Anda di halaman 1dari 11

REVIEW JURNAL

Sensitifitas pH pada Pelepasan Obat Antikanker Doxorubicin dari Hidrogel


Nanokomposit Emas Berbahan Poliasam Akrilat yang Dicangkok ke dalam
Salep Biopolimer

Nama :
Amanda Aurellia Putri (1806232295)

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
PENDAHULUAN

Abstrak : Dalam naskah ini akan dijelaskan sintesis, karakterisasi, perilaku, pengembangan
hidrogel, dan kinerja transportasi obat oleh Hidrogel Nanokomposit Emas (Gold
Nanocomposite Hydrogel GNH) berbahan dasar poli asam akrilat yang dicangkokkan ke
salep, sebagai polimer biokompatibel. Nanopartikel Emas/Gold Nanoparticel (AuNPs)
sebagai basis nanometer, amonium persulfate sebagai inisiator, N, N-methylenebisacrylamide
sebagai crosslinker (penghubung), dan asam akrilat sebagai monomer yang sensitif terhadap
pH dipakai untuk mempersiapkan Hidrogel Nanokomposit Emas didalam larutan dan
jumlahnya dioptimalkan untuk mendapatkan nilai absorbansi air yang paling baik.
Doxorubicin hidroklorida adalah obat kemoterapi yang terdiri dari molekul hidrofilik, dengan
nitrogen dan oksigen dalam struktur kimianya. Karena nitrogen dan oksigen dapat mengikat
permukaan emas dengan afinitas tinggi, paling sering digunakan ligan yang dimodifikasi
dengan oksigen dan nitrogen dimana ligan tersebut digunakan sebagai zat penstabil, yang
berinteraksi dengan permukaan Nanopartikel emas.
Kata Kunci : Nanokomposit Hidrogel - Nanopartikel Emas-Salep - Kemampuan
mengembang – Pembawa obat

Latar Belakang : Hidrogel adalah bahan polimer hidrofilik yang mampu menyerap dan
menahan air dalam jumlah besar di jaringan tiga dimensi mereka. Karakteristik hidrogel yang
unik tersebut menjadikannya kandidat yang baik untuk aplikasi pelepasan senyawa bioaktif
seperti obat-obatan. Nanokomposit hidrogel, yang mencakup penggabungan nanopartikel
anorganik di dalam jaringan polimer tiga dimensi, memiliki keunggulan dibandingkan
hidrogel murni atau nanopartikel anorganik. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan
sistem yang membawa obat telah meningkat, karena memiliki beberapa manfaat seperti
mengurangi toksisitas, meningkatkan kenyamanan pasien, dan meningkatkan efisiensi obat.
Nanokomposit Hidrogel adalah kandidat yang berpotensial dalam sistem pembawaan obat.
Salep merupakan bahan yang dikenal sebagai sumber polisakarida glukomanan sebagai agen
pembentuk gel dan pengental dalam pembuatan makanan. Nanopartikel emas (AuNP)
semakin diminati karena sifatnya yang khas, seperti fitur elektronik, stabilitas tinggi dan
kompatibilitas biologis, morfologi yang dapat dikontrol. Pada jurnal ini, Obat kanker yang
digunakan dalam pembawaan obat ke dalam sel kanker adalah Doxorubicin hydrochloride
(DOX) yang merupakan obat antikanker paling efisien dengan nitrogen dan oksigen dalam
struktur kimianya.
PEMBAHASAN
A. Material
Material yang digunakan antara lain Metilenbisakrilamida digunakan sebagai
pengikat(crosslinker), Ammonium Persulfat (APS) sebagai inisiator pelarut dalam air, Asam
Akrilat sebagai Monomer, dan sodium sitrat dehidrat, sodium borohidrida, and asam
tetrakloroaurat (IV) trihidrat yang digunakan tanpa pemurnian lebih lanjut, serta palmate-
tuber salep.
B. Instrumen Analisis
Instrumen yang digunakan untuk analisis antara lain Analisis Fourier transform infrared
spectroscopy (FT-IR) spectra (KBr pellets) Menggunakan Jasco 4200 FTIR
spectrophotometer. Semua tes dilakukan di bawah atmosfer N2 (25 mL / menit)
menggunakan berat sampel 5-10 mg pada kisaran suhu 25–700 ° C dengan kecepatan pindai
20 ° C / menit. Spektrofotometer 1650 PC Shimadzu UV-visible digunakan untuk
menganalisis spektrum serapan dalam larutan. Untuk menganalisis morfologi sampel kering
diperiksa menggunakan Scanning Electron Microscop (SEM, Philips, XL30). Transmition
Electron Microscope (TEM) menggunakan Zeiss TEM pada tegangan percepatan 80 kV.
Atomic Force Microscope (AFM) (Dualscope / Rasterscope C26, DME, Denmark),
dioperasikan dalam mode penyadapan, digunakan untuk memeriksa morfologi dan dimensi
nanokomposit hidrogel. Untuk menentukan elemen sampel, digunakan model Energi
Dispersice X-ray spectroscopy (EDX) Camcan mv 2300.
C. Sintesis Hidrogel Nanokomposit Emas serta Pengujiannya
 Sintesis nanopartikel Emas
Mula-mula, HAuCl4 dilarutkan dalam 10 mL air (1 mmol L -1) dan kemudian 10 mL
natrium sitrat dengan konsentrasi 1 mmol L-1 ditambahkan ke dalam campuran dan
larutan diaduk selama 5 menit. Untuk mereduksi ion emas menjadi nanopartikel emas
yang Zerovalen, ditambahkan natrium borohidrida (1 mL, 1 mol L-1 ).

 Sintesis Hidrogel Nanokomposit Emas


Salep (1,0 g) dilarutkan dalam H2O (70 mL) dengan pengaduk mekanis. Reaktor
ditempatkan dalam penangas air termostat pada suhu 70 ° C selama 10 menit. Setelah
itu, 3 mL nanopartikel emas yang telah disiapkan dan 5 mL DOX hidroklorida (0,01
mol L-1) dicampur selama 30 menit dan ditambahkan ke larutan salep. Campuran
diaduk selama 20 menit lagi. Monomer AA dan pengikat/crosslinker MBA
ditambahkan dan diaduk selama 10 menit. Kemudian inisiator APS ditambahkan dan
campuran reaksi dicampur seluruhnya selama 30 menit sampai terbentuk produk
yang terlihat seperti gel. Gel dikeringkan dalam etanol berlebih selama 48 jam dan
dikeringkan (50 ° C, 24 jam) sampai berat konstan tercapai. Gel yang telah
dikeringkan disaring dalam oven vakum pada suhu 50 ° C selama 24 jam.
Pengujian sifat pengembangan ukuran memiliki ketergantungan terhadap pH
dilakukan dengan interaksi sejumlah sampel hidrogel (0,2 ± 0,01 g) dengan larutan
(200 mL) pada pH yang berbeda antara 2 dan 11. Perilaku pembengkakan pada setiap
pH ditentukan pada waktu yang berbeda. Untuk perhitungan Absorption Under Load
(AUL) dengan menguji 0,2 ± 0,01 g hidrogel yang ditempatkan secara seragam di
atas
permukaan kain kasa poliester yang terletak pada pelat filter kaca sinter (porositas =
0, d = 80 mm, h = 7 mm) yang ditempatkan dalam cawan petri (d = 118 mm, h = 12
mm). Untuk menerapkan beban 0,3 psi ke partikel sampel kering, digunakan berat
padat silinder (Teflon, d = 60 mm, tinggi variabel) yang dapat bergerak dengan bebas
dalam silinder kaca (d = 60 mm, h = 50 mm). Kemudian ditambahkan larutan NaCl
(0,9%) sehingga kadar larutan sama dengan tinggi filter kaca sinter.
Untuk mempelajari perilisan zat obat, hidrogel (0,2 ± 0,01 g) didispersikan dalam
buffer 50,0 mL (pH = 5,4 dan 7,4) dalam rotary shaker (200 rpm). Pada interval
tertentu, 2,00 mL sampel yang telah disaring, diambil untuk mengukur kepadatan
optik pelepasan zat obat. Jumlah pelepasan zat obat dari hidrogel diukur pada 485 nm
dengan spektrofotometer UV-vis menggunakan kurva kalibrasi obat pada konsentrasi
yang berbeda.
D. Hasil dan Diskusi
 Aspek Mekanis dari Sintesis
Kopolimerisasi ikatan silang dan cangkok poliasam akrilat ke dalam salep sebagai
agen pembatas yang biokompatibel, biodegradable, tidak beracun, dan efektif. Proses
ini dilakukan dalam media berair menggunakan APS dan MBA sebagai inisiator
radikal bebas dan agen crosslinker. Jaringan hidrogel nanokomposit emas di sekitar
nanopartikel dapat secara efektif menyerap nitrogen (atau oksigen) yang terkandung
di dalam obat-obatan dan obat tersebut dapat diekstraksi ke dalam air kapan pun akan
digunakan.

Gambar 1 . Mekanisme Reaksi pembentukan Hidrogel Nanokomposit Emas dan pengikatan


serta pelepasan DOX
 Karakterisasi Spektral

Gambar 2 . Spektrum FTIR (a) salep g-PAA (b) gold/salep g-PAA (c) AA (d) Salep

Salep-g-PAA (Gbr. 2a) telah menunjukkan puncak serapan pada 1630 dan 1575 cm−1
berkaitan dengan vibrasi regangan ikatan C=O dari PAA. Pada Gambar 2c, serapan
kuat pada 1623 cm− 1 mewakili vibrasi regangan C=O dari gugus karboksilat. Dalam
spektrum salep (Gambar 3d), dua puncak yang kuat diamati pada 1636 dan 1423 cm -1
karena regangan asimetris dan simetris dari kelompok ester pada senyawa
glukomanan. Panjang gelombang pada 3000–3300 cm−1 juga teramati karena adanya
interaksi getaran regangan gugus fungsi -OH dan -COOH.
Proses analisis juga sudah menggunakan analisis termogravimetri untuk mempelajari
perilaku termal hidrogel nanokomposit emas dan hidrogel tanpa nanopartikel emas
untuk menunjukkan bahwa keberadaan nanopartikel emas dalam struktur GNH
memainkan peran penting dalam meningkatkan stabilitas termal dalam sampel. Dari
hasil analisis termogravimetri, hampir 75% salep-g-PAA telah terdekomposisi pada
suhu 600°C. Namun, terjadi dua tahap degradasi dengan penurunan berat sampel
sebanyak 48% pada suhu 600°C. Perbedaan dekomposisi antara salep-g-PAA dan
emas/salep-g-PAA pada 600°C sekitar 27%. Perbedaan perilaku termal sampel
menunjukkan bahwa struktur hidrogel nanokomposit emas berbeda dari sampel yang
tanpa mengandung hidrogel nanopartikel emas. Laju dekomposisi maksimum terjadi
pada 243 dan 296°C untuk emas/salep-g-PAA dan 182 dan 237 ° C untuk salep-g-
PAA.
 Morfologi permukaan dari Hidrogel
Gambaran analisis SEM sampel emas/salep-g-PAA menunjukkan adanya beberapa
lubang, saluran, dan kekasaran permukaan pada nanokomposit hasil sintesis
menginduksi porositas makro / nano yang tinggi pada struktur sampel. Porositas ini
menghasilkan daya serap air yang tinggi dari sampel yang sesuai dalam air sulingan.
Pada analisis EDX, spektrum tersebut menunjukkan puncak karakteristik unsur Au,
O, dan C yang mendukung keberadaan Au dalam hidrogel emas / salep-g-PAA.
Gambar 3. Citra SEM Gambar 4 . Spektrum EDX dari

gold/salep-g-PAA

 Hasil Penggambaran TEM


Dari hasil analisis struktur hidrogel nanokomposit emas menggunakan citra TEM,
superabsorben hidrogel yang teroptimasi, nanopartikel emas memiliki ukuran
nanometer pada rentang 2–10 nm dengan morfologi bola yang terdistribusi dalam
matriks hidrogel.

Gambar 5. Citra TEM Gambar 6. Histogram dari pencitraan SEM

 Hasil Penggambaran AFM


Gambar AFM dua dimensi dan tiga dimensi dari hidrogel nanokomposit emas yang
telah disintesis untuk mengidentifikasi morfologi dan kualitas fitur struktural yang
dimiliki oleh hidrogel. Dari hasil penggambaran menggunakan analisis AFM,
disimpulkan bahwa diameter dari nanopartikel adalah sekitar 3,9 nm yang mendukung
kesimpulan morfologi yang diambil dari pengamatan SEM dan TEM.

Gambar 7 Citra AFM

E. Mengoptimalkan parameter yang mempengaruhi kapasitas swelling


Ada hubungan yang kuat antara rasio pembengkakan dan parameter struktur jaringan.
Dengan meningkatkan konsentrasi monomer dalam kisaran 2–6 mL, kapasitas pembengkakan
meningkat hingga 4 m, kemudian mengalami penurunan seiring dengan peningkatan lebih
lanjut konsentrasi monomer. Seiring peningkatan konsentrasi monomer, menyebabkan lebih
banyak asam akrilat yang masuk ke dalam jaringan polimer; akibatnya, penyerapan air
meningkat. Pembengkakan dari hidrogel akan berkurang setelah mencapai pembengkakan
maksimum, hal tersebut dapat berkaitan dengan peningkatan viskositas media yang
menghambat pergerakan radikal bebas dan molekul monomer.
Jumlah MBA dapat mempengaruhi penyerapan air dari hidrogel. Dari hasil analisis,
penyerapan maksimum diperoleh saat terdapat MBA 0,04 g. konsentrasi MBA yang lebih
tinggi meningkatkan tingkat ikatan silang antar rantai polimer dan mengurangi ruang bebas di
antara mereka, akibatnya, strukturnya menjadi kaku dan tidak dapat diperluas sehingga tidak
dapat menampung air lebih banyak.
Untuk pengaruh senyawa APS, pembengkakan maksimum telah diperoleh pada
penambahan 0,03 g APS. Daya serap air meningkat dengan meningkatnya konsentrasi APS
dari 0,02 menjadi 0,03 g dan kemudian menurun dengan semakin meningkatnya konsentrasi
APS. Peningkatan awal dalam penyerapan air dapat dikaitkan dengan peningkatan jumlah
radikal bebas aktif pada salep, yang kemudian menghasilkan kopolimerisasi cangkok yang
lebih ekstensif. Penurunan pada kemampuan penyerapan air dengan peningkatan secara terus-
menerus konsentrasi inisiator dapat dijelaskan dengan (a) dominasi homopolimerisasi selama
pencangkokan, (b) peningkatan reaksi tumbukan bimolekuler (pengikatan silang sendiri) dan
peningkatan kepadatan ikatan silang, dan (c) penurunan berat molekul yang disintesis dari
bagian yang dicangkokkan dari jaringan polimer. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
nilai absorbansi air dan fraksi gel maksimum 348 g/g dan 91%.
F. Sensitivitas Lingkungan
 Pembengkakan secara kinetik
Menggunakan persamaan dari voigt-based, dengan membuat plot dari kapasitas
pembengkakan hidrogel dalam air suling terhadap interval waktu, akan didapatkan
nilai parameter laju pembengkakan hidrogel dalam air yaitu 38,02 menit.

Persamaan Voigt-based

 Sensitifitas pHdan sifat pulsatile


Sifat pembengkakan yang bergantung pada pH dari hidrogel nanokomposit emas
diukur pada 25°C, dengan mengubah pH dari 2 menjadi 11. kapasitas pembengkakan
meningkat dengan kenaikan pH sampai pH = 9 dan kemudian mengalami penurunan
seiring pertambahan pH hingga pH 11. Ketika pH dinaikkan menjadi 9, gugus
karboksilat akan terionisasi yang menyebabkan adanya gaya tolakan tinggi antara
gugus ionik. Akibatnya, menghasilkan derajat pembengkakan yang lebih besar.
Peningkatan konsentrasi OH- di luar hidrogel dalam air pada pH = 11 dapat
menurunkan tekanan osmotik yang menyebabkan penyusutan jaringan hidrogel dan
akibatnya menurunkan derajat pembengkakan. Pada pH = 9, hidrogel membengkak
hingga 396,37 g/g karena gaya tolakan anion-anion, sedangkan pada pH = 2, hidrogel
menyusut karena gaya adanya tarik-menarik akibat ikatan hidrogen.

 Perhitungan AUL (Absorption under load)


Metode perhitungan AUL adalah cara untuk mengukur kemampuan hidrogel dalam
menyerap cairan yang berbeda-beda ketika memuat zat obat. Dari hasil perhitungan
dan analisis, pengembangan maksimum dari hidrogel adalah 55,12 g/g untuk hidrogel
nanokomposit emas dan tanpa hidrogel nanopartikel emas 32,25 g/g dan secara
berurutan, nilai parameter lajunya adalah 56,49 dan 64,51 menit.
 Analisis pelepasan zat obat dari hidrogel
Untuk menentukan potensi dari penggunaan hidrogel nanokomposit emas,
dipelajarilah sistem pembawaan obat dan pelepasan obat dalam beberapa kondisi
fisiologis dari emas / salep-g-PAA. Dari hasil analisis, didapatkan hasil dimana pada
buffer fosfat dengan pH = 5,4 pelepasan DOX meningkat secara signifikan. Sebesar
79% obat dilepaskan setelah 970 menit dibanding pada pH 7,4 yang hanya 33% dan
pH 9 hanya 26%. Pelepasan zat DOX yang tertinggi pada pH = 5,4 berkaitan dengan
penurunan interaksi seperti ikatan hidrogen dan interaksi dipolar antara pasangan
elektron nitrogen (atau oksigen) dari obat DOX dan nanopartikel emas dalam hidrogel
nanokomposit di lingkungan asam. Selanjutnya, pembengkakan nanokomposit
hidrogel yang lebih rendah dalam pH asam dapat bertindak sebagai pompa untuk
melepaskan zat obat di lingkungan sekitarnya.

 Analisis Spektrum UV-Vis dan FTIR


Dalam menganalisis spektrum obat dengan metode UV dan fluoresensi, dibuat
perbandingan sesaat sebelum dimasukkan ke matriks hidrogel dan setelah dilepaskan
dari hidrogel untuk untuk menunjukkan bahwa struktur obat tidak terpengaruh selama
berada di dalam matriks hidrogel. Dari hasil analisis menggunakan spektrofotometer
UV-Vis, Spektrum UV-visible pada panjang gelombang 485 nm DOX tidak
mengalami perubahan saat sebelum dan sesudah terpapar matriks hidrogel. Begitu
juga dengan analisis menggunakan metode FTIR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
struktur dari DOX tidak berubah setelah memasuki matriks hidrogel.
Untuk menganalisis pengaruh temperatur dan pH, dilakukan eksperimen pelepasan
DOX dari matriks hidrogel yang dilakukan pada suhu 25 dan 37°C dalam buffer
fosfat dengan pH = 5,4. Pelepasan DOX dari nanokomposit emas hidrogel adalah
sekitar 79% pada 25°C dan 85% pada 37°C. Nilai tersebut dapat dikaitkan dengan
penurunan interaksi, seperti ikatan hidrogen, antara obat dan gugus hidrofilik dari
hidrogel nanokomposit emas pada suhu yang lebih tinggi. pelepasan DOX dari
hidrogel nanopartikel emas bebas pada buffer dengan pH = 7,4 pH = 5,4 masing-
masing sekitar 81 dan 37%.

Untuk menganalisis mekanisme pelepasan dan pelepasan DOX yang tergantung


pada pH yang berbeda dari hidrogel nanokomposit emas dan hidrogel nanopartikel
emas bebas, persamaan semiempiris sederhana, dicetuskan oleh Peppas

Dengan membuat plot dari log (Mt / M∞) vs. log t untuk pelepasan DOX dari
hidrogel nanokomposit emas dalam buffer fosfat dengan pH = 5,4 dan hidrogel
nanopartikel emas bebas dalam buffer fosfat dengan pH = 7,4 dihasilkan garis yang
linear, menunjukkan bahwa persamaan ini dapat diterapkan pada sistem ini. Dari plot
tersebut didapatkan data sebagai berikut :
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari segala proses sintesis dan analisis, dapat disimpulkan bahwa :
a) Parameter penggunaan senyawa MBA, APS, dan AA, didapatkan kondisi
reaksi yang optimal, dengan nilai daya serap air maksimum yang dihasilkan
348 g/g dengan komposisi : salep = 1.0 g, AA = 4 mL, MBA = 0.04 g, and
APS = 0.03 g
b) Morfologi permukaan nanokomposit hidrogel menggunakan SEM
menunjukkan struktur hidrogel yang sangat berpori. Pencitraan menggunakan
metode TEM menunjukkan nanopartikel emas memiliki morfologi bola, yang
terdistribusi dalam matriks hidrogel. Dan pencitraan menggunakan AFM
mendukung kesimpulan morfologi yang diambil dari pencitraan SEM dan
TEM
c) Pelepasan doxorubicin yang tinggi pada pH asam dari nanokomposit dapat
dikaitkan dengan adanya penurunan interaksi, seperti interaksi dipol antara
pasangan elektron nitrogen (atau oksigen) dari obat doxorubicin dan
nanopartikel emas.
d) Pada kurva untuk log (Mt / M∞) vs. log t untuk pelepasan doxorubicin dari
dua sampel ini, menunjukkan pelepasan yang terkontrol oleh relaksasi
polimer untuk nanokomposit dan non-Fickian atau anomali difusi untuk
hidrogel nanopartikel emas yang bebas.
e) Pelepasan doxorubicin dari emas / salep-g-PAA yang lebih baik daripada
salep-g-PAA dalam kondisi asam, untuk melepaskan doxorubicin secara
efisien di lingkungan asam, seperti di dalam sel kanker.
DAFTAR PUSTAKA

 Ghasem Rezanejade Bardajee, Farhang Mizani,Samaneh Sadat Hosseini. 2017. “pH


sensitive release of doxorubicin anticancer drug from gold nanocomposite hydrogel
based on poly(acrylic acid) grafted onto salep biopolymer”. Department of
Chemistry, Payame Noor University. Tehran, Iran

Anda mungkin juga menyukai