Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnya, kita dapat menyelesaikan tugas studi kasus tentang interior arsitektur
bergaya tradisional jawa
Dalam laporan ini , juga telah disertakan berbagai analisa mulai dari arsitektur
bangunan, interior bangunan, material apa yang dipakai serta tak lupa menyertakan
sumber yang kita peroleh untuk menghargai sebuah karya tulis.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Interior 2. Pada laporan ini juga telah dibantu berbagai pihak diantaranya:
1. Dosen Mata kuliah Interior 2
2. Teman-teman sekelompok dengan bantuan ide dan bahasannya
Dengan ini, kami mempersembahkan laporan ini dengan penuh terimakasih dan tanggung
jawab. Sekian dan Terima Kasih
Penulis
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.2. Tujuan Laporan................................................................................................................5
1.3. Metode Penelitian..................................................................................................................5
1.4. Sistematika Penulisan Laporan..............................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................................7
2.1. Arsitektur Jawa......................................................................................................................7
2.2. Suasana Makro Konsep Jawa................................................................................................7
2.3. Struktur Ruang Konsep Tradisional Jawa..............................................................................8
2.3.1 Orientasi Sumbu Kosmis Rumah Tradisional Jawa..................................................8
2.3.2 Pembagian Rumah Tradisional Jawa berdasar struktur ruang...................................8
2.3.3 Tingkatan Bentukan pada Atap Rumah Tradisional Jawa.........................................9
BAB III METODOLOGI.............................................................................................................12
3.1. Metode Penelitian................................................................................................................12
3.2. Skema Penelitian.................................................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................13
4.1. OBJEK 1 “KANTOR VIP AGENCY-JAKARTA SELATAN”..........................................13
4.2. OBJEK 2 “RESTORAN IKAN BAKAR CIANJUR-KOTA RAMA ”...............................14
4.3. OBJEK 3 “LOBBY PRIME PLAZA JOGJAKARTA”.......................................................14
4.4. OBJEK 4 “RESTORAN JOGLO MLATI JOGJAKARTA”...............................................15
4.5. OBJEK 5 “LOBBY HOTEL MAJAPAHIT, SURABAYA”..........................................17
4.6. OBJEK 6 “KANTOR GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH”............................17
4.7. OBJEK 7 “LOBBY SANTIKA PREMIERE GUBENG SURABAYA”.............................20
4.8. OBJEK 8 “PASAR BERINGHARJO JOGJAKARTA”......................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23
Laporan Studi Kasus
Interior Arsitektur Tradisional Jawa
BAB 1
PENDAHULUAN
Suasana dari ruang jawa sendiri sangat terasa dengan pengaplikasian pada
desain – desain ruangnya. Jiwa dan kepribadian masyarakat jawa terasa di
implementasikan pada ruangan tersebut mulai dari tata letak, furniture hingga material
yang digunakan. Beberapa aspek fisik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tata ruang
Salah satu rumah jawa yang memiliki tata ruang khas yakni rumah joglo yang masih
menggunakan sumbu acuan atau berorientasi pada utara – selatan dengan klaster
kesakralan berbeda. Kesakralan tersebut akan semakin tinggi dengan ruang dalem sebagai
titik pusatnya.
Ketiga struktur utama ini terdiri dari pendhapa, pringgitan dan dalem ageng. Pendapa
adalah bangunan tanpa dinding dengan empat tiang (saka guru) dan terletak pada bagian
paling depan. Digunakan untuk kegiatan yang bersifat ‘publik’ seperti menerima tamu dan
melaksanakan pertunjukan (Sarihati, et al., 2015)
b. Elemen bangunan
Rumah jawa sendiri memiliki 3 elemen pembentuk yakni kaki, badan dan kepala
Kaki
Kaki yang dimaksud dalam desain rumah jawa adalah struktur pembentuk pada
bagian bawah yang meliputi pondasi ,lantai ,umpak dll.
Badan
Badan yang dimaksud dalam desain rumah jawa adalah struktur pembentuk
pada bagian tengah yang meliputi dinding, kolom, pintu, jendela dll.
Kepala
Sedangkan pada bagian kepala sendiri meliputi bagian atap. Atap –atap tersebut
memiliki klaster penggunaan atau biasa disebut kelas sosial.
Dalam Penulisan Laporan Studi Kasus ini, penulis beserta teman teman
menggunakan metode penelitian Kualitatif. Sebab metode ini lebih menekankan terhadap
permasalahan yang sangat mendalam dengan mendalami berbagai teori dan jurnal-jurnal
yang lumayan banyak tersebar pada media internet maupun info-info dari review
pengunjung
Penelitian ini tidak melibatkan observasi secara langsung namun hanya mendalami
dari Info dan berita jurnal yang mencantumkan bab yang akan kita bahas. Dalam
Penulisan laporan ini juga akan disertakan data pembanding gaya arsitektur yang dibangun
pada zaman era 90 an dengan zaman era millennium, sebab untuk mencari apakah ada
perubahan yang cukup mendalam terhadap objek kasus maupun hanya beberapa saja yang
mengalami modernisasi
3.2. Skema Penelitian
REVISI DAN
MENGKAJI ULANG
PENGUMPULAN DAN
PRESENTASI
LAPORAN
BAB IV
PEMBAHASAN
- Fungsi Lobby :
Fungsi dari lobby di plaza Jogjakarta sendiri sama halnya dengan lobby pada
umumnya yang digunakan sebagai area penerimaan tamu dan sebagai tempat untuk
bertemu dan area tunggu sehingga konsentrasi pengunjung terletak pada interior
pada kenyamanan lobby.
- Aktivitas :
Tempat pelayanan pesanan kamar, area Check In atau Out, Area Tunggu dan
penerimaan
- Karakter Pengguna :
1. Resepsionis memiliki karakter ramah, santun sabar dalam menghadapi
pengunjung yang rewel dan memiliki permintaan aneh.
2. Pengantar barang bawaan memiliki karakter Jujur, Disiplin, Tak berkeluh kesah
3. Pemilik Hotel memiliki karakter tegas, berwibawa, menjaga keharmonisan
pengunjung dan pegawai.
- Estetika & terapan gaya interior :
Estetika yang terletak pada interior Hotel Prime Plaza ini dengan mengedepankan
konsep arsitektur jawa dengan kombinasi modern, dapat dilihat pada pemakaian
kayu pada bagian lobby dan area kamar yang seakan menaungi kursi kursi yang
ada pada lobby serta masih ada sarana hiburan gamelan jawa bukan dari rekaman
alat musik.
- Konsep :
Konsep interior yang diterapkan adalah Campuran Arsitektur Jawa dengan Modern
- Penerapan Gaya Arsitektur Jawa :
- Penggunaan lampu gantung m erupakan ciri khas
dari rumah adat arsitektur jawa kalau pada
arsitektur jawa menggunakan lampu ublik dan di
lobby ini menggunakan lampu bohlam kuning.
- Fungsi Restoran :
Fungsi dari restoran ini sebagai tempat bagi pengunjung untuk menikmati santapan
Makanan Khas Jawa dengan tradisi untuk menikmatinya bisa dengan lesehan atau
biasa disebut prasmanan selain itu juga fungsinya dapat dijadikan sebagai Tempat
Wedding, acara besar dan lain sebagainya
- Aktivitas :
- Para pengunjung yang datang akan dipersilahkan parkir pada tempat yang
disediakan kemudian akan masuk ke area utama restoran dengan melewati 6
anak tangga yang terdapat lilin yang akan membawa kita kearah permukiman
jawa kuno yang masih memakai lampu ublik dan dari situ akan di bawa ke
tengah yang merupakan area penerimaan dan pemesanan yang dari situ juga
akan diantar ke meja yang kosong.
- Para pegawai biasanya datang 1 jam sebelum resto buka
- Karakter Pengguna :
1. Pegawai Kasir memiliki karakter anggun, ramah senyum dan inisiatif dalam
memberikan pelayanan terbaik
2. Pelayan Restoran memiliki karakter tanggung jawab, sopan sabar dan inisiatif
jika ada pengunjung yang melakukan kesalahan
- Estetika & terapan gaya interior :
Estetika pada interior restoran terletak pada area depan yang memiliki ukiran
ukiran jawa pada atapnya, ada tempat prasmanan, Dan sebelum masuk bakal
diperlihatkan anak tangga yang mengingatkan pada konsep jawa. Perabotan yang
dipakai juga termasuk antic dan kuno dapat terlihat pada tempat nasi yang
digunakan.
- Konsep :
Konsep yang diterapkan pada restoran ini menggusung konsep Vintage dengan
Gaya arsitektur nya Interior Rumah tradisional joglo yang dimana tempat yang
biasanya dijadikan area ruang tamu yang cukup luas dialokasikan sebagai tempat
pembelian, reservasi dan pemesanan makanan.
- Penerapan Arsitektur Jawa :
- Fungsi Lobby :
Fungsi lobby pada Hotel Majapahit ini merupakan tempat yang menjadi pintu
masuk sekaligus untuk merubah zoning pengunjung saat memasuki wilayah hotel
ini ditemui untuk melakukan reservasi room dan menjadi pusat sirkulasi bagi
pengunjung.
- Aktivitas :
Pelayanan pemesanan kamar, pelayanan informasi, pelayan check in dan out, dan
ruang tunggu.
- Karakter pengguna :
- Pelayanan pemesanan kamar : melayani pemesanan kamar dari berbagai
sumber dan cara pemesanan, mengarsipkan pemesanan kamar, melakuan
pengecekan kamar yang terpakai atau belum.
- Pelayanan informasi : Bertugas memberikan penjelasan-penjelasan informasi
yang diperlukan tamu yang menginap maupun tidak menginap.
- Pelayan check in dan out : bagian resepsionis adalah bagian yang melakukan
pendaftaran dan melakukan pendataan semua tamu yang datang untuk
menginap maupun yang telah keluar.
- Konsep Interior :
Menciptakan suasana nyaman dan identik untuk agar mudah diingat dan untuk
menarik pengunjung dengan konsep tradisional yang berada pada area tengah kota
yang modern surabaya.
- Ornamen Ruang : Ornamen ruang pada lobby hotel majapahit ini menggunakan ornament
sangkar burung yang diletakkan secara menggantung pada langit-langit ruangan.
- Material : Untuk material yang digunakan pada perabot di lobby hotel ini menggunakan
bahan dari kayu jati yang di finishing plitur agar menampilkan motif serat dari kayu
jatinya, sedangkan material yang digunakan sebagai bahan lantainya yaitu menggunakan
material marmer dengan warna putih redup dan bercorak untuk menampilkan kesan
tradisonal, dan untuk lantai di area resepsionis menggunakan bahan palet kayu dan
tentunya dengan finishing melamin agar menimbulkan motif dari serat kayu tersebut.
- Perabotan : Di dalam ruang lobby hotel ini terdapat beberapa perabot, yaitu terdapat
meja, kursi, credenza, hiasan pigora dinding, yang berbahan kayu dan terdapat ukiran
khas jawa dan didukung dengan bentuk lampu didinding yang simple dan bermotif untuk
memunculkan kesan tradisional.
- Estetika & terapan gaya interior :
Desain yang terlihat sangat estetik pada konsep tradisional jawa, dengan penggunaan
material kayu pada perabotan yang ada di dalam ruangan tersebut. Dengan efek
cahaya kuning hangat, agar memunculkan kesan tradisional. Dengan lantai
menggunakan material marmer motif kusam serta bercak hitam pada warna putihnya.
- Fungsi Kantor :
Fungsi kantor gubernur provinsi jawa tengah ini merupakan tempat yang menjadi
ruangan kerja sekaligus sebagai ruang diskusi untuk para tamu kantor gubernur jawa
tengah ini.
- Aktivitas :
Aktivitas yang terjadi pada ruangan kantor gubernur jawa tengah ini merupakan ruang
kerja yaitu melakukan pendataan, pengarsipan, dan diskusi.
- Karakter pengguna :
- Pendataan : Melakukan pendataan untuk berkas keluar masuk yang ditujukan
kepada pemerintah provinsi jawa tengah.
- Pengarsipan : Pengimpanan berkas setelah pendataan yang berfungsi untuk
diteruskan kepada tahap selanjutnya dan tentunya untuk kepentingan arsip
provinsi jawa tengah.
- Diskusi : Adanya diskusi yang biasanya dilakukan dengan tamu yang memiliki
kepentingan dengan gubernur jawa tengah ini.
- Konsep Interior :
Menciptakan suasana nyaman untuk melakukan diskusi dan tentunya menghidupkan
kembali kesan jawa pada kantor gubernur tersebut.
- Material : Untuk material yang digunakan pada perabot kantor ini menggunakan bahan
dari kayu jati yang di finishing plitur agar menampilkan motif serat dari kayu jatinya,
sedangkan material yang digunakan sebagai bahan lantainya yaitu menggunakan
material tegel ubin yang berwarna putih redup untuk menampilkan kesan jadulnya.
- Perabotan : Di dalam ruangan kantor ini terdapat beberapa perabot layaknya rumah
tinggal, yaitu terdapat lemari, meja, dan kursi hingga hiasan pigora dinding yang
berbahan kayu dan terdapat ukiran khas jawa tengah.
4.7. OBJEK 7 “LOBBY SANTIKA PREMIERE GUBENG SURABAYA”
Berliana Cahyani Budianto (04.2019.1.03322)
- Fungsi Lobby :
Lobby memiliki peran penting dalam sebuah
hotel, karena lobby pada hotel merupakan
tempat yang pertama kali ditemui dan
menjadi pusat sirkulasi bagi pengunjung.
Oleh karena itu fungsinya maka letak lobby
berada dibagian yang paling mudah dilihat
orang.
- Aktivitas :
Pelayanan pemesanan kamar, pelayanan informasi, pelayan check in dan out
- Karakter pengguna :
- pelayanan pemesanan kamar : melayani
pemesanan kamar dari berbagai sumber
dan carapemesanan, mengarsipkan
pemesanan kamar, melakuan pengecekan
kamar yang terpakai atau belum
- pelayanan informasi : Bertugas
memberikan penjelasan-penjelasan informasi yangdiperlukan tamu yang
menginap maupun tidak menginap
- pelayan check in dan out : bagian resepsionis adalah bagian yang
melakukanpendaftaran semua tamu yang datang untuk menginap
- Estetika & terapan gaya interior :
Desain yang terlihat sangat estetik pada konsep tradisional jawa. warna warna yang
dingin merajai di setiap sudut. Tepat arah ke receptionist, counter marmer bermotif
dan sewarna dengan kue tiramisu. Pada dinding lobby tersebut terdapat 3 gunungan
wayang yang terukir cantik di belakang counter tersebut. Sementara persis di depan
pintu masuk utama, diatur dalam bentuk lingkaran, beberapa sofa dengan sandaran
tinggi disediakan untuk tamu. Diatasnya dipasang dekorasi futuristik berukuran
besar dengan efek cahaya kekuningan yang tidak menyilaukan mata.
Konsep :
Menciptakan suasana lega dan nyaman
4.8. OBJEK 8 “PASAR BERINGHARJO JOGJAKARTA”
Berliana Cahyani Budianto (04.2019.1.03322)
- Fungsi : Pasar Beringharjo sebagai salah satu pasar tradisional yang ada di
Yogyakarta memiliki peranan yang juga tidak kalah penting karena Pasar ini
memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena memang letaknya yang
sangat strategis yaitu dikawasan Malioboro. Hal ini yang membuat Pasar
Beringharjo sangat penting bagi kemajuan perekonomian masyarakat Yogyakarta
dan sekitarnya yang mencari nafkah disini baik sebagai pedagang, penjual jasa
dan lain-lain.
- Aktivitas :
Aktivitas perdagangan dipasar beringharjo melalukan penjualan barang atau
sejenis makanan. Dan aktivitas pembeli membeli suatu barang yang dijualkan di
pasar beringharjo tersebut. Pasar Beringharjo bisa dikatakan memiliki kelenturan
dalam menghadapi perubahan jaman. Dengan ditandainya banyak perubahan
dalam aktifitas masyarakat termasuk dalam hal berbelanja.
- Karakter Pengguna :
Masyarakat dapat berjualan dan dapat menawarkan barang dagangannya di area
pasar beringharjo. Masyarakat sangat penting perannya sebagai penggerak roda
perekonomian yang ada di pasar beringharjo.
- Estetika :
Karakter utama pada fasade timur ini yaitu dengan adanya bentuk atap tradisional
rumah jawa yang terbuat dari kayu, juga terdapat deretan anak tangga sepanjang
fasade timur bangunan. Nilai estetika bangunan pasar beringharjo ini terlihat
sangat tradisional dengan bentuk bangunannya
- Terapan gaya interior :
Jika dilihat dari ciri khas bangunan Pasar Beringharjo, pada interior bangunan
yang merupakan perpaduan antara arsitektur colonial dan tradisional jawa. Secara
umum Pasar Beringharjo terdiri dari dua bangunan yang terpisah, yaitu bagian
barat dan
bagian timur. Bangunan utama di bagian barat terdiri dari dua lantai. Adapun
bangunan yang kedua di bagian timur terdiri dari tiga lantai. Pada pintu masuk
utama pasar ini terletak di bagian barat dan tepat menghadap Jalan Malioboro.
Pintu gerbang ini merupakan bangunan dengan ciri khas colonial bertuliskan
Pasar Beringharjo dengan aksara Latin dan Aksara Jawa. Pada sisi kanan dan kiri
pintu utama terdapat dua buah ruangan berukuran 2,5 x 3,5 meter yang digunakan
untuk kantor pengelola pasar. Pintu utama ini berhubungan langsung dengan jalan
utama pasar yang dibangun lurus dari arah barat ke timur. Lebar jalan utama di
dalam pasar ini berkisar 2 meter dengan los-los terbuka di sisi kanan dan kiri. Di
samping pintu utama, terdapat pula pintu-pintu masuk yang lainnya di bagian
utara, timur dan selatan dengan ukuran lebih kecil dibandingkan pintu utama.
Sebagai pasar tradisional kelas 1, Pasar Beringharjo memiliki layanan transaksi
ekonomi berskala nasional. Pada saat ini, Pasar Beringharjo menjadi salah satu
kegiatan ekonomi yang besar untuk kawasan Malioboro. Bangunan bertingkat
yang setiap lantainya diisi oleh bebagai macam komoditas perdagangan mulai
dari konveksi, aksesoris, sembako, dan rempah-rempah. Pasar beringharjo sudah
menjadi salah satu tujuan wisata belanja bagi wisatawan yang berkunjung di Kota
Yogyakarta. Memakai ornamen pada dekat tulisan pda bagian utara dan pada
fasade tersebut. Memakai warna hijau dengan yang tidak terlalu mencolok dan
terdapat warna kuning yang sebagian.
- Konsep :
Konsep pengelolaan pasar yang bersih dengan komitmen yang kuat antara
pengelola dan paguyuban pedagang serta komunitas pasar.
DAFTAR PUSTAKA
- Kartono , J. L. (2005). Konsep Ruasng Tradisional Jawa Dalam Konteks Budaya.
Dimensi Interior, 124-136.
- Murwandani, N. G. (2007). Arsitektur-Interior Keraton Sumenep Sebagai Wujud
Komunikasi Dan Akulturasi Budaya Madura, Cina Dan Belanda . Dimensi Interior, 71-79.
- Sarihati, T., Widodo, P., & Widihardjo. (2014). Penerapan Elemen-Elemen Interior
Sebagai Pembentuk Suasana Ruang Etnik Jawa Pada Restoran Boemi Joglo.
- Suseno, M. (1984). Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup
Orang Jawa.
- Cahyandari, G. O. I. 2007. Tata Ruang dan Elemen Arsitektur pada Rumah Jawa di Yogyakarta
sebagai Wujud Kategori Pola Aktivitas dalam Rumah Tangga. Laporan Penelitian Dikti Kajian
Wanita.
- Santoso, R. B. 2000. Omah. Yogyakarta: Bentang.
- Surjomihardjo, A. 2000. Kota Yogyakarta 1880-1930 Sejarah Perkembangan Sosial.
Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.
- Suprijanto, Iwan. 2002. Rumah Tradisional Osing : Konsep Ruang Dan Bentuk. Dimensi Teknik
Arsitektur. Vol.30 No. 1.
- Ajeng, 2018. https://uzone.id/5-restoran-unik-di-yogyakarta-kamu-wajib-coba- Diakses
pada 24 Maret 2021
- Purnama,2019.https://venuemagz.com/hotel/prime-plaza-hotel-jogjakarta-
perpaduan- arsitektur-jawa-dengan-fasilitas-modern/ Diakses 24 Maret 2021
- Kartono J. Lukito Konsep Ruasng Tradisional Jawa Dalam Konteks Budaya [Journal] //
Dimensi Interior. - 2005. - pp. 124-136.
- Murwandani Nunuk Giari Arsitektur-Interior Keraton Sumenep Sebagai Wujud Komunikasi
Dan Akulturasi Budaya Madura, Cina Dan Belanda [Journal] // Dimensi Interior. - 2007. - pp.
71-79.
- Sarihati Titihan , Widodo Pribadi and Widihardjo Penerapan Elemen-elemen Interior
Sebagai Pembentuk Suasana Ruang Etnik Jawa Pada Restoran Boemi Solo [Journal]. -
2015.
- sarihati titihan, widodo pribadi and widihardjo penerapan elemen-elemen interior
sebagai pembentuk suasana ruang etnik jawa pada restoran boemi joglo [journal]. - 2015.