Internal and External Factors Correlated with Stress Levels Medical Students
University of Sam Ratulangi
30
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal
sampai sekarang ini sudah berperan cukup pendidikan kedokteran ke depan yang
banyak dalam pembangunan masyarakat diharapkan (Lestari, 2012).
Indonesia. Namun, setelah diserahkan Di Indonesia, pendidikan kedokteran
kepada Indonesia tampaknya pendidikan dibuka di tingkat fakultas kedokteran
kedokteran dibiarkan berjalan sendiri, universitas. Dalam 10 tahun terakhir, telah
terutama untuk pendidikan profesi dokter, berdiri begitu banyak fakultas kedokteran
pendidikan dokter spesialis, dan negeri dan fakultas kedokteran swasta di
subspesialis. Hal ini dapat terlihat di Indonesia. Pendirian fakultas kedokteran
antaranya dari belum adanya kebijakan yang begitu pesat diasumsikan sebagai
yang mewajibkan pemerintah pusat solusi minimnya tenaga dokter di tengah
maupun daerah untuk memberikan subsidi globalisasi dokter asing yang akan masuk
pendanaan dan beasiswa. Akibatnya pada pasar kesehatan serta penyebaran
pendidikan kedokteran semakin mahal. tenaga dokter yang tidak merata. Namun,
Selain itu, jumlah peminat peserta didik mendirikan sebuah fakultas kedokteran
dalam pendidikan kedokteran cenderung merupakan investasi yang besar dan
terus meningkat, sementara kapasitas membutuhkan sarana prasarana yang luar
tempat pendidikan terbatas, sehingga tidak biasa, sehingga menjadi sebuah alasan
dapat ditampung secara optimal. Selain itu pembenar besarnya biaya pendidikan
jumlah tenaga dosen juga semakin kedokteran. Akibatnya peserta didik
berkurang, karena adanya kebijakan pendidikan kedokteran secara perlahan
Pemerintah tidak menambah dosen berpihak pada kaum menengah atas,
pegawai negeri baru (zero growth policy), sedangkan kaum menengah bawah hanya
padahal cabang ilmu kedokteran semakin dapat bermimpi.
terspesialisasi, sehingga telah membuat
rasio spesifik dosen dan mahasiswa Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap
menjadi timpang. Pendidikan kedokteran aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh
adalah pendidikan yang diselenggarakan siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam
untuk menghasilkan sarjana kedokteran, kadar berat ringan yang berbeda dan dalam
dokter, dokter spesialis, dan dokter jangka panjang - pendek yang tidak sama,
subspesialis yang memiliki kompetensi pernah atau akan mengalaminya dan tidak
memadukan pendekatan humanistik seorang pun bisa terhindar dari padanya
terhadap pasien, disertai dengan dan memiliki implikasi negatif jika
profesionalisme tinggi dan pertimbangan berakumulasi dalam kehidupan individu
etika. Kompetensi di atas diperlukan tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan merupakan akibat dari ketidakmampuan
tingkat primer, sekunder dan tersier. individu dalam mengatasi dan
Permasalahan pendidikan kedokteran di mengendalikan stresnya. Stres merupakan
Indonesia tersebut perlu mendapat suatu ketidakseimbangan yang besar
perhatian serius dari Pemerintah, antara permintaan yang berupa fisik
pemangku kepentingan pendidikan. Hal ini ataupun psikologis dengan kemampuan
juga sejalan dengan tantangan dalam respon di mana terjadinya kegagalan untuk
pendidikan kedokteran yang semakin besar memenuhi permintaan yang memberi
termasuk kebijakan mengenai Asean Free konsekuensi yang esensial (Heiman dan
Trade Area (AFTA) dan World Trade Kariv, 2005).
Organization (WTO). Berdasarkan Stres sendiri bisa berasal dari individu,
latarbelakang tersebut maka berikut ini lingkungan keluarga, lingkungan tempat
akan di uraikan lebih lanjut bagaimana tinggal dan dapat pula berasal dari tempat-
kondisi pendidikan kedokteraan saat ini tempat dimana individu banyak
dan bagaimana penyelenggaraan menghabiskan waktunya seperti kantor
31
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015
32
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal
33
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015
Stress Mahasiswa
OR
Jenis Kelamin Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Perempuan 26 29,9 19 21,8 45 51,7
2,74
Laki-laki 14 16,1 28 32,2 42 48,3 0,038
(1,14-6,55)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0
Data pada Tabel 1 di atas mengalami stress berat sebanyak 2,7 kali
menunjukkan bahwa dari 45 responden di bandingkan yang berjenis kelamin laki-
yang berjenis kelamin perempuan, 29,9% laki.
mengalami stress berat sedangkan yang
stress ringan 21,8%. Data juga Setiap orang mengalaminya, stress
menunjukkan bahwa dari 42 responden memberi dampak secara total pada
yang berjenis kelamin laki-laki, 32,2 individu yaitu terhadap fisik, psikologis,
mengalami stress ringan sedangkan intelektual, social dan spiritual, stress
sebanyak 16,1% stress berat. Dilihat dari dapat mengancam keseimbangan
nilai signifikansi sebesar 0,038 dengan fisiologis. Stres adalah reaksi tubuh
demikian probabilitas (signifikansi) lebih terhadap situasi yang menimbulkan
kecil dari 0,05 (0,038<0,05), maka ada tekanan, perubahan, ketegangan emosi,
hubungan antara jenis kelamin dengan dan lain-lain yang disebabkan segala
stress mahasiswa. Dilihat dari OR (Odds masalah atau tuntutan penyesuaian diri,
Ratio) menunjukkan bahwa responden dan karena itu, sesuatu yang mengganggu
dengan jenis kelamin perempuan keseimbangan kita.
34
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal
Berkaitan dengan tingkat stres pada menghadapi masalah, hal itu penting untuk
pria dan wanita, bahwa perempuan lebih meningkatkan keselamatan dirinya
cemas akan ketidakmampuannya sehingga pria mempunyai respon fight or
dibanding dengan lakilaki, laki-laki lebih flight, hal ini berguna untuk
aktif, eksploratif, sedangkan perempuan menyelamatkan diri pria dalam
lebih sensitif. Kriteria tingkat stres adalah melawan stres.
sama untuk semua jenis kelamin. Akan Pria secara biologis dilengkapi
tetapi, wanita lebih mudah merasakan kemampuan kardiovaskuler yang baik,
perasaan bersalah, cemas, peningkatan respon neuroendokrin yang baik dalam
bahkan penurunan nafsu makan, gangguan merespon stres, sedangkan pada wanita
tidur, serta gangguan makan. lebih banyak mendorong mekanisme
Hasil penelitian menggambarkan lebih adanya oksitosin yang merupakan
banyak perempuan yang mengalami stress hormone penenang yang muncul
kerja dibandingkan dengan laki-laki. Hal bersamaan dengan hormone estrogen.
ini karena wanita lebih menggunakan
perasaannya dalam menghadapi suatu
masalah. Berbeda dengan laki laki yang 2. Hubungan antara Tempat Tinggal
dituntut untuk lebih kuat daripada wanita, dengan Stress Mahasiswa
sehingga laki laki lebih menggunakan
akalnya daripada perasaannya. Laki laki Hubungan antara tempat tinggal
juga memiliki keunggulan sebab laki laki dengan stress mahasiswa dapat dilihat
sejak dulu dipaksa oleh keadaan untuk siap pada Tabel 2 di bawah.
Stress Mahasiswa
OR
Tempat Tinggal Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Kost 18 20,7 22 25,3 40 46,0
0,93
Dengan Keluarga 22 25,3 25 28,7 47 54,0 1,000
(0,40-2,17)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0
35
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015
dari orang tua yang terlalu memberikan 3. Hubungan antara Pengaruh Teman
banyak tekanan. Belum juga lingkungan Sebaya dengan Stress Mahasiswa
sekitar rumah yang tidak mendukung
selama masa perkuliahan Hubungan antara pengaruh teman
sebaya dengan stress mahasiswa dapat
dilihat pada Tabel 3 di bawah
Stress Mahasiswa
Teman OR
Berat Ringan Total % Nilai p
Sebaya (95% CI)
N % N %
Kurang Baik 29 33,4 13 14,9 42 48,3
6,90
Baik 11 12,6 34 39,1 45 51,7 0,000
(2,68-17,71)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0
36
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal
serta pandangan hidup yang lebih positif merasa bahwa dirinya terasing, kurang
dibandingkan dengan individu yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
memiliki dukungan teman sebaya yang dari temanteman sebayanya. Bahkan
lebih rendah. mereka merasa sebagai orang yang tertolak
sehingga pengembangan harga dirinya
Seseorang yang mendapatkan
rendah.
dukungan teman sebaya yang tinggi dari
teman sebayanya akan merasa dirinya Teman sebaya juga merupakan salah
dicintai, diperhatikan sehingga satu sumber informasi tentang pendidikan
meningkatkan rasa harga diri mereka. yang cukup signifikan dalam membentuk
Seseorang dengan harga diri yang tinggi pengetahuan, sikap dan perilaku. Namun,
cenderung memilki rasa kepercayaan diri, informasi teman sebaya dapat
keyakinan diri bahwa mereka mampu menimbulkan dampak yang negatif.
menguasai situasi dan memberikan hasil
positif, dalam hal ini adalah keyakinan diri
dalam menghadapi permasalahan. 4. Hubungan antara Pengaruh Orang Tua
Keadaan ini akan membantu remaja dalam dengan Stress Mahasiswa
mengatasi stres yang sangat berat.
Hubungan antara pengaruh orang tua
Sebaliknya, seseorang yang dukungan
dengan stress mahasiswa dapat dilihat
sosialnya rendah dari teman sebayanya
pada Tabel 4 di bawah
Stress Mahasiswa
OR
Orang Tua Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Kurang Baik 22 25,3 14 16,1 36 41,4
2,88
Baik 18 20,7 33 37,9 51 58,6 0,031
(1,19-6,96)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0
Data pada Tabel 4 di atas pengaruh orang tua yang kurang baik akan
menunjukkan bahwa dari 36 responden mengalami stress berat sebanyak 2,9 kali
dengan pengaruh orang tua yang kurang di bandingkan dengan yang memiliki
baik, 25,3% mengalami stress berat pengaruh orang tua yang baik.
sedangkan yang stress ringan 16,1%. Data
juga menunjukkan bahwa dari 51 Remaja sering mengalami dilemma
responden dengan pengaruh orang tua yang sangat besar antara mengikuti
yang baik, 58,6 mengalami stress ringan kehendak orang tua atau mengikuti
sedangkan sebanyak 20,7% stress berat. keinginannya sendiri. Situasi ini dikenal
Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,031 sebagai keadaan yang ambivalensi dan
dengan demikian probabilitas dalam hal ini kan menimbulkan konflik
(signifikansi) lebih kecil dari 0,05 pada diri remaja. Konflik ini akan
(0,031<0,05), maka ada hubungan antara mempengaruhi usahanya dalam untuk
pengaruh orang tua dengan stress mandiri sehingga sering menimbulkan
mahasiswa. Dilihat dari OR (Odds Ratio) hambatan dalam penyesuaian diri terhadap
menunjukkan bahwa responden dengan lingkungannya. Bahkan dalam beberapa
37
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015
kasus tidak jarang remaja menjadi frustasi rumah. Pola asuh orang tua merupakan
dan memendam kemarahan yang interaksi antara anak dan orang tua selama
mendalam kepada orang tua. Seringkali mengadakan kegiatan pengasuhan.
frustasi dan kemarahan tersebut Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,
diungkapkan dengan perilaku yang tidak membimbing dan mendisiplinkan serta
simpatik terhadap orang tua maupun orang melindungi anak untuk mencapai
lain dan dapat membahayakan dirinya dan kedewasaan sesuai dengan norma-norma
orang lain sekitar. yang ada dalam masyarakat.
Peran orang tua adalah mendidik, Pola asuh dari orang tua kepada anak-
membimbing dan mendisiplinkan serta anaknya meliputi berbagai aspek yang
melindungi anak untuk mencapai harus berjalan dengan baik agar anak tidak
kedewasaan sesuai dengan norma – norma menjadi tertekan atau menemui masalah
yang ada dalam masyarakat. Peran orang antara anak dengan orang tua. Aspek
tua yang kurang tepat dalam mendidik penerapan disiplin seperti cara orang tua
anak, dapat mengakibatkan anak menjadi dalam menerapkan disiplin pada anaknya,
depresi, dimana peran orang tua berkaitan kontrol orang tua terhadap perilaku anak
dengan cara orang tua dalam mendidik dan aturan yang dibuat melalui hukuman
anak. maupun hadiah yang diterapkan. Aspek
pemenuhan kebutuhan anak, yaitu cara
Dalam penelitian ini orang tua yang
orang tua dalam memenuhi kebutuhan,
orang tua menanyakan kegiatan belajar,
keinginan harapan anak. Keinginan dan
mengawasi pola belajar, memberikan
kebutuahan anak yang tidak semuanya
dorongan, memberikan saran dalam
dapat terpenuhi dapat menjadikan depresi
kegatan perkuliahan, memberikan jalan
pada anak. Terhambatnya komunikasi, dan
keluar terhadap masalah yang dihadapi di
adanya penekanan yang dalam mendidik
Fakultas, mengatur keuangan anda,
anak dapat memicu terjadinya stress.
mendengar masalah yang dihadapi akan
sangat membantu mahasiswa dalam
menghadapi stress di fakultas.
5. Hubungan antara Pengaruh Dosen
Peran orang tua dalam mendidik anak,
tidak lepas dari cara orang tua dalam dengan Stress Mahasiswa
mendidik anak. Pendidikan yang diterima Hubungan antara pengaruh dosen
anak dari bagaimana orang tua mendidik dengan stress mahasiswa dapat dilihat
berkaitan dengan pola asuh orang tua di pada Tabel 5 di bawah
Stress Mahasiswa
OR
Dosen Berat Ringan Total % Nilai p
(95% CI)
N % N %
Kurang Baik 24 27,6 15 17,2 39 44,8
3,20
Baik 16 18,4 32 36,8 48 55,2 0,016
(1,33-7,72)
Total 40 46,0 47 54,0 87 100,0
38
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal
39
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015
95% C.I
Variabel S. E Sig OR
Lower Upper
Pengaruh Teman 0,553 0,000 7,328 2,479 21,666
Jenis Kelamin 0,556 0,007 4,513 1,518 13,422
Pengaruh Dosen 0,533 0,096 2,425 0,854 6,89
40
Sutjiato, Kandou dan Tucunan, Hubungan Faktor Internal dan Eksternal
41
JIKMU, Vol, 5. No, 1 Januari 2015
42