Anda di halaman 1dari 26

Pengantar Geologi (Materi ke-2)

BAB II
BAGIAN – BAGIAN BUMI
A. Bentuk Bumi
Bumi merupakan salah satu anggota dari tatasurya yang bergerak di dalam pengaruh gaya
berat daripada matahari,di mana matahari merupakan pusat dari tatasurya ini (faham
heliosentris).
Bumi yang yang terbentuk milyaran tahun lalu bersifat dinamis, yaitu mengalami proses
perubahan dan perkembangan sepanjang masa. Perubahan tersebut dapat bersifat lambat
maupun cepat. Penyebab perubahannya adalah adanya gaya atau tenaga dari dalam bumi
(Tenaga endogen) dan deari luar bumi (tenaga eksogen).
Selain memiliki gaya gravitasi dan sentrifugal, bumi memiliki bentuk yang sebagian orang
meyakini bentuknya bulat. Anggapan bahwa bentuk bumi bulat didasarkan pada hal-hal
berikut:

 Bayangan bumi yang bulan saat gerhana bulan


 Perjalanan kapal laut, kapal terbang dan satelit mengitari bumi yang berangkat
menuju ke timur datang dari barat
 Penggambaran bumi berupa sebuah globe, sepintas akan memberi kesan bahwa bumi
berbentuk bola dengan permukaan yang halus ( rata dan licin ),
 Kapal laut yang kembali ke pantai, yang tampak lebih dulu puncak tiangnya, dan saat
menjauh dari pantai lebih dulu hilang bagian bawahnya.
 Hasil pemotretan dari kapal terbang atau citra satelit memperlihatkan sebagian muka
bumi yang melengkung.
 Hasil pemotretan dari luar angkasa, keseluruhan bentuk bumi bulat.

sebenarnya bentuk bumi tidaklah bulat benar. Bentuk bumi bisa di sebut “oblate spheroid “
atau “Ellipsoid of Rotation“ , yang artinya hasil dari sebuah elips yang di putar pada sumbu
pendeknya. Kesan permukaan bumi yang berelief pada globe dilukiskan dengan berbagai tata
warna. Misalnya : hijau untuk dataran rendah, kuning untuk daerah perbukitan, coklat untuk
daerah pegunungan,dll. Hal ini terjadi akibat :
- Rotasi bumi
- Pengaruh gaya berat
- Sifat materi pembentuk bumi
Bumi mempunyai panjang jari-jari sekitar 6378 km di equator dan 6356 di kutub. Kala
revolusi bumi: 365 hari, kala rotasi bumi: 24 jam. Bumi memiliki satelit alam yang disebut
bulan.

B. Bagian-Bagian Bumi
1. Atmosfera
Lapisan yang berfungsi sebagai pelindung permukaan bumi terhadap pemancaran sinar ultra-
violet dalam jumlah yang berlebihan, dapat di bagi menjadi 4 bagian :
a. Troposfera, 0 - 15 km. Di sebut juga sfera udara, di mana terdapat perubahan – perubahan
hawa, angin, hujan dan salju.
b. Stratosfera, 15 - 80 km
c. Ionosfera, 80 - 800 km
d. Dissipatisfera, lebih dari 800 km
Sfera ini terdiri dari bermacam campuran gas yang mengitari dan melekat pada bumi sebagai
akibat tarikan gaya berat. Kira – kira sampai dengan 80 km, susunan kimianya dapat
dikatakan serba sama ditinjau dari perbandingan masing-masing unsur gas. Lapisan ini diberi
istilah “homosphere “, adapun “ heterosphere “ adalah lapisan diatasnya.
Gas yang terdapat pada atmosfera sebagian besar adalah Nitrogen dan Oxigen, Argon,
Karbondioksida, dan lainnya. Adapun suhu atmosfer berasal dari : radiasi matahari, pantulan
dari permukaan bumi, dan erupsi uap dan gas panas dari dalam bumi.
Pengukuran unsur-unsur cuaca, bisa dilakukan dengan alat sebagai berikut:
- Termometer, yaitu alat pengukur suhu udara.
- Anemometer, yaitu alat pengukur kecepatan angin.
- Barometer, yaitu alat pengukur tekanan udara.
- Fluviometer, yaitu alat pengukur curah hujan.
- Hygrameter, yaitu alat pengukurkelembaban udara.
- Luxmeter, yaitu alat pengukur sinar matahari.

Pada lapisan atmosfer inilah terdapat udara yang bergerak horizontal diatas permukaan bumi,
yang disebut angin. Gerakan udara tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara
dan pemanasan matahari.

2. Hydrosfera
Merupakan selaput air yang meliputi semua air yang ada di atas dan di dekat permukaan
bumi., meliputi : samudera, danau – danau, sungai, air tanah dan salju. Adapun hidrosfera
berfungsi sebagai: 1) sebagai sumber air bagi kehidupan manusia, 2) sebagai salah satu
tenaga utama dalam pembentukan permukaan bumi, baik dalam proses pelapukan maupun
proses pengendapan.
Lapisan air lautan dan samudera dipelajari dalam oseanografi, sedangkan air di darat
dipelajari sebagai : a) air permukaan (sungai, danau, rawa, air permukaan/ run off) dalam
hidrologi, b) air tanah ( sumur ddan artesis).

3. Struktur lapisan bumi


Perlu di ketahui bahwa di beberapa tempat di dalam bumi terdapat bidang-bidang pemisah
atau bidang diskontinuity. Bidang-bidang pemisah itu dapat di lihat pada tiga bagian dalam
bumi, yaitu :
- Kerak bumi (crust), merupakan lapisan kulit bumi paling atas yang terdiri dari senyawa
kimia yang kaya akan SiO2 ( sampai 1.200 km ) atau lapisan yang terdiri dari berbagai
macam batuan yang bersifat heterogen. Lapisan ini yang juga biasa di sebut lithosfer. Litosfer
terbagi atas dua macam lempeng/kerak, yaitu: 1)Lempeng/kerak samudera, mineral utamanya
adalah Silikat Magnesium (SiMa) dan memiliki massa yang lebih berat. 2) lempeng/kerak
benua, mineral utamanya adalah Silikat aluminium (SiAl) dan massanya lebih ringan di
banding lempeng samudera.

- Selubung Bumi (mantle)


Terletak di bawah bidang pemisah yang pertama, merupakan lapisan yang tebal membentang
dari dasar kerak bumi sampai ke bagian yang cair di dalam bumi ( dari 1.200 km sampai
2.900 km ). Bahan penyusunnya bersifat lebih padat dan mengandung lebih banyak mineral
magnesium.
- Inti Bumi (Core)
Pada bagian di bawah 2.900 km, terjadi pengurangan kecepatan pada gelombang P, bahkan
gelombang S tidak dapat diteruskan sama sekali.Hal ini ditafsirkan bahwa bagian inti bumi
tidak bersifat padat. Bahan pembentuk inti bumi terdiri dari : besi ( Fe ), Nikkel dan Kobalt
(Co).
Hipotesis lainnya menurut SUESS dan WIECHERT, tubuh bumi terbagi atas beberapa bagian
yaitu kerak bumi, selubung bumi atau sisik silikat, lapisan antara atau chalkosfera dan Inti
besi-nikel atau barysfera.

Diposkan oleh Kumpulan Materi Kuliah Yani SA di 05:23


Label: Mata Kuliah Geologi

Ilmu Geologi

Posted on 22/11/2009

Semua kejadian di bumi ini, seperti erupsi gunungapi yang sangat dahsyat, bencana. yang
diakibatkan oleh gempabumi, kerusakan yang ditimbulkan oleh tanah longsor, sampai pada
pemandangan yang sangat megah dan indah dan hamparan lembah yang diapit oleh
gununggunung yang menjulang tinggi merupakan obyek menarik bagi para geologiawan.
Studi tentang geologi sangat berhubungan erat dengan pertanyaanpertanyaan praktis
mengenai keadaan fisik lingkungan di sekitar kita. Kekuatan bagaimana yang dapat
membentuk pegunungan yang kadang dapat mencapai ketinggian sampai ribuan meter?
Seperti, apakah zaman es dan apakah zaman es tersebut akan ada lagi di bumi ini? Bagaimana
terbentuknya gua dengan batuan yang menggantung dari atapnya? Apakah ada air tanah pada
suatu daerah? Apakah penambangan bahan galian dengan cara stripping dapat dilakukan atau
tidak? Bagaimana mengetahui adanya jebakan minyak bumi? Dan masih banyak lagi
pertanyaanpertanyaan yang jawabannya sangat diperlukan pengetahuan geologi.

Geologi merupakan sebuah kata yang berasal dari kata geo yang berarti bumi dan logos yang
berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara harfiah geologi berarti ilmu tentang bumi atau studi
tentang bumi. Bumi disini bukan berarti hanya fisik dari bumi saja yaitu material penyusun
bumi dan bentuk dari bumi itu sendiri, tetapi juga prosesproses yang terjadi pada bumi serta
terbentuknya bumi sampai sekarang. Prosesproses tersebut baik yang terjadi di dalam bumi
maupun di permukaan bumi. Scram itu juga kehidupan yang pernah ada di bumi ini dan
evolusinya merupakan obyek yang dipelajari dalam geologi. Jadi geologi mempelajari semua
aspek yang berhubungan dengan bumi. Untuk mengerti tentang bumi yang sebenarnya
bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab planet bumi ini bukanlah suatu masa batuan yang
diam atau tidak berubah, tetapi merupakan suatu masa yang sangat dinamis yang memiliki
sejarah yang panjang dan kompleks

Ilmu geologi secara tradisional terbagi menjadi 2 bagian yang besar yaitu fisik dan sejarah.
Geologi fisik merupakan ilmu geologi yang mempelajari tentang materialmaterial penyusun
bumi dan mencoba untuk mengerti dan memahami prosesproses yang terjadi di bagian dalam
dan di permukaannya. Sedangkan bagian geologi sejarah adalah ilmu geologi yang
mempelajari tentang asal tejadinya bumi dan perkembangannya seiring dengan waktu. Jadi
bagian ini berusaha menjelaskan hubungan secara kronologi dari perubahanperubahan
perilaku fisik dan biologi yang muncul dalam waktu geologi yang telah lalu. Studi geologi
fisik secara logis mendahului studi tentang geologi sejarah, sebab pertama kita harus
memahami bagaimana bumi ini bekerja sebelum kita membongkar atau mempelajari
kejadiankejadian yang telah lalu.

Sebagai suatu ilmu, geologi baru muncul sejak 200 tahun lalu, tetapi dalam kurun waktu
tersebut perkembangannya sangat menakjubkan. Para geologiawan sering membutuhkan
bantuan ilmu lainnya untuk memecahkan problemproblem yang dihadapinya. Selain itu,
beberapa spesialisasi dari ilmu geologi overlap dengan ilmu lainnya, seperti geofisika,
merupakan gabungan antara ilmu geologi dan fisika Sementara itu palentologi yang
mempelajari fosil, merupakan gabungan antara ilmu geologi dengan biologi. Ilmu lainnya
yang berhubungan atau mempunyai kontribusi pada, ilmu geologi adalah kosmologi,
fisiografi, hidrologi, meteorologi, fisika Simian biologi, matematika dan ekonomi.

Perkembangan Ilmu geologi

Posted on 24/11/2009
Keadaan bumi ini, termasuk material penyusunnya dan proses-proses yang terjadi pada
bumi telah menjadi objek studi beberapa abad lalu. Beberapa topik yang sangat menarik seperti
fosil, batumulia, gempabumi dan aktivitas gunungapi telah dipelajari di Yunani lebih dari 2300 tahun
lalu. Aristoteles merupakan filosof yang terkenal sering mengeluarkan pendapatnya yang
berhubungan dengan bumi, meskipun pandangan-pandangannya tentang bumi tidak Selalu didasari
pada suatu observasi dan eksperimen. Pendapatnya tentang bumi kadang-kadang hanya sekedar
disampaikan walaupun tidak masuk akal, sehingga terkesan asal-asalan.

Aristoteles percaya bahwa batuan yang menyusun bumi terbentuk dibawah pengaruh
bintang-bintang di langit dan gempabumi muncul pada saat udara terkumpul di dalam tanah dan
dipanasi oleh sumber panas yang berasal dari pusat bumi. Kemudian dikeluarkan dengan ledakan
yang dahsyat. Ketika dikonfrontasikan dengan fosil ikan yang dijumpai terdapat dalam batuan,
Aristoteles mengatakan bahwa sejumlah basar ikan hidup tak bergerak di dalam bumi dan akan
dijumpai jika dilakukan penggalian.

Walaupun penjelasan dan pandangan Aristoteles telah cukup memadai pada masa itu, untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai keberadaan bumi kita ini, mereka. terus
menerus mencoba untuk menjelaskannya selama berabad-abad dengan melakukan observasi dan
percobaan. Hal ini dilakukan untuk menolak pandangan-pandangan dari Aristoteles yang pada waktu
itu banyak diantaranya sudah diterima oleh masyarakat, tetapi tidak bisa diterima dengan akal
manusia. Selanjutnya Frank D. Adams mengatakan dalam bukunya The Birth and Development of
the Geological Sciences (New York; Dover, 1938) bahwa selama masa-masa pertengahan,
Aristoteles dihormati sebagai kepala dan pimpinan dari semua filosof di Yunani dan pendapatnya
dalam bidang apapun, merupakan hasil akhir dan dijadikan sebagai hukum.

Selama abad 17 dan 18, doktrin katastrofisme sangat berpengaruh pada formulasi
penjelasan tentang kedinamisan bumi. Katastrofisme merupakan suatu faham yang mempercayai
bahwa bentuk permukaan bumi telah berkembang dengan pengaruh utama adalah katastrof yaitu
pengrusakan yang hebat dan terjadi dengan tiba-tiba. Kenampakan bentang alam seperti
pegunungan dan lembah, yang saat ini diketahui proses pembentukannya membutuhkan waktu
yang lama, dijelaskan dengan faham ini terbentuk sebagai akibat pengrusakan tiba-tiba dan terus
menerus.

Lahirnya Ilmu Geologi Modern


Akhir abad ke 18 merupakan awal dari lahirnya ihim geologi modem. James Hutton seorang
dokter dan petani dari Skotlandia merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu geologi
modem. la mempublikasikan teorinya tentang bumi dalam bukunya "Theory of the Earth". Dalam
buku tersebut James Hutton memperkenalkan prinsip "Uniformitarianism" atau prinsip keragaman.
Prinsip inilah yang kemudian merupakan konsep dasar dalam mempelajari ilmu geologi modem.
Secara ringkas pada prinsip ini dikatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang
berlangsung sekarang ini juga terjadi pada waktu lampau. Jadi tenaga dan proses-proses yang terjadi
pada bumi pada masa sekarang ini telah terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak terbentuknya bumi ini.
Jadi untuk mempelajari batuan yang terbentuk di masa lampau, kita harus memahami tentang
proses-proses yang terjadi di masa sekarang termasuk juga hasil atau akibat dari proses tersebut.
Berdasarkan prinsip uniformitarism ini kemudian muncul prinsip yang berbunyi masa kini
merupakan kunci masa lalu (The present is the key to the past).

Sebelum muncul teori tentang bumi yang dikemukakan oleh James Hutton, belum ada yang dapat
membuktikan bahwa geologi berhubungan dengan periode waktu yang sangat panjang. Sebaliknya
Hutton dapat menjelaskan dengan bukti nyata bahwa proses-proses yang terjadi bagaimanapun
lemah dan lambatnya. Apabila terjadi pada waktu. yang lama dapat menghasilkan suatu perubahan
yang sama seperti yang dihasilkan oleh suatu proses yang dahsyat dan tiba-tiba.

Meskipun James Hutton dapat dikatakan sebagai orang pertama yang mengemukaan prinsip
dasar dalam ihnu geologi modern, tetapi karena teori ditulis dalam bahasa yang sulit dimengerti dan
tidak dipublikasikan dengan luas, maka idenya tidak banyak diketahui oleh masyarakat pada waktu
itu. Adalah seorang geologiawan Inggris, Charles Lyel, yang berjasa memperkenalkan dan
menyebarluaskan prinsip dasar dalam ihnu geologi modem tersebut. Antara tahun 1830 sampai
1872, Lyel menghasilkan sebelas edisi buku Principles of Geology. Dalam buku tersebut, Lyel
mengilustrasikan dengan baik konsep-konsep kesamaan dari alam dengan waktu. Lyel juga
memperlihatkan secara lebih meyakinkan bahwa proses-proses geologi yang dapat diamati sekarang
dapat berlaku dan terjadi juga di masa yang lalu. Walaupun doktrin uniformitarianism pertama kali
tidak dikemukakan oleh Lyel tetapi beliaulah yang berhasil memasyarakatkannya dengan luas.
Penerimaan dari konsep dasar ini berarti penerimaan tentang sejarah yang panjang dari bumi kita
ini. Walaupun prose-proses yang terjadi pada bumi mempunyai intensitas yang sangat bervariasi,
tetapi memerlukan waktu yang lama untuk membentuk atau merusakkan kenampakan utama dari
bentang alampermukaan bumi.
Batuan: Macam dan Pembentukannya
*ini adalah resume yang saya buat untuk tugas akhir praktikum mineralogi, saya cintaaaa sekali
kuliah ini… semoga hasil rangkuman ini bisa bermanfaat. -Christine*

PEMBENTUKAN BATUAN

Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu.
Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula.
Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk
karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan
kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/ evaporasi. Letusan gunung api sendiri
dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang
telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang
cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma.
SIKLUS BATUAN

BATUAN BEKU
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di
bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga
batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma
dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan
beku ekstrusif.

BATUAN BEKU DALAM

Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai
jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya,
menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran
yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup
pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya.

Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan,
termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.

Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.
Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.
Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi
yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya
magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km
panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan
di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak
terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan
yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan
yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh
magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya.
Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna
magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini
bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan
mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh
magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta
suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan
dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua
sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.

Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di sekitarnya
tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari
topografi disekitarnya.

Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya
adalah sill, lakolit dan lopolit.

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi,
baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di
permukaan.

Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya
cekung ke atas.

Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan
berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara
tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik.

BATUAN BEKU LUAR

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api
sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma
di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma
basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava
basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api
dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut
tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan
jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.

Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan
demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.

Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku
afanitik.

KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan
komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan
magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk dan
lingkungan krsitalisasinya.

Tekstur Batuan Beku

Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:

1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf)


2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus  hanya dapat dilihat dengan
mikroskop
3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral
pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-
butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar
yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di
sekitar fenokrist disebut massadasar.

Secara ringkas, klasifikasi batuan beku dapat dinyatakan sebagai berikut:

BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh perubahan secara fisik dari
komposisi mineralnya serta perubahan tekstru dan strukturnya akibat pengaruh tekanan (P) dan
temperature (T) yang cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam pembentukan
batuan metamorf adalah:

 Terjadi dalam suasana padat


 Bersifat isokimia
 Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa
 Terbentuknya tekstur dan struktur baru.

Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan Temperatur (P dan T).
Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi
diakibatkan oleh beban perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil
berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan sedimen
dan magma dapat mempercepat reaksi kima yang berlangsung pada saat proses metamorfosa yang
dapat menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi
tektonik, tetapi yang paling umum dijumpai pada daerah kovergensi lempeng.

Jenis-jenis metamorfosa adalah:

Metamorfosa kontak  dominan pengaruh suhu


Metamorfosa dinamik  dominan pengaruh tekanan

Metamorfosa Regional  kedua-duanya (P dan T) berpengaruh

Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran T dan P
tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh mineral index antara
lain:

 Staurolite: intermediate  high-grade metamorphism


 Actinolite: low  intermediate metamorphism
 Kyanite: intermediate  high-grade
 Silimanite: high grade metamorphism
 Zeolite: low grade metamorphism
 Epidote: contact metamorphism

Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi
akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak memperlihatkan orientasi mineral.
Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang
inequigranular.

Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau berdasarkan
perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate  phyllite  schist  gneiss. Selain
menunjukkan besar butir dan derajat foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang
semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang dapat teridentifikasi
adalah kenampakkan kilap mika.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.

Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

 Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika


(muskovit, biotit)
 Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-
felspar, piroksen
 Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-
batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
 Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
 Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan
granoblastik

BATUAN PIROKLASTIK
Berdasarkan kata pembentuknya:

Pyro  pijar

Klastik  fragmen

Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil langsung
letusan gunung api (direct blast) yang kemudian terendapkan pada permukaan sesuai dengan
keadaan permukaannya (endapan piroklastik) dan lalu mengalami litifikasi untuk menjadi batuan
piroklastik.

Mekanisme pengendapan piroklast adalah sebagai berikut:


 Pyroclastic Flow Deposits

Macam :

– block & ash flows

-scoria flows

-pumice / ash flows

Distribusi / penyebaran : di lembah / depresi; struktur : perlapisan (graded bedding, paralel


laminasi); tekstur : sortasi buruk, terdiri dari kristal, litik, dan gelas (pumis); bagian bawah :
pyroclastic surge deposits

 Pyroclastic Fall Deposits


 Pyroclastic Surge Deposits

Partikel, gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang mengalir dalam mekanisme turbulensi
sebagai sebuah gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah base, ground dan ash
cloud. Strukturnya cross-bedding dengan sortasi yang buruk.

Klasifikasi batuan piroklastik berdasrkan ukurannya (Schmid, 1981)

Endapan piroklastik

Ukuran Piroklas
Tefra (tak Batuanpiroklastik
terkonsolidasi) (terkonsolidasi)

> 64 mm Bom, blok Lapisan bom / blok Aglomerat, breksi


piroklastik
Tefra bom atau
blok

2 – 64 lapili Lapisan lapili atau Batulapili


mm (lapillistone)
Tefra lapili

1/16 – 2 Abu/debu Abu kasar Tuf kasar


mm kasar

< 1/16 Abu/debu Abu/debu halus tuf halus


mm halus

Berdasarkan terbentuknya, fragmen piroklast dapat dibagi menjadi:

 Juvenile pyroclasts : hasil langsung akibat letusan, membeku dipermukaan (fragmen


gelas, kristal pirojenik)
 Cognate pyroclasts : fragmen batuan hasil erupsi terdahulu (dari gunungapi yang
sama)
 Accidental pyroclasts : fragmen batuan berasal dari basement (komposisi berbeda)

Fragmen:

1. Gelas/ Amorf
2. Litik
3. Kristalin

MINERAL-MINERAL ALTERASI
Alterasi = Metasomatisme

Merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu
dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa,
oksida atau sulfida logam.

Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, tidak selayaknya metamorfisme yang merupakan
peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada
struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi
mineralogy batuan.

Beberapa contoh mineral alterasi antara lain:


 Kalkopirit
 Pirit
 Limonit
 Garnierit
 Epidote
 Malakit
 Khlorit
 Orphiment
 Realgar
 Galena

BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan
beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.

Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari
pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan
proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir,
gravel (termasuk bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen
menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan
sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses
litifikasi dari sedimen menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.

Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:

1. Batuan sedimen klastik  terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral
2. Batuan sedimen kimiawi  terbentuk karena penguapan, evaporasi
3. Batuan sedimen organic  terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan

Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya digunakan
skala Wentworth. Sedangkan untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi dilakukan berdasarkan
matriks maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham, Embry-Klovan.

Ada tambahan video hasil browsing di you-tube dan saya rasa ini sangat bermanfaat! Coba ditonton,
bisa membantu untuk identifikasi spesimen batuan loh…
dirangkum dari pelbagai sumber; sebagian besar dari diktat kuliah petrologi dan
kristalografi&mineralogi T. Geologi ITB.

Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil atau sisa organisme yang hidup lebih dari 15 juta
tahun lalu, dijumpai pada puncak pegunungan yang tingginya 3000 meter di atas permukaan laut
sekarang ini. Ini berarti bahwa pegunungan itu telah terangkat sekitar 3000 meter dalam waktu ± 15
juta tahun. Jadi rata-rata peningkatan permukaan bumi tersebut hanya sekitar 0.2 milimeter setiap
tahun. Sedangkan rata-rata proses, erosi yang terjadi juga sangat kecil. Jadi memerlukan puluhan
sampai jutaan tahun oleh alam untuk membentuk pegunungan dan meratakannya kembali. Tetapi
biarpun waktu yang terus berjalan ini relatif pendek dalam sekala waktu geologi (sejarah bumi), dari
rekaman yang terdapat dalam batuan yang menyusun bumi dapat terlihat bahwa bumi telah
mengalami banyak siklus pembentukan pegunungan dan erosi.

Sangat penting -untuk diingat bahwa walaupun banyak kenampakan bantang alam fisik yang
kelihatan seperti tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu puluhan tahun, kita tetap
mengamatinya, sebab bagaimanapun juga kesemuanya mengalami perubahan dalam sekala. waktu
yang berbeda-beda, ratusan, ribuan atau bahkan jutaan tahun.

Anda mungkin juga menyukai