Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL PENELITIAN

Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Stress pada


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Internal and External Factors Correlated with Stress Levels Medical Students
University of Sam Ratulangi

Margareth Sutjiato 1) G. D. Kandou 2) A. A. T. Tucunan 2)


1)
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak negative behaviors such as smoking, drinking,


eating junk food and the worst is suicide. In
Dampak adanya kejadian stres yang tinggi addition stress can also result in an IP value
pada mahasiswa kedokteran memiliki konsekuensi decreases. The aim of this study was to determine
merugikan dalam prestasi akademik, kompetensi, the relationship of internal factors and stress
profesionalitas dan kesehatan. Selain itu juga dapat ekstrenal with students at the Faculty of Medicine,
mempengaruhi perkembangan dan gejala penyakit. University of Sam Ratulangi. This research is a
Dampak negative lain akibat stras adalah cross sectional analytic approach. The experiment
munculnya tingkah laku negative seperti merokok, was conducted in December 2014 through the
minum minuman keras, mengkonsumsi junk food month Fabruari 2015 in the Faculty of Medicine
dan paling parah adalah bunuh diri. Sebagai University of Sam Ratulangi. Variables
tambahan stress juga bisa berakibat nilai IP (Independent Variables): Gender, Status Live,
menurun. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian Influence of Parents, Friends and Influence
ini adalah Untuk mengetahui hubungan faktor Lecturers while the dependent variable is the
internal dan ekstrenal dengan stress mahasiswa di student stress. Results of the study found that there
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi is a relationship between gender, peer influence,
Manado. Penelitian ini merupakan penelitian parental influence and the influence of stress
analitik dengan pendekatan cross sectional. dengsn lecturer medico. The variables that most
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 influence on student stress is the influence of
sampai dengan bulan Fabruari 2015 di Fakultas friends
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Variabel Bebas (Independent Variables) : Jenis
Kelamin, Status Tinggal, Pengaruh Orang Tua, Keywords: Student Stress, Internal Factors,
Pengaruh Teman dan Dosen Pengajar sedangkan Factors External
variabel terikat adalah stress mahasiswa. Hasil
penelitian mendapatkan bahwa ada hubungan
antara Jenis kelamin, pengaruh teman sebaya, Pendahuluan
pengaruh orang tua dan pengaruh dosen dengsn
stress mahasiswa fakultas kedokteran. Variabel Pendidikan kedokteran (dokter dan
yang paling berpengaruh terhadap stress mahasiswa
adalah pengaruh teman. dokter gigi) mempunyai peran yang sangat
strategis dalam mencetak tenaga dokter
berkualitas. Dokter yang berkualitas akan
Kata Kunci : Stress Mahasiswa, Faktor Internal, memberikan pelayanan kesehatan yang
Faktor Eksternal.
berkualitas pada masyarakat, dan tentunya
dokter tersebut merupakan hasil didikan
Abstract dari lembaga pendidikan kedokteran yang
berkualitas pula. Jika dilihat dari
The impact of the high incidence of stress in
medical students have adverse consequences in sejarahnya, pendidikan kedokteran yang
academic achievement, competence, dimulai sejak masa penjajahan dalam
professionalism and health. It also can affect the berbentuk Nederlandsch Indische
development and symptoms of the disease. Another Artsenschool (NIAS) dan School tot
negative impact due to stras is the emergence of Opleiding von Indische Artsen (STOVIA)

30
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal

sampai sekarang ini sudah berperan cukup pendidikan kedokteran ke depan yang
banyak dalam pembangunan masyarakat diharapkan (Lestari, 2012).
Indonesia. Namun, setelah diserahkan Di Indonesia, pendidikan kedokteran
kepada Indonesia tampaknya pendidikan dibuka di tingkat fakultas kedokteran
kedokteran dibiarkan berjalan sendiri, universitas. Dalam 10 tahun terakhir, telah
terutama untuk pendidikan profesi dokter, berdiri begitu banyak fakultas kedokteran
pendidikan dokter spesialis, dan negeri dan fakultas kedokteran swasta di
subspesialis. Hal ini dapat terlihat di Indonesia. Pendirian fakultas kedokteran
antaranya dari belum adanya kebijakan yang begitu pesat diasumsikan sebagai
yang mewajibkan pemerintah pusat solusi minimnya tenaga dokter di tengah
maupun daerah untuk memberikan subsidi globalisasi dokter asing yang akan masuk
pendanaan dan beasiswa. Akibatnya pada pasar kesehatan serta penyebaran
pendidikan kedokteran semakin mahal. tenaga dokter yang tidak merata. Namun,
Selain itu, jumlah peminat peserta didik mendirikan sebuah fakultas kedokteran
dalam pendidikan kedokteran cenderung merupakan investasi yang besar dan
terus meningkat, sementara kapasitas membutuhkan sarana prasarana yang luar
tempat pendidikan terbatas, sehingga tidak biasa, sehingga menjadi sebuah alasan
dapat ditampung secara optimal. Selain itu pembenar besarnya biaya pendidikan
jumlah tenaga dosen juga semakin kedokteran. Akibatnya peserta didik
berkurang, karena adanya kebijakan pendidikan kedokteran secara perlahan
Pemerintah tidak menambah dosen berpihak pada kaum menengah atas,
pegawai negeri baru (zero growth policy), sedangkan kaum menengah bawah hanya
padahal cabang ilmu kedokteran semakin dapat bermimpi.
terspesialisasi, sehingga telah membuat
rasio spesifik dosen dan mahasiswa Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap
menjadi timpang. Pendidikan kedokteran aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh
adalah pendidikan yang diselenggarakan siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam
untuk menghasilkan sarjana kedokteran, kadar berat ringan yang berbeda dan dalam
dokter, dokter spesialis, dan dokter jangka panjang - pendek yang tidak sama,
subspesialis yang memiliki kompetensi pernah atau akan mengalaminya dan tidak
memadukan pendekatan humanistik seorang pun bisa terhindar dari padanya
terhadap pasien, disertai dengan dan memiliki implikasi negatif jika
profesionalisme tinggi dan pertimbangan berakumulasi dalam kehidupan individu
etika. Kompetensi di atas diperlukan tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan merupakan akibat dari ketidakmampuan
tingkat primer, sekunder dan tersier. individu dalam mengatasi dan
Permasalahan pendidikan kedokteran di mengendalikan stresnya. Stres merupakan
Indonesia tersebut perlu mendapat suatu ketidakseimbangan yang besar
perhatian serius dari Pemerintah, antara permintaan yang berupa fisik
pemangku kepentingan pendidikan. Hal ini ataupun psikologis dengan kemampuan
juga sejalan dengan tantangan dalam respon di mana terjadinya kegagalan untuk
pendidikan kedokteran yang semakin besar memenuhi permintaan yang memberi
termasuk kebijakan mengenai Asean Free konsekuensi yang esensial (Heiman dan
Trade Area (AFTA) dan World Trade Kariv, 2005).
Organization (WTO). Berdasarkan Stres sendiri bisa berasal dari individu,
latarbelakang tersebut maka berikut ini lingkungan keluarga, lingkungan tempat
akan di uraikan lebih lanjut bagaimana tinggal dan dapat pula berasal dari tempat-
kondisi pendidikan kedokteraan saat ini tempat dimana individu banyak
dan bagaimana penyelenggaraan menghabiskan waktunya seperti kantor

31
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

dan tempat pendidikan. Stres merupakan perasaan cemas, sedih, kemarahan,


suatu ketidakseimbangan yang besar frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak
antara permintaan yang berupa fisik negatif secara fisiologis antara lain
ataupun psikologis dengan kemampuan gangguan kesehatan, daya tahan tubuh
respon di mana terjadinya kegagalan untuk yang menurun terhadap penyakit, sering
memenuhi permintaan yang memberi pusing, badan terasa lesu, lemah, dan
konsekuensi yang esensial (Krohne, 2002). insomnia. Dampak perilaku yang muncul
antara lain menunda-nunda penyelesaian
Dampak adanya kejadian stres yang
tugas kuliah, malas kuliah,
tinggi pada mahasiswa kedokteran
penyalahgunaan obat dan alkohol terlibat
memiliki konsekuensi merugikan dalam
dalam kegiatan mencari kesenangan yang
prestasi akademik, kompetensi,
berlebih-lebihan serta berisiko tinggi
profesionalitas dan kesehatan. Selain itu
(Heiman dan Kariv, 2005).
juga dapat mempengaruhi perkembangan
dan gejala penyakit. Dampak negative lain Penyebab stres pada mahasiswa
akibat stras adalah munculnya tingkah laku tersebut berbeda antara satu individu
negative seperti merokok, minum dengan yang lain. Faktor-faktor yang dapat
minuman keras, mengkonsumsi junk food menyebabkan stress dapat dibagi atas
dan paling parah adalah bunuh diri. faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
Sebagai tambahan stress juga bisa internal yang berasal dari dalam diri
berakibat nilai IP menurun (Prasetyo dan individu mahasiswa sendiri misalnya
Wurjaningrum, 2008). kondisi fisik, motivasi, dan tipe
kepribadian dari mahasiswa itu sendiri.
Mahasiswa, sebagai insan akademik,
Factor eksternal biasanya berasal dari luar
dalam kegiatannya juga tidak terlepas dari
individu seperti keluarga, pekerjaan,
stres. Stresor atau penyebab stres pada
fasilitas, lingkungan, dosen dan lain-lain
mahasiswa dapat bersumber dari
(Heiman dan Kariv, 2005).
kehidupan akademiknya, terutama dari
tuntutan eksternal dan tuntutan dari Problem akademik penyebab stres
harapannya sendiri. Tuntutan eksternal adalah berlakunya Kurikulum Berbasis
dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, Kompetensi yang merupakan salah satu
beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk perubahan yang dialami. Kurikulum
berhasil di kuliahnya, dan penyesuaian Berbasis Kompetensi adalah suatu sistem
sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan penyelenggaran pendidikan dengan
ini juga termasuk kompetensi perkuliahan menggunakan system backward yaitu
dan meningkatnya kompleksitas materi dimulai dengan perumusan kompetensi
perkuliahan yang semakin lama semakin yang harus dimiliki oleh seorang dokter
sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dalam pekerjaannya dan lalu berdasarkan
dapat bersumber dari kemampuan kompetensi tersebut dirancang pengalaman
mahasiswa dalam mengikuti pelajaran belajar yang dapat mencapai kompetensi
(Heiman dan Kariv, 2005). tersebut. Kurikulum Berbasis Kompetensi
menuntut mahasiswa untuk menentukan
Stres yang tidak mampu dikendalikan
mata kuliah yang sesuai dengan
dan diatasi oleh individu akan
kemampuannya dan mahasiswa harus giat
memunculkan dampak negative kognitif,
dan serius menyelesaikan program studi
fisiologis dan perilaku. Pada mahasiswa,
yang telah ditentukan dalam waktu
dampak negatif secara kognitif antara lain
sesingkat mungkin. Lain halnya pada
sulit berkonsentrasi, sulit mengingat
sekolah menengah atas dimana beban
pelajaran, dan sulit memahami pelajaran.
studi, mata pelajaran, dan masa studi siswa
Dampak negatif secara emosional antara
sudah ditentukan sehingga mereka tinggal
lain sulit memotivasi diri, munculnya
menjalaninya saja. Penyebab lain yaitu

32
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal

pola hubungan pengajar dengan Fakultas kedokteran dituntut memiliki


mahasiswa. Pola hubungan dosen- kemampuan dasar yang baik dalam hal
mahasiswa sangat berbeda dibandingkan metode balajar, bahan dan materi belajar
dengan hubungan guru-siswa. Dialog dan system kompetensi. Fakultas
langsung pada tingkat-tingkat awal jarang Kedokteran bertanggung jawab untuk
dilakukan di ruangan diikuti pula dengan memastikan lulusan-lulusannya memiliki
jumlah mahasiswa yang biasanya lebih wawasan/pengetahuan luas,
banyak sehingga perhatian dosen terhadap kemahiran/ketrampilan dan sikap
mahasiswa menjadi lebih sedikit profesional. Untuk dapat mencapai sasaran
dibandingkan dengan perhatian guru ke ini, fakultas kedokteran umumnya
siswanya (Hadiwidjaja, 2011). menggunakan kurikulum perkuliahan yang
bersifat mendidik, peragaan-peragaan,
Berdasarkan penelitian tentang tingkat
praktek yang diawasi, mentoring dan
stres yang dilakukan oleh Abdulghani
pengalaman langsung untuh menambah
(2008) di Saudi Arabia terhadap 494
hasil belajar individu. Tetapi beberapa
partisipan, diketahui bahwa prevalensi
aspek dari pelatihan-pelatihan tersebut
stres pada mahasiswa fakultas kedokteran
memiliki konsekuensi negatif yang tidak
adalah 57% dimana 21,5% diantaranya
diharapkan terhadap kesehatan pribadi
merupakan stres ringan, 15,8% stres
mahasiswa.
sedang, dan 19,6% stres berat. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Kusumaningrum Berdasarkan uraian di atas, diketahui
(2013) mendapatkan dari 75 mahasiswa, bahwa stres merupakan kondisi yang
yang mengalami stress sedang sebanyak umumnya dialami oleh mahasiswa fakultas
77,3%; ringan 16% dan berat 6,7%. Hal ini kedokteran. Oleh karena itu, peneliti
menunjukkan dampak stres terutama tertarik untuk meneliti tingkat stres pada
dirasakan oleh mahasiswa tahun mahasiswa yang sedang menjalani
pertama,kedua, dan ketiga. Stres pada pendidikan sarjana kedokteran di Fakultas
mahasiswa kedokteran dapat menyebabkan Kedokteran yang mungkin diakibatkan
penurunan prestasi akademik, penurunan oleh jenis kelamin, tempat tinggal,
konsentrasi belajar, dan penurunan daya pengaruh teman sebaya, pengaruh orang
ingat. Penelitian yang dilakukan oleh tua dan dosen.
Abdulghani, et., al (2011) mendapatkan Tujuan yang ingin dicapai dari
bahwa proporsi stress mahasiswa wanita penelitian ini ialah untuk mengetahui
lebih besar (75,7%) dibandingkan lelaki hubungan faktor internal dan ekstrenal
(57%). Hal ini menunjukkan bahwa dengan stress mahasiswa di Fakultas
mahasiswa berjenis kelamin perempuan Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
lebih mudah mengalami stress dalam Manado
akademik dibandingkan laki-laki.
Penelitian yang dilakukan oleh Taha dan
Sabra (2012) menunjukkan bahwa
mahasiswa yang tinggal dengan orang tua Metode Penelitian
sebagian besar mengalami stress (70,2%).
Ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang Penelitian ini merupakan penelitian
tinggal dengan orang tua lebih mudah analitik dengan pendekatan cross
mengalami stress. Penelitian yang sectional. Penelitian dilaksanakan pada
dilakukan oleh Sohail (2013) mendapatkan bulan Desember 2014 sampai dengan
bahwa stress mahasiswa bisa datang dari bulan Fabruari 2015 di Fakultas
akademik, salah satunya adalah pengajar Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
yang ada di tempat perkuliahan. Manado. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar di

33
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

Fakultas Kedokteran Universitas Sam yaitu: jenis kelamin, tempat tinggal,


Ratulangi. Sampel diambil berdasarkan pengaruh teman sebaya, pengaruh orang
semester. Dimana untuk mahasiswa tua dan dosen dengan stress mahasiswa
semester I yang berjumlah 82 mahasiswa dengan menggunakan uji Chi-square.
dipilih secara acak dan diambil sebanyak 7 Analisis regresi logistik digunakan untuk
responden. Mahasiswa semester III yang meneliti hubungan antara sebuah variabel
berjumlah 266 mahasiswa dipilih secara terikat dengan beberapa variabel bebas.
acak dan diambil sebanyak 24 responden. .
Mahasiswa semester V yang berjumlah
319 mahasiswa dipilih secara acak dan
diambil sebanyak 28 responden. Hasil dan Pembahasan
Mahasiswa semester VII yang berjumlah
308 mahasiswa dipilih secara acak dan a. Hubungan antara Jenis Kelamin
diambil sebanyak 28 responden. Variabel
Bebas (Independent Variables) : Jenis dengan Stress Mahasiswa
Kelamin, Status Tinggal, Pengaruh Orang
Tua, Pengaruh Teman dan Dosen Pengajar Hubungan antara jenis kelamin
sedangkan variabel terikat adalah stress dengan stress mahasiswa dapat dilihat
mahasiswa. Untuk melihat hubungan pada Tabel 1 di bawah.
antara variabel independen dan dependen

Tabel 1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Stress Mahasiswa.

Stress Mahasiswa
OR
Jenis Kelamin Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Perempuan 26 29,9 19 21,8 45 51,7
2,74
Laki-laki 14 16,1 28 32,2 42 48,3 0,038
(1,14-6,55)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0

Data pada Tabel 1 di atas mengalami stress berat sebanyak 2,7 kali
menunjukkan bahwa dari 45 responden di bandingkan yang berjenis kelamin laki-
yang berjenis kelamin perempuan, 29,9% laki.
mengalami stress berat sedangkan yang
stress ringan 21,8%. Data juga Setiap orang mengalaminya, stress
menunjukkan bahwa dari 42 responden memberi dampak secara total pada
yang berjenis kelamin laki-laki, 32,2 individu yaitu terhadap fisik, psikologis,
mengalami stress ringan sedangkan intelektual, social dan spiritual, stress
sebanyak 16,1% stress berat. Dilihat dari dapat mengancam keseimbangan
nilai signifikansi sebesar 0,038 dengan fisiologis. Stres adalah reaksi tubuh
demikian probabilitas (signifikansi) lebih terhadap situasi yang menimbulkan
kecil dari 0,05 (0,038<0,05), maka ada tekanan, perubahan, ketegangan emosi,
hubungan antara jenis kelamin dengan dan lain-lain yang disebabkan segala
stress mahasiswa. Dilihat dari OR (Odds masalah atau tuntutan penyesuaian diri,
Ratio) menunjukkan bahwa responden dan karena itu, sesuatu yang mengganggu
dengan jenis kelamin perempuan keseimbangan kita.

34
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal

Berkaitan dengan tingkat stres pada menghadapi masalah, hal itu penting untuk
pria dan wanita, bahwa perempuan lebih meningkatkan keselamatan dirinya
cemas akan ketidakmampuannya sehingga pria mempunyai respon fight or
dibanding dengan lakilaki, laki-laki lebih flight, hal ini berguna untuk
aktif, eksploratif, sedangkan perempuan menyelamatkan diri pria dalam
lebih sensitif. Kriteria tingkat stres adalah melawan stres.
sama untuk semua jenis kelamin. Akan Pria secara biologis dilengkapi
tetapi, wanita lebih mudah merasakan kemampuan kardiovaskuler yang baik,
perasaan bersalah, cemas, peningkatan respon neuroendokrin yang baik dalam
bahkan penurunan nafsu makan, gangguan merespon stres, sedangkan pada wanita
tidur, serta gangguan makan. lebih banyak mendorong mekanisme
Hasil penelitian menggambarkan lebih adanya oksitosin yang merupakan
banyak perempuan yang mengalami stress hormone penenang yang muncul
kerja dibandingkan dengan laki-laki. Hal bersamaan dengan hormone estrogen.
ini karena wanita lebih menggunakan
perasaannya dalam menghadapi suatu
masalah. Berbeda dengan laki laki yang 2. Hubungan antara Tempat Tinggal
dituntut untuk lebih kuat daripada wanita, dengan Stress Mahasiswa
sehingga laki laki lebih menggunakan
akalnya daripada perasaannya. Laki laki Hubungan antara tempat tinggal
juga memiliki keunggulan sebab laki laki dengan stress mahasiswa dapat dilihat
sejak dulu dipaksa oleh keadaan untuk siap pada Tabel 2 di bawah.

Tabel 2. Hubungan antara Tempat Tinggal dengan Stress Mahasiswa.

Stress Mahasiswa
OR
Tempat Tinggal Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Kost 18 20,7 22 25,3 40 46,0
0,93
Dengan Keluarga 22 25,3 25 28,7 47 54,0 1,000
(0,40-2,17)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0

Data pada Tabel 2 di atas Dari hasil penelitian ini menunjukkan


menunjukkan bahwa dari 40 responden bahwa responden yang kost belum tentu
yang kost, 20,7% mengalami stress berat lebih mudah mengalami stress
sedangkan yang stress ringan 25,3%. Data dibandingkan yang tinggal dengan
juga menunjukkan bahwa dari 47 keluarga. Hal ini dikarenakan di tempat
responden yang tinggal dengan keluarga, kost banyak teman-teman sebaya yang bisa
25,3 mengalami stress ringan sedangkan menolong atau memberikan masukkan saat
sebanyak 28,7% stress berat. Dilihat dari ada masalah di kampus.
nilai signifikansi sebesar 1,000 dengan Begitupun dengan responden yang
demikian probabilitas (signifikansi) lebih tinggal dengan keluarga belum tentu
besar dari 0,05 (1,000>0,05), maka ada mereka tidak akan mengalami stress. Bisa
tidak ada hubungan antara tempat tinggal jadi justru dirumah, mereka mengalami
dengan stress mahasiswa. banyak tekanan yang mungkin di dapat

35
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

dari orang tua yang terlalu memberikan 3. Hubungan antara Pengaruh Teman
banyak tekanan. Belum juga lingkungan Sebaya dengan Stress Mahasiswa
sekitar rumah yang tidak mendukung
selama masa perkuliahan Hubungan antara pengaruh teman
sebaya dengan stress mahasiswa dapat
dilihat pada Tabel 3 di bawah

Tabel 3. Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Stress Mahasiswa.

Stress Mahasiswa
Teman OR
Berat Ringan Total % Nilai p
Sebaya (95% CI)
N % N %
Kurang Baik 29 33,4 13 14,9 42 48,3
6,90
Baik 11 12,6 34 39,1 45 51,7 0,000
(2,68-17,71)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0

Data pada Tabel 3 di atas cenderung lebih terbuka dalam


menunjukkan bahwa dari 42 responden menyelesaikan masalah dengan
dengan pengaruh teman yang kurang baik, kelompoknya.
33,4% mengalami stress berat sedangkan Dari penelitian ini pengaruh teman
yang stress ringan 14,9%. Data juga sebaya meliputi bagaimana ada teman
menunjukkan bahwa dari 45 responden yang memberikan semangat belajar,
dengan pengaruh teman yang baik, 39,1 bersedia membantu dalam menyelesaikan
mengalami stress ringan sedangkan tugas, bersedia memberikan informasi
sebanyak 12,6% stress berat. Dilihat dari mengenai ateri pelajaran, memberi tahu
nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan apa yang ia pahami dari suatu pelajaran,
demikian probabilitas (signifikansi) lebih bersedia membimbing dalam memahami
kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka ada mata kuliah yang tidak dimengerti,
hubungan antara pengaruh teman sebaya memberikan pengarahan dalam belajar,
dengan stress mahasiswa. Dilihat dari OR memberikan informasi mengenai pelajaran
(Odds Ratio) menunjukkan bahwa atau tugas serta menyelesaikan tugas atau
responden dengan pengaruh teman yang
latihan. Jadi hal-hal di atas bisa membantu
kurang baik akan mengalami stress berat mahasiswa dalam menghadapi stress di
sebanyak 6,9 kali di bandingkan dengan fakultas.
yang memiliki pengaruh teman yang baik.
Seseorang yang mendapatkan
Dukungan teman sebaya menjadi salah dukungan teman sebaya percaya bahwa
satu motivasi dan membentuk indentitas mereka dicintai dan diperhatikan, berharga
diri seseorang dalam melakukan dan bernilai, dan menjadi bagian dari
sosialisasi. Teman sebaya dalam pergaulan jaringan sosial, seperti keluarga dan
kadang kala menjadi salah satu sumber komunitas organisasi, yang dapat
informasi yang cukup signifikan dalam membekali kebaikan, pelayanan, dan
membentuk sikap dan perilaku. Secara saling memperhatikan ketika dibutuhkan.
positif peran teman sebaya sangat berarti Individu dengan dukungan teman sebaya
dalam menjalin informasi tentang tinggi memiliki pengalaman hidup yang
pendidikan yang ditempuh karena mereka lebih baik, harga diri yang lebih tinggi,

36
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal

serta pandangan hidup yang lebih positif merasa bahwa dirinya terasing, kurang
dibandingkan dengan individu yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
memiliki dukungan teman sebaya yang dari temanteman sebayanya. Bahkan
lebih rendah. mereka merasa sebagai orang yang tertolak
sehingga pengembangan harga dirinya
Seseorang yang mendapatkan
rendah.
dukungan teman sebaya yang tinggi dari
teman sebayanya akan merasa dirinya Teman sebaya juga merupakan salah
dicintai, diperhatikan sehingga satu sumber informasi tentang pendidikan
meningkatkan rasa harga diri mereka. yang cukup signifikan dalam membentuk
Seseorang dengan harga diri yang tinggi pengetahuan, sikap dan perilaku. Namun,
cenderung memilki rasa kepercayaan diri, informasi teman sebaya dapat
keyakinan diri bahwa mereka mampu menimbulkan dampak yang negatif.
menguasai situasi dan memberikan hasil
positif, dalam hal ini adalah keyakinan diri
dalam menghadapi permasalahan. 4. Hubungan antara Pengaruh Orang Tua
Keadaan ini akan membantu remaja dalam dengan Stress Mahasiswa
mengatasi stres yang sangat berat.
Hubungan antara pengaruh orang tua
Sebaliknya, seseorang yang dukungan
dengan stress mahasiswa dapat dilihat
sosialnya rendah dari teman sebayanya
pada Tabel 4 di bawah

Tabel 4. Hubungan antara Pengaruh Orang Tua dengan Stress Mahasiswa.

Stress Mahasiswa
OR
Orang Tua Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Kurang Baik 22 25,3 14 16,1 36 41,4
2,88
Baik 18 20,7 33 37,9 51 58,6 0,031
(1,19-6,96)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0

Data pada Tabel 4 di atas pengaruh orang tua yang kurang baik akan
menunjukkan bahwa dari 36 responden mengalami stress berat sebanyak 2,9 kali
dengan pengaruh orang tua yang kurang di bandingkan dengan yang memiliki
baik, 25,3% mengalami stress berat pengaruh orang tua yang baik.
sedangkan yang stress ringan 16,1%. Data
juga menunjukkan bahwa dari 51 Remaja sering mengalami dilemma
responden dengan pengaruh orang tua yang sangat besar antara mengikuti
yang baik, 58,6 mengalami stress ringan kehendak orang tua atau mengikuti
sedangkan sebanyak 20,7% stress berat. keinginannya sendiri. Situasi ini dikenal
Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,031 sebagai keadaan yang ambivalensi dan
dengan demikian probabilitas dalam hal ini kan menimbulkan konflik
(signifikansi) lebih kecil dari 0,05 pada diri remaja. Konflik ini akan
(0,031<0,05), maka ada hubungan antara mempengaruhi usahanya dalam untuk
pengaruh orang tua dengan stress mandiri sehingga sering menimbulkan
mahasiswa. Dilihat dari OR (Odds Ratio) hambatan dalam penyesuaian diri terhadap
menunjukkan bahwa responden dengan lingkungannya. Bahkan dalam beberapa

37
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

kasus tidak jarang remaja menjadi frustasi rumah. Pola asuh orang tua merupakan
dan memendam kemarahan yang interaksi antara anak dan orang tua selama
mendalam kepada orang tua. Seringkali mengadakan kegiatan pengasuhan.
frustasi dan kemarahan tersebut Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,
diungkapkan dengan perilaku yang tidak membimbing dan mendisiplinkan serta
simpatik terhadap orang tua maupun orang melindungi anak untuk mencapai
lain dan dapat membahayakan dirinya dan kedewasaan sesuai dengan norma-norma
orang lain sekitar. yang ada dalam masyarakat.
Peran orang tua adalah mendidik, Pola asuh dari orang tua kepada anak-
membimbing dan mendisiplinkan serta anaknya meliputi berbagai aspek yang
melindungi anak untuk mencapai harus berjalan dengan baik agar anak tidak
kedewasaan sesuai dengan norma – norma menjadi tertekan atau menemui masalah
yang ada dalam masyarakat. Peran orang antara anak dengan orang tua. Aspek
tua yang kurang tepat dalam mendidik penerapan disiplin seperti cara orang tua
anak, dapat mengakibatkan anak menjadi dalam menerapkan disiplin pada anaknya,
depresi, dimana peran orang tua berkaitan kontrol orang tua terhadap perilaku anak
dengan cara orang tua dalam mendidik dan aturan yang dibuat melalui hukuman
anak. maupun hadiah yang diterapkan. Aspek
pemenuhan kebutuhan anak, yaitu cara
Dalam penelitian ini orang tua yang
orang tua dalam memenuhi kebutuhan,
orang tua menanyakan kegiatan belajar,
keinginan harapan anak. Keinginan dan
mengawasi pola belajar, memberikan
kebutuahan anak yang tidak semuanya
dorongan, memberikan saran dalam
dapat terpenuhi dapat menjadikan depresi
kegatan perkuliahan, memberikan jalan
pada anak. Terhambatnya komunikasi, dan
keluar terhadap masalah yang dihadapi di
adanya penekanan yang dalam mendidik
Fakultas, mengatur keuangan anda,
anak dapat memicu terjadinya stress.
mendengar masalah yang dihadapi akan
sangat membantu mahasiswa dalam
menghadapi stress di fakultas.
5. Hubungan antara Pengaruh Dosen
Peran orang tua dalam mendidik anak,
tidak lepas dari cara orang tua dalam dengan Stress Mahasiswa
mendidik anak. Pendidikan yang diterima Hubungan antara pengaruh dosen
anak dari bagaimana orang tua mendidik dengan stress mahasiswa dapat dilihat
berkaitan dengan pola asuh orang tua di pada Tabel 5 di bawah

Tabel 5. Hubungan antara Pengaruh Dosen dengan Stress Mahasiswa.

Stress Mahasiswa
OR
Dosen Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Kurang Baik 24 27,6 15 17,2 39 44,8
3,20
Baik 16 18,4 32 36,8 48 55,2 0,016
(1,33-7,72)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0

38
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal

Data pada Tabel 5 di atas interpersonal adalah proses komunikasi


menunjukkan bahwa dari 39 responden yang terjalin antara kedua belah pihak
dengan pengaruh dosen yang kurang baik, yang menjalin hubungan interpersonal.
27,6% mengalami stress berat sedangkan Melalui komunikasi seseorang dapat
yang stress ringan 17,2%. Data juga memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu,
menunjukkan bahwa dari 48 responden kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan
dengan pengaruh dosen yang baik, 36,8 untuk menyampaikan ide, pemikiran,
mengalami stress ringan sedangkan pengetahuan dan informasi secara timbal
sebanyak 18,4% stress berat. Dilihat dari balik kepada orang lain. Komunikasi juga
nilai signifikansi sebesar 0,016 dengan membantu individu dalam proses
demikian probabilitas (signifikansi) lebih perkembangan intelektual dan sosial,
kecil dari 0,05 (0,016<0,05), maka ada pembentukan identitas diri dan jati diri,
hubungan antara pengaruh dosen dengan sumber pembanding sosial dan penentu
stress mahasiswa. Dilihat dari OR (Odds kesehatan mental.
Ratio) menunjukkan bahwa responden Hubungan antara mahasiswa dengan
dengan pengaruh dosen yang kurang baik dosen bertujuan untuk membantu
akan mengalami stress berat sebanyak 3,2 mahasiswa dalam menyelesaikan
kali di bandingkan dengan yang memiliki permasalahan yang dihadapi saat
pengaruh dosen yang baik. manempuh perkuliahan. Hubungan yang
Pada hakekatnya stres adalah kondisi terjalin antara mahasiswa dengan dosen
individu yang merupakan hasil interaksi mempunyai peran yang sangat penting
antara individu dengan lingkungan, dalam membantu mahasiswa dalam
menyebabkan adanya suatu tekanan dan perkuliahan. Hasil hubungan mahasiswa
mempengaruhi aspek fisik, perilaku, dengan dosen yang baik juga berperan
kognitif dan emosional. Tekanan yang dalam pengambilan keputusan oleh
dialami oleh individu yang stres dapat mahasiswa atas masalah-masalah yang
bersumber dari lingkungan sosial. Salah dihadapi saat menyusun kuliah.
satu sumber stres dari lingkungan sosial Efektivitas hubungan interpersonal
adalah adanya hubungan interpersonal dapat tercapai, bila kedua belah pihak baik
yang kurang baik. mahasiswa maupun dosen mempunyai
Dalam penelitian ini pengaruh dosen kesamaan dalam menginterpretasikan
dipengaruhi oleh materi yang diberikan makna pesan yang disampaikan dalam
mudah dimengerti, ada waktu yang cukup proses komunikasi. Adanya hubungan
diberikan untuk pengumpulan tugas, yang baik menyebabkan adanya perasaan
memberikan pembimbingan di luar jam senang yang dapat mendorong adanya
kuliah, berperilaku sopan dalam mengajar, sikap keterbukaan antara kedua belah
tidak memaksakan kehendak saat pihak, sebaliknya bila komunikasi yang
mengajar, memberikan kesempatan pada terjalin tidak berjalan efektif maka
mahasiswa untuk berpendapat, objektif menyebabkan timbulnya perasaan tegang
dalam mengevaluasi mahasiswa, metode yang dapat menyebabkan timbulnya
ceramah yang menyenangkan, materi yang masalah perselisihan antara mahasiswa
diberikan tidak membosankan dan dengan dosen membuat hubungan
memberika simulasi yang menyenangkan. interpersonal yang terbentuk menjadi
kurang harmonis, sehingga timbul adanya
Hubungan interpersonal yang negatif tekanan pada diri mahasiswa. Salah satu
selain sebagai sumber stres juga sumber stres pada mahasiswa berasal dari
merupakan salah satu faktor yang faktor akademik adalah perselisihan
mempengaruhi stres. Salah satu penentu paham dengan dosen.
positif atau negatifnya suatu hubungan

39
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

Efektivitas hubungan interpersonal mahasiswa dengan dosen berhubungan


mempunyai aspek yang selalu dengan stres dalam mahasiswa.
berhubungan dengan orang lain, baik
secara fisik maupun mental. Adanya
keterbukaan, empati, dukungan,
kepositifan, kesederajatan, keyakinan, 6. Analisis Multivariat Penelitian
kesiapan dan manajemen interaksi selalu
melibatkan individu satu dengan individu Hasil uji multivariat dengan
lain dalam hubungan interpersonal. menggunakan regresi logistik dapat dilihat
Berdasarkan aspek tersebut maka cukup pada Tabel 6.
beralasan jika hubungan interpersonal

Tabel 6. Model Akhir Uji Regresi Logistik

95% C.I
Variabel S. E Sig OR
Lower Upper
Pengaruh Teman 0,553 0,000 7,328 2,479 21,666
Jenis Kelamin 0,556 0,007 4,513 1,518 13,422
Pengaruh Dosen 0,533 0,096 2,425 0,854 6,89

Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa Remaja membutuhkan dukungan dari


pengaruh teman sebaya merupakan lingkungan. Dukungan sosial yang
variabel yang paling berperan terhadap diterima remaja dari lingkungan, baik
stress mahasiswa dengan nilai OR = 7,3 berupa dorongan semangat, perhatian,
(CI 95% = 2,5-21,7) dibandingkan jenis penghargaan, bantuan dan kasih sayang
kelamin (OR=4,5; CI 95%= 1,5-13,4), dan membuat remaja menganggap bahwa
pengaruh dosen (OR=2,4; CI 95%= 0,9- dirinya dicintai, diperhatikan, dan dihargai
6,9). Hal ini berarti dengan pengaruh oleh orang lain. Jika remaja diterima dan
teman yang kurang baik kemungkinan 7,3 dihargai secara positif, maka remaja
kali responden akan mengalami stress tersebut cenderung mengembangkan sikap
berat dibandingkan responden dengan positif terhadap dirinya sendiri dan lebih
pengaruh teman yang baik setelah menerima dan menghargai dirinya sendiri
dikontrol oleh jenis kelamin dan pengaruh (Mulia, 2014).
dosen. Bagi mahasiswa seorang teman
Tindakan merupakan respon terhadap merupakan suatu kebutuhan, sehingga
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terkadang teman dianggap sebagai “orang
nyata atau terbuka. Stres adalah suatu tua kedua” bagi mahasiswa. Dorongan
kondisi adanya tekanan fisik dan psikis untuk memiliki teman dan membentuk
akibat adanya tuntutan dalam diri dan suatu kelompok juga dapat dipandang
lingkungan. Pernyataan tersebut berarti sebagai usaha agar tidak tergantung
bahwa seseorang dapat dikatakan dengan orang yang lebih dewasa atau
mengalami stres, ketika seseorang tersebut sebagai tindakan nyata dalam interaksi
mengalami suatu kondisi adanya tekanan sosial. Maka didalam lingkungan
dalam diri akibat tuntutan-tuntutan yang pergaulan mahasiswa selalu kita temukan
berasal dari dalam diri dan lingkungan. adanya kelompok teman sebaya. Pergaulan

40
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal

dengan teman sebaya dapat membawa


seseorang kearah positif dan negatif.
Aspek positifnya adalah tersedianya
saluran aspirasi, kreasi, pematangan Kesimpulan
kemampuan, potensi dan kebutuhan lain Berdasarkan hasil analisis dan
sebagai output pendidikan orang tua dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
potensinya. Akan tetapi jika yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
dimasukinya adalah lingkungan yang
buruk maka akan mendorong mereka 1. Terdapat hubungan antara jenis
kepada hal negatif. kelamin dengan stress mahasiswa.
Mahasiswa yang mengalami stress 2. Tidak terdapat hubungan tempat
dapat termotivasi oleh pengaruh kelompok tinggal dengan stress mahasiswa.
(teman sebaya) dalam upaya ingin menjadi 3. Terdapat hubungan antara
bagian dari kelompoknya dengan pengaruh teman dengan stress
mengikuti norma-norma yang telah dianut mahasiswa.
oleh kelompoknya. Pada mahasiswa,
kedekatan dengan teman sebaya sangat 4. Terdapat hubungan antara
tinggi karena selain ikatan pertemanan pengaruh orang tua dengan stress
menggantikan ikatan keluarga, juga mahasiswa.
merupakan sumber afeksi, simpati, dan 5. Terdapat hubungan antara
pengertian, saling berbagi pengalaman dan pengaruh dosen dengan stress
sebagai tempat untuk mencapai otonomi mahasiswa.
dan independensi. Dengan demikian
6. Peran teman adalah variabel yang
mahasiswa mempunyai kecenderungan
paling dominan berpengaruh
untuk mengadopsi informasi yang diterima
terhadap stress mahasiswa.
oleh teman-temannya, tanpa memiliki
dasar informasi yang signifikan dari
sumber yang lebih dapat dipercaya. Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
bahwa teman sebaya merupakan faktor penelitian ini, maka peneliti menyarankan
penting dalam kehidupan mahasiswa sebagai berikut :
dalam menghadapi stress. Hal ini
disebabkan mahasiswa menganggap 1. Peneliti menyarankan agar pihak
bahwa teman-teman lebih banyak fakultas melaksanakan manajemen
memahami keinginannya. Oleh sebab itu stres secara efektif pada mahasiswa
mahasiswa ingin menghabiskan waktu melalui motivasi dan konseling demi
dengan teman-temannya sebagai kepentingan pencegahan stres dan
kelompok. Interaksi dengan teman sebaya penyakit psikiatri seperti depresi.
juga semakin akan mematangkan Program kesehatan mental seperti
mahasiswa tentang pentingnya berperilaku konseling sangat diperlukan agar
sosial. Pengalaman degan teman sebaya mahasiswa dapat beradaptasi dengan
semakin memberikan pemahaman bagi cepat dan tepat terhadap
mahasiswa tentang pentingnya perilaku lingkungannya. Mahasiswa harus
sosial dalam bergaul, dalam membina diberitahu tentang tanda dan gejala
relasi dengan teman-temannya. Bergaul stres seperti sulit berkonsentrasi,
dengan teman sebaya dapat membuat perubahan berat badan, atau perubahan
mahasiswa bisa menguji dirinya apakah ia pola tidur. Apabila mereka mengalami
dapat diterima teman-temannya. tanda dan gejala seperti itu maka

41
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015

mereka harus segera mencari Muhammadiyah Lamongan. SURYA.


pengobatan. Vol. 1, No. XIV. Hal: 44-50.
Krohne, H.W., 2002. Stress and Coping
2. Peneliti berharap penelitian ini dapat
Theories, Johannes Guenberg-
dijadikan pedoman dalam melakukan
University of Mainz Germany.
penelitian selanjutnya dengan
Mulia, L. O., V. Elita, dan R. Woferst.
memperluas variabel-variabel lainnya.
2014. Hubungan Dukungan Sosial
Teman Sebaya terhadap Tingkat
Daftar Pustaka Resiliensi Remaja di Panti Asuhan.
JOM PSIK. Vol. 1, No. 2. Hal: 1-9)
Abdulghani, H. M., A. A. Alkanhal., E. S. Prasetyo, A, dan F. Wurjaningrum. 2008.
Mahmoud., G. G. Ponnamperuma, and Pengaruh Stres terhadap Komitmen
E. a. Alfaris. 2011. Stress and Its Mahasiswa-Mahasiswa Universitas
Effects on Medical Study at a College Airlangga untuk Menyelesaikan
of Medicine in Saudi Arabia. JHPN. Pendidikan Mereka dengan Faktor
Vol. 29, No. 5. Hal: 516-522. Kecemasan sebagai Variabel
Hadiwidjaja, S. 2011. (Pemikiran) Moderator. Majalah Ekonomi. Vol. 18,
Implementasi KBK di Fakultas No. 3. Hal: 257-270.
Kedokteran (Studi Pustaka tentang Sohail, N. 2012. Stress and Academic
KBK). GASTER. Vol. 8, No. 2. Hal: Performance Among Medical
721-730. Students. Journal of the College of
Physicians and Surgeons Pakistan.
Heiman dan Kariv, 2005. Task-Oriented Vol. 23, No. 1. Hal: 67-71.
versus Emotion-Oriented Coping Taha, A. Z. and A. A. Zahra. 2012.
Strategies: The Case of College Perceived Stresses Among Male
Students. College Student Journal, 39 Student in University of Dammam,
(1): 72-89. Eastern Saudi Arabia: A Comparative
Kusumaningrum, A. T. 2013. Pengaruh Study. Journal of American Science.
Stressor dan Cara Belajar terhadap Vol. 8, No. 6. Hal: 291-298.
Prestasi Belajar Mahasiswa Diploma
III Kebidanan STIKES

42

Anda mungkin juga menyukai