Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, AUDIT TENURE,


ROTASI AUDITOR DAN SPESIALISASI AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS
PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2013-2017)

Disusun Oleh :
FAJRINA ISRAINI TANJUNG
180503172

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 6

2.1. Landasan Teori ....................................................................................................... 6


2.2. Kerangka Koseptual ............................................................................................... 12
2.3. Hipotesis................................................................................................................. 12

BAB III : METODE PENELITIAN................................................................................ 13

3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 13


3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 13
3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................................................ 13
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 13
3.5. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 14
3.6. Teknik Analisis Data………………………………………………………………16

BAB IV : PENUTUP......................................................................................................... 18

4.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 18


4.2. Saran ........................................................................................................................ 18

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era globalisasi ini, perkembangan bisnis mendorong adanya persaingan global
mengakibatkan peran akuntansi ke depannya semakin lebih berat dan menantang. Laporan
keuangan menuntut adanya laporan keuangan audit untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Informasi laporan
keuangan merupakan informasi yang sangat penting karena sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh berbagai pihak, yaitu investor, karyawan, kreditor, pemasok, pemerintah,
masyarakat dan lain-lain. Mengingat banyaknya pemakai laporan keuangan maka diperlukan
jasa audit yang berkualitas dalam memberi opini atas laporan keuangan agar tidak menyesatkan
para pemakainya. Maka dari itu, auditor harus kompeten untuk mencapai kualitas audit yang
baik. (Raharja, 2014).
Laporan keuangan menjadi sumber informasi keuangan yang penting bagi investor dan
kreditur. Para stakeholder membutuhkan laporan keuangan yang andal (reliable), yaitu bebas
dari kelalaian pencatatan, salah saji material maupun penyelewengan yang sengaja dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan. Laporan keuangan juga harus mencerminkan kondisi
perusahaan yang sebenarnya dan disajikan sesuai prinsip akuntansi. Perbedaan kepentingan
antara manajemen dan pemakai laporan keuangan dapat menimbulkan kesenjangan informasi
sehingga dibutuhkan auditor eksternal (akuntan publik) yang berkompeten dan independen
untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan.
Auditor yang memeriksa laporan keuangan perusahaan harus mengeluarkan laporan
tentang reliabilitas (keandalan) suatu asersi yang disiapkan pihak manajemen atas laporan
keuangan historis untuk meyakinkan para stakeholder dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Audit atas laporan keuangan historis adalah bentuk jasa atestasi dimana auditor mengeluarkan
laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi internasional yang berlaku atau
Generally Accepted Accounting Principles. (Arens dkk, 2014:8).
Pada SPAP Standar Audit 200 mengenai Audit atas laporan keuangan, “Tujuan suatu
audit adalah untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna laporan keuangan yang dituju.
Hal ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan

1
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku” (IAPI, 2015 : 4). Pada umumnya, dalam kerangka pelaporan keuangan dengan
tujuan umum, opini tersebut menyatakan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar,
dalam segala hal yang material atau memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai
kerangka pelaporan keuangan. Suatu audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit dan
persyaratan etika yang relevan memungkinkan auditor memberikan pendapat tersebut.
Tanggung jawab auditor terletak pada opini atau pernyataan pendapat atas laporan
keuangan sedangkan penyajian laporan keuangan tersebut merupakan tanggung jawab
manajemen. Kriteria utama bagi seorang auditor dalam memberikan jasa audit adalah
independensi, yang diartikan bahwa auditor tidak boleh mudah terpengaruh ataupun
bergantung pada pihak lain serta memiliki sikap mental yang bebas dari pengaruh dalam
menyusun laporan audit.
Kualitas yang buruk dapat merugikan bagi pihak yang menggunakan jasa audit,
sebagaimana yang terjadi pada beberapa Kantor Akuntan Publik yang tidak kompeten dan
independen serta tidak memperhatikan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan audit.
Fenomena mengenai kualitas audit sudah menjadi sorotan masyarakat sejak beberapa kasus
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan melakukan kecurangan laporan keuangan.
Berikut beberapa faktor untuk membuktikan pengaruh terhadap kualitas audit
diantaranya ukuran perusahaan klien, audit tenure, rotasi auditor dan spesialisasi auditor.
Kualitas audit juga dapat dilihat dari ukuran perusahaan, Ukuran perusahaan adalah besar
kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinilai dari total aset, total penjualan, kapitalisasi pasar,
dan jumlah tenaga kerja. Perusahaan yang lebih besar memiliki kompleksitas operasi mereka
dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan. Perusahaan besar yang
memiliki sumber daya yang lebih banyak dan lebih berpengalaman dapat mengembangkan
sistem pengendalian internal yang lebih baik dalam kegiatan operasinya dibandingkan
perusahaan kecil.
Audit tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut secara berturut-turut telah
melakukan pekerjaan audit terhadap suatu perusahaan atau disebut juga lamanya masa
perikatan audit antara klien dan auditor. Hubungan yang lama antara auditor dan kliennya
berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara mereka sehingga dapat mengganggu
independensi auditor dan mengurangi kualitas audit (Al- Thuneibat dkk., 2011). Tenure yang
panjang dapat dianggap oleh auditor sebagai pendapatan, namun dapat menimbulkan adanya
hubungan emosional antara auditor dengan klien, sehingga dapat menurunkan independensi
auditor dan kualitas audit.
2
Rotasi Audit merupakan pergantian auditor baik kantor akuntan publik maupun akuntan
publiknya. Peraturan terkait rotasi audit yang ada di Sarbanes- Oxley Act digunakan dan
diadopsi oleh beberapa negara lain, termasuk Indonesia, yaitu diwajibkan rotasi audit yang
pertama kali diatur dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 tentang
jasa akuntan publik yang mengatur bahwa rotasi seorang Akuntan Publik harus dilakukan
setiap 3 tahun dan rotasi KAP setiap 5 tahun kemudian kebijakan itu direvisi dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 lalu diganti lagi melalui Peraturan
Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 yang mengatur rotasi seorang Akuntan Publik 3 tahun
dan untuk Kantor Akuntan Publik 6 tahun berturut-turut dalam pemberian jasa auditnya dan
dapat mengaudit kembali setelah satu tahun tidak memberikan jasa auditnya pada auditee
tersebut.
Rotasi auditor menjadi hal yang paling penting untuk dikaji dengan adanya hubungan
antara rotasi auditor dengan kualitas audit adalah dimana rotasi audit dapat meningkatkan
kualitas audit. Karena dengan adanya rotasi auditor secara bertahap dapat menjadi
independensi auditor dan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manajemen perusahaan.
Selain variabel ukuran perusahaan klien, audit tenure, rotasi auditor, maka spesialisasi
auditor merupakan variabel yang ingin diteliti pada penelitian ini. Spesialisasi auditor menjadi
hal yang juga sangat penting untuk dikaji karena berkaitan dengan keahlian seorang auditor
dalam mengaudit suatu bidang tertentu. Spesialisasi auditor diyakini dapat mengurangi resiko
audit yang berakibat pada penurunan kualitas audit laporan keuangan tersebut. Spesialisasi
auditor berpengaruh terhadap kualitas audit atas pemeriksaan laporan keuangan pada
perusahaan.
Research Gap

Variabel Variabel
Peneliti Hasil
Dependen Independen
Ukuran Athoi (2015)
Tidak Berpengaruh
Perusahaan Astuti (2014)

3
Dalimunthe (2015),
Sartika (2015),
Putri dan
Berpengaruh
Cahyonowati (2014),
Febriyanti dan
Mertha (2012)
Sartika (2015),
Sinaga (2012),
Pertiwi dkk.
(2016), Febriyanti
Tidak Berpengaruh
dan Mertha
Audit Tenure
(2014), Muliawan
dan Sujana
(2017)
Kualitas Audit Astuti (2014),
Berpengaruh
Panjaitan (2014)
Sartika (2015)
Panjaitan (2014),
Febriyanti
Tidak Berpengaruh
dan Mertha (2014),
Rotasi Auditor Muliawan
dan Sujana (2017)
Kurniasih dan
Rohman (2014), Berpengaruh
Natalia (2015)
Spesialisasi Athoi (2015) Tidak Berpengaruh
Auditor Fitryani (2012) Berpengaruh Positif

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan real
estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017?
2. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan real estates dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017?
3. Apakah rotasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan real estates dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017?
4. Apakah spesialisasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan real
estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

4
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit pada
perusahaan real estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013
– 2017.
2. Untuk mengetahui pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit pada perusahaan real
estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017.
3. Untuk mengetahui pengaruh rotasi auditor terhadap kualitas audit pada perusahaan real
estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017.
4. Untuk mengetahui pengaruh spesialisasi auditor terhadap kualitas audit pada perusahaan
real estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2017.

1.4. Manfaat Penelitian


Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian,
khususnya dibidang auditing. Peneliti dapat mengetahui perkembangan kualitas audit
sampai saat ini dan pengaruh variable yang diteliti terhadap kualitas audit laporan keuangan
perusahaan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013 – 2017.
2. Bagi perusahaan Real Estates dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
sebagai bahan masukan untuk pihak manajemen yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas audit laporan keuangan perusahaan, sehingga laporan keuangan perusahaan
semakin berkualitas.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi di dalam
melakukan penelitian sejenis dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai
kualitas audit dan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas audit.
4. Bagi auditor, untuk membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit
dengan mengetahui faktor – faktor dominan yang mempengaruhi kualitas audit.
5. Bagi Investor, untuk memberikan referensi bagi para investor untuk melihat kinerja
perusahaan yang dapat menguntungkan para investor.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI


2.1.1 Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang dikembangkan oleh Jensen
dan Meckling (1976), yang menjelaskan hubungan keagenan didefenisikan sebagai
sebuah kontrak antara prinsipal (principal) dan agen (agent). Hubungan keagenan terjadi
apabila pemilik usaha (principal) mendelegasikan wewenangnya kepada pihak manajer
(agent) dan kemakmuran pemilik dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh
manajemen.
Seorang auditor ditunjuk untuk menjadi pihak ketiga dengan tujuan memeriksa dan
memberikan jaminan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen dan
hasilnya akan diserahkan kepada pemilik usaha. Audit atas laporan keuangan merupakan
salah satu bentuk pengawasan kepada manajemen oleh pemilik usaha, hasil audit inipun
berguna untuk meminimalkan kesenjangan informasi antara pemilik usaha (principal)
dengan manajemen (agent). Adanya auditor sebagai pihak ketiga antara prinsipal dan
agen, diharapkan agar hasil audit yang diberikan juga berkualitas dan dapat dipercaya,
karena hasil audit inilah yang nantinya akan diandalkan sebagai informasi bagi pemilik
usaha maupun manajemen dalam mengambil keputusannya masing-masing.
2.1.2 Kualitas Audit
Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus atau tidaknya suatu pemeriksaan yang
telah dilakukan oleh seorang auditor. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas, jika memenuhi
ketentuan atau standar pengauditan. Standar auditing mencakup mutu profesional, auditor
independen, pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporan audit.
De Angelo (1981) mendefenisikan kualitas audit sebagai sebuah kemungkinan
bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material. Proses pelaporan
yang dilakukan oleh auditor tergantung kepada independensi auditor untuk
mengungkapkan pelanggaran tersebut.
2.1.3 Independensi Auditor
Independensi auditor merupakan asumsi penting yang melandasi keberadaan
auditor dalam jasa pengauditan. Menurut Arens dkk. (2014:103) auditor harus

6
independen dalam fakta dan dalam penampilan. Independensi dalam fakta ada bila
auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak bias, dan independensi dalam
penampilan yaitu hasil dari interpretasi lain dari independensi tersebut. SA 200
dinyatakan “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor
bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi oleh klien, karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (IAPI, 2015)
Auditor yang menjalankan tugasnya harus selalu mempertahankan sikap mental
independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam SPAP.
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh pihak lain, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dan sebagainya.
Independensi juga berarti adanya kejujuran diri auditor dalam mempertimbangkan fakta
dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya. Dengan demikian, disamping auditor harus benar-benar
independen, ia masih juga harus dapat membuat persepsi di kalangan masyarakat bahwa
ia benar-benar independen (Mulyadi, 2002:27).
2.1.4 Opini Audit Going Concern
Independensi auditor merupakan asumsi penting yang melandasi keberadaan
auditor dalam jasa pengauditan. Menurut Arens dkk. (2014:103) auditor harus
independen dalam fakta dan dalam penampilan. Independensi dalam fakta ada bila
auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak bias, dan independensi dalam
penampilan yaitu hasil dari interpretasi lain dari independensi tersebut. SA 200
dinyatakan “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor
bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi oleh klien, karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (IAPI, 2015).
Auditor yang menjalankan tugasnya harus selalu mempertahankan sikap mental
independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam SPAP.
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh pihak lain, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dan sebagainya.
Independensi juga berarti adanya kejujuran diri auditor dalam mempertimbangkan fakta
dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya. Dengan demikian, disamping auditor harus benar-benar

7
independen, ia masih juga harus dapat membuat persepsi di kalangan masyarakat bahwa
ia benar-benar independen (Mulyadi, 2002:27).
2.1.5 Ukuran Perusahaan Klien
Pada umumya ukuran perusahaan biasanya diukur dengan total aset, pendapatan,
penjualan, atau jumlah karyawan dari perusahaan klien. Perusahaan yang besar pasti
memiliki aktivitas operasional dan pendapatan yang tinggi. Karena aktivitas operasional
yang tinggi inilah maka perusahaan besar tentunya memiliki sistem pengendalian internal
yang lebih memadai dibandingkan dengan perusahanan yang lebih kecil dan memiliki
aktivitas operasional yang tidak terlalu tinggi. Keputusan ketua Bapepam No. Kep.
11/PM/1997 menjelaskan bahwa perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva
(kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus
milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas
seratus milyar. (Limbong : 2016)
2.1.6 Audit Tenure
Audit tenure adalah jangka waktu penugasan audit antara auditor (Kantor Akuntan
Publik) dengan perusahaan yang diaudit secara terus menerus tanpa mengganti pihak
auditor lain. Masa audit tenure yang lama pada umumnya akan mempengaruhi tingkat
independensi auditor. Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2
yaitu masa jabatan untuk KAP paling lama 5 tahun berturut – turut. Keputusan Menteri
tersebut juga membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun berturut – turut untuk
klien yang sama. Pada tahun 2008, dikeluarkan peraturan terbaru yaitu Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 yaitu tentang pemberian
jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling
lama 6 tahun berturut – turut dan untuk auditor paling lama 3 tahun berturut – turut.
Keputusan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecurangan karena kedekatan
antara auditor dengan klien.Hal ini juga memungkinkan auditor kehilangan
independensinya. Masa penugasan/tenure auditor didefiniskan sebagai jumlah tahun
auditor dipertahankan oleh perusahaan (Myers et.al.,2003).
Audit tenure dapat berdampak terhadap kualitas audit, dimana kualitas audit
ditentukan oleh pihak independendi auditor. Independensi berkaitan dengan masa
perikatan audit (audit tenure) yang cukup berpengaruh dalam independensi auditor dan
dapat mengurangi kualitas audit yang diberikan.

8
2.1.7 Rotasi Auditor
Rotasi auditor adalah pergantian Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa
audit kepada kliennya. Pergantian auditor atau rotasi auditor ini dapat terjadi karena dua
hal yaitu sukarela (voluntary) dan wajib (mandatory). Rotasi auditor mandatory terjadi
karena auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Rotasi wajib terjadi
karena adanya kebijakan dari pemerintah mengenai masa perikatan yang dibatasi. Rotasi
sukarela terjadi karena auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien, saat
industri sedang berlomba-lomba dalam mempekerjakan auditor yang mempunyai
reputasi tinggi dengan tujuan untuk menaikkan nilai perusahaan di mata pengguna
laporan keuangan.
2.1.8 Spesialisasi Auditor
Spesialisasi auditor adalah mengambarkan tentang keahlian dari seorang auditor.
Dalam penelitian Chariri (2014) menyatakan bahwa spesialisasi auditor merupakan dari
dimensi kualitas audit, sebab pengalaman dan pengetahuan auditor tentang industri
merupakan salah satu elemen dari keahlian auditor. Pentingnya pemahaman mengenai
bisnis dan industri dari klien serta pengetahuan tentang operasi perusahaan sangat penting
untuk dapat dilakukan audit yang memadai.

Penelitian Terdahulu
Nama
No. Judul Variabel Penelitian Kesimpulan
(Tahun)
1. Ria Rizky Pengaruh Audit Variabel Audit tenure dan rotasi
Independen: KAP berpengaruh
Andrian, Tenure, Rotasi
audit tenure, terhadap kualitas
Nursiam KAP, Ukuran rotasi KAP, audit sedangkan ukuran
ukuran perusahaan, perusahaan dan
(2017) Perusahaan dan
dan ukuran KAP ukuran KAP tidak
Ukuran KAP berpengaruh terhadap
Variabel Dependen: kualitas audit
terhadap
Kualitas Audit
Kualitas Audit
di Bursa Efek
Indonesia
(Studi Empiris
Pada
Perusahaan

9
Manufaktur
Sektor Industri
Barang
Konsumsi yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
periode 2012-
2015)
2. Eko Kurnia Pengaruh Variabel Ukuran kantor akuntan
Independen: publik berpengaruh
Muliawan, I Ukuran Kantor
Ukuran kantor positif terhadap kualitas
Ketut Sujana Akuntan Publik, Akuntan publik, audit
Auditor switching, Auditor switcing dan
(2017) Auditor
Auditor audit tenure tidak
Switching dan Tenure berpengaruh terhadap
kualitas audit
Audit Tenure
Variabel
pada Kualitas Dependen:
Kualitas audit
Audit
3. Pertiwi, Amir Pengaruh Masa Variabel Masa perikatan audit
Independen: dan spesialisasi industri
dan Hardi Perikatan Audit,
Masa perikatan KAP tidak berpengaruh
(2016) Spesialisasi Audit, Spesialisasi terhadap kualitas audit,
industri KAP Sedangkan reputasi
Industri Kap,
Reputasi KAP dan komite audit
Reputasi Kap KAP, Komite audit berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Dan Komite
Variabel
Audit Terhadap Dependen:
Kualitas audit
Kualitas Audit
(Studi Empiris
Pada
Perusahaan
Manufaktur Di
Bei Tahun
2011-2014)
4. Putri, T. Pengaruh Variabel Auditor tenure dan
Independen: ukuran perusahaan klien
Malinda dan Auditor Tenure,
- Auditor Tenure memiliki pengaruh yang

10
Nur Ukuran Kantor - Ukuran KAP signifikan terhadap
- Ukuran kualitas audit Sedangkan
Cahyonowati Akuntan Publik,
Perusahaan ukuran KAP tidak
(2014) dan Ukuran Klien memiliki pengaruh
secara
Perusahaan
Variabel signifikan terhadap
Klien Terhadap Dependen: kualitas audit
Kualitas audit
Kualitas Audit
5. Febriyanti, Ni Pengaruh Masa Variabel Audit tenure dan
Independen: spesialisasi auditor
Made Dewi, Perikatan Audit,
- Tenure berpengaruh secara
dan I Made Rotasi KAP, - Ukuran KAP signifikan terhadap
- Spesialisasi kualitas audit sedangkan
Mertha (2014) Ukuran
Auditor ukuran KAP tidak
Perusahaan berpengaruh secara
Variabel signifikan
Klien, dan
Dependen: terhadap kualitas audit
Ukuran KAP Kualitas audit
Pada Kualitas
Audit
6. Kurniasih, Pengaruh Audit Variabel Variabel masa perikatan
Independen: audit, rotasi KAP, dan
Margi dan Fee, Audit
- Masa ukuran KAP tidak
Abdul Tenure dan Perikatan audit berpengaruh pada
- Rotasi KAP kualitas audit,
Rohman(2014) Rotasi Audit
- Ukuran sedangkan variabel
Terhadap perusahaan ukuran perusahaan
- Ukuran KAP klien berpengaruh
Kualitas Audit
pada kualitas audit
Variabel
Dependen:
Kualitas audit
7. Hartadi, Pengaruh Fee Variabel Fee audit berpengaruh
Independen: signifikan terhadap
Bambang Audit, Rotasi
- Fee audit kualitas audit
(2012) KAP, dan - Rotasi KAP sedangkan rotasi audit
- Reputasi dan reputasi audit tidak
Reputasi
Auditor berpengaruh terhadap
Auditor kualitas audit.
Variabel
terhadap
Dependen:
Kualitas Audit Kualitas audit
di Bursa Efek
Indonesia

11
2.2. KERANGKA KONSEPTUAL

2.3. Perusahaan Klien (X1) H1


Ukuran

2.4. H2
Audit Tenure (X2)
2.5. H3 Kualitas Audit
Rotasi Auditor (X3) (Y)
2.6.
H4
2.7.
Spesialisasi Auditor (X4)

2.3. HIPOTESIS PENELITIAN


H1 : Ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit.
H2 : Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit
H3 : Rotasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
H4 : Spesialisasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengujian asosiatif kausal yang bertujuan untuk
menghubungkan dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2010 : 30) penelitian kausal
adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara empat variabel independen,
terhadap satu variabel dependen untuk melihat dan membuktikan pengaruh ukuran perusahaan
klien, audit tenure, rotasi auditor, dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada perusahaan real Estates dan property yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai 2017. Penelitian ini dilakukan tidak secara langsung
pada perusahaan real Estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tetapi
dilakukan dengan mengunduh data-data laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs yang terdapat di internet seperti www.idx.co.id.

3.3. Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang berarti informasi
mengenai variabel yang diteliti diperoleh melalui laporan keuangan auditan dan
laporan tahunan perusahaan tahun 2013 - 2017 pada perusahaan real estate dan property. Data
sekunder ini diperoleh dengan cara mengakses situs resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni www.idx.co.id.

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri dari sejumlah
individu, baik yang terbatas maupun tidak terbatas. Supranto (2014 : 3) menyatakan
bahwa populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, tetapi
dapat dibedakan karena karakteristiknya. Populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah Perusahaan Real Estates dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2013 – 2017 sejumlah 49 perusahaan.
13
3.4.2. Sampel
Menurut Supranto (2014) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan
untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu sampel yang sengaja ditentukan
berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh penulis. Adapun kriteria ukuran sampel
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor real estates dan property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013 - 2017
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dan
telah diaudit selama periode 2013 - 2017.
3. Perusahaan menampilkan semua proksi variabel yang dibutuhkan dalam penelitian.
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan, maka dipilihlah jumlah sampel yang akan
digunakan pada penelitian ini, sebanyak 30 perusahaan dari 49 perusahaan real estate
dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah observasi selama 5
tahun (2013 - 2017) maka diperoleh total 150 sampel penelitian.

3.5. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Data sekunder yang
didapat dari laporan keuangan auditan dan laporan tahun 2013 - 2017 pada perusahaan real
estate dan property ini dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan dan perhitungan.

Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala
Kualitas Audit Kualitas audit adalah Variabel dummy, Nilai 1 Nominal
(Y) kemungkinan auditor untuk perusahaan yang
mampu mengungkapkan dan menerima opini audit
melaporkan suatu going concern. Dan nilai
pelanggaran dalam sistem 0 untuk perusahaan yang
akuntansi kliennya. tidak menerima opini
audit going concern.
Independensi auditor yang
dinilai dari kecenderungan
auditor memberikan opini
audit going concern pada
perusahaan yang seharusnya
menerima
opini dengan paragraf

14
penjelasan mengenai
kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya.

Ukuran Penilaian besar kecilnya Logaritma natural dari


Perusahaan perusahaan yang dinilai dari total asset perusahaan. Rasio
Klien jumlah total asset,
(X1) pendapatan, penjualan atau
jumlah karyawan.
Audit Tenure Lamanya hubungan kerja Jumlah tahun auditor Interval
(X2) sama antara auditor dan melakukan perikatan
klien dengan perusahaan yang
sama, tahun periode
perikatan pertama
dimulai dengan angka 1
dan ditambah angka 1
Rotasi Auditor Pergantian akuntan publik Variabel dummy, jika Nominal
(X3) yang mengaudit perusahaan melakukan
perusahaan baik secara rotasi auditor diberikan
voluntary maupun nilai 1, dan jika
mandatory. perusahaan tidak
melakukan rotasi audit
diberikan nilai 0.
Spesialisasi Pemahaman auditor yang Variabel dummy, jika Nominal
Auditor lebih khusus dalam diaudit oleh KAP yang
(X4) memberikan jasa untuk memiliki spesialisasi
perusahaan tertentu auditor dengan memiliki
20% atau lebih pangsa
pasar diberikan nilai 1,
dan jika diaudit oleh
KAP yang tidak
memiliki spesialisasi
auditor dengan pangsa
pasar lebih kecil dari
20% pangsa pasar
diberikan nilai 0

15
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Uji Statistika Deskriptif
Ghozali (2016:19) menyatakan bahwa dengan statistika deskriptif, kumpulan data
yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi
inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang diperoleh menjadi lebih jelas dan
mudah untuk dipahami. Statistika deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan data tersebut.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji data statistik sebelum data tersebut
diproses lebih lanjut. Pengujian menggunakan uji asumsi klasik dilakukan untuk
mendapatkan nilai estimasi yang bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, estimator),
yang artinya mendapatkan nilai estimator yang terbaik, linier dan tidak bias. Best artinya
error yang dihasilkan kecil, yang dilihat dari garis regresi yang digunakan untuk
peramalan dari data sebaran. Linear berarti variabel-variabel penduganya hanya
berpangkat satu, atau dapat dikatakan bahwa analisis regresinya sesuai dengan kaidah
model OLS (Ordinary Least Square). Unbiased artinya nilai rata-rata b=b, dengan kata
lain estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator b sama dengan nilai
yang benar dari b.
a. Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2005), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
yang tinggi.
c. Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005) uji heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
d. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
berdistribusi normal atau tidak (Ghozali.2005)

16
3.6.3. Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian dilakukan dengan cara berikut.
a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan karena dalam penelitian ini mencakup lebih dari
dua variabel (termasuk variabel terikat Y), dimana dalam regresi linier berganda
variabel terikat Y tergantung pada dua atau lebih variabel bebas (Gujarati, 2009:
94). Berikut adalah bentuk persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini:
Y = β0 + β1(X1) + β 2(X2) + e
Keterangan:
Y = Kualitas Laporan Keuangan
β i = Koefisien regresi (i = 1, 2, 3)
X1 = Sistem Informasi Akuntansi
X2 = Kinerja Pegawai
e = Variabel pengganggu

b. Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sebearapa besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian analisis koefisien
determinasi (R2) akan digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel aplikasi akuntansi online (X1) dan kinerja karyawan (X2) terhadap kualitas
laporan keuangan.

c. Uji Korelasi Antar Variabel


Korelasi merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguj ada atau
tidakanya hubungan serta arah hubungan antara dua variabel atau lebih, yang
artinya dinyatakan dalam bentuk hubungan positif dan negatif, sedangkan kuatnya
hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Untuk melihat korelasi
antar variabel tersebut maka dianalisis dengan teknik Pearson Correlation dan
dikarenakan dalam penelitian ini terdapat lebih dari dua variabel.

d. Uji Statistik F
Uji statistik-F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang
dimasukkan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara nyata terhadap
variabel dependen (Gujarati, 2009).

e. Uji statistik t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen
secara sendiri-sendiri (parsial) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Gujarati, 2009).

17
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit
2. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit
3. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel rotasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit
4. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel spesialisasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
5. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan metode regresi logistik, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, audit tenure, rotasi auditor dan
spesialisasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta keterbatasan dari peneliti, maka perlu dilakukan
penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Maka, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Memperluas populasi yang tidak hanya terbatas pada perusahaan real estates dan
property
2. Menambahkan variabel moderating atau variabel kontrol.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dapat memperpanjang tahun pengamatan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Andrian, Ria Rizky. 2017. “Pengaruh Audit Tenure, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan dan
Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi, Vol.4,
No.4

Febriyanti, Ni Made Dewi, dan I Made Mertha, 2014. “Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi
KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP Pada Kualitas Audit”. E-Jurnal
Akuntansi, Universitas Udayana.

Hartadi, Bambang, 2012. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor terhadap
Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan
Indonesia,Vol.16, No.1, pp. 84-103.

Kurniasih, Margi dan Abdul Rohman, 2014. “Pengaruh Audit Fee, Audit Tenure dan Rotasi
Audit Terhadap Kualitas Audit”. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3, Nomor
3, Tahun 2014.

Muliawan, Eko Kurnia dan I Ketut Sujana, 2017. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik,
Auditor Switching dan Audit Tenure pada Kualitas Audit”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.Volume 21, Nomor 4.

Putri, T. Malinda dan Nur Cahyonowati, 2014. “Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor
Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit”. Dipeonegoro
Journal of Accounting. Volume 3, Nomor 2.

19

Anda mungkin juga menyukai