1. Pengertian
Modal Ventura adalah suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu Perusahaan
Pasangan Usaha (PPU) yang ingin mengembangkan usahanya untuk jangka waktu tertentu (bersifat
sementara). Di dalam pendirian Modal Ventura terdapat dua aspek penting dari maksud dan tujuannya.
Pertama, Modal Ventura adalah modal yang disediakan sebagai resiko (Risk Capital) kepada yang
mempunyai gagasan (Idea), tanpa jaminan pengembalian modal atau keberhasilan di masa mendatang.
Yang ada hanya sistem bagi hasil berupa dividen. Sehingga aspek keberanian pemilik modal menjadi hal
penting dalam pengambilan keputusannya. Itu sebabnya dasar utama semangat Modal Ventura terletak
pada keyakinan terhadap pasangan usahanya. Kedua, sesuai dengan prinsip dasar yang terkandung
dalam "jiwa" Modal Ventura, maka diseluruh dunia dibuat semacam kesepakatan bahwa penyertaan
modal harus bersifat sementara. Jangka waktunya antara 5-10 tahun, sampai mitra usahanya mampu
berdiri sendiri barulah sahamnya dijual kembali.
2. Sejarah
Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali dengan pembentukan PT Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang sahamnya dimilki oleh Departemen
Keuangan (82,2%) dan Bank Indonesia (17,8%).
Gema nama Bahana memang sempat menggetarkan dunia keuangan nusantara. Ketika pada tahun 1993
salah satu anak usahanya, PT Bahana Artha Ventura (BAV), agresif melebarkan usaha ke seluruh
provinsi, membentuk Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD). Sasarannya, usaha kecil menengah
(UKM) untuk dibiayai.
Pada 1996 kemampuan BAV dan PMVD baru mampu membiayai 558 unit PPU dengan total investasi Rp
3,7 miliar maka akhir tahun berikutnya sudah tercatat 1.481unit PPU dengan nilai investasi Rp 227,34
miliar. Dari sisi jumlah maupun nilai investasi, jumlah tersebut terus bertambah banyak sampai akhir
2002 dengan jumlah PPU 7.382 unit dan investasi Rp1,43 triliun.
Berdasarkan sektor pembiayaan PMVD, komposisi pembiayaan untuk masing-masingsektor adalah
sektor Industri menyerap 15%, Perdagangan 23%, Pertanian 19%, Homeindustri 1%, Jasa 42%.
a. Equity Financing
Yaitu merupakan jenis pembiayaan langsung. Dalam hal ini perusahaan modal ventura melakukan
penyertaan langsung pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dengan cara mengambil bagian dari
sejumlah saham milik PPU.
Yaitu merupakan pembiayaan dengan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh Perusahaan PPU.
c. Mendirikan perusahaan baru. Dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama-sama dengan PPU
mendirikan usaha yang baru sama sekali.
d. Bagi hasil
Pembiayaan jenis ini merupakan pembiayaan kepada usaha kecil yang belum memiliki bentuk badan
hukum Perseroan Terbatas (PT), namun tidak tetutup kemungkinan dengan yang berbadan hukum PT,
apabila kedua belah pihak menginginkannya
Manfaat
b. Membantu pembiayaan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana dalam pengem-
bangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal
c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun pada tahap
mengalami kemunduran
d. Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadi yang siap dipasarkan
e. Memperlancar mekanisme investasi di dalam dan luar negeri.
Perusahaan modal ventura menghimpun dana dan mengelola dana yang diinvestasikan dalam bentuk
penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha.
Pengelolaan modal ventura yang melibatkan dua badan usaha terpisah, dimana yang satu sebagai
perusahaan penyedia dana (fund company) dan yang lain sebagai perusahaan pengelola (management
company) yang melakukan pengelolaan fund company yang bersangkutan.
1. Pengertian
Definisi diatas menjelaskan bahwa jasa yang diberikan dalam suatu kegiatan atas anjak piutang adalah
jasa pembiayaan dan jasa non pembiayaan atas piutang.
2. Sejarah
Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak piutang sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan
pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia. Tetapi pada saat itu kegiatan anjak piutang dilakukan
dengan cara sederhana, yaitu pihak factor biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang juga
sekaligus berperan sebagai pemberi perlindungan kredit. Selanjutnya, kegiatan anjak piutang diteruskan
di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor industri tekstil yang sampai saat ini masih merupakan
salah satu bidang kegiatan usaha utama anjak piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih
merupakan industri yang sangat baru, dimulai sekitar dekade 1970-an.
Perusahaan Anjak Piutang di Eropa mengikuti pola perkembangan usaha Anjak Piutang di Amerika. Pada
akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan anjak piutang meninggalkan profesi sebagai agen dan
mengkonsenterasikan kegiatannya pada pengelolaan kredit bagi klien yang meliputi menjamin kredit,
menagih dan menyediakan dana. Bentuk inilah yang menjadi embrio bisnis Anjak Piutang modern.
Kegiatan Anjak Piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di Indonesia. Eksistensi
Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak ditetapkan Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 atau
PAKDES 20, 1988 yang diatur dengan KEPPRES No. 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan
NO.172/KMK.06/2002 ( sekarang sudah tidak berlaku lagi ). Pengenalan usaha Anjak Piutang ditujukan
untuk memperoleh sumber pembiayaan alternatif di luar sektor perbankan.
Perusahaan Anjak Piutang bisa didirikan secara independen (berdiri sendiri) atau dapat dilakukan oleh
Multi Finance Company yaitu lembaga pembiayaan yang dapat melakukan kegiatan usaha secara
sekaligus di bidang Anjak Piutang (factoring), sewa guna usaha (leasing), Modal Ventura (joint venture),
kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen. Bank pada prinsipnya dapat memberikan jasa
anjak piutang sebagai bagian dari produknya tanpa perlu membentuk badan usaha baru. Karena volume
usaha anjak piutang ini biasanya relatif besar, maka umumnya bank-bank cenderung memisahkan
kegiatan anjak piutang ini dari operasional sehari-hari dengan membentuk suatu badan hukum terpisah
yaitu bentuk perlayaan yang diberikan atau disediakan oleh perusahaan anjak piutang yang meliputi
semua jenis jasa anjak piutang ,baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non pembiayan.
b. recourse factoring
yaitu bentuk perlayaan yang diberikan yang meliputi hampir semua jasa jasa bank anjak piutang kecuali
proteksi terhadap resiko tidak dibayarnya tagihan.
c. Bull factoring
Yaitu bentuk bentuk perlayanan clien hanya memerlukan jasa pembiayaan atau pemberi tahuan jatuh
tempo pada nasabah atau costumer/ sedangkan jasa- jasa seperti proteksi sredit, seles ledger
administration, dan penagihan tidak diperlukan.
d. Matury factoring
Yaitu bentuk perlayanan dimana yang dibutuhkan klien adalah jaminan perlindungan kredit yang
meliputi pengurusan penh atas penjualan, penagihan dari pelanggan, dan proteksi atas piutang.
e. Agenci factoring
Bentuk factoring ini sering dikaitkan dengan bull factoring yaitu penyerangan keseluruhan enjualan
anjak piutang klien kepada perusahaan factoring atas dasar nitifikasi, tetapi tidak bertanggung jawab
atas kepengurusan atas kepenagihan piutang tersebut.
f. Invoice discouting
Klin dalam hal ini hanya membutuhkan jasapembiayaan perusahaan anjak piutang sedangkan jasa non-
pembiayaan ditangani sendiri oleh klien.
g. Undisclosed factoring
Biasanya berkaitan dengan suatu perjanjian penjualan piutang dimana perusahaan factoring
memberikan proteksi terjadinya kemacetan pelunasan piutang sampaidengan persentase
tertentu(biasanya 80%)dari jumlah factur yang disetujui yaitu dengan without recourse sebagai resiko
kredit.
b. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau advanced payment
sehingga meningkatkan credit standing perusahaan klien.
c. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat mengadakan transaksi
dagang secara bebas atas dasar open account baik perdagangan dalam maupun luar negeri.
d. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan perputaran modal kerja.
e. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet dapat
diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
1) perusahaan anjak piutang atau factor adalah perusahan atau pihak yang menawarkan jasa anjak
piutang.
2) Klien atau suplier adalah pihak yang mengunakan jasa perusahaan anjak piutang
3) nasabah atau costumer atau debitur adalah pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.
murni sebagaimana dilakukan oleh perusahaan modal ventura di luar negeri. Struktur kelembagaan
modal ventura yang
ada saat ini adalah tidak dipisahkannya badan hukum venture capital fund di satu pihak dengan
management venture
capital di pihak lainnya. Atau dengan kata lain, pengelolaan pool of funds masih bersatu dengan
perusahaan manajemen.
Ketentuan perundangan modal ventura memang tidak mengenal adanya pemisahan kedua jenis struktur
tersebut. Hal ini
cukup menyulitkan dalam upaya memobilisasi dana untuk pengembangan usaha ini. Sumber dana
perusahaan modal
ventura di Indonesia praktis hanya berasal dari modal yang disetor oleh para pemegang saham
perusahaan yang
bersangkutan.
Masalahnya menjadi kompleks karena pembiayaan perusahaan modal ventura umumnya berjangka
panjang,
sehingga turn over dana menjadi tidak likuid, yang pada gilirannya perusahaan modal ventura akan
mengalami kehabisan
dana karena semua modal telah ditempatkan kepada perusahaan pasangan usahanya. Apabila hal ini
terjadi, sudah barang
tentu perusahaan modal ventura yang bersangkutan akan terhenti kegiatan pembiayaannya bilamana
pemegang saham
tidak menambahkan modal baru. Penambahan modal oleh pemegang saham dalam kenyataannya tidak
selalu mulus
karena berbagai pertimbangan, seperti terbatasnya jumlah pemegang saham sehingga sulit
mengharapkan dapat
menambahkan modal terus menerus, disamping sifat investasi modal ventura yang jangka panjang.
Dengan bentuk
kelembagaan perusahaan modal ventura seperti yang diterapkan sekarang, maka usaha pengembangan
modal ventura
Karakteristik yang sangat menonjol dalam usaha modal ventura berkaitan dengan risiko. Besarnya risiko
yang
mungkin dihadapi dalam bisnis modal ventura ini menyebabkan tingginya expected return yang
diharapkan oleh venture
capitalist. Oleh karena itu, modal ventura lebih cenderung membiayai usaha yang menjanjikan
keuntungan yang lebih
besar, seperti usaha-usaha baru di bidang pengembangan teknologi. Bahkan, perusahaan modal ventura
bersedia untuk
membiayai gagasangagasan yang diperkirakan akan dapat dikembangkan menjadi suatu realita usaha
yang memberikan
Ciri-ciri utama modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal saham (equity
financing)
dengan jangka waktu tertentu. Dalam perkembangannya, penyertaan modal tersebut, lebih lanjut,
dapat dimodifikasi
menjadi semi equity financing. Di samping itu, karakteristik lain modal ventura adalah tingginya risiko
yang mungkin
Mekanisme modal ventura, pada prinsipnya, merupakan suatu proses yang menggambarkan arus
investasi, yang
dimulai dari masuknya pemodal dengan membentuk suatu pool of funds, proses pembiayaan pada
perusahaan pasangan
usaha, sampai proses penarikan kembali penyertaan tersebut (divestasi). Sebagaimana dijelaskan di
atas, pada
hakikatnya, modal ventura adalah kumpulan dana (pool of funds) yang berasal dari investor, dan
dikelola secara
profesional untuk diinvestasikan kepada perusahaan yang membutuhkan modal. Oleh karena itu, dalam
mekanisme
modal ventura, paling sedikit ada tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu ;
a. Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang dimilikinya. Modal dari
berbagai
sumber atau investor tersebut dihimpun dalam suatu wadah atau lembaga khusus yang dibentuk untuk
itu; atau
Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan manajemen atau management venture
capital fund
company
c. Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya. Perusahaan yang dibiayai ini
disebut
Di Indonesia, mekanisme modal ventura dengan konsep pemisahan antara venture capital fund dengan
management venture capital company tidak dikenal dalam aturan perundangan modal ventur. Pada
prinsipnya, perusahaan
modal ventura yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan, dapat mengelola atau dikelola
oleh perusahaan
Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal ventura dalam mekanisme modal ventura
konvensional,
dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum, atau dengan
kata lain, suatu
perusahaan modal ventura dapat sebagai venture capital fund dan dalam waktu yang sama menjadi
management venture
capital company. Oleh karena itu kebijakan dan analisis investasi : pelaksanaan monitoring ; keterlibatan
pada manajemen
perusahaan pasangan usaha; serta pelaksanaan dalam proses divestasi, dilakukan oleh perusahaan
modal ventura yang
bersangkutan.
Mekanisme modal ventura dengan pendekatan venture capital fund company, berbeda dengan metode
pertama,
seperti yang telah dijelaskan di atas. Pelaksanaan semua kebijakan dan srategi investasi mulai dari
analisis, monitoring,
sampai pada proses divestasi dan review merupakan tugas dan tanggung jawab perusahaan manajemen
investasi. Semua
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya tersebut didasarkan pada kesepakatan yang
telah diatur dalamm
perjanjian kontrak manajemen. Atas tanggung jawabnya tersebut, perusahaan manajemen
mendapatkan contract fee atau
management fee dan success fee.
saham. Jenis pembiayaan ini merupakan kendala dalam operasional modal ventura dibandingkan
dengan pembiayaan kredit yang diberikan sektor perbankan. Adanya keharusan bentuk hukum
PT bagi perusahaan pasangan usaha mengakibatkan terbatasnya pangsa pasar modal ventura. Di
sisi lain, bagi perusahaan-perusahaan masih terdapat keengganan untuk menggunakan modal
ventura sebagian saham perusahaan berpindah kepada pihak lain. Untuk mengatasi kendala
tersebut, Departemen Keuangan memberikan alternatif pembiayaan berdasarkan pola bagi hasil.
Dengan pembiayaan bagi hasil ini memungkinkan semua bentuk usaha dapat memperoleh
perusahaan pasangan usaha, dengan cara megambil sejumlah tertentu dari saham
perusahaan pasangan usaha (PPU) yang bersangkutan. Pola pembiayaan ini dikenal
penyertaan saham, maka perusahaan pasangan usaha haruslah berbentuk badan hukum
perseroan terbatas. Bagian saham yang diambil perusahaan modal ventura tersebut
berasal dari saham-saham yang masih dalam portofolio, yaitu saham yang masih belum
diambil bagian dan disetor oleh pemegang saham lainnya (pemegang saham lama).
No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Selanjutnya, semua janji yang telah
PPU. Penyertaan ini dilakukan oleh PMV, dalam hal, suatu PPU yang hendak dibiayai
telah berbentuk badan hukum, dalam arti anggaran dasarnya telah memperoleh
ventura dalam bentuk ini perlu diperhatikan mengenai ketentuan dalam anggaran dasar
konversi atau convertible bond yang diterbitkan oleh perusahaan pasangan usaha. Cara
pembiayaan seperti ini banyak disukai, baik oleh perusahaan modal ventura maupun
perusahaan pasangan usaha, karena sifatnya yang lebih fleksibel. Obligasi konversi lebih
menarik bagi perusahaan modal ventura karena dalam periode pembiayaan tersebut,
perusahaan semakin membaik sehingga nilai perusahaan yang dibiayai tersebut semakin
baik, maka perusahaan modal ventura akan menggunakan hak konversinya (call option).
Instrumen pembiayaan ini dilakukan, dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak
berbentuk badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan
langsung belum atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen pembiayaan ini
menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang
dibiayai. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bentuk pembiayaan ini
adalah kewenangan bertindak dari pihak yang mewakili PPU, objek usaha, serta jaminan
atas pemberian bantuan dana. Pola pembiayaan bagi hasil ini merupakan instrumen
Pembiayaan modal ventura dalam bentuk penyertaan langsung, baik dengan cara
bersama-sama mendirikan perusahaan baru maupun dengan cara mengambil bagian atau
membeli sejumlah saham perusahaan target, umunya dilakukan oleh PMV terhadap PPU
yang telah berbentuk badan hukum perseroan. Umumnya, PMV lebih menyukai
membiayai perusahaan yang telah berjalan, namun membutuhkan tambahan pembiayaan.
Sedangkan pembiayaan dengan pola bagi hasil terutama disediakan bagi usaha kecil atau
perusahaan yang belum berstatus badab hukum PT. Namun demikian, pembiayaan
dengan memilih pola bagi hasil dapat saja dilakukan antara PMV dengan PPU yang telah
berbadan hukum perseroan, apabila kedua belah pihak dapat saling menyetujui
Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat yaitu: perusahaan anjak piutang
(factor), klien (supplier), dan nasabah (customer) atau disebut debitor. Factor adalah perusahaan atau
pihak yang menawarkan jasa anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan
anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan klien. Istilah
klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang
berbeda. Perusahaan anjak piutang memiliki klien dalam hal ini supplier, selanjutnya klien yang memiliki
nasabah (customer). Mekanisme anjak piutang diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa
yang pembayarannya secara kredit.
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang dijelaskan dalam gambar berikut:
Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu perusahaan dalam kondisi antara lain
sebagai berikut:
Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengeni keadaan pasar yang akan dimasuki
oleh perusahaan yang bersangkutan (klien).
Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu mengimbangi
ekspansi perusahaan. Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana ekspansi
secara lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan pengelolaan kreditnya
kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi
sebagai bagian kredit yang tentunya akan menambah biaya operasi.
Perusahaan dapat memeproleh pembiayaan siap pakai yang disediakan oleh perusahaan anjak piutang.
Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam berbagai
jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pelayanan
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun
nonpembiayaan.
Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada
nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti resiko piutang, administrasi penjualan, dan penagihan.
Maturity Factoring
Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan
piutang serta proteksi atas tagihan.
Finance Factoring
Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas
piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur pada perusahaan
factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan
(limit kredit). Klien tetap harus bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya,
termsuk menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.
Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi
perusahaan anjak piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan
menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh
karena itu, perusahaan anjak piutang akan mengemblikan tanggung jawab (recourse) pembayaran
piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer. uang muka proporsi tertentu
kepada klien atas piutang atau faktur yang diserahkan.
Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan leh
klien. Namun, dalam perjanjian anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya
tagihan dapat diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak diabayar
karena pihak klien ternayat mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada
nasabahnya. Dengan demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan
tersebut dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikin, perusahaan
factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.
3. Berdasarkan Perjanjian
Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitur (customer).
Oleh karena itu pada saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih
pada debitur yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan
pernyataan bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak
piutang.
Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa
pemberitahuan kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau
secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.
Domestic Factoring
Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitur yang
semuanya berdomisili di dalam negeri.
International Factoring
Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring
di masing-masing negara sebagai expor factor dan import factor.
Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk pembelian tagihan milik
klien (supplier). Proes kegiatan anjak piutang dapat dibedakan dalam bentuk transaksi untuk tagihan
(account receivable) dan promes (promissory notes):
Didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan menengah. Tagihan tersebut
selanjutnya dijual kepada perusahaan anjak piutang dengan kontrak pengambilalihan tagihan dari
penjual atau supplier kepada perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas
sepengetahuan pembeli (customer) di mana saat tagihan jatuh tempo, pembeli membayar utangnya
langsung kepada perusahaan anjak piutang.
Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain, biasanya bank dalam mekanisme
pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan dengan penerbitan promes oleh pembeli sebagai surat bukti
kepada penjual yang selanjutnya dapat didiskontokan kepada perusahaan anjak piutang.
Manfaat Anjak Piutang
Bagi Klien
Jasa Pembiayaan
Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan memungkinkan klien melakukan penjualan dengan
cara kredit namun sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami kesulitan modal. Dengan adanya jasa
anjak piutang, klien mampu menjual secara kredit.
Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan klien untuk mengonversikan piutangnya yang
belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif lebih cepat.
Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan dengan skema without recourse
memungkinkan adanya pengalihan sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan
resiko ini sangat menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.
Jasa Non-pembiayaan
Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor menyebabkan klien
tidak perlu secara langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah, sehingga waktu dan tenaga
karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif.
Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk mengelola kegiatan
penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang lebih
berpengalaman.
Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan memugkinkan pemberian fasilitas kredit
kepada pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya [piutang menjadi lebih tinggi.
Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi kredit / piutang memungkinkan klien
untuk melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga memudahkan
proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.
1.http://catatantinaatianti.blogspot.com/2016/03/modal-ventuira-dan-anjak-piutang.html?m=1
2.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/anjak-piutang.pdf.
3.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/anjak-piutang.pdf
4.https://beritasumbar.com/anjak-piutang/
5.https://www.alphajwc.com/en/mengenal-modal-ventura-yang-sangat-bermanfaat-bagi-
startupindonesia/