Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH RINGKAS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING BERBASIS CLASSROOM DENGAN


MEDIA POWER POINT AUDIO TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATA PELAJARAN IPA

Andi ST . Isra Mi’rajti

201051301006

PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional merupakan salah satu sektor pembangunan dalam upaya


mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3, pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia yang diatur dalam undang-
undang. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional
(Sisdiknas) pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalahusaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,
yang sebagiannya sering tidak dapat diramalkan sebelumnya.Sebagai konsekuensi
logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalah yang
dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertama karena sifat sasarannya yaitu
manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus mengantisiasi
hari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh kemampuan daya ramal
manusia.
Usaha pengembangan manusia itu dalam pendidikan dimulai dari sekolah
yang lebih khusus dalam proses mengajar di dalam kelas adalah pembaharuan sistem
pendidikan. Saat ini berkembang berbagai model pembelajaran. Namun pada
kenyataannya selama ini guru cenderung menggunakan model pengajaran secara
umum, dimana guru mengutamakan pemberian informasi atau mentransfer ilmu pada
siswa, hal ini terkadang membuat siswa merasa jenuh atau tidak semangat dalam
proses pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran disekolah sejauh ini lebih banyak
mengarahkan pada peserta didik pola belajar kompetitif dan individualitas.
Pembelajaran dikatakan mengarah pada pola kompetitif, hal ini dikarenakan karena
kecenderungan menempatkan siswa pada posisi persaingan dengan siswa lain dengan
adanya peringkat kelas, dan pembelajaran dikatakan mengarah pada pola
induvidualitas karena proses pembelajaran sering kali berlangsung tanpa
ketergantungan atau komunikasi antar siswa
Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara
di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya
Perguruan Tinggi. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk
berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical
distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk
melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk
menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran
Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi dituntun untuk dapat
menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau on line.
Pada masa pandemi covid-19 guru di SMP Negeri 52 Makssar dituntut untuk
melakukan pembelajaran dengan online. Berbagai aplikasi pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembejaran online. Pembelajaran daring
merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas,
konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interaksi pembelajaran.
Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh.
Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom,
Edmodo, dan Schoology, dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp Pembelajaran
secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti Facebook dan
Instagram Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber
belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau
bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi
(secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM.
Pembelajaran daring dalam pembelajaran IPA belum dapat dikatakan efektif
karena peserta didik tidak dapat melakukan praktek secara langsung. Pembelajaran
daring menjadi hambatan untuk peserta didik dalam memahami materi IPA sebab
materi yang di sajikan hanya melalu geogle classroom dengan media power point
audio, seharusnya siswa dapat melalukan observasi langsung dan praktek untuk
meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran IPA, tetapi pada masa pendemi
covid-19 dilakukan pembelajaran daring. Selama pembelajaran daring guru kesulitan
dalam pemberian nilai ke siswa, biasanya ada guru yang hanya melihat absen siswa
tanpa memperhatikan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran IPA. Belajar
dirumah tidak menjamin siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik di sekolah.
Namun penggunaan ini tidak selalu efektif karena pertemuan tatap muka
secara langsung tentu lebih baik namun ada beberapa hal yang mengharuskan siswa
untuk belajar dari rumah dan guru harus lebih kreatif dalam membangun 2 siswanya
dengan memanfaatkan jejaring sosial tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa tetap
produktif dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Prawiradilaga, dkk (2013:
26) yang menyatakan bahwa keefektifan TIK sebagai media pembelajaran dan sumber
belajar, selain memiliki kelebihan juga memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, dalam
penggunaannya pada kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara selektif, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan karakteristik materi yang akan disampaikan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melakukan penelitian tentang “


Efektivitas pembelajaran daring berbasis Geogle Classroom dengan media power
point audio terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di SMP
Negeri 52 Makassar

B. Rumusan Masalah “
Berdasarkan uraian di latar belakang maka rumusan masalah adalah.
1. Bagaimana efektivitas pembelajaran daring berbasis geogle classroom dengan
media power point terhadap hasil belajar IPA Di SMP 52 Makassar?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Secara etimologi kata “efektif” berasal dari kata Latin effectivus,yang berarti
kreatif, produktif, atau efektif. Ini muncul dalam bahasa Inggris pertengahan antara
1300 dan 1400 M. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi
efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan,
manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan.
Menurut Kusumah (2020: 10-11) efektif merupakan sebuah ukuran untuk mengatakan
bahwa sebuah tujuan atau target yang diinginkan telah tercapai. Sementara lanjutnya,
efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi
antarsiswa maupun antara siswa dan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Hal yang sama juga dikatakan Zen dan Syafril (2017: 182)
menurutnya, pendidikan dikatakan efektif (ideal) ialah bila hasil yang dicapai sesuai
dengan rencana/ pogram yang dibuat sebelumnya (tepat guna).

Menurut Susanto (2016: 54) hasil pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila
terjadi perubahan tingkah laku yang positif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Adapun menurut Susanto (2016: 54-55) beberapa aspek yang harus
diperhatikan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, di antaranya:

1. Guru dituntut untuk dapat membuat persiapan mengajar yang sistematis.

2. Proses pembelajaran yang berkualitas dengan adanya penyampaian materi oleh


guru dengan menggunakan berbagai variasi didalam penyampaian.

3. Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung efektif.

4. Guru dan siswa memiliki motivasi yang tinggi.

5. Terjalin hubungan interaktif yang baik antara guru dan siswa.

Menurut Afifatu (dalam Fathurrachman dkk, 2019 : 2) efektivitas


pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa
maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Lebih lanjut, Deassy dan Endang (2018 : 2) menyatakan bahwa
efektivitas pembelajaran adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta
didik yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu
pengetahuan dan sikap dengan mudah, menyenangkan, dan dapat terselesaikan tujuan
pembelajaran sesuai harapan.

2. Pembelajaran Daring
Menurut Pohan (2020: 2) pembelajaran daring dikenal juga dengan istilah
pembelajaran online (online learning) atau pembelajaran jarak jauh (learning
distance). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam
jaringan dimana pengajar dan siswa tidak perlu bertatap muka secara langsung. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui online yang memanfaatkan koneksi
internet dapat saja terjadi dimana saja dan kapan saja.
Menurut Bates (dalam Sanjaya, 2020: 52) pembelajaran daring dapat
didefinisikan sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang penyampaian materinya
dilakukan lewat internet secara synchromous atau asynhromous. Pembelajaran daring
biasanya dikenal dengan e-learnig, pembelajaran virtual, pembelajaran dengan
mediasi komputer, pembelajaran dengan web, dan pembelajaran jarak jauh. Istilah
pembelajaran ini menyiratkan bahwa siswa dan guru tidak harus bertatap muka dalam
proses pembelajaran melainkan dapat menggunakan media teknologi digital seperti
komputer maupun android yang memungkinkan fleksibilitas akses.

3. Manfaat Pembelajaran Daring


Kemajuan teknologi saat ini sangat berdampak kepada semua pihak tidak
terkecuali pada bidang pendidikan yang dalam penyelenggaraannya bagaimana
menggunakan teknologi secara total sebagai media utama dalam pembelajaran daring.
Dengan adanya teknologi ini dalam pendidikan sangat bermanfaat untuk mencapai
efesiensi dalam pendidikan seperti efesiensi dalam waktu belajar, lebih mudah untuk
mengakses materi pembelajaran maupun sumber belajar itu sendiri.
Menurut Meidawati, dkk (dalam Pohan, 2020: 7) ada beberapa manfaat dari
pembelajaran daring, yang dimana sebagai berikut :
1. Dapat membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efisien antara siswa dan
guru.
2. Siswa dapat berinteraksi dan berdiskusi antar siswa lainnya tanpa melalui guru
3. Dapat memudahkan interaksi antara guru, siswa dan oang tua siswa
4. Sebagai sarana untuk ujian dan kuis
5. Guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada siswa baik berupa gambar
dan video
6. Siswa dapat dengan mudah mencari dan mengunduh bahan ajar tersebut
7. Guru dapat membuat soal maupun kuis dimana saja dan kapan saja tanpa batas
waktu

4. Media Pembelajaran Daring


Dalam pembelajaran daring guru tidak dibatasi oleh aturan dalam memilih dan
menggunakan media online yang akan digunakan. Namun guru harus mengacu pada
prinsip pembelajaran daring yang telah ditentukan oleh pemerintah. Artinya media
yang digunakan oleh guru dapat pula digunakan oleh siswa sehingga komunikasi
dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan baik.
Adapun Media Pembelajaran online yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Google Classroom
Dalam pembelajaran daring guru tidak dibatasi oleh aturan dalam memilih dan
menggunakan media online yang akan digunakan. Namun guru harus mengacu pada
prinsip pembelajaran daring yang telah ditentukan oleh pemerintah. Artinya media
yang digunakan oleh guru dapat pula digunakan oleh siswa sehingga komunikasi
dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan baik.
Google classroom adalah suatu learning yang digunakan untuk menyiapkan
bahan ajar, tes yang terintegrasi penilaian. Berbeda dengan media pembelajaran lain
keunggulan media google classroom adalah masalah efektivitas dan efisiensi
pembelajaran.
Google Classroom sebagai Media Pembelajaran Google Classroom
merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia
maya. Selain itu, google classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas
bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan (Herman dalam Hammi, 2017).
Dengan demikian, aplikasi ini dapat membantu memudahkan Guru dan Peserta didik
dalam melaksanakan proses belajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan
karena baik Peserta didik maupun Guru dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan
tugas, menilai tugas di rumah atau dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam
pelajaran. Google classroom sesungguhnya dirancang untuk mempermudah interaksi
Guru dan Peserta didik dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan kesempatan
kepada para Guru untuk mengeksplorasi gagasan keilmuan yang dimilikinya kepada
Peserta didik. Guru memliki keleluasaan waktu untuk membagikan kajian keilmuan
dan memberikan tugas mandiri kepada Peserta didik selain itu, Guru juga dapat
membuka ruang diskusi bagi para Peserta didik secara online. Namun demikian,
terdapat syarat mutlak dalam mengaplikasikan google classroom yaitu membutuhkan
akses internet yang mumpuni. Aplikasi google classroom dapat digunakan oleh siapa
saja yang tergabung dengan kelas tersebut. Kelas tersebut adalah kelas yang didesain
oleh Guru yang sesuai dengan kelas sesungguhnya atau kelas nyata di sekolah. Terkait
dengan anggota kelas dalam google classroom Herman dalam (Hammi, 2017)
menjelaskan bahwa google classroom menggunakan kelas tersedia bagi siapa saja
yang memiliki Google Apps for Education, serangkaian alat produktivitas gratis
termasuk gmail, dokumen, dan drive.

5. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) belajar ialah suatu proses yang dimana
suatu organisasi berubah tingkahlakunya yang disebabkan adanya pengalaman.
Sementara menurut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2013: 35) belajar didefinisikan
sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku
baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Menurut Furdyartanto (dalam Baharuddin & Wahyuni, 2006: 15) belajar dapat
diartikan sebagai kegiatan untuk memperoleh kepandaian yang belum dimiliki
sebelumnya sehingga dengan kegiatan belajar itu manusia menjadi tahu, mengerti,
memahami, memiliki tentang sesuatu dan dapat melaksanakan.
Menurut Thobroni (2015: 15) belajar adalah aktivitas manusia yang sangat vital
dan secara terus-menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup.
Manusia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar oleh
menusia lainnya. Sementara menurut Hamalik (dalam Husamah, Pantiwati, Restian &
Sumarsono 2018: 4) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learnig is defined as the modification or strengthening og behavior
trough experiencing). Hal ini berarti, belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan.

b. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2006: 18-19) ada beberapa yang menjadi
ciri-ciri belajar yang diantaranya sebagai berikut.
a. Belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku (change behavior).
b. Perubahan perilaku relative permanent.
c. Perubahan tingkah laku yang bersifat potensial. Ini berarti perubahan tersebut tidak
langsung dapat diamati melalui proses belajar yang sedang berlangsung.
d. Perubahan tingkah laku didapat melalui pengalaman individu atau adanya hasil
latihan.
e. Dengan adanya pengalaman yang telah didapat individu akan menjadi kekuatan
berupa semangat untuk mengubah tingkah lakunya agar dapat meningkatkan kualitas
diri.
Husamah, Pantiwati, Restian & Sumarsono (2018: 6) juga menyatakan bahwa
ciri-ciri belajar dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Belajar berbeda dengan kematangan Pertumbuhan juga menyebabkan perubahan
tingkah laku. Bila tingkah laku berubah secara wajar tanpa adanya pengaruh latihan,
maka dikatakan bahwa itu berkat kematangan, bukan karena belajar. namun demikian
seringkali kali terjadi interaksi yang cukup rumit antara kematangan dan belajar
dalam mengubah tingkah laku, misalnya dalam hal berbicara. Setiap anak akan
mengalami kematangan dalam berbicara, tetapi berkat pengaruh percakapan keluarga
atau orang-orang dilingkungannya anak dapat berbicara lebih cepat, tepat waktu, atau
agak terlambat. Hal ini berarti dalam proses kematangan seorang anak, diperlukan
proses belajar.
b. Belajar berbeda dengan perubahan fisik dan mental Perubahan fisik dan mental
juga dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut
tidak termasuk dalam belajar karena bukan merupakan suatu hasil dari latihan dan
pengalaman. Batasan tentang pengalaman dan latihan inilah yang penting untuk
dipahami sehingga kita bisa melihat perubahan tingkah laku manakah yang
sebenarnya merupakan akibat dari belajar.
C. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif menetap.

Menurut Suprijono (2010: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara


keseluruhan tidak hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja. Selanjutnya, menurut
Lindgreen (dalam Thobroni 2015: 22) hasil pembelajaran meliputi kecakapan,
informasi, pengertian, dan sikap. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja. Hal ini berarti, hasil pembelajaran yang dikategorisasikan
oleh para pakar pendidikan sebagamana disebutkan d atas tidak dilihat secara terpisah,
tetapi secara komprehensif. Wahyuningsih (2020 : 65) hasil belajar adalah hasil yang
telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat dinyatakan dengan simbol-simbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan kualitas kegiatan individu
dalam proses tertentu.
Sementara, Sinar (2018: 22) hasil belajar adalah hasil seseorang setelah
mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah mata pelajaran dengan dibuktikan
melalui hasil tes yang berbentuk nilai hasilbelajar. Penyelesaian belajar ini bisa
berbentuk hasil dalam satu sub pokok bahasan, maupun dalam beberapa pokok
bahasan yang dilakukan dalamsatu test, yang merupakan hasil dari usaha sungguh-
sungguh untuk mencapai perubahan prrestasi belajar siswa yang dlakukan dengan
penuh tanggung jawab.

a. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Menurut Wasliman (dalam Susanto, 2016: 12) hasil belajar yang telah dicapai
oleh siswa merupakan perolehan dari hasil interaksi beberapa yang
mempengaruhinya, baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Lebih
spesifiknya mengenai faktor-faktor tersebut, yaitu:

1) Faktor internal; faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa
yang dapat mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor ini terdiri dari:

a. Kecerdasan siswa; kemampuan intelegensi seorang anak sangat mempengaruhi


hasil belajar dikarenakan proses penerimaan informasi yang terima oleh anak
tersebut akan mempengaruhi cepat dan lambat terpecahkan suatu masalah yang
dihadapinya. Dengan kemampuan intelegensi seorang siswa akan sangat membantu
pengajar dalam mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran yang
diberikan.

b. Kesiapan atau kematangan siswa; seorang anak yang memiliki usia yang lebih
matang akan memiliki kesiapan jasmani maupun rohani untuk menghadapai suatu
permasalahan karena didukung oleh tingkat perkembangan yang dimana organ-
organ yang sudah berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu, pembelajaran akan lebih
berhasil apabila diiringi dengan kesiapan dan kematangan individu untuk belajar.

c. Bakat anak; setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbedabeda
dalam arti berpotensial untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu dan
keberhasilan dimasa yang akan datang. Sehubunan dengan itu, maka bakat yang
dimiliki oleh siswa akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar.

d. Minat; kecenderungan dan keinginan yang tinggi dalam melakukan sesuatu untuk
mencapai keinginannya. Seorang siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadapa
suatu pembelajaran akan terlihat pada perolehan hasil belajar yang tinggi. Hal ini
dikarenakan siswa akan memusatkan perhatiannya pada pelajaran tersebut sehingga
akan mudah memahami dan mengerti materi pelajaran.

e. Motivasi belajar; suatu kekuatan (energi) yang mendorong siswa dalam belajar.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa baik itu berasal dari
lingkungan sekitar yang ikut mempengaruhi hasil belajar siswa disekolah yaitu :

a. Keluarga; merupakan lingkungan pertama yang dilalui seorang anak dalam


lingkungannya. Seorang anak yang terbiasa dengan lingkungan keluarga yang
kurang baik dalam kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

b. Sekolah; kualitas belajar siswa juga dipengaruhi oleh keadaan sekolah siswa
tersebut yang dimana terdapat sarana dan prasarana yang memadai serta guru yang
kompeten

6. Media Power Point


a. Pengertian Media Power Point
Menurut Jelita (2010) microsoft Power Point adalah suatu software yang akan
membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga
mudah. Media powerpoint  bisa  membantu  sebuah gagasan  menjadi lebih menarik 
dan jelas tujuannya jika dipresentasikan karena media powerpoint akan membantu
dalam pembuatan slide, outline presentasi, presentasi  elektronika, menampilkan slide 
yang  dinamis, termasuk clipart yang menarik, yang semuanya itu mudah ditampilkan
di layar monitor komputer. Power Point adalah alat bantu presentasi, biasanya
digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang dirangkum dan dikemas dalam
slide Power Point. Sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami penjelasan kita
melalui visualisasi yang terangkum di dalam slide.
Power Point merupakan program untuk membantu mempresentasikan dan
menampilkan presentasi dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, objek, clipart, movie,
suara, atau video yang dimainkan pada saat presentasi (Purnomo, 2010).
b. Manfaat Power Point
Manfaat PowerPoint terus diperdebatkan, meskipun sebagian besar
orang percaya bahwa manfaat mungkin untuk menyajikan presentasi struktural
untuk pekerja bisnis, seperti Raytheon ELCAN tidak digunakan dalam kuliah
kelas telah mempengaruhi penyelidikan efek PowerPoint pada kinerja siswa
dibandingkan ceramah berdasarkan overhead projector, kuliah tradisional, dan
online kuliah. Tidak ada hasil yang meyakinkan untuk membuktikan atau
menyangkal bahwa PowerPoint lebih efektif untuk retensi belajar daripada
metode presentasi tradisional.
Meskipun PowerPoint memiliki manfaat tersebut, beberapa pihak
berpendapat bahwa PowerPoint telah berpengaruh negatif terhadap
masyarakat. Istilah “Kematian oleh PowerPoint” dan “PowerPoint Neraka”
mengacu pada penggunaan perangkat lunak miskin. Banyak perusahaan besar
dan cabang pemerintah menggunakan PowerPoint sebagai cara untuk
karyawan singkat tentang isu-isu penting yang mereka harus membuat
keputusan tentang. Penentang PowerPoint berpendapat bahwa mengurangi
masalah kompleks untuk poin bulet merugikan proses pengambilan keputusan,
dalam kata lain, karena jumlah informasi dalam presentasi harus kental,
melihat presentasi PowerPoint tidak memberikan satu informasi yang cukup
rinci untuk membuat benar-benar informasi keputusan .Sebuah contoh yang
sering dikutip adalah analisis Edward Tufte tentang PowerPoint slide
disiapkan bagi para pejabat NASA pengarahan mengenai kemungkinan
kerusakan Space Shuttle Columbia saat peluncuran akhir. Tufte berpendapat
bahwa slide, disiapkan oleh Perusahaan Boeing, memiliki efek terlalu
menyederhanakan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Power Point
Menurut Sanaky(2009), Microsoft powerpoint memiliki beberapa kelebihan
dan kelemahan adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan microsoft powerpoint antara lain:
Keunggulan/ kelebihan power point yaitu salah satu fitur
menyediakan kemampuan untuk membuat presentasi yang meliputi musik
yang memainkan seluruh presentasi atau efek suara untuk slide tertentu.
Selain kemampuan untuk menambahkan file suara, presentasi dapat
dirancang untuk berjalan, seperti film, sendiri. PowerPoint memungkinkan
pengguna untuk merekam slide show dengan narasi dan laser pointer.
Pengguna dapat menyesuaikan tampilan slide untuk menampilkan slide
dalam urutan yang berbeda dari awalnya dirancang dan memiliki slide
muncul beberapa kali. Microsoft juga menawarkan kemampuan untuk
menyiarkan presentasi untuk pengguna tertentu melalui link dan Windows
Live. Dan kelebihan yang lain dari power pointadalah sebagai berikut.
a. Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas
b. Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa
c. Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak
membosankan
d. Dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi
dan suara sehingga membuat siswa lebih tertarik
e. Dapat dipergunakan berulang-ulang
2. Kelemahan diantaranya adalah:
a. Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki
b. Tidak semua  materi  dapat  disajikan  dengan  menggunakan powerpoint
c. Membutuhkan keterampilan  khusus  untuk  menuangkan  pesan atau  ide-ide  yang 
baik  pada  desain  program  computer microsoft  powerpoint  sehingga  mudah 
dicerna  oleh  penerima pesan
d. Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian
(animasi) yang kompleks.

2.2 Karangka Berfikir

Berdasarkan uraian diatas peneliti membuat karangka berpikir untuk


mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran daring berbasis google classroom
dengan media Power Point terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran.

Google classroom
Pembelajaran
daring berbasis Keefektifan bagi
google classroom peserta didik SMP
dengan media Negeri 52 Makassar
power point audio Media Power Point

2.3. Hipotesis
Berdasarkan karangka berpikir maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah
1. Adanya pengaruh positif pembelajaran daring berbasis google classroom
dengan media power point audio
2. Efektifnya pembelajaran daring berbasis google classroom dengan media
power point audio di SMP Negeri 52 Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. R. 2014. Media pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers.

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA

Hammi, Zedha. (2017). Implementasi Google Classroom Pada Kelas XI IPA MAN 2

Kudus. Universitas Negeri Semarang

http://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint

Husamah, Yuni Pantiwati, Arina Restian, & Puji Sumarsono. 2018. Belajar dan

Pembelajaran. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Mulatsih, Bekti. 2020. Penerapan Aplikasi Google Classroom, Google Form, dan Qiizizz

Dalam Pembelajaran Kimia di Masa Pandemi COVID-19

Pohan, Albert Efendi. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah.

Purwodadi: CV Sarnu Untung

Sanjaya, Wina. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. 2014: KENCANA

Sinar. 2018. Metode Active Learnig. Sleman: CV Budi Utama


Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group

Thobroni. M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta: Arruz Media

Wahyuningsih, Endang Sri. 2020. Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya

Peningkatan Keaktifan danHasil Belajar. Sleman: CV Budi Utama

Anda mungkin juga menyukai