Anda di halaman 1dari 20

Volume 2 No 1 Tahun 2016 ISSN: 2443-1923

P1~_ID_ID
__ NAS10NAL
HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
"Rekonstruksi Kurikulurn dan Pernbelajaran di Indonesia
Menghadapi Masyarakat Ekonorni ASEAN"

semnAS sr...IP PGAI JOmSAnG

Jombang, 23-24 ARRIL 2016


SEKOLAH_TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ST!II!T~~Vl,~/90~!t~N~
Telp.(0321) 861319-854318 FAX. (0321)854319
PROSIDING
ISSN: 2443-1923

SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
“REKONSTRUKSI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI INDONESIA
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN”
STKIP PGRI JOMBANG
23 - 24 APRIL 2016

VOLUME 2
Nomor 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

HAK CIPTA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
“REKONSTRUKSI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI INDONESIA
MENGHADAPI MASYARAKAT ASEAN”
STKIP PGRI JOMBANG
25 - 26 APRIL 2015

Editor/Reviewer
Asmuni Ketua (STKIP PGRI Jombang)
Khoirul Hasyim Anggota (STKIP PGRI Jombang)
Rumpis Agus Sudarko Anggota (UNY Yogjakarta)
Puji Riyanto Anggota (UNY Yogjakarta)
Anita Trisiana Anggota (UNISRI Surakarta)
Nanda Sukmana Anggota (STKIP PGRI Jombang)
Wahyu Indra Bayu Anggota (STKIP PGRI Jombang)
Mintarsih Arbarini Anggota (UNNES Semarang)
Soelastri Anggota (UMS Surakarta)
Sujarwanto Anggota (UNESA Surabaya)
Heru Siswanto Anggota (UNESA Surabaya)
Banu Wicaksono Anggota (STKIP PGRI Jombang)
Risfandi Setyawan Anggota (STKIP PGRI Jombang)

Mitra Ahli
Prof. Ali Maksum (Guru Besar UNESA Surabaya)
Prof. Rochmat Wahab (Guru Besar UNY Yogjakarta)
Prof. Joko Nurkamto (Guru Besar UNS Surakarta)
Haryanto (UNY Yogjakarta)
Fauzan (UMM Malang)
Muhammad Syaifuddin (UMM Malang)

Diterbitkan Oleh:
LP2i
Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah
STKIP PGRI Jombang

Hak Cipta © 2016


Panitia Semnas
STKIP PGRI Jombang

ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB EDITOR/PENERBIT

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 iii
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ii
Halaman Hak Cipta iii
Personalia iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi – xi
Keynote Speakers
Menyemai Generasi Pembelajar 3 – 14
Prof. Ali Maksum (Guru Besar Unesa Surabaya)
Pokok-Pokok Pikiran “Rekonstruksi Mind Set Perguruan Tinggi dalam 15 – 20
Menghadapi Mayarakat Ekonomi ASEAN”
Prof. Rochmat Wahab (Guru Besar UNY Yogjakarta)
Guru dan Kurikulum Pendidikan: Tantangan dalam Menghadapi 21 – 26
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Wahyu Indra Bayu (STKIP PGRI Jombang)
Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi 27 – 34
Munawaroh (STKIP PGRI Jombang)
Rekonstruksi Kurikulum Perguruan Tinggi Berbasis KKNI Menghadapi 35 – 42
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Mohammad Syaifuddin (Universitas Muhammadiyah Malang)

Presentasi
Sub Tema: Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Tinggi
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis E- Learning Aplikasi Web Blog pada 45 – 58
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Firman
Peningkatan Pembelajaran Dasar Gerak Renang Melalui Pendekatan 59 – 70
Penggunaan Alat Bagi Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Zakaria Wahyu Hidayat & Ilmul Ma’arif
Menumbuhkan Kesadaran Diri Mahasiswa dalam Pembelajaran Melalui 71 – 82
Penilaian Berbasis Portofolio
Khoirul Hasyim, Asmuni, & Nanda Sukmana
The Implementation of Raft (Role-Audience-Format-Topic) To Improve 83 – 89
Paragraph Writing in English As a Foreign Language
Tatik Irawati
Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Kooperatif 90 – 100
Diah Puji Nali Brata
Enhancing Students Grammar By Mingle Game 101 – 111
Ninik Suryatiningsih
Jeopardy Games: Sebuah Permainan Untuk Meningkatkan Penguasaan 112 – 120
English Grammar
Rosi Anjarwati & Dian Anik Cahyani

vi Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Implementasi Penggunaan “Self Assessment” untuk Meningkatkan 121 – 132


Kemampuan Mahasiswa
Ima Chusnul Chotimah & Lailatus Sa’adah
Penguatan Kualitas Layanan Laboratorium Manajemen dan Statistika Untuk 133 – 146
Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa
Nihayatu Aslamatis Solekah & Ulfi Kartika Oktaviana
Penegakan Hukum dan Pendidikan Tinggi Hukum: Urgensi Rekonstruksi 147 – 153
Kurikulum
Winardi
Aplikasi Program Microsoft Excell dalam Meningkatkan Kualitas Analisis 154 – 162
Butir Soal
Muh. Fajar
Promoting College Students’ Writing Skill Through Collaborative Writing 163 – 170
Techniques
Nanang Fitrianto

Students’ Metacognition Phenomenon In Peer Teaching Programme 171 - 180


Chalimah
Karakteristik Kemampuan Visualisasi Matematis (Studi kasus siswa laki-laki 181 – 192
bergaya kognitif field independent dalam menyelesaikan soal kontekstual)
Edy Setiyo Utomo
Dubbing Film dalam Peningkatan Kemampuan Speaking 193 – 201
Muhammad Farhan Rafi
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha 202 – 214
Mahasiswa
Dwi wahyuni
Pengaruh Persepsi Mahasiswa atas Kualitas Layanan Jasa Edukasi Terhadap 215 – 222
Loyalitas Melalui Kepuasan Mahasiswa
Siti Mudrikatin
Hubungan Motivasi Belajar dengan Pencapaian Indeks Prestasi Mahasiswa 223 - 229
Semi Naim
Warrant Deduktif dalam Argumentasi Matematis Mahasiswa Calon Guru 230 - 236
Lia Budi Tristanti, Akbar Sutawidjaja, Abdur Rahman As’ari, & Makbul Muksar

Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Minat Belajar 237 – 249
Kewirausahaan
Shanti Nugroho Sulistyowati & Yulia Effrisanti

Presentasi
Sub Tema: Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Menengah
Perkembangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Inovatif 253 – 268
Agus Prianto
Penerapan Metode Pembelajaran langsung (Explicit Intstruction) untuk 269 – 280
Meningkatkan Kompetensi Menjalankan Usaha Kecil
Endang Sri Buntari

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 vii
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Analisis Alternatif Kolaborasi Guru Mata Pelajaran Prakarya dan 281 – 287
Kewirausahaan Dengan Pembina Pramuka
Nanik Sri Setyani & Muhammad Muksinuddin
Perbandingan Model Pembelajaran Modelling dan Media Audiovisual 288 – 296
Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Yudi Dwi Saputra & Mecca Puspitaningsari
Increasing Students Achievement in Learning Trigonometry With Problem 297 – 309
Based Learning Approach
Syamsul Arifin
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing 310 – 316
Terhadap Hasil Membaca Intensif Siswa
Endah Sari & Eva Eri Dia
Pengaruh Metode Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa 317 – 324
Yayuk Indarti & Kustomo
The Use of 5S and RPP to the Tenth Year Students in Writing 325 - 335
Afi Ni’amah, Hartia Novianti & Rukminingsih
Pengaruh Penerapan Strategi Card Sort Terhadap Hasil Belajar Siswa 336 – 348
Esty Saraswati Nur Hartiningrum & Suci Cahyani
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Sebagai 349 – 358
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Nahlia Rakhmawati & Miftahul Azzah
Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Model Pembelajaran 359 – 372
Kooperatif Tipe STAD
Aulia Ayu Perwiradani & Mindaudah
Peran Pembelajaran Real Object pada Pendidikan Kejuruan dalam 373 – 379
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Muhammad Saibani Wiyanto & Luluk Nurhidayati
Pengaruh Permainan Lempar Tangkap Menggunakan Medicine Ball 380 – 388
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Servis Bawah Bolavoli
Arsika Yunarta & Yully Wahyu Sulistyo
Perbedaan Penggunaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dan Kurikulum 389 – 395
1994 Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Ambar Puspitasari
Profile of The Economics Teacher 396 – 408
Diah Dinaloni
Komunikasi Matematika Guru Dalam Memberikan Scaffolding Kepada Siswa 409 – 416
Rohmatul Umami
Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru 417 – 425
Masruchan
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Menghadapi Masyarakat 426 – 432
Ekonomi ASEAN
Didit Yulian Kasdriyanto & Rofika Nuriyanti

viii Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap 433 – 452


Prestasi Kerja Guru
Ani Mukoliyah
Proses Berpikir Siswa dalam Mengkonstruksi Konsep Komposisi Fungsi 453 – 460
Oemi Noer Qomariyah & Susi Darihasting
Keefektifan Peran Komite Sekolah Menengah Atas Negeri 461 – 475
Kustomo

Presentasi
Sub Tema: Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Dasar
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menulis Naskah Drama 479 – 494
Berbasis Potensi Diri
Anton Wahyudi & Banu Wicaksono
Penerapan Model Direct Instruction Dalam Pembelajaran Matematika Untuk 495 – 502
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Rifa Nurmilah & Ririn Febriyanti
Efektivitas Strategi Belajar Elaborasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar 503 – 514
Matematika
Abd. Rozak & Diska Ellen Yuliawati
Kinerja Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pasca 515 – 523
Penerapan Kurikulum 2013
Rendra Wahyu Pradana & Risfandi Setyawan
Perbedaan Hasil Belajar Matematika antara Siswa yang Memiliki 524 – 534
Pengetahuan Prosedural dengan yang Tidak Memiliki Pengetahuan
Prosedural
Wiwin Sri Hidayati & Nur Fitriatin Nisa’
Penilaian Alternatif “Tes Superitem” dalam Pemecahan Masalah 535 – 546
Perbandingan Berdasarkan Kemampuan Matematika
Fatchiyah Rahman & Ama Noor Fikrati
Karakteristik Promote Action Guru pada Materi Bangun Ruang Berdasar 547 – 558
Perilaku Siswa
Jauhara Dian Nurul Iffah
Membangun Karakter Guru yang Berwawasan Kebangsaan Nasional pada 559 – 571
Era ASEAN Community
Muhammad Naufal Arifiyanto & Heppy Hyma Puspytasari
Pengaruh Model Pembelajaran PBL Melalui Pendekatan CTL Terhadap Hasil 572 – 584
Belajar IPS
Raran Suci Lestari & Shofia Hattarina
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Proses 585 – 594
Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar
Puguh Satya Hasmara

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 ix
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Penerapan Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Dasar dalam Upaya 595 – 606


Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Erfinia Deca Christiani & Ribut Prastiwi Sriwijayanti
Penerapan Kurikulum 2013 Berbasis Pendidikan Karakter dalam 607 – 618
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Afib Rulyansah & Ludfi Arya Wardana
Model Pembelajaran Menulis Pantun Berbasis Alam dengan Media 619 – 628
Transformasi Elektronik
Fitri Resti Wahyuniarti
Penerapan Teori Belajar Kumulatif dalam Menghitung Volume Prisma 629 – 640
Segitiga dan Tabung pada Siswa MI
M Muklis
Perbandingan Kompetensi Strategis Siswa SD Laki-Laki dan Perempuan 641 – 650
Peraih Medali Olimpiade Sains Tingkat Nasional dalam Membuat
Persamaan
Syarifatul Maf’ulah, Dwi Juniati & Tatag Yuli Eko Siswono
Implementasi Metode Pembelajaran Problem Based Learning Guna 651 – 664
Menumbuhkembangkan Sikap Critical Thinking Bagi Siswa Dalam
Menghadapi MEA
Firsta Bagus S
Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected pada 665 – 674
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Moh. Rifai & Taufan Maulana
Perbandingan Permainan Tradisional Betengan dan Gobak Sodor 675 – 684
Terhadap Kesegaran Jasmani
Nurdian Ahmad & Arnas Anggoro Saputro
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Metode Giving Question and 685 – 695
Getting Answer pada Siswa MI
Mu’minin & Moh. Chozin
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Anak yang Berkebutuhan Khusus 696 – 704
(ABK)
Heny Sulistyowati
Media Ajar Glenn Doman Untuk Belajar Membaca 705 – 714
Lestari Setyowati & Diah Anita Pusparini

Presentasi
Sub Tema: Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Non Formal
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Life Skill 717 – 729
Syekh Abu Ali Al Hussen
Cultural Awareness To Face English Learners Challenges In ASEAN 730 – 736
Economic Society (AEC)
Yunita Puspitasari & Wardani Dwi Wihastyanang

x Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Perkembangan Tuturan Kata Bahasa Indonesia pada Anak Bilingual 737 – 745
(Tinjauan Tata Bahasa Generative)
Akhmad Sauqi Ahya
Pembelajaran Bahasa dalam Konteks Alamiah sebagai Model Transmisi 746 – 756
Bahasa
Diana Mayasari
The 60-second Super Bowl advertisement ;Hulk takes on Ant Man over 757 - 766
Coca Cola
Adib Darmawan
Retorika Ahok Dalam Talk Show “Mata Najwa”: Pendidikan Pragmatik 767 – 775
Retorik
M. Syaifuddin S. & Aang Fatihul Islam
Perbedaan Pengaruh Pelatihan Metode Interval Training 1:3 dan 1:5 pada 776 – 786
Jarak 30 dan 60 Meter Terhadap Prestasi Lari 100 Meter
Kahan Tony Hendrawan & Basuki
Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Karate Di Kabupaten Jombang 787 – 794
Aditya Harja Nenggar & Ritoh Pardomuan

Peningkatan Kualitas Kain Tenun Melalui Pelatihan Tenun Ikat 795 – 806
Dalam Rangka Menghadapi MEA
Samrid Neonufa
Proses Adopsi Inovasi Melalui Pendekatan Belajar Famer to Famer 807 – 815
M. Muchibudin Farichi

Analisis Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Industri 816 – 824
Kecil Kerajinan Kulit
Lina Susilowati

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 xi
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Menumbuhkan Kesadaran Diri dalam Pembelajaran Melalui Asesmen


Berbasis Portofolio

Khoirul Hasyim 1 (khoirulhasyim@gmail.com)


Asmuni 2 (asmuni.stkipjb@gmail.com
Nanda Sukmana 3 (nandasukmana.stkipjb@gmail.com)

Abstract
The learning process in the classroom should be able to bring learning to the real world, the
world outside the classroom. Recognizing the existence of the self in the environment, able to
understand all the limitations will require a learner to develop higher-order thinking so that they
can find a meaningful relationship upon their learning. Having a deep understanding in relation
to how to think, act, and feel the response of the environment have become important factors in
growing self-awareness. One of the efforts to achieve is through a portfolio-based assessment. It
provides a record of the development of a person's ability to learn the results of their acquisition.
Furthermore, the portfolio is able to provide stimulation to learners to be able to evaluate
anything they have attempted to obtain good study results. This study examines students'
perceptions in cultivating self-awareness. This research is a descriptive study with the object of
the students who take subject of semantics. Techniques of data collection is done through a survey
method using a questionnaire. Data analysis technique by using the analysis of the Likert scale to
measure student’s attitudes related to self-awareness. The results showed that the assessment
system stimulates students’ self-awareness. Furthermore, with a high self-awareness, students
understand their behavior in order to optimize their learning to make them able to realize their
strengths and weakness that influence the learning achievement.
Keywords: Self-awareness, portfolio

Abstrak
Proses pembelajaran hendaknya dapat membawa pembelajar (mahasiswa) kepada dunia nyata.
Menyadari keberadaan diri pada suatu lingkungan, mampu memahami keterbatasan yang dimiliki
menuntut seorang mahasiswa mengembangkan pola pikir tingkat tinggi agar dapat menemukan
suatu hubungan yang bermakna dengan proses pembelajaran. Pemahaman yang mendalam
terkait dengan pola pikir, pola tindak, dan memahami respon lingkungan menjadi urgen dalam
menumbuhkan kesadaran diri. Melalui asesmen berbasis portofolio diyakini dapat mewujudkan
hal tersebut. Karena asesmen ini memberikan catatan perkembangan kemampuan seseorang
terhadap pemerolehan hasil belajar mereka. Lebih jauh lagi, portofolio mampu memberikan
stimulasi terhadap mahasiswa agar dapat mengevaluasi pemerolehan hasil belajar. Tujuan
penelitian mengkaji tentang persepsi mahasiswa terhadap asesmen berbasis portofolio untuk
menumbuhkan kesadaran diri pedagogis. Rancangan penelitian menggunakan jenis penelitian
deskriptif dengan objek mahasiswa peserta matakuliah Semantik. Penganbilan data menggunakan
kuesioner skala Likert. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan analisis data
ditemukan bahwa sistem asesmen berbasis portofolio dapat menstimulasi kesadaran diri
mahasiswa. Dalam perkembangannya, dengan memiliki kesadaran diri yang tinggi mahasiswa
memahami perilaku dalam mengoptimalkan belajar, serta mampu menyadari keunggulan dan
kekurangan sehingga berdampak terhadap pemerolehan prestasi belajar.
Kata kunci: kesadaran diri, portofolio

Pendahuluan
Pendidikan tinggi tidak dapat terlepas dari paradigma adragogik yang memposisikan
pembelajar (mahasiswa) sebagai orang dewasa yang mampu mengenali diri sendiri,

1
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur
2
Dosen Program Studi PPKn, Pengampu matakuliah kependidikan, STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur
3
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 71
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

menganalisa kebutuhannya untuk kemudian berusaha memenuhinya. Bertolak dari sudut


pandang cara berpikir, maka kemampuan tersebut melibatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi (high order thinking skills) yang akan aktif ketika seseorang dihadapkan dengan masalah
pelik yang penuh ketidakpastian (King, 2011). Karenanya, proses pembelajaran yang diterapkan
pada pendidikan tinggi hendaknya terarah kepada upaya pengembangan keterampilan-
keterampilan tingkat tinggi. Misalnya, berpikir kritis yang dikembangkan melalui penerapan
problem based-learning (PbL) ternyata dapat menumbuhkan keterampilan berkomunikasi,
pemecahan kasus-kasus berdasarkan kemampuan kelompok serta pemilihan bahan acuan dan
pemecahan masalah berdasarkan kondisi sosial dan konteks yang ada (Hasyim, 2015). Beberapa
penelitian juga telah menunjukkan adanya kesenjangan antara mutu lulusan perguruan tinggi
dengan kemampuan bersaing dalam dunia kerja. Khoiri (2009), memberikan keterangan bahwa:
“Berdasarkan kenyataan sekarang, banyak lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak dapat
diterima di dunia kerja industri, baik industri proses, manufaktur, maupun energi , termasuk
industri nuklir; padahal semakin banyak tenaga kerja lulusan perguruan tinggi asing yang
memasuki pasar kerja di Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan yang cukup lebar
antara kualifikasi lulusan perguruan tinggi di Indonesia dengan kualifikasi tenaga kerja yang
diperlukan industri”
Lebih jauh, Teichler (1997; 1999); maupun Yorke dan Knight (2006) telah
mengemukakan adanya pergeseran dalam dinamika hubungan antara pendidikan tinggi dan
dunia kerja. Terjadinya peningkatan pengangguran terdidik, baik pengangguran terbuka maupun
terselubung, sebagai akibat dari massifikasi pendidikan tinggi, pergeseran struktur sosial-
ekonomi, politik global, dan perkembangan IPTEK. Dengan demikian mengenali konteks sosial,
serta memahami keberadaan diri pada konteks sosial dengan segala perubahanya menjadi sangat
penting. Andragogi melibatkan 4 konsep dasar yakni: (1) self-konsep, (2) pengalaman, (3)
kesiapan, dan (4) orientasi (Knowles, 1979). Penerapan prinsip andragogik dalam pedagogik
menuntut adanya keterlibatan diri, dan ini akan terjadi manakala mahasiswa memiliki kesadaran
diri (pedagogical self-awareness).
Keberadaan kesadaran diri pedagogis akan mampu memberikan keterampilan untuk
memehami konteks diri, konteks lingkungan, serta kebutuhan diri terhadap perkembangan
lingkungan. Adanya kemampuan tersebut mutlak diperlukan terutama dalam menghadapi
tantangan perubahan jaman seperti sekarang ini era masyarakat ekonomi ASEAN. Karenanya
pembelajaran harus mengarahkan mahasiswa untuk mampu mendefinisikan kebutuhan belajar,
merumuskan capaian belajar, ikut serta memikul tanggungjawab dalam perencanaan dan
penyusunan capaian pembelajaran, serta mengevaluasi proses dan hasil belajar. Portofolio,
sebagai sebuah teknik asesmen memberikan kesempatan kepada mahasiswa dapat melihat
keterserapan pengetahuan yang didapatkan melalui kumpulan hasil belajar. Lebih lanjut,
dengannya, maka kemajuan belajar dapat diamati sehingga mahasiswa mampu untuk
mengendalikan arah, tujuan, cara belajar, dan menentukan upaya meningkatkan hasil belajar.

Kajian Pustaka
Hubungan antara andragogi dengan pedagogi
Pelibatan mahasiswa dalam pembelajaran dengan memposisikannya sebagai orang
dewasa merupakan konsep dasar dari andragogi (Knowles, 1979; Soetopo, 2005). Andragogi
seringkali juga diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, baik dilihat secara biologis,
psikologis, sosial, dan hukum. Dalam konteks ini dewasa didasarkan pada kondisi fisik, usia,

72 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

kejiwaan, dan peran sesuai tuntutan status yang disandangnya. Pendapat lain menyebutkan
bahwa kedewasaan seseorang ditandai oleh kematangan usia, kejiwaan dan peran sosial (Elias
dan Merriam, 1990).
Pembelajaran pada level pendidikan tinggi adalah pembelajaran orang dewasa yang
memiliki cakupan yang luas dalam penelitian pendidikan dan memungkinkan sekali menjadi hal
yang pelik, sebab orang dewasa cara belajarnya berbeda dengan anak. Menurut Knowles (1979),
ada enam prinsip dalam andragogi (pembelajaran orang dewasa), yaitu 1) memiliki motivasi
internal dan kemampuan mengarahkan diri sendiri, 2) mengaitkan pengalaman hidup dan
pengetahuan mereka kepada pengalaman belajar, 3) berorientasi hasil, 4) memiliki tujuan yang
relevan, 5) praktis, dan 6) menginginkan apresiasi.
Penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam pendidikan tinggi tentu membawa implikasi
yang berbeda terhadap praktik pembelajaran yang selama ini menerapkan prinsip pedagogi. Jika
pembelajar dewasa memiliki potensi belajar mandiri, sebaliknya pada pedagogi peran dosen
sangat dominan terhadap proses belajar. Dengan dominasi dosen maka pembelajaran akan lebih
bersifat diarahkan dan dituntun. Hal ini akan memiliki dampak yang signifikan apabila perilaku
tersebut diterapkan kepada pembelajar dewasa (mahasiswa). Pembelajar tentu akan mengalami
sebuah siklus mundur sebagai akibat potensi yang mereka miliki terhambat. Pembelajaran
cenderung mengarah kepada kemampuan kognitif atas dasar perolehan hasil belajar, karenanya
orientasi belajarnya berpusat pada materi (subject matter centered orientation). Padahal
mahasiswa bukan anak-anak lagi dan seharusnya diperlakukan sebagai orang dewasa, sehingga
orientasi belajarnya haruslah berpusat pada pemecahan masalah (problem centered orientation),
karena kebutuhan belajar bagi orang dewasa dalam rangka menghadapi permasalahan
kehidupan, terutama tentang hal-hal yang terkait dengan fungsi dan peranan sosialnya.
Penerapan konsep andragogi dalam sebuah pembelajaran, utamanya pada pendidikan tinggi
akan menumbuhkan kompetensi-kompetensi tambahan yang mendukung kemampuan akademis
mahasiswa agar nantinya mampu bersaing dan bertahan dalam dunia kerja.
Mengadopsi konsep Knowles (1979) seharusnya dalam pendidikan tinggi tidak lagi
memposisikan mahasiswa menjadi obyek sosialisasi melainkan mengarah kepada pemantapan
identitas diri menjadi dirinya sendiri, atau meminjam istilah dari Maslow (1966), mencapai
aktualiasi diri (self-actualization). Implikasi dari paparan tentang hubungan konsep pedagogi
dengan andragogi, yang lebih bersifat pergeseran pandangan tentang konsep pembelajaran pada
pendidikan tinggi adalah bahwa diperlukan peninjauan ulang berkait teknologi pembelajaran
yang diterapkan pada pembelajaran di pendidikan tinggi.
Kesadaran diri
Kesadaran diri (self-awareness) menempatkan seseorang sebagai sebuah objek pemikiran,
bahwa, manusia mampu berpikir, berkehendak, mengalami dan juga mampu berpikir tentang
apa yang mereka pikirkan, lakukan, dan mereka alami (Duval dan Robert Wicklund’s, 1972).
Menurut mereka, setiap individu dalam waktu yang bersamaan mampu memusatkan perhatian
mereka kepada diri mereka sendiri dan juga faktor eksternal di sekeliling mereka. Hal tersebut
menjelaskan bahwa setiap individu berkemampuan untuk melakukan evaluasi diri, dimana pada
saat proses evaluasi diri tersebut individu melakukan kontrol terhadap diri mereka sendiri
dengan menggunakan standar kelayakan (standards of correcteness) yang menunjukkan
bagiamana seharusnya individu tersebut berpikir, merasakan, dan berperilaku.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 73
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Proses membandingkan diri sendiri dengan standar kelayakan memberikan kesempatan


kepada seseorang untuk merubah perilaku mereka dan merasa bangga serta kecewa dengan diri
mereka sendiri. Karena itu, kesadaran diri merupakan sebuah mekanisme umum dari control diri
(self-control). Penelitian yang dilakukan olah Duval dan Silvia (2001) menunjukkan bahwa
ketika seseorang memusatkan perhatian mereka pada diri mereka sendiri, mereka berupaya
untuk memenuhi standar-standar yang ada, dan akan menunjukkan sikap emosional saat
mengetahui hasil penilaian tersebut. Sehingga mereka akan cenderung untuk mengubah diri
mereka sendiri agar sesuai dengan standar-standar yang ada. Seian itu, telah banyak juga
penelitian yang enunjukkan bahwa ketiak seseorang kehilangan focus atas diri mereka maka
tindakan mereka akan menyimpang dari standar personal yang mereka miliki. Karenanya,
kesadaran diri dibutuhkan untuk mengindari penyimpangan antara perilaku dengan tujuan
mereka.
Perdebatan tentang teori kesadaran diri sangatlah beragam. Anggapan bahwa penerapan
kesadaran diri berkait penyimpangan perilaku melibatkan evauasi diri yang negatif misalnya:
depresi dan munculnya kesadaran diri yang berlebihan yang menciptakan kegamangan sosial.
Silva dan Gendolla (2001) mempertanyakan kembali apakah evaluasi diri yang merupakan
turunan dari kesadaran diri mampu memberikan penilaian yang akurat terhadap diri seseorang.
Meskipun demikian, banyak ahli menyatakan bahwa kesadaran diri menciptakan persepsi yang
jelas terhadap keadaan batin, emosi, dan karakter seseorang.
Duval dan Wicklund’s (1972) menyatakan bahwa kesadaran diri dapat dimanipulasi,
karenanya skala pengukuran yang digunakan adalah berbasis kepada diri individu itu sendiri
(Fenigstein et al., 1975). Dalam pendapatnya, mereka menyatakan bahwa analisis terhadap
kesadaran diri adalah menggunakan self-conciuosness scale (SCS) yang terdiri dari atas tiga sub
bagian yaitu: 1) Kesadaran diri pribadi (aspek yang tersembunyi dalam batin seseorang), 2)
kedaran diri publik (kesadaran diri terhadap persepsi public terhadap diri seseorang, dan 3)
kegamangan sosial. Validitas instrumen tersebut telah ditelaah dan dinyatakan sebagai suatu
yang sahih melalui penelitian yang dilakukan oleh Carver & Glass (1976), dan Turner, Scheier,
Carver.& Ickes (1978).
Berdasar kepada beberapa anggapan di atas, kesadaran diri erat hubungannya dengan
kemampuan seseorang untuk melihat diri mereka sendiri melalui proses evaluasi diri. Luaran
yang diharapkan dari proses tersebut adalah seseorang mampu untuk melakukan koreksi diri,
menilai diri sendiri, dan kemudian memenuhi ukuran-ukuran tertentu yang dianggap baik
sehingga seseorang tersebut mendapatkan kepuasan terhadap perilaku mereka. Keterkaitan
dengan proses pembelajaran orang dewasa adalah kesadaran diri, dengan berbagai
konstruksinya, mencirikan bagaimana seharusnya pembelajar dewasa (pada konteks peneltiian
ini adalah mahasiswa) mampu melakukan koreksi diri secara sadar, mandiri, dengan
memperhatikan kemampuan diri sendiri serta posisi mereka diantara lingkungan sekitarnya
(prestasi belajar mahasiswa lain) untuk kemudian menentukan tindakan-tindakan memperbaiki
perilaku belajar mereka.
Asesmen Berbasis Portofolio
Bentuk evaluasi pembelajaran dalam kurun waktu terakhir mengalami perkembangan
yang pesat, antara lain telah dikembangkannya pendekatan penilaian pembelajaran berpusat
pada siswa berbasis komunikatif di dalam pembelajaran. Pendekatan penilaian tersebut meliputi
proses menulis, membaca, kemampuan komunikasi, dan kemampuan berbahasa. (Goodman,

74 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

1989; Heymsfeld, 1989; Shanklin & Rhodes, 1989) yang membedakannya dengan praktik
penilaian pembelajaran terdahulu adalah pendekatan tersebut berpusat kepada fungsi bahasa dan
maknanya, serta proses pembelajarannya.
Seringkali pembelajaran bahasa terjebak pada kajianmstruktur sehingga melupakan
fungsi, makna, dan proses pembelajarannya. Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa
pembelajaran bahasa merupakan hal yang dominan terkait pamahaman makna dan fungsinya.
Karenanya proses tersebut harus dapat diamati, diukur untuk kemudian dikembangkan kepada
bagaimana proses pembelajaran terssebut mampu mempengaruhi sikap, perilaku mahasiswa
dalam belajar. Sebuah pendekatan penialan aternatif yang memungkinkan adalah portofolio
(Flood & Lapp, 1989; Hiebert & Calfee, 1989; Jongsma, 1989; Katz, 1988). Portofolio yang
dimaksud adalah sekumpulan hasil kerja mahasiswa, presentasi-presentasi yang dilakukan, dan
tingkat rating mahasiswa diantara teman sejawatnya. Pengertian tersebut diadaptasikan dari
Moya dan O'Malley (1994) yang membedakan portofolio dan asesmen berbasis portofolio.
Asesmen berbasis portofolio memberi peluang kepada mahasiswa untuk melihat
perkembangan prestasi belajarnya, menilai kemampuan diri sendiri, serta mengevaluasi sikap
dan perilaku belajar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Portofolio juga dapat
menghadirkan proses komunikatif. Interaksi yang muncul adalah mahasiswa berkomunikasi
dengan dirinya sendiri melalui evaluasi diri. Selain itu, interaksi dengan lingkungan melalui
diskusi dengan teman sejawat, pemenuhan sumber-sumber balajar lain untuk meningkatkan
hasil belajar sangat mungkin terjadi. Sebaigamana yang dipaparkan oleh Jongsma (1989) bahwa
portofolio memberikan penjelasan dan gambaran tentang kinerja dalam proses belajar dan
menggambarkan kemampuan diri dan peminatan terhadap sebuah pembelajaran. Hal tersebut
juga disebut sebagai sebuah biografi kinerja pembelajar. (Wolf, 1989)
Moya dan O'Malley (1994) memberikan lima ciri asesmen berbasis portofolio, utamanya
untuk pembelajaran bahasa, yaitu: 1) menggunakan teknik penilaian formal dan informal, 2)
berpusat pada proses belajar daripada hasil belajar, 3) mengarah kepada perkembangan
penguasaan bahasa dalam bidang linguistik, kognitif, metakognitif, dan perilaku (sikap), 4)
masukan bersumber dari dosen, mahasiswa, dan penilain objektif. 5) menekankan
perkembangan akademik dan perkembangan bahasa informal. Melihat pencirian tersebut, maka
portofolio dapat memberikan informasi akurat tentang kedalaman hasil dan kemampuan belajar
mahasiswa di berbagai ranah. Pada penelitian ini, asesmen portofolio dilakukan dengan cara
mengumpulkan hasil belajar mahasiswa pada setiap indikator pembelajaran melalui kuis,
kumpulan makalah yang ditulis mahasiswa pada setiap topik bahasan, dan nilai penampilan
pada presentasi yang dilakukan. Selain itu, data balikan persepsi teman sejawat terhadap
penampilan presentasi yang memuat kejelasan, pemahaman, serta adaptasi perkembangan
keilmuan juga masuk dalam portofolio.
Dalam perspektif portofolio sebagai sebuah evaluasi pembelajaran memiliki makna yang
berbeda dari portofolio sebagai alat untuk menilai hasil belajar. Bryant dan Timmins (2002)
menyebutkan bahwa portofolio untuk evaluasi pembelajaran mampu memberikan pemahan
kepada mahasiswa atas berbagai gaya belajar mereka ketika mereka mengevaluasi diri dan
melihat refleksi hasil belajar mereka berdasarkan bukti-bukti yang mereka kumpulkan pada
portofolio yang menggambarkan kompetensi yang dimilikinya. Adanya kesempatan untuk
mengevaluasi diri sendiri dan merefleksikan hasil belajar melalui serangkaian produk
pembelajarn yang dihasilkan mahasiswa, portofolio mampu mengarahkan mahasiswa kepada
pengendalian diri untuk dapat melakukan kontrol terhadap pembelajaran, sehingga mahasiswa

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 75
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

mampu mencari dan menampilkan beragam cara dalam belajar untuk perbaikan proses dan hasil
belajarnya.

Metode Penelitian
Penelitian ini meruapakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei.
Alasannya bahwa penelitian ini bermaksud untuk mencari status, fenomena, dan menentukan
kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang telah ditentukan, desain
penelitian yang tepat adalah menggunakan penelitian deskriptif. Sementara survei merupakan
bagian dari studi deskriptif (Sumadi, 2008). Pembandingan pada studi ini dilakukan dengan
melihat bagaimana portofolio menumbuhkan kesadaran diri mahasiswa untuk mengevaluasi dan
memberikan balikan terhadap evaluasi diri tersebut berupa perubahan sikap dan perilaku belajar.
Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dimana sampel ditentukan kriterianya
untuk kemudian dipilih sehingga dapat memenuhi kebutuhan data yang diperlukan. Purpsosive
sampling merupakan sebuah teknik dimana peneliti menentukan apa yang ia butuhkan untuk
diketahui dan menentukan kriteria informan yang mampu memberikan data dari pengalaman
dan pengetahuan yang dimilikinya (Bernard, 2002; Lewis & Sheppard 2006). Adapun sampel
penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris yang mengikuti
matakuliah semantik di tiga kelas pararel yang menggunakan teknik asesmen berbasis
portofolio. Tercatat sebanyak 72 mahasiswa dari ketiga kelas tersebut yang terpilih menjadi
sampel penelitian.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori self-
awareness. Item kuesioner berbentuk Skala Likert, yaitu skala psikometrik yang memungkinkan
responden hanya menentukan tingkat persetujuannya terhadap pernyataan dengan memilih salah
satu opsi yang tersedia (Likert, 1932).
Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif, yaitu mengolah data berdasarkan input
value yang diperoleh dari jawaban responden berdasarkan skala sikap Likert. Bobot nilai yang
digunakan adalah: A=5, B=4, C=3, D=2, dan E=1 dengan tabel presentase nilai sebagai berikut:
Tabel 1.1 Presentase nilai
Jawaban Keterangan
0% - 19.99% Sangat (Tidak Setuju, Buruk atau Kurang Sekali)
20% - 39.99% Tidak Setuju atau Kurang Baik
40% - 59.99% Cukup atau Netral
60% - 79.99% Setuju, Baik atau Suka
80% - 100% Sangat (Setuju, Baik, Suka)
penilaian interpretasi responden terhadap portofolio berkait pemahaman diri adalah hasil nilai yang
dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %, yakni Total Skor / Y x 100

Hasil Penelitian
Berdasarkan perolehan nilai yang dipilih oleh responden, apakah ia mengalami atau tidak
terkait pemahan diri, respon tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi
mengalami diberi skor tertinggi dan nilai 1 untuk yang terendah untuk memahami konsistensi
dari sikap yang diperlihatkan mahasiswa dalam belajar semantik didapat data sebagai berikut:

Item 1. Apakah anda menggunakan pengetahuan anda sendiri menentukan sikap belajar anda?

76 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Hasil jawaban dari 72 responden didapat data sebagai berikut: 40 responden menjawab
sangat setuju (SS), 7 responden menjawab setuju(S), 0 responden netral (N), 15 responden
menjawab tidak setuju (TS), 0 responden menjawab tidak sangat setuju (TSS) Maka Hasil
Perhitungan jawaban responden sebagai berikut :
1) Responden yang menjawab sangat setuju (5) = 40 x 5 = 200
2) Responden yang menjawab setuju (4) = 7 x 4 = 28
3) Responden yang menjawab netral (3) = 0 x 3 = 0
4) Responden yang menjawab tidak setuju (2) = 15 x 2 = 30
5) Responden yang menjawab tidak sangat setuju (1) = 0 x 1 = 0
Total Skor = 200 + 28 + 0 + 30 + 0 = 258
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju ialah 5 x 72 = 360, sedangkan item sangat tidak
setuju ialah 1 x 72 = 72. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 258, maka hasil yang
didapat adalah:
= 258/360 x 100
= 71,6 % = 71 % kategori setuju
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden setuju bahwa mereka menggunakan
penegetahuan sendiri untuk menentukan sikap belajarnya.

Item 2. Apakah hasil portofolio saudara menggambarkan kompetensi yang anda miliki?

Hasil jawaban dari 72 responden didapat data sebagai berikut: 55 responden menjawab
sangat setuju (SS), 11 responden menjawab setuju(S), 6 responden netral (N), 0 responden
menjawab tidak setuju (TS), 0 responden menjawab tidak sangat setuju (TSS) Maka Hasil
Perhitungan jawaban responden sebagai berikut :
1) Responden yang menjawab sangat setuju (5) = 55 x 5 = 275
2) Responden yang menjawab setuju (4) = 11 x 4 = 44
3) Responden yang menjawab netral (3) = 6 x 3 = 18
4) Responden yang menjawab tidak setuju (2) = 0 x 2 = 0
5) Responden yang menjawab tidak sangat setuju (1) = 0 x 1 = 0
Total Skor = 275 + 44 + 18 + 0 + 0 = 337
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju ialah 5 x 72 = 360, sedangkan item sangat tidak
setuju ialah 1 x 72 = 72. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 337, maka hasil yang
didapat adalah:
= 337/360 x 100
= 93,6 % = 93 % Kategori sangat
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden setuju bahwa hasil portofolio
menggambarkan kompetensi yang mereka miliki.

Item 3. Apakah hasil belajar yang ditunjukkan oleh portofolio menjadi pengalaman dan refleksi
dari model belajar yang anda lakukan?

Hasil jawaban dari 72 responden didapat data sebagai berikut: 40 responden menjawab
sangat setuju (SS), 12 responden menjawab setuju(S), 10 responden netral (N), 10 responden
menjawab tidak setuju (TS), 0 responden menjawab tidak sangat setuju (TSS) Maka Hasil
Perhitungan jawaban responden sebagai berikut :

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 77
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

1) Responden yang menjawab sangat setuju (5) = 40 x 5 = 200


2) Responden yang menjawab setuju (4) = 12 x 4 = 48
3) Responden yang menjawab netral (3) = 10 x 3 = 30
4) Responden yang menjawab tidak setuju (2) = 10 x 2 = 20
5) Responden yang menjawab tidak sangat setuju (1) = 0 x 1 = 0
Total Skor = 200 + 48 + 30 + 20 + 0 = 298
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju ialah 5 x 72 = 360, sedangkan item sangat tidak
setuju ialah 1 x 72 = 72. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 298, maka hasil yang
didapat adalah:
= 298/360 x 100
= 82, 7 % = 82 % Kategori sangat
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden setuju hasil belajar yang
ditunjukkan oleh portofolio menjadi pengalaman dan refleksi dari model belajar yang mereka
lakukan.

Item 4. Apakah anda mencari dan mempertimbangkan hasil portofolio saudara berkait sikap dan
prestasi belajar anda?

Hasil jawaban dari 72 responden didapat data sebagai berikut: 51 responden menjawab
sangat setuju (SS), 10 responden menjawab setuju(S), 10 responden netral (N), 1 responden
menjawab tidak setuju (TS), 0 responden menjawab tidak sangat setuju (TSS) Maka Hasil
Perhitungan jawaban responden sebagai berikut :
1) Responden yang menjawab sangat setuju (5) = 51 x 5 = 255
2) Responden yang menjawab setuju (4) = 10 x 4 = 40
3) Responden yang menjawab netral (3) = 10 x 3 = 30
4) Responden yang menjawab tidak setuju (2) = 1 x 2 = 2
5) Responden yang menjawab tidak sangat setuju (1) = 0 x 1 = 0
Total Skor = 200 + 48 + 30 + 20 + 0 = 327
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju ialah 5 x 72 = 360, sedangkan item sangat tidak
setuju ialah 1 x 72 = 72. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 298, maka hasil yang
didapat adalah:
= 327/360 x 100
= 90, 8 % = 90 % Kategori sangat
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden mencari dan mempertimbangkan
hasil portofolio mereka berkait sikap dan prestasi belajar yang mereka miliki.

Item 5. Apakah anda berusaha terus untuk bereksplorasi dan mengekspresikan potensi yang
anda miliki untuk memperbaiki hasil belajar melalui sikap belajar yang telah anda lakukan?

Hasil jawaban dari 72 responden didapat data sebagai berikut: 38 responden menjawab
sangat setuju (SS), 12 responden menjawab setuju(S), 20 responden netral (N), 2 responden
menjawab tidak setuju (TS), 0 responden menjawab tidak sangat setuju (TSS) Maka Hasil
Perhitungan jawaban responden sebagai berikut :
1) Responden yang menjawab sangat setuju (5) = 38 x 5 = 190
2) Responden yang menjawab setuju (4) = 12 x 4 = 48

78 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

3) Responden yang menjawab netral (3) = 20 x 3 = 60


4) Responden yang menjawab tidak setuju (2) = 2 x 2 = 4
5) Responden yang menjawab tidak sangat setuju (1) = 0 x 1 = 0
Total Skor = 190 + 48 + 60 + 4 + 0 = 302
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju ialah 5 x 72 = 360, sedangkan item sangat tidak
setuju ialah 1 x 72 = 72. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 298, maka hasil yang
didapat adalah:
= 302/360 x 100
= 83, 8 % = 83 % Kategori sangat
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa responden berusaha terus untuk bereksplorasi
dan mengekspresikan potensi yang dimiliki untuk memperbaiki hasil belajar melalui sikap
belajar yang telah di lakukan.

Item 6. Apakah hasil portofolio teman sejawat anda yang menunjukkan perolehan hasil belajar
yang lebih baik mempengaruhi sikap belajar anda?

Hasil jawaban dari 72 responden didapat data sebagai berikut: 30 responden menjawab
sangat setuju (SS), 20 responden menjawab setuju(S), 15 responden netral (N), 7 responden
menjawab tidak setuju (TS), 0 responden menjawab tidak sangat setuju (TSS) Maka Hasil
Perhitungan jawaban responden sebagai berikut :
1) Responden yang menjawab sangat setuju (5) = 30 x 5 = 150
2) Responden yang menjawab setuju (4) = 20 x 4 = 80
3) Responden yang menjawab netral (3) = 7 x 3 = 21
4) Responden yang menjawab tidak setuju (2) = 0 x 2 = 0
5) Responden yang menjawab tidak sangat setuju (1) = 0 x 1 = 0
Total Skor = 150 + 80 + 21 + 0 + 0 = 251
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju ialah 5 x 72 = 360, sedangkan item sangat tidak
setuju ialah 1 x 72 = 72. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 298, maka hasil yang
didapat adalah:
= 251/360 x 100
= 69, 7 % = 69 % Kategori setuju
Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil portofolio teman sejawat responden yang
menunjukkan perolehan hasil belajar yang lebih baik mempengaruhi sikap belajar responden.

Simpulan
Protofolio sebagai asesmen alternatif baik dalam perspektif sebagai alat menilai hasil
belajar dan alat menilai proses belajar berdampak kepada mahasiswa dalam hal penumbuhan
kesadaran diri (self-awareness). Hal tersebut terbukti dari balikan responden yang menunjukkan
kriteria kesadaran diri berdasarkan self-conciuosness scale (SCS) yang terdiri dari atas tiga sub
bagian, yaitu: 1) Kesadaran diri pribadi (aspek yang tersembunyi dalam batin seseorang), 2)
kedaran diri publik (kesadaran diri terhadap persepsi publik terhadap diri seseorang, dan 3)
kegamangan sosial menunjukkan bahwa kesadaran diri pribadi, sebagai pembelajar dewasa,
mahasiswa mampu mengenali kemampuan diri dan melakukan kontrol terhadap hasil belajar
atas perilaku belajar yang mereka lakukan. Selain itu, dalam rangka perbaikan atas hasil
evaluasi diri yang mereka lakukan, mahasiswa terus melakukan upaya dengan cara peer review

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 79
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

atas balikan dari teman sejawat berkait dengan penampilan yang mereka dlakukan dalam setiap
presentasi. Hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama
rekannya untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan perilakuu belajar dan prestasi
belajar mahasiswa.
Kesadaran diri publik, yang menyatakan bagaimana persepsi publik terhadap seseorang
dan juga bagaimana persepsi seseorang terhadap lingkungan menunjukkan dampak yang
signifikan dalam hal sikap belajar mahasiswa. Hasil portofolio teman sejawat mereka telah
mampu mempengaruhi sikap dan perilaku belajar untuk kemudian melakukan pamenuhan
terhadap ketertinggalan mereka atas pemerolehan lingkungan yang digambarkan pada teman
sejawat mereka. Persepsi mahasiswa berkait kegamangan sosial, ditunjukkan dengan munculnya
upaya mahasiswa untuk terus mengeksplorasi kemampuan yang dimiliknya agar dapat
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap prestasi belajar yang mereka raih.

Rekomendasi
1. Proses pembelajaran pada pendidikan tinggi hendaknya tidak hanya berorientasi kepada
hasil namun juga pada proses.
2. Portofolio sebagai strategi alternatif hendaknya diterpkan pada pembelajaran bahasa
sehingga mampu memberikan arah baru agar pembelajaran bahasa tidak hanya berfokus
pada konten/sturktur saja, numun juga kepada makna, fungsi dan kemampuan linguistik
berdasarkan konteks.
3. Portofolio sebagai strategi penilaian alternatif layak digunakan agar lulusan mampu
menjadi individu yang memiliki kesadaran diri yang selanjutnya mampu bersikap adaptif
perkembang terhadap diri mereka sendiri dan lingkungannya.

Daftar Pustaka
Bernard, H. R. 2002. Research Methods in Anthropology: Qualitative and quantitative methods,
3rd edition. AltaMira Press ,Walnut Creek, California.
Carver, C. S., &: Glass, D. C. 1976. The self-consciousnessscale: A discriminant validity study.
Journal of Personality Assessment, 40, 169-172.
Duval, S. & Wicklund, R.A. 1972. A Theory of Objective Self Awareness. New York:
Academic Press.
Duval, T. S. & Silvia, P. J. 2001. Self-Awareness and Causal Attribution: A Dual Systems
Theory. New York: Kluwer Academic Press.
Elias, J.L., et al. 1980. Philosophical Foundation of Adult Education. Malabar florida. Robert E.
Kreiger.
Flood, J., & Lapp, D. 1989. Reporting reading progress: A comparison portfolio for parents. The
Reading Teacher, 42, 508-514.
Goodman, K. S., Goodman, Y. M., & Hood, W. J. 1989. The whole language evaluation book.
Portsmouth, NH: Heinemann.
Hasyim. K. 2015. Problem Based Learning untuk menumbuhkan Critical Thinking dan Hasil
Belajar Mahasiswa dalam Kuliah English Morphology. Prosiding seminar nasional
STKIP PGRI Jombang, 1(1). Jombang: LP2I STKIP PGRI Jombang.
Soetopo, H. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran (teori, permasalahan dan praktik). Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Heymsfeld, C.R. 1989. Filling the hole in whole language. Educational Leadership, 46(6), 65-
68.

80 Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 23 - 24 April 2016
ISSN 2443-1923

Hiebert, E. H., & Calfee, R. C. 1989. Advancing academic literacy through teachers'
assessments. Educational Leadership
Jongsma, K. S. 1989. Portfolio assessment. The Reading Teacher, 43, 264-265.
Katz, A. 1988. The academic context. In P. Lowe, Jr. & C.W. Stansfield (Eds), Second
language proficiency assessment: Current issues. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall
Regents.
Khoiri. Muhammad. 2009. Upaya Peningkatan Mutu Lulusan Perguruan Tinggi untuk
Memenuhi Kebutuhan SDM Industri dengan Pendekatan TQME. Prosiding Seminar
Nasional V SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta.
King, FJ., Ludwika Godson dan Faranak Rohani. 2011. Higher Order Thinking Skills. Center
for Advancement of Learning and Assessment. (Online) (http://www.cala.fsu.edu/files/
higher_order_thinking_skills.pdf)
Knowles, M., 1979. The Adult Learning (third Edition), Houston, Paris, London, Tokyo: Gulf
Publishing Company
L. Bryant. Sharon, A. Timmins. Andrew. 2002. Using Portfolio Assessment to Enhance Student
Learning. Hongkong. Hongkong Institute of Education.
Lewis, J.L. & S.R.J. Sheppard. 2006. Culture and communication: can landscape visualization
improve forest management consultation with indigenous communities? Landscape and
Urban Planning 77:291–313.
Likert, R., 1932. A Technique for the Measurement of Attitudes. Archives of Psychology 140,
1–55
Maslow, A., 1966. The Psychology of Science: A Reconnaissance. New York: Harper & Row
Moya. S. Sharon, O’Malley, J.M. 1994. A Portfolio Assessment Model for ESL. The Journal of
Educational Issues of Language Minority Students, v13 p. 13-36.
O'Malley, J. M., & Chamot, A. U. 1990. Learning Strategies in Second Language Acquisition.
NY: Cambridge University Press.
Silvia, Paul J., and Guido H. E. Gendolla. 2001. On Introspection and Self-Perception: Does
Self-Focused Attention Enable Accurate Self-Knowledge? Review of General
Psychology 5: 241–269.
Shanklin, N. L., & Rhodes, L. K. 1989. Transforming literacy instruction. Educational
Leadership.
Suryabrata. Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Teichler U. (1999). Research on the Relationship between Higher Education and the World of
Work: Past Achievements, Problems and New Challenges. Higher Education Vol 38: 169-
190
Turner, R. G. 1978. Consistency. self-consciousness, and the predictive validity of typical and
maximal personality measures. Journal of Research in Personality, 12, 117132.
Wolf, D. P. 1989. Portfolio assessment: Sampling student work. Educational Leadership

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 Tahun 2016 81

Anda mungkin juga menyukai