TINJAUAN PUSTAKA
2010 ).
padakehamilan "ukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau
obatobatan(pra!iroharjo, 2000).
Partus di anggap spontan atau normal jika !anita berada dalam masaaterm,
tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi pun"ak kepala dan
lahirnya bayi padaletak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga
ibu sendiri dan uri, tanpa alatserta tidak melukai ibu dan bayi yang
sampai alat alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas
2. Etiologi
Bilaganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbulkontraksi uterus
e. Induksi partus
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan
diikuti oleh putar paksi luar. setelah putar paksi luar berlangsung
untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air
ketuban.
perdarahan.
1. Paritas
2. Meneran
(JHPIEGO,2005).
b. Factor Janin
(Rayburn, 2001).
2. Presentasi
a) Presentasi muka
1. Vakum ekstrasi
(oxorn, 2003)
2002)
4. Persalinan presipitatus
2005).
3. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
darah yangada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
terdapat pada serviksialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi
Tanda-tanda inpartus
Proses persalinan
Bayi menangis
(sumber : kusmiyati,2009)
4. Manifestasi klinis
disebut after pain post partum terjadi pada hari ke 2-3 hari.2.
2. Kontraksi uterus
dapat berhenti.
4. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada
prolactin
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa
a. Lochia rubra
merah.
b. Lochia sanguinolenta
yang mati
c. .Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 10, setelah satu minggu berwarna agak
d. Lochia alba
dapat dilalui oleh 2 jari dan pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada
akhir minggu pertama hanya dapatdilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat
tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae
menurun.
13. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 1,035 reaksi alkalisdan
antibodi. bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra
indikasi.
14. TemperaturTemperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan
15. NadiUmumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
melahirkan.
b. Pemeriksaan Urin
6. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi puerperalis
Didefinisikan sebagai infeksi saluran reproduksi selama masa post
kenaikan suhu >38 dalam 2 hari selama 10 hari pertama post partum.
organisasi lainnya.
c. Endometritis
d. Mastitis
post partum.
g. Emboli
bebera paminggu, terjadi pada tahun pertama. Ibu bingung dan merasa
karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai dengan
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa
medis
2) Keluhan utama
a) Keadaan Haid
b) Gangguan Reproduksi
c) Riwayat KB
Riwayat KB yang digunakan sebelumnya, lama pemakaian,
keluhan pemakaian KB.
7) Riwayat obstetric
a) Aktifitas istirahat
b) Sirkulasi
Sirkulasi: nadi biasanya melambat menjadi sekitar 50-70 kali
c) Integritas ego
d) Eliminasi
e) Makanan/cairan
1) Keadaan Umum
Biasanya lemah.
2) Kesadaran
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
a) Kepala
Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan
rambut dan keadaan kulit kepala.
b) Wajah
Apakah ada cloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau
merah, adanya oedema.
c) Mata-telinga-hidung
Pada daerah dikaji bentuk wajah, keadaan mata, hidung,
telinga, mulut dan gigi
d) Leher
Perlu dikaji apakah terdapat benjolan pada leher, pembesaran
vena jugularis dan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
e) Dada dan punggung
Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi
intercostae, pernafasan tertinggal, suara wheezing, ronchi,
bagaimana irama dan frekuensi pernafasan. Pada jantung dikaji
bunyi jantung (interval) adakah bunyi gallop, mur-mur.
f) Payudara/mamae
Apakah puting menonjol atau tidak, areola menghitam,
kolostrum.
g) Abdomen
Ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan luka
operasi adakah perdarahan, berapa tinggi fundus uterinya,
bagimana dengan bising usus, adakah nyeri tekan.
h) Genetalia
Adakah pengeluaran lochea, bagaimana warnanya, banyaknya,
bau serta adakah oedem vulva, bagaimana posisi kateter
terpasang dengan baik atau tidak, apakah lancer.
10) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Diagnosa
keperawatan terdiri dari 3 komponen yaitu respon, faktor
berhubungan, tanda dan gejala (Setiadi, 2012).
Menurut Herman dan Komitsuru (2014), diagnosa keperawatan yang
dapat muncul pada klien dengan post partum normal adalah:
1. Nyeri akut bd. Agen cedera fisik
2. Resiko infeksi b.d trauma jaringan laserasi
3. Resiko tinggi perdarahan b.d perdarahan post partum.
4. Gangguan pola tidur b.d bayi menangis
11) Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase
pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk
mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu,
meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan
klien. Proses perencanaan keperawatan mekiputi penetapan tujuan
perawatan, penetapan kriteria hasil, pemilihan intervensi yang tepat
dan rasional (Hidayat, 2008)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Intervensi :
1) Observasi tanda-tanda vital(Tekanan Darah, Nadi, Respirasi,
Suhu)
2) Kaji karakteristik nyeri secara komprehensif
3) Ajarkan teknik relaksasi distraksi.
4) Kolaborasi dokter pemberian analgetik
Rasional :
1) Mengetahui keadaan umum klien.
2) Mengetahui nyeri yang dirasakan dan menentukan pilihan
pengawasan keefek tifan intervensi.
3) memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan kontrol
dan kemampuan koping mengurangi nyeri.
4) Analgetik dapat mengurangi mediator kimiawi nyeri pada
reseptor nyeri sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan laserasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan tidak terjadi infeksi, dengan kriteria hasil :
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
2) Suhu dan nadi dalam batas normal.
3) Klien mampu mengetahui tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi
2) Kaji tanda-tanda vital
3) Lakukan perawatan luka dalam vulva hygiene
4) Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengetahui tanda-tanda
Infeksi
5) Ajarkan pasien untuk mencegah infeksi
6) kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik
Rasional :
1) Mengetahui secara dini terjadinya infeksi sehingga dapa
dilakukan pemilihan intervensi secara tepat dan cepat.
2) Mengetahui keadaan umum klien.
3) untuk mencegah terjadinya infeksi.
4) untuk menghindari dari gejala-gejala infeksi
5) untuk mencegah terjadinya infeksi
6) antibiotic dapat menghambat terjadinya infeksi.
3. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan perdarahan post
partum.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah resiko tinggi perdarahan dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1) Tidak ada tanda perdarahan
2) Kontraksi uterus baik.
3) Klien tidak pucat
4) Konjungtiva tidak anemis
5) Muka tidak pucat
6) Hb normal (12-16 gr/dL).
7) TTV dalam batas normal tekanan darah 110/70 – 120/80
mmHg, nadi 60-100 kali permenit, pernapasan 16-20 kali
permenit, suhu 36,5-37,5oC.
Intervensi :
1) jelaskan penyebab terjadi perdarahan
2) kaji tingkat perdarahan selama 15-30 menit
3) pantau ttv
4) Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik.
Rasional :
1) Pasien paham tentang kondisi yang dialami.
2) Mengantisipasi terjadinya syok.
3) Tensi, nadi yang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi
menunjukkan gangguan sirkulasi darah.
4) Cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang
hilang akibat perdarahan
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan bayi menangi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan klien mampu tidur, dengan kriteria hasil :
1) Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari.
2) Kualitas Pola tidur, dalam batas normal.
3) Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
4) Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkatidur.
Intervensi
1) Beri posisi yang nyaman
2) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
3) ajarkan teknik relaksasi
4) anjurkan klien konsumsi makanan/mi- numan tinggi protein
sebelum tidur (susu).
5) Pendidikan kesehatan tentang manfaat terpenuhinya
kebutuhan istirahat dan tidur
Rasional
1) Posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga
menstimulasi untuk tidur.
2) Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman
sehingga memper-mudah klien untuk tidur
3) Memberi rasa nyaman pada klien sehingga bisa tidur.
4) Pencernaan protein menghasilkan triptopan yang mempunyai
efek sedatif.
5) Meningkatkan pengetahuan klien dan diharapkan mampu
bekerja sama dengan perawat
C. KONSEP NYERI
5. Pengertian nyeri
Pengertian dari nyeri itu sendiri adalah sesuatu yang bersifat subjektif.
2010).
6. Klasifikasi nyeri
a) Berdasarkan durasi
dan nyeri kronik. Nyeri akut yang terjadi setelah cedera akut,
b) Berdasarkan asal
kulit, tulang, sendi, otot dan jaringan akut.Hal ini dapat terjadi pada
perifer maupun sentral. Nyeri ini bertahan lebih lama dan akan
c) Berdasarkan lokasi
2) Visceral dalam
3) Nyeri alih
4) Radiasi
1) Respon fisik
Respon fisik timbul karena pada saat impuls nyeri ditransmisikan
oleh medula spinalis menuju batang otak dan talamus, sistem saraf
stress. Pada skala nyeri ringan sampai moderat serta pada nyeri
2) Respon psikologis
sangat
3) Respon perilaku
Respon perilaku yang timbul pada klien yang mengalami nyeri
3 fase yaitu:
itu sendiri.
a) Deskriptif
Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan
rasakan.
b) Numeric
terapeutik.
pada sepanjang
9. Penatalaksanaan nyeri
nafas dalam.
( Sondakh, 2013)
d. Persiapan persalinan
perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat
rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat.
dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak
During Labor, dimana pada kala I fase latent (pembukaan 0-3 cm) dan
fase aktif (pembukaan 4-7 cm) aktifitas yang bias dilakukan oleh
efektifitas cara ini. Ilustrasi Gate Control Theory bahwa serabut nyeri
lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang luas. Ketika sentuhan
dalam otak. Effleurage atau pijatan pada abdomen yang teratur dangan
wanita dari nyeri selama kontraksi. Begitu pula adanya massage yang
(Monsdragon, 2004).
menghambat sinyal nyeri dari area tubuh yang sama atau area lainnya.
(Kozier,1993).
JUDUL SOP:
EFFLEURAGE MASSAGE
klien sebelum
5. Membunuh
mikroorganisme
7. Gerakan mengusap
6. Tuangkan baby oil
pada telapak membantu
tangan kemudian
gosokan kedua merangsang pelepasan
tangan hingga
hangat. endorfin untuk
7. Letakkan kedua
tangan pada mengurangi rasa nyeri
punggung klien,
mulai dengan dan memberi
gerakan mengusap
dan bergerak dari kenyamanan pada
bagian bahu
menuju sacrum klien.
8. Buat gerakan
seperti kupukupu 8. Gerakan sirkuler
dengan
menggunakan secara perlahan pada
telapak tangan dan
melingkar kecil satu titik mampu
dengan
menggunakan ibu memblok impuls nyeri
jari menuruni area
tulang belakang, agar nyeri berkurang
gerakkan secara
perlahan berikan dan gerakan perlahan
penekanan arahkan
penekanan ke agar tidak terjadi
bawah sehingga
tidak mendorong tekanan yang berlebih
klien ke depan.
pada punggung ibu
rasa nyeri
9. Memelihara
9. Bersihkan sisa
minyak pada kebersihan dan
punggung klien
dengan handuk kenyamanan klien
.
10. Rapikan klien ke 10. Mempertahankan
posisi semula.
11. Beri tahu bahwa kenyamanan klien.
tindakan telah
selesai. 11. Menginformasikan
12. Bereskan alat yang
telah digunakan. kepada klien bahwa
13. Cuci tangan
kembali tindakan telah usai.
12. Memelihara
kebersihan lingkungan
yang terapeutik.
13. Membunuh
mikroorganisme
8 EVALUASI 1) Evaluasi hasil yang dicapai (penurunan skala nyeri)