Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampu

“ Dra. Risma, M.Pd”

“ Intelegensi, bakat dan minat ”

KELOMPOK 3

Amanda Savira (4203141007)

Salsa Cheche Arinda ( 4203341040)

Yassara Risky Putri Dianty ( 4203141040)

JURUSAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN BIOLOGI

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dimana atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam hal untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita mengenai“kesiapan belajar berdasarkan teori Bronfenbenner,
Atribusi dan karakter berdasarkan perkembangan social, psikososial dan moral”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari
apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
di masa yang akan datang. Karena dengan mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran dan kritik yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata –
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 5 Maret 2021

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Intelegensi ialah kemampuan menunjukkan fikiran dengan jernih, pengetahuan
mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil keputusan dengan tepat,
kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal. Intelegensi merupakan suatu
hal yang sebagian besar tergantung dasar dan bawaan seseorang. Sedangkan minat
adalah suatu kekuatan seseorang pada hal tertentu dimana ia akan termotivasi untuk
mempelajari dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Dan bakat adalah anugrah yang
harus dikembangkan secara maksimal.Setiap manusia yang lahir pasti mempunyai
bakat karna bakat merupakan bawaan dari lahir yang harus dikembangkan dengan
maksimal. Seperti halnya bakat, kreativitas yang dimiliki oleh seseorang juga
merupakan anugrah yang harus di gunakan secara tepat sasaran.
Kreativitas baik untuk pengembangan diri maupun untuk pembangunan
masyarakat, dan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Kreativitas
selalu berada dibelakang sebuah penemuan besar antara intelegensi, minat dan
bakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan intelegensi, minat dan bakat?
2. Apakah ada perbedaan dari intelegensi,minat dan bakat?
3. Apakah ada keterkaitan antara intelegensi,minat dan bakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, ciri, faktor yang mempengaruhi dari intelegensi,minat dan
bakat.
2. Dapat membedakan antara intelegensi,minat dan bakat
3. Dapat mengetahui apa keterkaitan antara intelegensi, minat dan bakat.
BAB II

PEMBAHASAN

INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT

INTELEGENSI

A. Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa latin yaitu intelligentia yang berarti kekuatan akal
manusia. Intelegensi berarti kecerdasan. Intelegensi adalah kemampuan untuk
memperoleh berbagai informasi abstrak, menalar serta bertindak secara efisien dan
efektif. Intelegensi bisa juga di artikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah atau produk yang dinilai di dalam satu atau lebih latar budaya.
Intelegensi adalah kemampuan bawaan sejak lahit yang memungkinkan
seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi juga bisa dikatakan
sebagai suatu kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuian
terhadap suatu situasi atau masalah kemampuan yang bersifat umum tersebut
meliputi berbagai jenis psikis sepert bstrak, berpikir mekanis, matematis,
memahami, mengingat bahasan dan sebagainya.
Definisi lain tentang intelegensi beberapa ilmuwan menjelaskan bahwa intelegensi
ialah suatu kemampuan umum yang merupakan suatu kesatuan. Yang lainnya
berpendapat bahwa intelegensi bergantung pada banyaknya kemampuan yang
saling terpisah, ilmuan lain berpendapat bahwa :
1. Charles Sperman, ia berpendapat bahwa intelegensi merupakan kemampuan
yang tunggal. Dia menyimpulkan bahwa semua tugas dan prestasi mental
hanya menuntut dua macam kualitas saja yaitu intelegensi umum dan
keterampilan individu dalam hal tertentu.
2. L.L. Thurstone, adalah seorang ahli di bidang listrik di amerika yang kemudia
menerjunkan diri dalam pembuatan tes, lebih menekankan aspek terpisah-
pisah dari intelegensi. Dia menyatakan dengan tegas bhawa intelegensi umum
dari tujuh kemampuan yang di dapat dibedakan dengan jelas yaitu :
a. Untuk menjumlah, mengurangi, mengalihkan dan membagi
b. Menulis dan berbicara dengan mudah
c. Memahami dan mengerti makna kata yang diucapkan
d. Memperoleh kesan akan sesuatu
e. Mampu memecahkan persoalan dan mengambil pelajaran dari pengalaman
lampau
f. Dengan tepat dapat melihat dan mengerti hubungan benda dalam ruang
g. Mengenali objek dengan tepat dan cepat
3. William Stren, mengemukakan intelegensi apalah kesanggupan jiwa untuk
dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru
dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.
4. Menurut Prof. Kohnstermm,intelegensi itu dapat di kembangkan, tetapi
memenuhi syarat-syarat tertentu dan hanya mengenai segi kualitasnya saja.
5. Prof. Waterink, seorang mahaguru di amsterdam yang menyatakan bahwa
menurtu penyelidikan belum dapat di buktikan bahwa intelegensi dapat
diperbaiki atau dilatih.
B. Teori-teori Intelegensi
Pendefinisian intelegensi memang tidak terlepas dari yang namanya teori-teori
intelegensi. Berikut teori0teori yang berkaitan dengan intelegensi:
1. Teori Uni Faktor
Enurut teori ini intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum, oleh
karena itu , cara kerja intelegensi juga bersifat umum.
2. Teori Two Faktor
Pada tahun 1904 seorang ahli matematika bernama Charles Spearman,
mengajukan sebuah teori tentang intelegensi. Spearman mengembangkan teori
intelegensi berdasarkan suatu faktor mental umum yang diberi kode G serta
faktor-faktor spesifik yang di beri tanpa S menentukan r=tindakan-tindakan
mental untuk mengatasi permasalahan.
3. Teori Multi Faktor
Menurut teori ini intelegensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural
antara stimulus dan respon
4. Teori Primari Mental Ability
Menurtu teori ini intelegensi merupakan independen serta menjadikan fungsi-
fungsi pikiran yang berbeda atau berdiri sendiri.
5. Teori Sampling
Teori ini disempurnakan dari berbagai kemampuan sampel. Dunia berisikan
berbagai bidang pengalaman itu terkuasai oleh pikiran manusia tetapi tidak
semuanya.
C. Faktor-faktor yang mempenaruhi intelegensi
1. Pembawaan, ada sebagian kalangan yang berpendapat bahwa faktor genetik dapat
memperngaruhi taraf intelegensi seseorang, Artinya jika kedua orang tua memiliki
intelegensi, besar kemungkinan anaknya memiliki intelegensi tinggi pula.
2. Kematangan, Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap prgan dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
3. Pembentukan, ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang memperngaruhi
perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja dan
pembentukan tidak sengaja.
4. Minat dan pembawaan khas, minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
5. Kebebasan , berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode. Metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih
metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
6. Lingkungan , walaupun ada ciri0ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir,
ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti.

BAKAT

A. Pengertian bakat
Beberapa pengertian bakat menurut para ahli yaitu :
1.      Menurut S.C. Utami Munandar (1985)
Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai
potensi yang masih perlu di kembangkan dan di latih agar dapat terwujud. Berbeda
dengan bakat, “ kemampuan” merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan
sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan suatu
tindakan (performance) dapat di lakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan
latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di masa  yang akan
datang.
2.      Kartini Kartono (1979)
Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama
dari kehidupannya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian,
kecakapan dan keterampilan khusus tertentu. bakat bersifat laten potensial (dalam
arti dapat mekar berkembang) sepanjang hidup manusia dan dapat di aktifkan
potensinya.
3.      Suganda Purbakatja (1982)
Bakat sebagai “benih dari suatu sifat, yang baru akan nampak nyata, jika mendapat
kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang”.
4.      Dyke Bingham (dalam Ny. Moesono : 1989)
Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan
seseorang untuk mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai
pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon, misalnya kemampuan
berbahasa, kemampuan mengarang lagu dan lain-lain.
5.      Sarlito Wirawan Sarwono (1979)
Bakat adalah kondisi dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu
latihan khusus mencapai kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat di tarik kesimpulannya
bahwa bakat adalah :
1.      Bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
2.      Bakat tidaklah diturunkan semata, tetapi merupakan interaksi dari faktor
keturunan dan faktor lingkungan, artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan
berkembang melalui proses belajar, dan memiliki ciri khusus.
3.      Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu
mencapai prstasi tinggi dalam bidang itu. Jadi prestasi sebagai perwujudan bakat
dan kemampuan.
4.      Bakat mencakup cirri-ciri yang dapat member kondisi atau suasana
memungkinkan bakat tersebut terealisasi, termasuk intelegensi, kepribadian,
interes, dan keterampilan khusus. Bakat adalah suatu kapasitas adalah potensi
kemampuan untuk berkembang.

B. Jenis-jenis bakat

1. Bakat Umum

Bakat umum adalah kemampuan yang memang berupa petensi dasar yang sifatnya sudah
umum. Bisa juga diartikan bahwa bakat umum ini dimiliki oleh semua orang dan sudah
menjadi hal yang lumrah.

2. Bakat Khusus

Bakat khusus adalah kemampuan yang mana memang berupa potensi khusus yang
dimiliki oleh seseorang. Bisa juga diartikan bahwa tidak semua orang memilikinya.
Misalnya bakat olahraga, seni, kepemimpinan, publik speaking dan masih banyak yang
lain. Bakat khusus ini terdiri dari beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

 Bakat verbal – yaitu bakat yang ditunjukkan dengan konsep dalam bentuk kata kata
 Bakat Numerial – bakat mengenai konsep dalam bentuk angka atau matematik
 Bakat Skolastik – Bakat ini adalah kombinasi dari kata dan angka. Bakat ini meliputi
kemampuan dalam menalar, berpikir, mengurutkan, meciptakan hipotesis, pandangan
hidup yang bersifat rasional dan lain – lain. Bakat seperti ini biasanya di temukan oleh
seorang akuntan, ilmuwan, pemrograman dan lain sebagainya.
 Bakat Abstrak – Bakat seperti ini bentuknya bukan angka ataupun kata, tetapi lebih
ke bentuk pola, rancangan, ukuran, bentuk serta posisi posisinya.
 Bakat Mekanik – Bakat ini biasanya dalam bentuk prinsip umum IPA, tata kerja, alat
alat dan lain sebagainya.
 Bakat Relasi Ruang  (Spasial) – Bakat ini digunakan dalam mengamati dan
meceritakan pola 2 dimensi maupun berfikir 3 dimensi. Bakat ini biasanya membuat
seseorang memiliki sifat peka yang tajam dalam detail visual. Biasanya bakat ini
dimiliki oleh fotografer, artis, pilot, arsitek dan profesi yang lainnya.
 Bakat Ketelitian Klerikal – Bakat ini berupa tulis menulis, meramu dan
laboratorium dan lain sebagainya.
 Bakat Bahasa – Bakat ini merupakan bakat penalaran analisisi bahasa. Contoh
bidang yang merupakan asal dari bakat bahasa adalah penyiaran, editing, hukum,
pramuniaga, jurnalistik dan lain sebagainya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat


Kebakatan anak juga harus di asa dan diperdalamkan lagi. Misalnya anak bakat
bermaian piano, dari situ orang tua juga bisa mengeleskan anak untuk bisa
memperluasasekilnya dalam bidang bermaian piano.

Dari paparan yang diatas kita juga harus mengetahui apa saja faktor yang
memperluaskan kebakatan anak.

1. Faktor genetic: kita dapat mulai mengenali faktor otak yang lebih dominan pada
anak. Misalnya bahasa, angka,analisa, logika, urutan, hitunga, dan detail, itu
adalah dari otak kiri. Sedangkan otak kanan menggambar, kreativitas, seni,
konseptual, dimensi,emosi dan imajinasi.
2. Faktor kepribadian: setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
menjadikan anak tersebut pribadi yang unik.
3. Faktor lingkungan keluarga: salah satu faktor yang terpenting yang menentukan
perkembangan seorang anak.
4. Faktor lingkungan sekolah: anak dapat melihat dan menumbuhkan bakat serta
minatnya.
5. Faktor lain-lain: tugas sebagai orang tua atau orang yang terdekat mefasilitasi
anak dengan sarana dan prasaranan yang tepat agar anak dapat mengembarkan
bakatnya secara maksimal. Jadi orang tua harus memahami.
MINAT

A. Pengertian Minat

Menurut Stiggins (Ikbal, 2011:12) menyatakan bahwa minat merupakan

salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan

seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi

perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi

pikiran dan tindakan seseorang. Dimensi afektif ini mencakup tiga hal penting

yaitu (1) berhubungan dengan perasaan mengenai obyek yang berbeda; (2)

perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke kubu
yang berlawanan, tidak positif dan tidak negatif; (3) berbagai perasaan yang

memiliki intensitas yang berbeda, dari kuat ke sedang ke lemah.

Aiken (1994) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap

kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai

nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya (Anastasia dan

Urbina, 1997). Menurut Semiawan (Susilowati, 2010:29), Minat adalah suatu


keadaan mental yang menghasilkan responterarahkan kepada suatu situasi atau
obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers).
Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang
mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Menurut
Sandjaja (Ikbal, 2011:13) minat merupakan suatu kecenderungan yang
menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-
aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap
aspek-aspek lingkungan. Selain itu, minat juga merupakan kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa
senang. Menurut Widyastuti (Ikbal, 2011:12) menyatakan minat adalah keinginan
yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.

B. Ciri-ciri minat

Dari beberapa pengertian minat, diketahui bahwa minat memiliki ciri-ciri dan
karakteristik tertentu yang akan membedakan dengan pengertian lain seperti
motivasi,dan dorongan emosional lainnya. Menurut Crow&Crow (Hurlock, 1994:
215) ciri-ciri minat antara lain :

a. Perhatian terhadap obyek yang diminati secara sadar dan spontan, wajar
tanpa paksaan. Faktor ini ditunjukkan dengan perilaku tidak goyah oleh
orang lain selama mencari barang yang disenangi. Artinya tidak mudah
tebujuk untuk berpindah ke selainnya.

b. Perasaan senang terhadap obyek yang menarik perhatian. Faktor ini


ditunjukkan dengan perasaan puas setelah mendapatkan barang yang
diinginkan.

c. Konsistensi terhadap obyek yang diminati selamaobyek tersebut efektif


bagi dirinya.

d. Pencarian obyek yang diminati, faktor ini ditunjukkan dengan perilaku


tidak putus asa untuk mengikuti model yang diinginkan.

e. Pengalaman yang didapat selama perkembangan individu dan bersifat


bawaan, yang dapat menjadi sebab atau akibat dari pengalaman yang lalu,
individu tertarik pada sesuatu yang diinginkan karena pengalaman yang
dirasa menguntungkan bagi dirinya.

Dengan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa minat diperoleh dari

adanya konsistensi terhadap obyek secara sendiri, spontan, wajar dan tanpa

paksaan. Adanya konsistensi tersebut diperoleh dari pengalaman yang


diperoleh

selama masa perkembangan individu dan tidak bersifat bawaan.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Banyak hal yang dapat mempengaruhi minat, baik dari individu maupun
lingkungan masyarakat, Crow&Crow dalam (Susilowati, 2010:32).

1. Faktor dorongan dari dalam (Internal), merupakan faktor yang


berhubungan dengan dorongan fisik, motif, mempertahankan diri dari rasa
lapar, rasa takut, rasa sakit dan sebagainya. Jika individu merasa lapar ini
akan menimbulkan minat untuk mencari makan.

2. Faktor motif sosial, merupakan faktor yang membangkitkan minat untuk


melakukan aktifitas demi memenuhi kebutuhan sosial, seperti contoh
kebutuhan Hunting Foto demi memenuhi tugas pameran, dan sebagainya.

3. Faktor emosional, atau perasaan. Faktor faktor ini dapat memacu minat
individu, apabila menghasilkan emosi atau perasaan senang, perasaan ini
akan membangkitkan minat dan memperkuat minat yang sudah ada.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat bersifat pribadi
yang berkembang dimulai sejak kanak-kanak yang tertanam dalam diri individu
ataupun dari lingkungan masyarakat.

PERBEDAAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT

Intelegensi dan Bakat merupakan kemampuan yang berasal dari hereditas (pembawaan).
Cepat atau lambatnya seseorang misalnya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
dipengaruhi tingkat intelegensinya dan bakatnya. Akan tetapi tingkat intelegensi seseorang
dapat berubah karena dipengaruhi faktor-faktor tentu, misalnya orang yang rajin mengasah
kemampuan akademiknya dengan berlatih terus menerus akan mengalami peningkatan IQ.
Sedangkan bakat akan terus ada dalam diri seseorang, apakah ia latih atau tidak
kemampuan bakat seseorang akan selalu sama (bersifat permanen). Intelegensi dan bakat
merupakan kemampuan yang berasal dari genetik, sementara minat merupakan
kemampuan yang berupa kemauan seseorang yang tinggi terhadap sesuatu yang
dipengaruh oleh lingkungannya. Minat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sebab dapat
berubah karena perubahan trend maupun perubahan hobby seseorang (berorientasi pada
hobby). Akan tetapi minat akan berpengaruh besar dalam perkembangan intelegensi dan
bakat seseorang sebab dengan memiliki minat akan membangkitkan motivasi seseorang
dalam mengasah kemampuan yang ada pada dirinya.

Maka berdasarkan penjelasan diatas maka point-point perbedaan dan persamaan


intelegensi, bakat dan minat dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut :

Intelegensi Bakat Minat


Pembawaan (Hereditas) Pembawaan (Hereditas) Lingkungan
Lepas dari aspek suka atau Lepas dari aspek suka atau Orientasi pada hobi/
tidak suka tidak suka kesukaan semata
Permanen, tetapi dapat
Tidak mudah berubah dan Mudah berubah sesuai
berubah jika dipengaruhi
bersifat permanen dengan tren yang ada
faktor-faktor tertentu
Genetik lebih dominan Genetik lebih dominan Genetik tidak dominan
Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan
Tidak selalu berdasarkan
Membutuhkan motivasi Membutuhkan motivasi
motivasi
KETERKAITAN INTELEGENSI, BAKAT DAN MINAT DALAM PROSES
BELAJAR SISWA

Intelegensi, bakat dan minat pada hakikatnya memiliki persamaan dalam konsep
perkembangan. Intelegensi dan bakat yang tidak diasah atau dilatih tidak akan mengalami
kemajuan. Sementara tanpa adanya minat dalam mengembangkan intelegensi dan bakat
akan mempengaruhi perkembangan atau tidak akan mengalami kemajuan sama sekali
sebab minat merupakan indikator motivasi anak didik dalam mempelajari dan
menunjukkan kinerja yang tinggi dalam proses belajar. Bakat akan sulit berkembang
dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang
berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni, misalnya seni, musik, hitung menghitung,
bahasa, dan lain-lain merupakan hasil interaksi antara bakat bawaan dan faktor lingkungan
serta didukung dengan faktor kepribadian dan sikap kerja seseorang.

Intelegensi, bakat dan minat memiliki hubungan satu sama lain, dimana jika salah
satunya tidak terpenuhi maka akan mempengaruhi yang lain. Hal ini dapat kita cermati dari
hasil penelitian Heller, Monks, dan Passow (Wimbarti : 2000), bahwa dari 100 anak yang
memiliki IQ tinggi di California yang diteliti sejak tahun 1920 hingga sekarang diantara
mereka ada yang menjadi orang terkenal, diantaranya senator, sebagian menerima hadiah
nobel untuk Iptek, menjadi bintang film terkenal, sutradara tersohor, novelis dan lain-lain.
Namun ada juga diantara mereka yang menjadi pembersih kantor, tukang sapu jalan, dan
pekerja kasar lainnya. Dengan demikian orang-orang yang memiliki kemampuan IQ yang
tinggi tidak selamanya akan berhasil dalam hidupnya. Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Harjito dkk., (1993) pada siswa SMA di Indonesia yang memperoleh
prestasi belajar rendah atau yang mempunyai permasalahan kesukaran belajar di sekolah.
Hasilnya menunjukkan tidak selamanya siswa yang memiliki prestasi belajar rendah dan
memiliki kesukaran belajar berasal dari siswa yang memiliki inteligensi rendah. Kenyataan
menunjukkan beberapa siswa yang memiliki IQ diatas rata-rata memiliki prestasi belajar
yang rendah dan beberapa memiliki permasalahan dalam belajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa Intelegensi, bakat dan minat pada peserta didik harus
dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Sebab ketiganya memiliki keterkaitan satu
sama lain. Seorang anak didik yang tahu akan kapasitas intelegensi, bakat dan minatnya
sejak dini akan mampu menjadikan bakat tersebut sebagai bekal untuk memperoleh
kekuatan saat mereka dewasa nanti dan akan membuka peluang bagi mereka untuk
menjadi orang yang sukses. Adapun guru sebagai fasiliatator pembelajaran yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa sebaiknya dapat mengenali kemampuan
seperti apa yang dimiliki oleh siswanya.

Untuk meningkatkan kemampuan intelegensi, bakat dan minat peserta didik dengan
baik maka seorang pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dorongan. Dorongan secara berlebihan (pemaksaan) pada anak didik dapat melunturkan
motivasi anak untuk mengembangkan diri mereka.
2. Pujian. Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi dapat membawa anak terjebak ke dalam
sikap lupa diri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan memahami kapasitas tentang integensi, minat dan bakat seorang
anak didik, seorang guru dapat merancang model pembelajaran seperti apa
yang akan sesuai dengan kemampuan peserta didiknya. Dan dapat
meningkatkan minat dan motivasi yang tinggi untuk proses belajar peserta
didik, Proses pembelajaran yang di landasi oleh pemahaman terhadap
peserta didik juga dapat mengembangkan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Peran guru dalam mengenali potensi peserta didik yatu dengan memebrikan
kepercayaan, dukungan, kesempatan, sarana dan prasarana untuk peserta
didik dalam mengembangkan potensinya kemudian beri penghargaan
kepada peserta didik yang telah berprestasi karena intelegensi , bakat dan
minat yang di miliki peserta didik.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan juga masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini dapat di katakan sempurna dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Milfayetty, Sri., 2018., Psikologi Pendidikan., Medan : Unimed Press

Maunah, Binti., 2014., Psikologi Pendidikan., Yogyakarta : Lingkar Media Yogyakarta

Z Ahsan. 2012 BAB II Kajian Teori : Pengertian Minat ( diakses dari http://etheses.uin-
malang.ac.id/2612/6/05410051_Bab_2.pdf Pada hari Jumat, 2 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai