TUJUAN
Dapat menjelaskan prinsip kromatografi gas.
Dapat memilih program suhu yang tepat, isoterm atau suhu terprogram
Dapat menentukan larutan standar yang tepat dan sesuai dengan cuplikan
Dapat memilih metode yang paling tepat untuk digunakan dalam analisis
Dapat melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif suatu cuplikan dengan tepat.
1. Gas Pembawa
Gas pembawa harus bersifat inert artinya gas ini tidak bereaksi
dengancuplikan ataupun fasa diamnya. Gas ini disimpan dalam silinder
baja bertekanan tinggi sehingga gas ini akan mengalir cepat dengan
sendirinya.Karena aliran gas yang cepat inilah maka pemisahan dengan
kromatografi gas berlangsung hanya dalam beberapa menit saja.Gas pembawa
yang biasa digunakan adalah gas argon, helium,hidrogen dan nitrogen. Gas
nitrogen memerlukan kecepatan alir yang lambat(10 cm/detik) untuk mencapai
efisiensi yang optimum dengan HETP (HighEficiency Theoretical Plate)
minimum. Sementara hidrogen dan helium dapatdialirkan lebih cepat untuk
mencapai efisiensi optimumnya, 35 cm/detik untuk gas hidrogen dan 25
cm/detik untuk helium. Dengan kenaikan laju alir, kinerjahidrogen berkurang
sedikir demi sedikit sedangkan kinerja nitrogen berkurangsecara drastis.
4. Column
Berisi stationary phase dimana mobile phase akan lewat didalamnya
sambil membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis column, yaitu:
a. Packed column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel coil dengan
panjang 1 – 5 m dan diameter kira-kira 5 mm.
b. Capillary column, umumnya terbuat dari purified silicate glass dengan
panjang 10-100 m dan diameter kira-kira 250 mm. Beberapa jenis stationary
phase yang sering digunakan: a) Polysiloxanes untuk nonpolar
analytes/sample. b) Polyethylene glycol untuk polar analytes/sample.
c) Inorganic atau polymer packing untuk sample bersifat small gaseous
species.
5. Detector
Berfungsi mendeteksi adanya komponen yang keluar dari column. Ada
beberapa jenis detector, yaitu:
Kolom dimana pemisahan terjadi, memiliki dua tipe dasar yaitu Kolom
kemasan konvensional dan Kolom kapiler atau Kolom tabung terbuka. Kolom dapat
dioperasikan dengan dua cara , yaitu : secara isotermal (temperatur konstan) dan
temperatur terprogram (variabel peningkatan temperatur dan waktu ditahan pada
temperatur konstan).
2. Analisis kuantitatif
Kromatografi gas juga dapat digunakan untuk keperluan analisis
kuantitatif, yang didasarkan pada dua pendekatan, yaitu luas area dan tinggi
puncak pada kromatogram. Pendekatan tinggi peak kromatogram dilakukan
dengan cara membuat base line pada suatu peak dan mengukur tinggi garis
tegak lurus yang menghubungkan base line dengan peak. Pendekatan ini
berlaku jika lebar peak larutan standar dan analit tidak berbeda. Pendekatan
luas area peak memperhitungkan lebar peak sehingga perbedaan lebar peak
antara standar dengan analit tidak lagi menjadi masalah. Biasanya,
kromatografi gas modern telah dilengkapi dengan piranti untuk menghitung
luas area peak secara otomatis. Secara manual, luas area peak dihitung dengan
menggambarkan segitiga pada peak tersebut, kemudian luas segitiga dihitung.
(a) Pendekatan luas area: A = ½ tinggi
(b) Pendekatan tinggi puncak
Analisis kuantitatif dengan kedua pendekatan tersebut masih sangat
kasar, sehingga diperlukan koreksi terhadap hubungan anatar luas/ tinggi area
puncak dengan jumlah analit yang menghasilkan puncak tersebut, yang
biasanya dinyatakan sebagai faktor respon detektor. Faktor respon detektor
berhubungan dengan kemampuan detektor untuk mendeteksi setiap komponen
yang terelusi dari kolom.
III. Percobaan
a. Alat dan Bahan
Etanol p.a
Propanol p.a
Butanol p.a
Cuplikan
Aquadest
Alat suntik ukuran 10µL
Pipet ukur 1mL, 5 mL, 10mL
Labu takar 25 mL
Bola isap
b. Prosedur Kerja
3.2.1 Menyalakan GC dan Detektor FID
Menghubungkan alat GC
dengan sumber listrik
Nyalakan GC
Menekan tombol DET, pilih A lalu on. Membuka tabung udara tekan
dan gas H2. Membuka tombol AIR pada GC. Menekan tombol IGN
FID, memutar tombol gas H2. Menghentikan putaran tombol gas H2
dan melepaskan tombol IGN FID pada GC.
Menyalakan Integrator
c. Data Literatur
Senyawa Titik didih (oC) Berat Jenis (gram/L)
Etanol 78,5 0,79
Propanol 97,4 0,80
Butanol 117,2 0,81
d. Suhu Isoterm
INIT TEMP = 100oC
RATE =0
FINAL TEMP =100 oC
OVEN TEMP =100 oC
Senyawa Isoterm (o C)
RT (menit)
Etanol 0,92
1,12
Propanol
Tidak ada
Butanol
e. Suhu terprogram
INIT TEMP = 75oC
RATE =5
FINAL TEMP =125 oC
OVEN TEMP =100 oC
Senyawa Terprogram (o C)
RT (menit)
Etanol 1,00
Propanol 1,33
Butanol 2,00
Campuran:etanol 0,95
1,20
Propanol
1,77
Butanol
f. Analisis Kualitatif
INIT TEMP = 75oC
RATE =5
FINAL TEMP = 125 oC
Senyawa Jumlah RT
puncak Etanol Propanol Lain-
lain
Standar 1 2 0,91 1,09 -
(Etanol 0,8mL dan
Propanol 2,5 mL)
Standar 2 2 0,94 1,11 -
(Etanol 1,5mL dan
Propanol 2,5 mL)
Standar 3 2 0,93 1,09 -
(Etanol 2,2mL dan
Propanol 2,5 mL)
Standar 4 2 0,92 1,10 -
(Etanol 3,0mL dan
No Kromatogram
Propanol 2,5 mL) Larutan RT
1 Standar 5 2 0,90Etanol
1,07 - 1,00
(Etanol 3,8mL dan
Propanol 2,5 mL)
Parfum 2 0,92 1,09
(Etanol 0,1mL dan
Propanol 0,1 mL)
2 Propanol 1,33
3 Butanol 2,00
4 Campuran
Etanol 0,95
propanol 1,20
butanol 1,77
Area RT
Larutan Uji Area Etanol Area Butanol
Propanol
Etanol 8,2894x107 - - 1,00
Propanol - 1,3651x108 - 1,33
Butanol - - 1,6268x108 2,00
Sampel 5,2511x107 6,4243x105 - 0,95 & 1,57
Konsentrasi Sampel (Parfum)
0.4500
f(x) = 0.72 x − 0.04
0.4000
0.3500
A etanol : A propanol
0.3000
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
25% 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70% 75%
Konsentrasi etanol