Anda di halaman 1dari 12

FARMAKOLOGI DASAR

Kemoterapi/ antimikroba
I.Antiprotozoa
Pendahuluan
Infeksi protozoa sering terjadi dalam masyarakat negara-negara terkebelakang dan subtropis
dimana kondisi kesehatan, pembasmian vector transmisi belum sempurna
Banyak mikroorganisme selain bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Protozoa adalah mikroorganisme bersel satu dapat menyebabkan infeksi pada sirkulasi darah,
saluran pencernaan dan kandung kemih.
Infeksi akibat protozoa yang paling terkenal adalah disentri, malaria dan trikomoniasis.
Protozoa masuk kedalam tubuh terutama melalui saluran pencernaan (GI) bersama makanan
dan minuman yang tercemar, tetapi dapat juga melalui vektor seperti nyamuk atau melalui
hubungan sexual (Trichomonas)
Adanya infeksi protozoa ditandai dengan gejala seperti diare dan gatal-gatal yang sering
diabaikan dan dianggap tidak berbahaya. Pada orang-orang dengan kondisi khusus, seperti
penderita diabetes, kanker, lansia dan anak-anak dapat mengancam kehidupan (berbahaya)
karena dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan elektrolit.
Malaria dapat menyebab kan perubahan fisiologi yang dampaknya sangat dipengaruhi oleh
tahapan infeksi. Infeksi plasmodium penyebab malaria ditandai dengan menggigil yang
berulang, panas tinggi, berkeringat, dan jaundis (kekuning-kuningan).
Dalam hal ini akan dibahas obat-obat utuk infeksi karena protozoa seperti malaria, diare
(disentri amuba), serta infeksi oleh parasit cacing.

II. Malaria.
Malaria merupakan penyakit protozoa yang paling penting dan paling luas penyebarannya
dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang penting.
Malaria adalah infeksi protozoa pada sirkulasi sistemik (darah) dan hati. Malaria disebabkan
oleh protozoa bersel satu yang disebut sebagai plasmodium. Ada lebih dari 50 spesies parasit
plasmodium di dunia, tetapi ada 4 spesies plasmodium yang dapat menginfeksi manusia
yaitu:1. Plasmodium malariae penyebab malaria kuartana
2. Plasmodium ovale
3. Plasmodium vivax penyebab Malaria tertiana paling sering menginfeksi manusia
4. Plasmodium falciparum penyebab Malaria tropika yang paling berbahaya yang
sering menyebabkan kematian .
Ketiga jenis malaria ini ditularkan dengan gigitan nyamuk Anopheles betina Untuk memilih
obat yang tepat terhadap infeksi malaria diperlukan pemahaman tentang tahap-tahap
perkembangan infeksi yang meliputi:
*tahap masuknya plasmodium melalui saliva nyamuk (sprozoit) akan masuk ke sirkulasi
darah
*tahap maturasi sporozoit dalam sel hepar (fase eksoeritrosit primer)
*tahap multiplikasi dalam sel darah merah yang dapat menyebabkan lisis (haemolisis) yang
ditandai dengan menggigil dan panas tinggi.
*penyebaran infeksi melalui gigitan nyamuk
*tahap reinfeksi P vivax dan P ovale dapat tinggal dalam sel hepar (laten), sehingga
seseorang yang terkena malaria jenis ini dapat kambuh tanpa tertular Plasmodium dari luar.
Beberapa antimalaria berguna untuk terapi pencegahan (propilaksis), terapi akut
(menggigil dan demam), lihat tabel 1. Obat seperti kloroquin, kuinin dan mefloquin dapat
membunuh parasit dalam sel darah merah sehingga berfungsi untuk menghambat
pembelahan.
Penyembuhan terjadi jika antimalaria dapat mengeleminasi protozoa dalam semua jaringan
, terutama pada sel darah merah dan hepar.
1. Mekanisme Kerja Antimalaria
Semua antimalaria adalah protozoidal yang bekerja melalui penghambatan metabolisme
dan replikasi protozoa. Pirimetamin menghambat konversi asam folat menjadi asam folinat,
sedangkan sulfadoksin sebagai antimetabolit terhadap PABA ( menghambat pemanfaatan
PABA) yang digunakan untuk sintesa asam folat.
Hambatan sintesis asam folinat akan menyebabkan blokade sintesa asam nukleat yang akan
digunakan dalam sintesa DNA, RNA dan protein demi kelangsungan hidupnya.
Primakuin terakumulasi dan berikatan secara langsung dengan komponen DNA sehingga
mengganggu proses sintesis protein yang sangat esensial dalam protozoa.
Keuntungan primakuin dengan cara kerja yang demikian adalah bermanfaat pada semua
tahap infeksi atau perkembangan parasit malaria, mulai dari gametosit, sporontosit, imatur,
matur dan pada semua lokasi baik pada sel darah merah atau jaringan hepar. Sehingga
primakuin sangat bermanfaat untuk eradikasi (menghilangkan) protozoa dan kecil
kemungkinan menyebabkan relap (kambuh).
Kadang pasien intoleran terhadap satu atau beberapa antimalaria dan ada plasmodium yang
resisten terhadap antimalaria tertentu. Kondisi tersebut menyebabkan pemilihan obat menjadi
sulit. Sering terjadi Plasmodium falciparum resistensi terhadap kloroquin.
Jika ini terjadi, kuinin, doksisiklin dan antagonis asam folat (sulfadoksin) dapat digunakan
sebagai terapi pilihan (awal), baik tunggal atau kombinasi.
2. Pemberian Obat
Sedapat mungkin obat diberikan sebagai propilaksis ketika seseorang akan bepergian ke
daerah endemik malaria. Obat untuk terapi akut umumnya di berikan secara oral dalam waktu
relatif singkat ( 2 hari – 2 minggu).
Untuk propilaksis pemberian lebih panjang sampai 6 minggu. Seseorang yang berencana
pergi ke daerah endemik sebaiknya diberikan antimalarian1-2 minggu sebelum tiba ditempat
tujuan. Pengobatan dilanjutkan 4-6 minggu setelah meningggalkan daerah endemik.
3. Efek Yang merugikan
Efek samping yang berkaitan dengan penggunaan obat malaria jarang serius tetapi akan
meningkat kejadiaannya seiring peningkatan dosis dan lama penggunaan. Efek Samping
(ES) yang mungkin timbul adalah mual, diare, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo.
Kuinin mungkin menimbulkan sinkonism, yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan
stimulasi SSP, telinga berdengung dan sakit kepala. Primakuin menyebabkan anemia
hemolitika pada orang yang mengalami defisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase
(G6PD).
Tabel 1 Obat untuk terapi Malaria

Nama Penggunaan Dosis Dewasa


obatgenerik obat
Doksisiklin Propilaksis 100 mg /hari, 1-2 hari sebelum terpapar sampai 4
minggu setelah perjalanan dari daerah endemik
Hidroklorokuin Akut dan Awal 600 mg, kemudian 300 mg / minggu
propilaksis sebelum terpapar sampai 4 minggu setelah
meninggalkan area endemik
Klorokuin Akut dan 300 mg/minggu, 2 minggu sebelum terpapar
propilaksis sampai 4 minggu setelah meninggalkan area
endemik
Kuinin Akut Sebagai sediaan tunggal atau kombinasi dengan
sulfadoksisiklin,260-650 mg setiap 8 jamselama
6-12 hari
Meflokuin Akut dan Dosis tunggal dengan 5 tablet beserta 0,8 L air,
profilaksis diikuti 250 mg/minggu sebelum terpapar sampai
4 minggu setelah meningggalkan area endemik.
Pirimetamin Propilaksis 25 mg setiap minggu hingga hingga 10 minggu
Primakuin Akut dan 15 mg selama 14 hari
propilaksis
Sulfadoksin Akut dan 2-3 tablet/ hari
(500 mg) dan resistensi
Pirimetamin (25 kloroquin
mg) Propilaksis 1 tablet / minggu sampai 6 minggu setelah
meninggalkan daerah endemik
Preparat antimalaria:
#.Klorokuin:
Obat ini tidak digunakan rutin karena efek samping agranulisitosis yang fatal dan toksik pada
hati.Memperlihatkan efek anti radang.Aktivitas antimalaria sangat tinggi terhadap P. vivax,
P. malariae, P. ovale.Absorpsi klorokuin setelah pemberian oral terjadi lengkap dan cepat,
makanan mempercepat absorpsi. Kadar puncak plasma dicapai setelah 3-5 jam ± 55%
#Pirimetamin
Bentuk bubuk putih, tidak berasa, tidak larut dalam air, sedikit larut dalam HCl. Mekanisme
kerja: Pirimetamin menghambat enzim dihidrofolat reductase plasmodia pada kadar yang
jauh lebih rendah dari pada yang di perlukan untuk menghambat enzim yang sama pada
manusia.
Resistensi terhadap pirimetamin dapat terjadi pada penggunaan yang berlebihan dan jangka
lama..Resistensi terjadi akibat mutasi pada gen-gen yang menghasilkan perubahan asam
amino sehingga mengakibatkan penurunan afinitas terhadap enzim d ihidrofolat reductase
plasmodia.
Obat ini ditimbun di ginjal, paru, hati dan limpa, kemudian diekskresikan lambat dengan
waktu paruh ± 4 hari. Metabolit diekskresikan melalui urin
#Primakuin
Garamdifosfat yang tersedia di pasar larut dalam air dan relative stabil sebagai larutan, sedikit
mengalami dekomposisi bila terkena sinar atau udara.Manfaat klinik yang utama ialah
penyembuhan radikal malaria vivaks dan ovale, karena bentuk laten jaringan plasmodia dapat
dihancurkan oleh primakuin
# Meflokuin
Digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria yang resisten klorokuin dan Plasmodium
falciparum yang resisten dengan banyak obat.Meflokuin diserap baik di saluran cerna dan
banyak terikat pada protein plasma.Kadar dalam jaringan, terutama hati dan paru bertahan
tinggi untuk beberapa lama.
Ekskresi dalam bentuk metabolit ,terutama melalui feses dan hanya sedikit melalui urin. ES
mual, muntah, nyeri abdomen, diare, sakit kepala, pusing yang sering terjadi. Efek toksis
cenderung berkaitan dengan dosis.

III. ANTELMINTIK
Anthelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyakan obat cacing efektif
terhadap satu macam cacing,sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan
obat tertentu.
Kebanyakan obat cacing diberikan secara oral, pada saat makan atau sesudah makan
.Beberapa obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.
Infeksi karena cacing masih merupakan penyebab kematian yang cukup besar dan penyebab
kekurangan gizi diseluruh dunia terutama di negara berkembang.
Parasit ini sampai kesaluran GI bersama makanan, minuman dan tanah yang terkontaminasi
telur cacing lalu tertelan.
Telur selanjutnya menetas dan berkembang biak di intestinal atau bermigrasi ke jaringan.
Cacing sering terbawa feses ketika terjadi infeksi yang berat. Selain di intestinal cacing juga
dapat hidup di jaringan dan menyebabkan luka.
Infeksi cacing dapat ditandai dengan gejala seperti diare, mual, anoreksia, gatal-gatal dan
kram pada lambung.
Cacing tambang (Necator americanus) dan cacing pita (Taenia saginata) adalah 2 cacing
yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perforasi pada membran intestinal yang
berakibat pendarahan dan anemia.
Cacing yang sering menginfeksi manusia adalah Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
Enterobius (Oxyuris) vermicularis ( Cacing cambuk/ kremi). Taenia saginata (cacing pita
pada sapi), Taenia solium (cacing pita pada anjing), dan Necator americanus (cacing
tambang)
1.Mekanisme Kerja
Siklus hidup cacing dalam tubuh sangat tergantung pada koordinasi neuromuskuler,
produksi energi dan keutuhan/integritas mikrotubuler. Sehingga zat atau obat yang dapat
mengganggu salah satu dari ketiga hal di atas akan bermanfaat sebagai antelminik (obat
cacing).
Beberapa obat antelmintik bekerja dengan mengganggu terhadap salah satu atau dua dari ke
tiga hal di atas.
Kebanyakan antelmintik tidak terabsorbsi dengan baik di saluran pencernaan sehingga
memungkinkan kontak secara langsung dengan cacing. Antelmintik menyebabkan paralisis
(gangguan neuromuskuler atau integritas mikrotubuler) sehingga mengganggu pergerakan
cacing.
Antelmintik juga mengganggu metabolisme (produksi energi). Setelah cacing mengalami
paralisis dan lemah, maka dengan mudah cacing beserta telur akan terbawa ber- sama feses
ketika proses peristaltik berlangsung.
Kadang diberi laxantia untuk meningkatkan peristaltik saluran cerna guna mempercepat
pengeluaran cacing beserta telurnya.
Piperasin dan pirantel pamoat bekerja secara langsung mempengaruhi kontraksi otot cacing
dengan mekanisme yang berbeda. Piperasin menyebabkan paralisis dengan menghambat
kerja Ach .
Pirantel pamoat menginaktivasi asetilkolin esterase suatu enzim yang berfungsi untuk
mendegradasi Ach.
Hambatan degradasi Ach menyebabkan blokade depolarisasi neuromuskuler dan terjadi
paralisis. Pirantel meningkatkan Ach maka kedua obat tidak boleh diberikan secara
bersamaan.
2.Efek Yang Merugikan
Kebanyakan antelmintik dapat ditolerir dengan baik oleh manusia. Efek samping yang
timbul yaitu : mual, sakit kepala, demam, kram perut dan diare.
Pemberian antelmintik harus diperhatikan pada penderita gagal ginjal, gagal jantung,
hepatitis, wanita hamil dan anak-anak lebih sensitif.
Penggunaan antelmintik secara rutin perlu dipertanyakan efektivitasnya, mengingat pada
periode tertentu belum tentu seseorang terinfeksi cacing.
Bagi masyarakat yang penting adalah mengetahui bagaimana infeksi cacing terjadi dan
seperti apa tanda-tandanya.Tabel Obat-obat Antelmintik

Nama Cacing Dosis Obat paten


obatgenerik
Mebendazol Enterobius vermicularius Dosis tunggal 100 mg Gavox, 0,5 g
Ascaris lumbricoides 2 x 100 mg selama 3 hari Trivexan,0,15 g
Necator americanus 2 x 100 mg selama 3 hari Vercid,100 mg
(c.tambang)

Pranziquantel& Taenia saginata(c. pita) 20 mg/kgBB, 3 x sehari


Niklosamid Taenia solium selama 3 hari
Pirantel pamoat Enterobius vermicularis Dosis tunggal 11 mg/kg Bascing
Ascaris lumbricoides BB, maksimal 1 g / Combantrim
hari Quantrel
Thiabendazol Ascarislumbricoides 22 mg/kg BB, 2 x sehari
selama 2-3 hari
Dietil- Filariasis karena Hari ke-1, 50 mg, Filarzan tab
karbamasin Wuchereria bancofti, Hari ke-2, 3 x 50 mg
Brugiamalayi dan Hari ke-3, 3 x 100 mg
Onchocerca volvulus Hari ke-4, 14,6 mg/kg
BB/hari dibagi dalam 3
dosis

PreparatAnthelmintik
#Mebendazol
Antelmintik yang luas spektrumnya.Sangat efektif mengobati infestasi A lumbricoides, E
vermicularis, N americanus, berguna untuk mengobati infeksi campuran cacing tersebut.
Mebendazol hampir tidak larut dalam air dan rasanya enak.
Pemberian oral absorpsinya buruk.Waktu paruh ± 2-6 jam, diekskresi melalui urin. Absorpsi
mebendazol akan meningkat jika diberikan bersama makanan berlemak.

#Pirantel Pamoat
Dipasarkan sebagai garam pamoat berbentuk Kristal putih, tidak larut dalam :air, alcohol,
tidak berasa dan bersifat stabil. Efektif dalam dosis tunggal untuk T trichuria.
Pirantel Pamoat absorpsinya sedikit melalui usus dan sifat ini memperkuat efeknya yang
selektif pada cacing.
Ekskrsi pirantel pamoat sebagian besar bersama tinja, ± 15 % ekskresi bersama
urine.Indikasi :askariasis, ankilostomiasis, entrobiasis.

#Tiabendazol.
Berupa Kristal putih, tidak larut dalam air. Daya larut tergantung pH.Senyawa sedikit asam
atau basa ,senyawa ini mudah larut.Senyawa membentuk kompleks yang stabil dengan
sejumlah logam seperti Fe, tapi tidak mengikat Ca.
Merupakan anthelmintic derivate benzimidazol bersepektrum lebar dan efektif untuk
mengobati nematode pada manusia .
Efek samping .memberikan efek anoreksia, mual, muntah dan pusing. Pemberian dosis
besar pada tikus dan mencit memperlihatkan efek teratogenik

# Dietilkarbamazin
Merupakan obat obat pilihan pertama untuk filariasis . Dipasarkan sebagai garam sitrat,
bentuk Kristal, tidak berwarna , rasa tidak enak dan mudah larut dalam air.
Dietlkarbamazin menyebabkan hilangnya mikrofilaria W. bancofti, B. malayi dari
peredaran darah dengan cepat. Efek samping, pusing, nyeri sendi, anoreksia dan muntah,

#Prazikuantel
Prazikuantel berbentuk Kristal tidak berwarna dan rasanya pahit. Antelmintik bersepektrum
lebar dan efektif pada cestoda dan trematoda pada hewan dan manusia.
Pemberian oral absorpsinya baik. Kadar maksimal dalam darah tercapai dalam waktu 1-3
jam.
Metabolisme obat berlangsung cepat di hati melalui proses hidroksilasi dan konyugasi
sehingga terbentuk produk yang efek antelmintik kurang aktif. Waktu paruh obat 0,8-1,5
jam. Ekskresi sebagian besar melalui urin dan sisa melalui empedu.
Kadar obat dalam ASI adalah ¼ kali kadar plasma. Kontra indikasi :Tidak diberikan pada
wanita hamil dan menyusui .
Prazikuantel harus diminum dengan air sesudah makan dan tidak boleh dikunyah karena
rasanya pahit.

#Niklosamid
Mulai diperkenalkan tahun 1960 digunakan untuk mengobati cacing pita pada manusia dan
hewan. Cacing yang dipengaruhi akan dirusak sehingga sebagian skoleks dan segmen dicerna
dan tidak dapat ditemukan lagi dalam tinja. Niklosamid sedikit sekali diserap dan hampir
bebas dari efek samping, kecuali keluhan sakit perut. Cukup aman untuk pasien hamil.
Niklosamid tidak menggganggu fungsi hati, ginjal, darah dan tidak mengiritasi lambung.
Niklosamid tersedia dalam bentuk tablet kunyah 500 mg yang harus dimakan dalam keadaan
perut kosong.

IV. ANTIPROTOZOA yang lain


Ada beberapa protozoa yang sering menyebabkan infeksi pada manusia, yaitu
- Balantidium coli penyebab disentri
- Entamoeba histolytica penyebab amubiasis (disentriamuba ). Gambaran penyakit dapat
berupa: serangan amuba akut atau kronis berulang-ulang, dengan berbagai tahapan keluhan
pasien, mulai tanpa gejala , diare ringan sampai disentri hebat
- Giardia lambia penyebab giardiasis (diare)
- Trichomonas vaginalis penyebab infeksi genital pada wanita menyebabkan vaginitis,
vulvitis dan uretritis serta saat bersamaan fluor vaginalis.
Pada pria, infeksi berlangsung tanpa gejala. Untuk penanganan trikhomoniasis terutama
digunakan turunan nitroimidazol yang bekerja trikhomonasid yaitu: metronidazol,
nimorazol, tinidazol.
Yang penting yaitu pada saat bersamaan dilakukan pula penanganan terhadap mitra yang
bersangkutan.
Dua protozoa E histolytica dan G lambia yang paling sering menyebabkan disentri pada
manusia. Organisme di atas masuk ke saluran pencernaan melalui makanan dan minuman
lalu menyebabkan inflamasi, nyeri, kontraksi ketika buang air besar dan kecil yang disertai
nyeri dan diare (ciri disentri).
Ketika infeksi hanya terbatas pada usus halus, gejala utamanya adalah diare. Diare karena
protozoa potensial menyebabkan kehilangan air dan elektrolit (mineral) yang menyebabkan
pasien merasa lemah, lelah dan dehidrasi.
Entamoeba histolitica dapat menginfeksi jaringan hepar sehingga menyebabkan hepatitis
amubiasis, dapat terjadi luka (lubang) pada dinding hepar dan inflamasi serta terjadi
penumpukan pus (sekret).
Obat untuk antidisentri dan antiprotozoa yang lain adalah metronidazole, doksisiklin,
iodokuinol, paromisin, klorokuin, emetin dan dehidro-emetin.

1.Mekanisme Kerja obat


Flora normal(bakteri) di intestinal berperan penting dalam menyediakan nutrien bagi
protozoa untuk bertahan hidup.
Doksisiklin dan Paromisin menghancurkan flora normal di intestinal sehingga
mengganggu ketersediaan nutrient bagi protozoa.
Protozoa yang kelaparan akan sulit membelah sehingga mudah diinaktivasi oleh antibodi
dan dikeluarkan dari tubuh. Paromisin toksik secara langsung pada protozoa.
Metronidazol yaitu salah satu antiprotozoa berspektrum luas yang efektif untuk melawan
protozoa dan bakteri pathogen.
Metronidazol terdistribusi sangat baik pada banyak jaringan termasuk pada tulang, empedu,
intestinal dan hati yang mengalami abses.
Metronidazole dapat menembus plasenta dan terdistribusi pada fetus. Metronidazole tidak
dapat diberikan pada wanita hamil trisemester pertama.
2. Efek Yang Merugikan
Hampir semua amobisidal mempunyai efek samping seperti mual, muntah, kram lambung
dan diare. Efek samping metronidazol meliputi mual, diare rasa terbakar pada ureter atau
vagina dan sakit kepala.
Pasien yang menggunakan metronidazol dianjurkan tidak minum alkohol karena
metronidazol bersifat seperti disulfiram, yaitu menghambat enzim aldehid dehidrogenase
yang digunakan untuk memetabolisme asetaldehid (metabolit alkohol) menjadi asam asetat.
Hambatan enzim tersebut menyebabkan akumulasi asetaldehid yang akan memacu
timbulnya mual, muntal, sakit kepala dan hipotensi.
Tabel. Obat-obat untuk Infeksi Protozoa

Protozoa dan Lokasi Nama Obat Dosis Dewasa (mg)


Entamoeba histolytica Iodokuinol 3 x 650 selama 20 hari
(intestinal) Metronidazol 3 x (500-750) selama 5-10 hari
Doksisiklin Sekali sehari 100 mg sebagai terapi
tambahan amubiasis
Paromisin Sehari 25-35 mg/kg BB diberikan 3 x
selama 5- 10 hari
Entamoeba histoliytica (hati Klorokuin 1000 mg/hari selama 2 hari kemudian
dan dinding intestinal) dilanjutkan 500 mg/hari selama 3
minggu
Metronidazol 3 x 500-750 mg selama 5-10 hari
Giardia lamblia (intestinal) Metronidazol 3 x 250 mg /hari selama 1 minggu
Trichomonas vaginalis Metronidazol 2 g /hari untuk wanita dan 2 x 500 mg
(genitouri) untuk pria selama 1 minggu

Preparat antiprotozoa

#Metronidazol
Metronidazol berefek amubisid dan efektif terhadap Giardia lamblia.Absorpsi metronidazole
berlangsung dengan baik sesudah pemberian oral.
Waktu paruh antara 8-10 jam .obat ini di ekskresi melalui urin dalam bentuk asal dan
bentuk metabolit hasil oksidasi dan glukoronidasi. Metronidazol juga di ekskresi
melalui air liur, air susu, cairan vagina.

#Klorokuin
Klorokuin banyak di timbun dalam hati dan digunakan untuk pengobatan amubiasis
hati. Klorokuin digunakan untuk amuabiasis hati bila dengan metronidazole tidak
berhasil atau ada kontraindikasi dalam penggunaannya.

V. ANTIFUNGI = ANTIJAMUR
Dari segi terapi Infeksi jamur pada manusia dibedakan atas
1.infeksi sistemik, a. infeksi dalam (internal) misal; aspergilosis, blastomikosis,
koksidiomikosis, kriptokokosis, histoplasmosis, mukormikosis,
parakoksidiodomikosis.

b. infeksi subkutan. misal. kromomikosis, misetoma, sporotrikosis


2. infeksi dermatofit, disebabkan Trichophyton, Epidemophyton dan Microsporum yang
menyerang kulit, rambut dan kuku
3. infeksi mukokutan, disebabkan oleh candida, menyerang mukosa dan daerah lipatan kulit
yang lembab.
Kandiasis mukokutan disebabkan candida ,dalam keadaan kronis umumnya mengenai
mukosa kulit dan kuku
Jamur membelah atau berkembang biak lebih lambat dibanding bakteri, peristiwa
membelah merupakan saat yang tepat bagi antimikroba untuk membunuh fungi.
Terjadi atau tidaknya infeksi jamur sangat ditentukan oleh peran hospest mengingat banyak
infeksi jamur bersifat oportunistik, artinya akan terjadi infeksi jika daya tahan tubuh
melemah, misal infeksi Candida albican yang menyebabkan keputihan.
Mengingat tempat infeksi jamur di daerah yang vaskularisasinya (aliran darah) sangat rendah
maka pemberian obat secara topikal sangat penting.

Dengan demikian sangat penting adanya antifungi lokal maupun antifungi sistemik.
Antifungi dapat diklasifikasikan berdasarkan cara kerjanya ataupun struktur kimiawinya.

Gol. Azol Gol. Polien Gol. Lain


Imidazol (2 N) Amfoterisin B Griseofulfin
Topikal Nistatin Terbinafin
-clotrimazol
-econazol
-sulconazol
Topikal dan sistemik
-ketokonazol
-mikonazol

Triazol (3 N)
Sistemik
-flukonazol
-itrakonazol

1.Golongan Azol
Dinamakan azol karena semua anggotanya mempunyai cincin azol, azol dengan 2 (N)
Nitrogen disebut imidazol, dengan 3 N (Nitrogen) disebut triazol
Golongan azol juga bekerja menghambat sintesis ergosterol.

2.Golongan Polien
Yang termasuk golonan polien adalah amfoterisin B dan nistatin yang bekerja
ergosterol pada dinding sel jamur. Terikatnya ergosterol oleh polien menyebabkan membran
sel jamur bocor dan lisis.
Membran sel manusia tidak mengandung ergosterol melainkan kolesterol sehingga antifungi
polien tidak dapat merusak.
Inilah yang menyebabkan toksisitas selektif dari antifungi. Struktur kimia polien mirip
dengan ergosterol atau asam lemak penyusun membran sel, inilah yang menyebabkan dapat
berikatan dengan dinding sel jamur.

3. Golongan lain
Griseofulfin dan Terbinafin digunakan secara oral untuk infeksi jamur superfisial di
kuku, kulit dan rambut.
Hali ini menarik dari segi distribusi karena kedua obat dapat sampai ke kuku, kulit dan
rambut yang sangat minim vaskularisasinya.
Terbinafin bekerja menghambat sintesis ergosterol, sedangkan Griseofulfin terikat di
keratin sehingga kulit resisten terhadap infeksi jamur.

Preparat antijamur

# Amfoterisin B

Amfoterisin A dan B merupakan hasil fermentasi Streptomyces nodosus.98 % campuran ini


terdiri dari amfoterisin B yang mempunyai aktivitas antijamur.Kristal seperti jarum
berwarna kuning jingga, tidak berbau, tidak berasa ,merupakan antibiotic polien yang
bersifat basa amfoter lemah, tidak larut dalam air, tidak stabil, tidak tahan pada suhu >
370C , dapat bertahan sampai berminggu2 pada suhu 40C.
Aktivitas antijamur amfoterisin B menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel matang.
Aktivitas antijamur nyata pada pH 6,0-7,5 tapi kurang pada pH yang lebih rendah.

Mekanisme kerja .Amfoterisin B berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat pada
membrane sel jamur. Ikatan ini akan menyebabkan membrane sel bocor sehingga terjadi
kehilangan beberapa bahan intrasel dan mengakibatkan kerusakan yang tetap pada sel.

Bakteri, virus, riketsia tidak dipengaruhi oleh amfoterisin B karena jasad renik ini tidak
mempunyai gugus sterol pada membrane sel.

Pengikatan kolesterol pada membrane sel hewan dan manusia oleh amfoterisin B mungkin
disebabkan terjadinya perubahan reseptor sterol pada membrane sel.

Amfoterisin B sedikit sekali diserap melalui saluran cerna .Ekskresi obat ini melalui ginjal
berlangsung lambat sekali,hanya 3% dari jumlah yang diberikan selama 24 jam sebelumnya
ditemukan dalam urin.

Efek Non terapi: Infus amfoterisin B sering kali menimbulkan kulit panas, keringatan, sakit
kepala ,demam,lesu, anoreksia, kejang, nyeri otot, penurunan faal ginjal.

Selain sediaan untuk pemakaian parenteral tersedia bentuk krem, losion dan salep yang
mengandung 3% amfoterisin B.

# Ketokonazol.

Ketokonazol turunan imidazol, mempunyai aktivitas antijamur sistemik dan non sistemik,
efektif terhadap Candida, Coccidioides immitis, Aspergillus, Cryptococcus neoformans.

Farmakokinetik. Ketokonazol antijamur sistemik per oral yang diserap baik melalui saluran
cerna, menghasilkan kadar plasma yang cukup menekan aktivitas berbagai jenis jamur.

# Itrakonazol,

Itrakonazol, antijamur sistemik turunan triazol dapat diberikan per oral. Itrakonazol akan
diserap lebih sempurna melalui saluran cerna, bila diberikan bersama makanan.

Anda mungkin juga menyukai