas fund raising. Rencana akuisisi ini akan
didasarkan pada pelaksanaan due diligence oleh Grup IndoAgri, persetujuan para
pemegang saham IndoAgri, Indofood dan First Pacific Company Limited HKEx:00142,
serta seluruh institusi yang terkait di Indonesia, Singapura dan Hong Kong. Rencana
pengambilalihan akan memperkuat bisnis model perkebunan terpadu Grup IndoAgri,
antara lain mengembangkan usaha inti yaitu perkebunan, memperluas lahan dan
perkebunan yang telah ditanami dengan kelapa sawit, meningkatkan produksi, memenuhi
kebutuhan internal untuk CPO dan menjadi produsen atas bibit kelapa sawit unggul.
Direktur Indofood Thomas Tjhie menyatakan, melalui rencana pengambilalihan ini,
realisasi rencana jangka panjang Grup IndoAgri untuk memiliki 250.000 hektar
perkebunan kelapa sawit akan dapat dipercepat. “Setelah penyelesaian transaksi akuisisi,
Grup IndoAgri akan menjadi salah satu pemilik perkebunan yang terbesar di Indonesia,”
ujat Thomas. Grup IndoAgri adalah perusahaan perkebunan yang terintegrasi dan pengolah
minyak goreng, margarin dan shortenings dengan merek terkemuka. Pada tanggal 31 Maret

34
2007, Grup IndoAgri memiliki lahan perkebunan sekitar 224.083 hektar, diantaranya
sekitar 74.878 hektar telah ditanami dengan kelapa sawit. Dengan rencana pengambilalihan
ini, total lahan perkebunan dan total lahan yang telah ditanami dengan kelapa sawit
masing-masing akan meningkat menjadi sekitar 387.483 hektar dan sekitar 138.081 hektar.
Secara keseluruhan luas lahan yang telah ditanami adalah sekitar 165.000 hektar termasuk
tanaman karet dan tanaman lainnya. 

2. Strategi Pengembangan Perusahaan Indofood

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., yang telah menjadi perusahaan raksasa terbesar di
Indonesia yang selalu mendirikan unit-unit bisnis pendukungnya untuk mencapai
keinginan terciptanya satu sistem produksi yang terintegrasi. Tentu saja dengan memiliki
sistem produksi yang terintegrasi, PT. Iindofood dengan mudah menguasai pasar, dan tidak
tergantung terhadap pemasok, karena bahan baku sudah dimiliki. Dalam pengembangan
pasar dan peningkatan kemampuan perusahaan, PT. Indofood menggunakan strategi
Intensif (Intensive strategy) yang terdiri dari tiga strategi utama yaitu:

a. Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan marketshare suatu
produk melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Dapat diimplementasikan
dengan menambah jumlah tenaga penjual, iklan, atau usaha promosi lainnya.
b. Strategi Pengembangan Pasar. Tujuan untuk memperbesar pangsa pasar dengan
memperkenalkan produk atau jasa ke daerah-daerah baru.
c. Strategi Pengembangan Produk. Meningkatkan penjualan dengan meningkatkan atau
memodifikasi produk-produk yang ada.
Strategi Pengembangan Produk, sesuai dengan Strategi Diferensiasi ,Strategi ini
dicirikan dengan keputusan perusahaan untuk menciptakan persepsi pasar potensial
terhadap produk baru yang berbeda atau unik dengan harapan calon konsumen mau
membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu. Seperti yang kita ketahui, PT.
Indofood terutama produk mie instannya memiliki keunikan rasa dan promosi iklan yang
mengusung tema nusantara. Hal ini yang mendasari kami bahwa PT. Indofood
menggunakan strategi diferensiasi karena keunikan dan cakupan pasar yang luas terhadap
produk mie instannya. Strategi yang digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT.
Londsum adalah Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy). Strategi ini
35
menghendaki perusahaan melakukan pengawasan lebih terhadap distributor (Forward
Integration Strategy), pemasok (Backward Integration Strategy), dan/atau para pesaingnya
(Horizontal Integration Strategy). Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah
pengambilalihan kepemilikan mayoritas saham perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan
mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan pengendalian bagi pemasok. Diketahui
bahwa PT. Londsum memiliki perkebunan kelapa sawit yang dapat digunakan PT.
Indofood sebagai sumber bahan baku pembuatan produknya. Dari sudut pandang PT.
Indofood adalah tepat dengan mengakuisisi PT. Londsum. Dimaksudkan dengan adanya
kepemilikan saham mayoritas maka pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku
sepenuhnya berada pada PT. Indofood. Jika PT. Indofood hanya merger dengan PT.
Londsum, kemungkinan terciptanya resiko atau konflik di antara kedua perusahaan
semakin besar.

36

Anda mungkin juga menyukai