Oleh : Kelompok 6
1. Ni Luh Intan Hadriyani 1717051026
2. Bagus Yudianto Nugroho 1717051052
3. Ni Putu Ayunda Prihantini 1717051234
4. Natalie Tanaya 1717051311
5. Luh Putu Devia Aditya 1717051367
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
telah memberikan kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Investigasi Tindak Pidana
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Investigasi tindak pidana korupsi ....................................................... 3
2.2 Investigasi pengadaan ........................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Lalu, apakah setiap kasus yang terjadi baik itu korupsi maupun
pengadaan bisa dikatakan berada di ambang nyata ? atau hanya ilusi
semata ? dalam hal ini, perlu adanya banyak pendalaman dan penegasan
terhadap kasus yang terjadi. bisa dikatakan perlu adanya suatu paya
penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan dan
pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya untuk
mengetahui/membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta
yang kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan dan
susunan kejadian. Ya, investigasi.
Berdasarkan penjabaran tersebu, maka kelompok kami
merumuskan pokok permasalahan dengan judul Investigasi Tindak Pidana
Korupsi dan Pengadaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana investigasi tindak pidana korupsi?
2. Bagaimana investigasi pengadaan
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
3.1 Untuk mengetahui investigasi tindak pidana korupsi
3.2 Untuk mengetahui investigasi pengadaan
1.4 MANFAAT
Berdasarkan materi yang dipaparkan manfaat yang diharapkan
setelah penyusunan makalah ini agar nantinya pengguna informasi dapat
menambah wawasan mengenai tindak pidana korupsi dan pengadaaan.
Serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi penulis-penulis selanjutnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bahwa kegiatan itu adalah ide orisinil dari si investigator, bukan hasil investigasi
pihak lain yang ditindaklanjuti oleh media.
2. Bahwa subyek investigasi merupakan kepentingan bersama yang cukup masuk akal
mempengaruhi kehidupan sosial.
3. Bahwa ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan kejahatan ini dari hadapan
publik.
Kegiatan jurnalistik investigatif merupakan jurnalisme “membongkar kejahatan”.
Ada suatu kejahatan yang biasanya terkait dengan tindak korupsi yang ditutup-tutupi
(Goenawan Mohammad)
Secara umum, dari berbagai definisi yang ada, investigasi bisa diartikan sebagai
upaya pencarian dan pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui
kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah data.
Dalam hal ini, Akuntan forensik bekerja sama dengan praktisi hukum dalam
menyelesaikan masalah hukum. Oleh karena itu, akuntan forensik perlu memahami
hukum pembuktian sesuai masalah-masalah hukum yang dihadapi, dalam bab ini
khususnya tindak pidana khusus yaitu korupsi. Dalam hal terkait korupsi biasanya
tindakan melawan hukum diantaranya terdiri dari kegiatan memperkaya diri,
penyalahgunaan wewenang, suap menyuap, gratifikasi, penggelapan dan pembiaran
penggelapan, pengrusakkan bukti dan memalsukannya, pemerasan, penggunaan tanah
negara oleh pegawai negeri, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya terkait 30 Jenis tindak
3
pidana korupsi menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Dan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 sebagai berikut:
4
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya.
5
Advokat untuk menghadiri sidang, menerima hadiah atau janji. Padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi
nasihat atau pendapat yang akan diberikan.
18) Pasal 10, b: Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
Membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut.
19) Pasal 10, c: Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
Membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut.
6
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,
meminta, atau pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang
kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang.
27) Pasal 7, ayat (2): Perima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang
menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan curang.
7
sesuai dengan peraturan perundang- undangan, telah merugikan orang yang berhak,
paahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangann dengan peraturan
perundang-undangan.
29) Pasal 12, i: Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud baik langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan,
atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, u ntuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
30) Pasal 12B jo.12C: Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak melapor ke KPK
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya.
Selain ke-30 tindak pidana tersebut juga terdapat tindak pidana lain yang terkait
tidak pidana korupsi. Tindak pidana tersebut menurut Undang-Undang Tipikor sebagai
berikut.
8
itu tetapi tidak terbatas pada data penghubung elektronik, surat elektronik, telegram,
teleks dan faksmile, dan dari dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi
yang dapat dilihat, dibaca atau dikirim, dan atau didengar yang dapat dikeluarkan
dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas atau benda
fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa
tulisan/suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang
memilii makna.
Memperkaya vs menguntungkan
Istilah tersebut dalam proses hukum berbeda. Memperkaya bermakna adanya
tambahan kekayaan sedangkan menguntungkan bermakna keuntungan materiil dan
immateriil. Pembuktian “memperkaya” lebih sulit daripada “menguntungkan”.
Pidana mati
9
Pidana mati merupakan sebuah proses eksekusi mati terhadap terdakwa yangdidasari
atas putusan pengadilan. Pidana mati terkait koruptor salah satunya diatur pada pasal
2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, yaitu dalam hal tindak pidana
korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikatakan dalam keadaan tertentu,
pidana mati dapat dijatuhkan.
Nullum delictum
Maknanya tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP, intinya bahwa suatu perbuatan
tidak dapat dipidana kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan-ketentuan perundang-
undangan pidana yang telah ada.
Concursus realis
Concursus realis terjadi apabila seseorang melakukan beberapa perbuatan, dan
masing-masing perbuatan itu berdiri sendiri sebagai suatu tindak pidana (tidak perlu
sejenis dan tidak perlu berhubungan). Concursus realis diatur dalam Pasal 65-71
KUHP.
Perbuatan berlanjut
Perbuatan berlanjut terjadi jika beberapa perbuatan, meskipun masing-masing
merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga
harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, sehingga diterapkan ancaman
pidana pokok paling berat.
10
2.2 INVESTIGASI PENGADAAN
Pengertian pengadaan merupakan salah satu sumber korupsi terbesar
dalam sektor keuangan publik. Hampir ditiap tahunnya BPK dan BPKP
melaporkan kasus pengadaan yang mengandung unsur tindak pidana korupsi,
namun tidak banyak yang masuk ke persidangan pengadilan, melainkan hanya 30
% yang diselesaikan. Seperti yang dilaporkan oleh majalah Tempo dugaan korupsi
di BUMN per 17 Oktober 2005, dari 17 BUMN dengan 30 dugaan kasus korupsi,
10 BUMN dengan 15 kasus diantaranya merupakan kasus pengadaan barang dan
jasa.
11
proses pengadaan, memastikan bahwa aturan-aturan yang ditaati dan
mengenakan sanksi-sanksi jika aturan-aturan itu dilanggar.
Suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk kebijakan pengadaan dan
pengawasan penerapan tepat dari kebijakan tersebut. Idealnya badan ini
tidak bertanggung jawab dalam pengelolaan proses pengadaan. Badan
tersebut harus memiliki wewenang dan independensi untuk bertindak
tanpa takut atau pilih kasih dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Suatu mekanisme penegakan. Tanpa penegakan kejelasan aturan dan
fungsi tidak ada artinya. Badan audit pemerintah harus dilatih untuk
mengaudit pengadaan publik dan memulai tindakan terhadap mereka yang
melanggar aturan-aturan tersebut. Pemerintah perlu menetapkan
mekanisme-mekanisme yang memiliki kepercayaan penuh dari para
pegawai.
Staf pengadaan yang terlatih baik merupakan kunci untuk memastikan
sistem pengadaan yang sehat.
12
- Insentf-insentif terdistorsi
Akibat dari pamong praja yang dikelola dengan buruk dan peradilan yang
lemah, kerangka insentif jadi melenceng jauh sehingga tidak ada imbalan untuk
efisiensi dan kejujuran dan tidak ada hukuman yang pantas untuk korupsi. Baik
Pimpro maupun anggota panitia lelang menghadapi insentif-insentif kuat untuk
berpartisipasi dalam korupsi dan kolusi.
- Pengauditan Lemah
Kententuan Perundangan-Undangan
13
menjadi empat cara, diantaranya : pelelangan umum, pelelangan terbatas
pembelian langsung, dan penunjukan langsung.
14
Contoh kasus KORUPSI PENGADAAN GENSET DI KKP
Modus korupsi yang dilakukan dalam kasus ini diduga menggunakan cara
lama. Modus itu adalah adanya kongkalikong antara PPK dengan perusahaan
pemenang tender. Bahkan perusahaan yang menang tender pengadaan ini diduga
fiktif. PPK pengadaan barang itu diduga tidak menjalankan proses lelang sesuai
prosedur. PPK dalam melakukan pengadaan tidak melaksanakan tugas dan
kewajibannya seperti menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) berdasarkan harga
pasar dengan membandingkan spesifikasi barang yang beredar di pasar. "PPK
juga lalai hingga ketersediaan suku cadang di pasar tidak ada. Dari hasil
penyelidikan polisi, PPK juga tidak mengendalikan jalannya kontrak sehingga
spesifikasi barang sebagaimana dimaksud dalam kontrak jauh berbeda kondisinya
dengan yang ada di lapangan atau lebih buruk.
Penyedia jasa yaitu PT ID menyerahkan barang berupa 540 unit genset
yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. Pengadaan 540 unit genset
tersebut dibagikan ke kelompok tani tambak udang di lima Provinsi yakni Jawa
Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK), bahwa pengadaan barang tersebut
15
dimaksudkan untuk membantu kelompok tani tambak udang yang tidak
mendapatkan pasokan listrik selama 24 jam. Namun pada kenyataan berbeda.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Bahwa kegiatan itu adalah ide orisinil dari si investigator, bukan hasil investigasi
pihak lain yang ditindaklanjuti oleh media.
2. Bahwa subyek investigasi merupakan kepentingan bersama yang cukup masuk akal
mempengaruhi kehidupan sosial.
3. Bahwa ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan kejahatan ini dari hadapan
publik.
Adapun beberapa cara investigasi dalam audit pengadaan, diantaranya :
Cara-cara investigasi yang diterapkan dalam pengadaan yang menggunakan
sistem tender ataupenawaran secara terbuka lazimnya memiliki tiga tahapan ini,
antara lain:
1. Tahap Pretender (presolicitation phase)
Terdapat dua skema fraud atau bentuk permainan yang utama dalam tahap ini.
Pertama dalam penentuan kebutuhan dapat terjadi persekongkolan.
2. Tahap penawaran dan Negosiasi (solicitation and negotiation phase)
Skema fraud dalam tahap ini umumnya berupa persekongkolan antara pembeli
dan kontraktor yang diunggulkan dan kontraktor “pedamping” yang meramaikan
proses penawaran.
3. Tahap pelaksanaan dan penyelesaian administratif (performance and
administration phase)
Terdapat dua rancangan fraud atau permainan dalam tahap ini, yaitu substitusi
dengan cara kontraktor mengganti barang atau produk yang akan dipasok atau
dengan “kekeliruan” dalam perhitungan pembebanan seperti menghitung biaya
16
yang boleh dan tidak boleh dibebankan ke proyek atau kekeliruan dalam
pembebanan biaya material atau tenaga kerja.
3.2 SARAN
Kemudian saran yang bisa disampaikan untuk kasus yang terjadi harus lebih
ditegaskan lagi dan dimantapkan kembali bagaimaan cara untuk membongkar hal
yang terjadi. sehingga, nantinya dapat menipiskan kasus yang senter terjadi di
lingkungan masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Kompas. 2017. Celh Kecurangan Pengadaan Barang dan Jasa” Tersedia pada :
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/28/19204361/ini-celah-
kecurangan-pengadaan-barang-dan-jasa-yang-berpotensi-
korupsi?page=all
KPK. 2020. “KPK Adakan diklat Audit Investigasi untuk Auditor” Tersedia pada
https://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk/1694-kpk-adakan-diklat-
audit-investigasi-untuk-auditor-bkn
Rahman Ainur. 2015. Korupsi Genset KKP dilema Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintahhttp://www.gresnews.com/berita/hukum/100969-korupsi-
genset-kkp-dilema-pengadaan-barang-dan-jasa-pemerintah/
18