Anda di halaman 1dari 20

A.

MODAL VENTURA ( capital venture)

1. Pengertian

Modal Ventura adalah suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu Perusahaan
Pasangan Usaha (PPU) yang ingin mengembangkan usahanya untuk jangka waktu tertentu (bersifat
sementara). Di dalam pendirian Modal Ventura terdapat dua aspek penting dari maksud dan tujuannya.
Pertama, Modal Ventura adalah modal yang disediakan sebagai resiko (Risk Capital) kepada yang
mempunyai gagasan (Idea), tanpa jaminan pengembalian modal atau keberhasilan di masa mendatang.
Yang ada hanya sistem bagi hasil berupa dividen. Sehingga aspek keberanian pemilik modal menjadi hal
penting dalam pengambilan keputusannya. Itu sebabnya dasar utama semangat Modal Ventura terletak
pada keyakinan terhadap pasangan usahanya. Kedua, sesuai dengan prinsip dasar yang terkandung
dalam "jiwa" Modal Ventura, maka diseluruh dunia dibuat semacam kesepakatan bahwa penyertaan
modal harus bersifat sementara. Jangka waktunya antara 5-10 tahun, sampai mitra usahanya mampu
berdiri sendiri barulah sahamnya dijual kembali.

2. Sejarah

Sejarah modal ventura di Indonesia

Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali dengan pembentukan PT Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang sahamnya dimilki oleh Departemen
Keuangan (82,2%) dan Bank Indonesia (17,8%).

Gema nama Bahana memang sempat menggetarkan dunia keuangan nusantara. Ketika pada tahun 1993
salah satu anak usahanya, PT Bahana Artha Ventura (BAV), agresif melebarkan usaha ke seluruh
provinsi, membentuk Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD). Sasarannya, usaha kecil menengah
(UKM) untuk dibiayai.

Pemerintah Indonesia dalam perkembangannya berusaha memasyarakatkan pola penyertaan modal


yang dapat membantu usaha kecil, menengah dan koperasi dengan mendirikan perusahaan modal
ventura daerah (PMVD). Sampai dengan akhir tahun 1998, perusahaan modal ventura berdiri di 27
propinsi yang ada di Indonesia (diluar Perusahaan Modal setiap Dati II. PMVD yang ada disetiap propinsi,
semua berinduk/afiliasi dengan PT Bahana Artha Ventura (BAV) karena BAV sebagai pemilik saham
terbesar, dan salah satu anak perusahaan dari PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).

Pada 1996 kemampuan BAV dan PMVD baru mampu membiayai 558 unit PPU dengan total investasi Rp
3,7 miliar maka akhir tahun berikutnya sudah tercatat 1.481unit PPU dengan nilai investasi Rp 227,34
miliar. Dari sisi jumlah maupun nilai investasi, jumlah tersebut terus bertambah banyak sampai akhir
2002 dengan jumlah PPU 7.382 unit dan investasi Rp1,43 triliun.
Berdasarkan sektor pembiayaan PMVD, komposisi pembiayaan untuk masing-masingsektor adalah
sektor Industri menyerap 15%, Perdagangan 23%, Pertanian 19%, Homeindustri 1%, Jasa 42%.

Jangka waktu Pembiyaan sesuai dengan SK Men Keu, No : 125/KMK.013/1988 Jo. SK No :


468/KMK.017/1995, yaitu maksimal selama 5 (lima) tahun.

3. Jenis dan manfaat

jenis-jenis Pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura adalah:

a. Equity Financing

Yaitu merupakan jenis pembiayaan langsung. Dalam hal ini perusahaan modal ventura melakukan
penyertaan langsung pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dengan cara mengambil bagian dari
sejumlah saham milik PPU.

b. Semi Equity Financial

Yaitu merupakan pembiayaan dengan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh Perusahaan PPU.

c. Mendirikan perusahaan baru. Dalam hal ini perusahaan modal ventura bersama-sama dengan PPU
mendirikan usaha yang baru sama sekali.

d. Bagi hasil

Pembiayaan jenis ini merupakan pembiayaan kepada usaha kecil yang belum memiliki bentuk badan
hukum Perseroan Terbatas (PT), namun tidak tetutup kemungkinan dengan yang berbadan hukum PT,
apabila kedua belah pihak menginginkannya

Manfaat

Manfaat Pembiayaan modal ventura, antara lain untuk:

a. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru

b. Membantu pembiayaan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana dalam pengem-
bangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal

c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun pada tahap
mengalami kemunduran

d. Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadi yang siap dipasarkan
e. Memperlancar mekanisme investasi di dalam dan luar negeri.

f. f. Mendorong pengembangan proyek research and development

g g. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih teknologi

h h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan.

4. Pihak-pihak yang terlibat dalam modal ventura

a. Pihak Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company)

b. Pihak Perusahaan Pasangan Usaha

c. Pihak Penyandang Dana

5. Mekanisme kegiatan modal ventura

Ada dua mekanisme di dalam penyaluran modal ventura, yaitu :

a. Single Tier Approach

Perusahaan modal ventura menghimpun dana dan mengelola dana yang diinvestasikan dalam bentuk
penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha.

b. Two Tier Approach

Pengelolaan modal ventura yang melibatkan dua badan usaha terpisah, dimana yang satu sebagai
perusahaan penyedia dana (fund company) dan yang lain sebagai perusahaan pengelola (management
company) yang melakukan pengelolaan fund company yang bersangkutan.

B. ANJAK PIUTANG (FACTORING)

1. Pengertian

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang.AnjakPiutang sebagaimana


yang didefinisikan dalam peraturan yang berlaku adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam negeri ataupun transaksi perdagangan luar negeri.
Anjak Piutang merupakan alternatif pembiayaan jangka pendek/modal kerja atau sebagai alternatif
pengelolaan administrasi tagihan / penjualan secara lebih efektif bagi Penjual Piutang (client).

Definisi diatas menjelaskan bahwa jasa yang diberikan dalam suatu kegiatan atas anjak piutang adalah
jasa pembiayaan dan jasa non pembiayaan atas piutang.

Keputusan Menteri Keuangan tersebut diperbaharui dengan SK Menteri Keuangan Nomor


448/KMK.017/2000 yang menyatakan bahwa Kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau
pengalihan atau pengurusan piutang atau penagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri. Pernyataan ini dipertegas oleh SK Menteri Keuangan Nomor 172/
KMK.06/2002 yang menyatakan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pengalihan dan
pembelian serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau
luar negeri.

2. Sejarah

Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak piutang sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan
pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia. Tetapi pada saat itu kegiatan anjak piutang dilakukan
dengan cara sederhana, yaitu pihak factor biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang juga
sekaligus berperan sebagai pemberi perlindungan kredit. Selanjutnya, kegiatan anjak piutang diteruskan
di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor industri tekstil yang sampai saat ini masih merupakan
salah satu bidang kegiatan usaha utama anjak piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih
merupakan industri yang sangat baru, dimulai sekitar dekade 1970-an.

Perusahaan Anjak Piutang di Eropa mengikuti pola perkembangan usaha Anjak Piutang di Amerika. Pada
akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan anjak piutang meninggalkan profesi sebagai agen dan
mengkonsenterasikan kegiatannya pada pengelolaan kredit bagi klien yang meliputi menjamin kredit,
menagih dan menyediakan dana. Bentuk inilah yang menjadi embrio bisnis Anjak Piutang modern.
Kegiatan Anjak Piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di Indonesia. Eksistensi
Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak ditetapkan Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 atau
PAKDES 20, 1988 yang diatur dengan KEPPRES No. 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan
NO.172/KMK.06/2002 ( sekarang sudah tidak berlaku lagi ). Pengenalan usaha Anjak Piutang ditujukan
untuk memperoleh sumber pembiayaan alternatif di luar sektor perbankan.

Perusahaan Anjak Piutang bisa didirikan secara independen (berdiri sendiri) atau dapat dilakukan oleh
Multi Finance Company yaitu lembaga pembiayaan yang dapat melakukan kegiatan usaha secara
sekaligus di bidang Anjak Piutang (factoring), sewa guna usaha (leasing), Modal Ventura (joint venture),
kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen. Bank pada prinsipnya dapat memberikan jasa
anjak piutang sebagai bagian dari produknya tanpa perlu membentuk badan usaha baru. Karena volume
usaha anjak piutang ini biasanya relatif besar, maka umumnya bank-bank cenderung memisahkan
kegiatan anjak piutang ini dari operasional sehari-hari dengan membentuk suatu badan hukum terpisah

3. Jenis dan manfaat

Jenis jenis anjak piutang

a. full service factoring

yaitu bentuk perlayaan yang diberikan atau disediakan oleh perusahaan anjak piutang yang meliputi
semua jenis jasa anjak piutang ,baik dalam bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non pembiayan.

b. recourse factoring

yaitu bentuk perlayaan yang diberikan yang meliputi hampir semua jasa jasa bank anjak piutang kecuali
proteksi terhadap resiko tidak dibayarnya tagihan.

c. Bull factoring

Yaitu bentuk bentuk perlayanan clien hanya memerlukan jasa pembiayaan atau pemberi tahuan jatuh
tempo pada nasabah atau costumer/ sedangkan jasa- jasa seperti proteksi sredit, seles ledger
administration, dan penagihan tidak diperlukan.

d. Matury factoring

Yaitu bentuk perlayanan dimana yang dibutuhkan klien adalah jaminan perlindungan kredit yang
meliputi pengurusan penh atas penjualan, penagihan dari pelanggan, dan proteksi atas piutang.

e. Agenci factoring

Bentuk factoring ini sering dikaitkan dengan bull factoring yaitu penyerangan keseluruhan enjualan
anjak piutang klien kepada perusahaan factoring atas dasar nitifikasi, tetapi tidak bertanggung jawab
atas kepengurusan atas kepenagihan piutang tersebut.

f. Invoice discouting

Klin dalam hal ini hanya membutuhkan jasapembiayaan perusahaan anjak piutang sedangkan jasa non-
pembiayaan ditangani sendiri oleh klien.

g. Undisclosed factoring

Biasanya berkaitan dengan suatu perjanjian penjualan piutang dimana perusahaan factoring
memberikan proteksi terjadinya kemacetan pelunasan piutang sampaidengan persentase
tertentu(biasanya 80%)dari jumlah factur yang disetujui yaitu dengan without recourse sebagai resiko
kredit.

Manfaat anjak piutang

a. Menurunkan biaya produksi perusahaan.

b. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau advanced payment
sehingga meningkatkan credit standing perusahaan klien.

c. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat mengadakan transaksi
dagang secara bebas atas dasar open account baik perdagangan dalam maupun luar negeri.

d. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan perputaran modal kerja.

e. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet dapat
diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.

f. Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

4. Pihak-pihak yang terlibat

3 pelaku utama yang terlibat anjak piutang:

1) perusahaan anjak piutang atau factor adalah perusahan atau pihak yang menawarkan jasa anjak
piutang.

2) Klien atau suplier adalah pihak yang mengunakan jasa perusahaan anjak piutang

3) nasabah atau costumer atau debitur adalah pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.

5. Mekanisme kegiatan anjak piutang

a. tanpa factor atau tradisional piutang tersebut

b. dengan jasa non pembiayaan atau non financing servises.


B. KONSEP KELEMBAGAAN DAN MEKANISME MODAL VENTURA
Kelembagaan modal ventura di Indonesia saat ini masih belum sepenuhnya menggunakan konsep modal
ventura

murni sebagaimana dilakukan oleh perusahaan modal ventura di luar negeri. Struktur kelembagaan
modal ventura yang

ada saat ini adalah tidak dipisahkannya badan hukum venture capital fund di satu pihak dengan
management venture

capital di pihak lainnya. Atau dengan kata lain, pengelolaan pool of funds masih bersatu dengan
perusahaan manajemen.

Ketentuan perundangan modal ventura memang tidak mengenal adanya pemisahan kedua jenis struktur
tersebut. Hal ini

cukup menyulitkan dalam upaya memobilisasi dana untuk pengembangan usaha ini. Sumber dana
perusahaan modal
ventura di Indonesia praktis hanya berasal dari modal yang disetor oleh para pemegang saham
perusahaan yang
bersangkutan.

Masalahnya menjadi kompleks karena pembiayaan perusahaan modal ventura umumnya berjangka
panjang,

sehingga turn over dana menjadi tidak likuid, yang pada gilirannya perusahaan modal ventura akan
mengalami kehabisan

dana karena semua modal telah ditempatkan kepada perusahaan pasangan usahanya. Apabila hal ini
terjadi, sudah barang

tentu perusahaan modal ventura yang bersangkutan akan terhenti kegiatan pembiayaannya bilamana
pemegang saham
tidak menambahkan modal baru. Penambahan modal oleh pemegang saham dalam kenyataannya tidak
selalu mulus

karena berbagai pertimbangan, seperti terbatasnya jumlah pemegang saham sehingga sulit
mengharapkan dapat

menambahkan modal terus menerus, disamping sifat investasi modal ventura yang jangka panjang.
Dengan bentuk

kelembagaan perusahaan modal ventura seperti yang diterapkan sekarang, maka usaha pengembangan
modal ventura

dapat menjadi terlambat.

Karakteristik yang sangat menonjol dalam usaha modal ventura berkaitan dengan risiko. Besarnya risiko
yang

mungkin dihadapi dalam bisnis modal ventura ini menyebabkan tingginya expected return yang
diharapkan oleh venture

capitalist. Oleh karena itu, modal ventura lebih cenderung membiayai usaha yang menjanjikan
keuntungan yang lebih

besar, seperti usaha-usaha baru di bidang pengembangan teknologi. Bahkan, perusahaan modal ventura
bersedia untuk

membiayai gagasangagasan yang diperkirakan akan dapat dikembangkan menjadi suatu realita usaha
yang memberikan

keuntungan yang berlipat.

Ciri-ciri utama modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal saham (equity
financing)
dengan jangka waktu tertentu. Dalam perkembangannya, penyertaan modal tersebut, lebih lanjut,
dapat dimodifikasi

menjadi semi equity financing. Di samping itu, karakteristik lain modal ventura adalah tingginya risiko
yang mungkin

dihadapi oleh pemodal.

Mekanisme modal ventura, pada prinsipnya, merupakan suatu proses yang menggambarkan arus
investasi, yang

dimulai dari masuknya pemodal dengan membentuk suatu pool of funds, proses pembiayaan pada
perusahaan pasangan

usaha, sampai proses penarikan kembali penyertaan tersebut (divestasi). Sebagaimana dijelaskan di
atas, pada

hakikatnya, modal ventura adalah kumpulan dana (pool of funds) yang berasal dari investor, dan
dikelola secara

profesional untuk diinvestasikan kepada perusahaan yang membutuhkan modal. Oleh karena itu, dalam
mekanisme

modal ventura, paling sedikit ada tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu ;

a. Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang dimilikinya. Modal dari
berbagai

sumber atau investor tersebut dihimpun dalam suatu wadah atau lembaga khusus yang dibentuk untuk
itu; atau

disebut venture capital funds.


b. Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis investasi
potensial.

Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan manajemen atau management venture
capital fund
company

c. Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya. Perusahaan yang dibiayai ini
disebut

investee company atau perusahaan pasangan usaha.

Di Indonesia, mekanisme modal ventura dengan konsep pemisahan antara venture capital fund dengan

management venture capital company tidak dikenal dalam aturan perundangan modal ventur. Pada
prinsipnya, perusahaan

modal ventura yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan, dapat mengelola atau dikelola
oleh perusahaan

modal ventura lainnya.

Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal ventura dalam mekanisme modal ventura
konvensional,

dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum, atau dengan
kata lain, suatu

perusahaan modal ventura dapat sebagai venture capital fund dan dalam waktu yang sama menjadi
management venture
capital company. Oleh karena itu kebijakan dan analisis investasi : pelaksanaan monitoring ; keterlibatan
pada manajemen

perusahaan pasangan usaha; serta pelaksanaan dalam proses divestasi, dilakukan oleh perusahaan
modal ventura yang
bersangkutan.
Mekanisme modal ventura dengan pendekatan venture capital fund company, berbeda dengan metode
pertama,
seperti yang telah dijelaskan di atas. Pelaksanaan semua kebijakan dan srategi investasi mulai dari
analisis, monitoring,
sampai pada proses divestasi dan review merupakan tugas dan tanggung jawab perusahaan manajemen
investasi. Semua
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya tersebut didasarkan pada kesepakatan yang
telah diatur dalamm
perjanjian kontrak manajemen. Atas tanggung jawabnya tersebut, perusahaan manajemen
mendapatkan contract fee atau
management fee dan success fee.

C. Jenis Pembiayaan Modal Ventura


Pembiayaan modal ventura yang selama ini dikenal adalah pembiayaan kepada
perusahaan-perusahaan yang telah memiliki badan hukum perseroan dalam bentuk penyertaan

saham. Jenis pembiayaan ini merupakan kendala dalam operasional modal ventura dibandingkan

dengan pembiayaan kredit yang diberikan sektor perbankan. Adanya keharusan bentuk hukum

PT bagi perusahaan pasangan usaha mengakibatkan terbatasnya pangsa pasar modal ventura. Di

sisi lain, bagi perusahaan-perusahaan masih terdapat keengganan untuk menggunakan modal

ventura sebagian saham perusahaan berpindah kepada pihak lain. Untuk mengatasi kendala

tersebut, Departemen Keuangan memberikan alternatif pembiayaan berdasarkan pola bagi hasil.

Dengan pembiayaan bagi hasil ini memungkinkan semua bentuk usaha dapat memperoleh

pembiayaan melalui modal ventura, termasuk usaha kecil.


Pembiayaan yang dapat diberikan perusahaan modal ventura dapat dilakukan dalam

beberapa cara, yaitu sebagai berikut :

1. Penyertaan Modal Langsung

Penyertaan modal langsung adalah penyertaan modal ventura (PMV) pada

perusahaan pasangan usaha, dengan cara megambil sejumlah tertentu dari saham

perusahaan pasangan usaha (PPU) yang bersangkutan. Pola pembiayaan ini dikenal

dengan equity financing atau pembiayaan langsung. Karena pembiayaannya berupa

penyertaan saham, maka perusahaan pasangan usaha haruslah berbentuk badan hukum

perseroan terbatas. Bagian saham yang diambil perusahaan modal ventura tersebut

berasal dari saham-saham yang masih dalam portofolio, yaitu saham yang masih belum

diambil bagian dan disetor oleh pemegang saham lainnya (pemegang saham lama).

Penyertaan modal dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan cara :

Bersama-sama mendirikan suatu perusahaan. Dalam dilakukan dengan cara mendirikan

PT bersama diberlakukan sepenuhnya ketentuan-ketentuan hukum Perjanjian dalam KUH

Perdata, khususnya ketentuan mengenai kebebasan berkontrak (pasal 1338), dan

ketentuan mengenai syarat-syarat sahnya suatu perjanjian (pasal 1320), disamping


ketentuan -ketentuan mengenai pendirian suatu PT yang diatur dalam Undang-undang

No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Selanjutnya, semua janji yang telah

disepakati terlebih dahulu oleh Pendiri/Pemegang Saham (Shareholder Agreement).

Penyertaan modal PMV dalam bentuk pengambilan sejumlah portofolio saham

PPU. Penyertaan ini dilakukan oleh PMV, dalam hal, suatu PPU yang hendak dibiayai

telah berbentuk badan hukum, dalam arti anggaran dasarnya telah memperoleh

pengesahan dari instansi yang berwenang (Menteri Kehakiman). Pembiayaan modal

ventura dalam bentuk ini perlu diperhatikan mengenai ketentuan dalam anggaran dasar

calon PPU yang bersangkutan, keputusan-keputusan rapat pemegang saham, rapat

Direksi, dan rapat Dewan Komisaris.

2. Semi Equity Financing

Pembiayaan dalam bentuk semi equity dilakukan dengan membeli obligasi

konversi atau convertible bond yang diterbitkan oleh perusahaan pasangan usaha. Cara

pembiayaan seperti ini banyak disukai, baik oleh perusahaan modal ventura maupun

perusahaan pasangan usaha, karena sifatnya yang lebih fleksibel. Obligasi konversi lebih

menarik bagi perusahaan modal ventura karena dalam periode pembiayaan tersebut,
perusahaan semakin membaik sehingga nilai perusahaan yang dibiayai tersebut semakin

baik, maka perusahaan modal ventura akan menggunakan hak konversinya (call option).

3. Pembiayaan Bagi Hasil

Instrumen pembiayaan ini dilakukan, dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak

berbentuk badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan

langsung belum atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen pembiayaan ini

menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang

dibiayai. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bentuk pembiayaan ini

adalah kewenangan bertindak dari pihak yang mewakili PPU, objek usaha, serta jaminan

atas pemberian bantuan dana. Pola pembiayaan bagi hasil ini merupakan instrumen

pembiayaan yang dimodifikasi untuk menjembatani kendala pembiayaan bagi badan

usaha yang belum berbadan hukum, terutama usaha kecil.

Pembiayaan modal ventura dalam bentuk penyertaan langsung, baik dengan cara

bersama-sama mendirikan perusahaan baru maupun dengan cara mengambil bagian atau

membeli sejumlah saham perusahaan target, umunya dilakukan oleh PMV terhadap PPU

yang telah berbentuk badan hukum perseroan. Umumnya, PMV lebih menyukai
membiayai perusahaan yang telah berjalan, namun membutuhkan tambahan pembiayaan.

Sedangkan pembiayaan dengan pola bagi hasil terutama disediakan bagi usaha kecil atau

perusahaan yang belum berstatus badab hukum PT. Namun demikian, pembiayaan

dengan memilih pola bagi hasil dapat saja dilakukan antara PMV dengan PPU yang telah
berbadan hukum perseroan, apabila kedua belah pihak dapat saling menyetujui

Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Anjak Piutang

Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat yaitu: perusahaan anjak piutang
(factor), klien (supplier), dan nasabah (customer) atau disebut debitor. Factor adalah perusahaan atau
pihak yang menawarkan jasa anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan
anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan klien. Istilah
klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang
berbeda. Perusahaan anjak piutang memiliki klien dalam hal ini supplier, selanjutnya klien yang memiliki
nasabah (customer). Mekanisme anjak piutang diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa
yang pembayarannya secara kredit.

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang dijelaskan dalam gambar berikut:

Gambar 9-1 Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Factoring

Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu perusahaan dalam kondisi antara lain
sebagai berikut:

Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran.

Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengeni keadaan pasar yang akan dimasuki
oleh perusahaan yang bersangkutan (klien).
Perusahaan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu mengimbangi
ekspansi perusahaan. Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan dapat menyusun rencana ekspansi
secara lebih leluasa, dan fungsi pengelolaan kredit diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.

Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan pengelolaan kreditnya
kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu lagi membentuk unit organisasi yang berfungsi
sebagai bagian kredit yang tentunya akan menambah biaya operasi.

Perusahaan dapat memeproleh pembiayaan siap pakai yang disediakan oleh perusahaan anjak piutang.

Jenis-Jenis Anjak Piutang

Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat dibedakan dalam berbagai
jenis sebagai berikut:

1. Berdasarkan Pelayanan

Full Service Factoring

Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun
nonpembiayaan.

Bulk Factoring

Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada
nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti resiko piutang, administrasi penjualan, dan penagihan.

Maturity Factoring

Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan
piutang serta proteksi atas tagihan.

Finance Factoring
Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas
piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur pada perusahaan
factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan
(limit kredit). Klien tetap harus bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya,
termsuk menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.

2. Berdasarkan Penanggungan Resiko

With Recourse Factoring

Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi
perusahaan anjak piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan
menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh
karena itu, perusahaan anjak piutang akan mengemblikan tanggung jawab (recourse) pembayaran
piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari customer. uang muka proporsi tertentu
kepada klien atas piutang atau faktur yang diserahkan.

Without Recourse Factoring

Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan leh
klien. Namun, dalam perjanjian anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya
tagihan dapat diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak diabayar
karena pihak klien ternayat mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada
nasabahnya. Dengan demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan
tersebut dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikin, perusahaan
factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.

3. Berdasarkan Perjanjian

Disclosed Factoring

Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak debitur (customer).
Oleh karena itu pada saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih
pada debitur yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan
pernyataan bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak
piutang.

Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa
pemberitahuan kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau
secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.

4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan

Domestic Factoring

Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitur yang
semuanya berdomisili di dalam negeri.

International Factoring

Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua perusahaan factoring
di masing-masing negara sebagai expor factor dan import factor.

Proses Anjak Piutang Untuk Tagihan Dan Promes

Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk pembelian tagihan milik
klien (supplier). Proes kegiatan anjak piutang dapat dibedakan dalam bentuk transaksi untuk tagihan
(account receivable) dan promes (promissory notes):

Anjak Piutang untuk Tagihan

Didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan menengah. Tagihan tersebut
selanjutnya dijual kepada perusahaan anjak piutang dengan kontrak pengambilalihan tagihan dari
penjual atau supplier kepada perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas
sepengetahuan pembeli (customer) di mana saat tagihan jatuh tempo, pembeli membayar utangnya
langsung kepada perusahaan anjak piutang.

Anjak Piutang untuk Promes

Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain, biasanya bank dalam mekanisme
pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan dengan penerbitan promes oleh pembeli sebagai surat bukti
kepada penjual yang selanjutnya dapat didiskontokan kepada perusahaan anjak piutang.
Manfaat Anjak Piutang

Bagi Klien

Jasa Pembiayaan

Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan memungkinkan klien melakukan penjualan dengan
cara kredit namun sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami kesulitan modal. Dengan adanya jasa
anjak piutang, klien mampu menjual secara kredit.

Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan klien untuk mengonversikan piutangnya yang
belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif lebih cepat.

Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan dengan skema without recourse
memungkinkan adanya pengalihan sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan
resiko ini sangat menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.

Jasa Non-pembiayaan

Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor menyebabkan klien
tidak perlu secara langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah, sehingga waktu dan tenaga
karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif.

Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk mengelola kegiatan
penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang lebih
berpengalaman.

Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan memugkinkan pemberian fasilitas kredit
kepada pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya [piutang menjadi lebih tinggi.

Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa investigasi kredit / piutang memungkinkan klien
untuk melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga memudahkan
proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.
1.http://catatantinaatianti.blogspot.com/2016/03/modal-ventuira-dan-anjak-piutang.html?m=1

2.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/anjak-piutang.pdf.

3.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/anjak-piutang.pdf

4.https://beritasumbar.com/anjak-piutang/

5.https://www.alphajwc.com/en/mengenal-modal-ventura-yang-sangat-bermanfaat-bagi-
startupindonesia/

Anda mungkin juga menyukai