Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor : PB.02.01-Kb32/POKJA-B32/II/2021/04/TU
Tanggal : 10 Maret 2021
untuk
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Jembatan Gantung Ds. Batuah
DAFTAR ISI
BAB I. UMUM
Pengumuman tercantum pada aplikasi SPSE dan dapat ditambahkan di situs web
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, papan pengumuman resmi untuk
masyarakat, surat kabar, dan/atau media lainnya
- 12 -
A. UMUM
Pelaksanaan tatanan dan adaptasi kebiasaan baru (hidup normal) dalam penyelengaraan
jasa konstruksi diatur sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 18/SE/M/2020 tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi
Kebiasaan Baru (Hidup Normal) Dalam Penyelengaraan Jasa Konstruksi tanggal 19
Agustus 2020 (terlampir).
Petunjuk tentang Transisi Layanan SBU dan SKK Jasa Konstruksi sesuai dengan Surat
Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/SE/M/2021
tentang Petunjuk tentang Transisi Layanan Sertifikasi Badan Usaha dan Sertifikasi
Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi tanggal 22 Januari 2021 (terlampir).
perundang-undangan.
9. Satu Penawaran 9.1. Setiap peserta, baik tunggal/atas nama sendiri maupun
Tiap Peserta sebagai anggota KSO hanya boleh memasukkan satu
penawaran.
9.2. Data kualifikasi untuk anggota KSO disampaikan oleh
peserta yang mewakili KSO (leadfirm KSO).
9.3. Setiap peserta yang termasuk dalam KSO dilarang
menjadi peserta baik secara sendiri maupun sebagai
anggota KSO yang lain pada paket pekerjaan yang
sama.
B. DOKUMEN PEMILIHAN
10. Isi Dokumen 10.1. Dokumen Pemilihan terdiri atas Dokumen Tender dan
Pemilihan Dokumen Kualifikasi.
10.2. Dokumen Tender terdiri atas:
a. Umum;
b. Pengumuman;
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Dokumen Administrasi:
a) Jaminan Penawaran Asli (apabila
disyaratkan);
b) Surat perjanjian Kerja Sama Operasi
(apabila peserta berbentuk KSO).
2) Dokumen Penawaran Teknis:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan untuk
pekerjaan kompleks dan/atau pekerjaan
yang diperuntukkan bagi kualifikasi usaha
besar;
b) Daftar Peralatan Utama;
c) Daftar Personel Manajerial;
d) Formulir Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK);
e) Daftar Bagian Pekerjaan yang
disubkontrakkan (apabila disyaratkan); dan
f) Dokumen lain yang disyaratkan (apabila
disyaratkan).
3) Dokumen Penawaran Harga:
a) Sesuai Surat Penawaran;
b) Daftar Kuantitas dan Harga;
c) Formulir Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Khusus apabila ada evaluasi kewajaran
harga di bawah 80% HPS.
Peserta pemilihan akan memenuhi
Dokumen Penawaran Harga pada huruf c)
pada saat klarifikasi kewajaran harga.
Analisa Harga Satuan Pekerjaan bukan
merupakan bagian dari Dokumen Kontrak.
f. Rancangan Kontrak (sudah dilengkapi isiannya
oleh PPK):
1) Surat Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
g. Spesifikasi Teknis dan/atau Gambar;
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka (apabila diberikan uang
muka);
5) Jaminan Pemeliharaan;
6) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
(apabila diberikan preferensi harga);
7) Formulir Daftar Barang yang diimpor (apabila
ada barang yang diimpor).
10.3. Dokumen Kualifikasi terdiri atas:
- 18 -
dikenakan sanksi.
21. Pengisian Data 21.1. Peserta berkewajiban untuk mengisi data kualifikasi
Kualifikasi melalui form isian elektronik data kualifikasi dalam
aplikasi SPSE.
21.2. Jika Form Isian Elektronik Kualifikasi yang tersedia
pada Aplikasi SPSE belum mengakomodir data
kualifikasi yang disyaratkan Pokja Pemilihan, maka
data kualifikasi tersebut diunggah (upload) pada
fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada
Aplikasi SPSE.
21.3. Peserta tidak perlu mengunggah hasil pemindaian
(scan) dokumen administrasi kualifikasi pada fasilitas
unggahan Dokumen Penawaran.
21.4. Dengan mengirimkan data kualifikasi melalui SPSE:
a. dalam hal peserta tunggal/atas nama sendiri,
Data Kualifikasi dan pernyataan yang menjadi
bagian kualifikasi dianggap telah ditandatangani
dan disetujui.
b. dalam hal peserta pemilihan ber-KSO, data
Kualifikasi dan pernyataan yang menjadi bagian
kualifikasi dianggap telah ditandatangani dan
disetujui oleh pejabat yang menurut perjanjian
KSO berhak mewakili/ leadfirm KSO.
22. Pakta Integritas 22.1. Pakta Integritas berisi pernyataan:
a. tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN);
b. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih,
transparan, dan profesional untuk memberikan
hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam
pakta integritas ini, bersedia menerima sanksi
administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata
dan/atau dilaporkan secara pidana.
22.2. Dengan mendaftar sebagai peserta tender melalui
aplikasi SPSE, maka peserta tunggal/atas nama sendiri
ataupun peserta ber-KSO (leadfirm dan anggota KSO),
telah menyetujui dan menandatangani Pakta
Integritas.
23. Jaminan 23.1. Dalam hal HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
Penawaran Asli miliar rupiah), Jaminan Penawaran asli disampaikan
sebagai bagian dari dokumen administrasi.
23.2. Besaran nilai nominal, masa berlaku, dan pencairan
Jaminan Penawaran sebagaimana ketentuan jaminan
penawaran yang tercantum dalam LDP.
23.3. Peserta harus menyampaikan Jaminan penawaran asli
secara langsung atau melalui pos/jasa pengiriman
diterima Pokja Pemilihan paling lambat sebelum batas
akhir pemasukan penawaran.
23.4. Dalam hal Jaminan Penawaran asli tidak diterima
Pokja Pemilihan sampai dengan batas waktu yang
ditentukan, maka penawaran dinyatakan gugur.
23.5. Segala risiko keterlambatan dan kerusakan
pengiriman Jaminan Penawaran asli menjadi risiko
peserta.
23.6. Penerbit Jaminan Penawaran:
a) Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di
atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah), diterbitkan oleh:
- 24 -
1. Bank Umum;
2. Perusahaan Penjaminan;
3. Perusahaan Asuransi;
4. Lembaga khusus yang menjalankan usaha di
bidang pembiayaan, penjaminan, dan asuransi
untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Lembaga pembiayaan
ekspor Indonesia; atau
5. Konsorsium perusahaan asuransi umum/
Konsorsium Lembaga penjaminan/
Konsorsium perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship).
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah
ditetapkan/mendapatkan rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
b) Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di
atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah), diterbitkan oleh:
1. Bank Umum; atau
2. Konsorsium perusahaan asuransi umum/
Konsorsium Lembaga penjaminan/Konsorsium
perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship).
huruf b.2 telah ditetapkan/ mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
ditawarkan/diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
(3) Kesesuaian antara metode kerja
dengan spesifikasi/volume pekerjaan
yang disyaratkan.
Penilaian metode pelaksanaan tidak
mengevaluasi jobmix/rincian/
campuran/komposisi material dari jenis
pekerjaan.
Dalam melakukan evaluasi terhadap
metode pelaksanaan pekerjaan, Pokja
Pemilihan membandingkan antara metode
kerja yang ditawarkan oleh peserta dengan
metode kerja yang menjadi bagian
persyaratan teknis yang telah ditetapkan
oleh PPK dengan cara menilai kesesuaian
metode tersebut. Apabila tidak sesuai, Pokja
melakukan evaluasi berdasarkan
kesesuaian metode kerja yang ditawarkan
dengan peralatan utama, serta personel
berdasarkan keahlian yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Peralatan utama yang ditawarkan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam LDP,
dengan ketentuan:
(1) Evaluasi terhadap peralatan utama
yang bersumber dari:
(a) Milik sendiri, dilakukan terhadap
bukti kepemilikan peralatan
(contoh STNK, BPKB, invoice);
(b) Sewa Beli, dilakukan terhadap
bukti pembayaran Sewa Beli
(contoh invoice uang muka,
angsuran);
(c) Untuk peralatan sewa, selain
menyampaikan surat perjanjian
sewa harus disertai dengan bukti
kepemilikan/penguasaan terhadap
peralatan dari pemberi sewa.
(2) Pencantuman merk, tipe, dan lokasi
peralatan dalam daftar isian peralatan
tidak menggugurkan.
(3) Jenis, kapasitas, dan jumlah yang
disediakan untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan.
(4) Dalam hal jenis, kapasitas, komposisi
dan jumlah peralatan minimal yang
ditawarkan berbeda dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan,
maka Pokja Pemilihan akan
membandingkan produktivitas alat
tersebut berdasarkan metode
pelaksanaan pekerjaan yang
ditetapkan. Apabila perbedaan
peralatan menyebabkan metode tidak
dapat dilaksanakan atau produktivitas
yang diinginkan tidak tercapai sesuai
dengan target serta waktu yang
dibutuhkan, maka dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan dan dapat
digugurkan pada tahap evaluasi
teknis.
(5) Apabila ada hal-hal yang meragukan
dan kurang jelas, Pokja dapat
melakukan klarifikasi kepada pemilik
peralatan/ pemilik peralatan sewa
terhadap bukti-bukti yang
disampaikan peserta.
(6) Klarifikasi hanya dilakukan terhadap
bukti-bukti kepemilikan peralatan,
- 32 -
!"# = (1 − )*), !*
- 37 -
40. Tindak Lanjut 40.1 Setelah pengumuman adanya tender gagal, Pokja
Tender Gagal Pemilihan atau Pokja Pemilihan pengganti (apabila
diganti) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
tender gagal, menentukan pilihan langkah selanjutnya,
yaitu antara lain melakukan:
a. evaluasi ulang terhadap Dokumen Penawaran yang
telah masuk;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran hanya
untuk peserta yang memasukkan penawaran pada
tender yang ditetapkan gagal sebelumnya;
c. tender ulang; atau
d. penghentian proses tender.
40.2 PA/KPA, PPK, dan/atau Pokja Pemilihan dilarang
memberikan ganti rugi kepada peserta tender apabila
penawarannya ditolak atau tender dinyatakan gagal.
40.3 Pokja pemilihan melakukan evaluasi penawaran ulang
apabila terdapat kesalahan dalam evaluasi.
40.4 Pokja pemilihan mengundang peserta yang
memasukkan penawaran pada tender yang ditetapkan
gagal sebelumnya untuk menyampaikan penawaran
ulang, apabila ditemukan kesalahan yang substansial
dalam Dokumen Pemilihan atau Dokumen Pemilihan
tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
- 46 -
Mixer
(Agitator)
4 Bore Pile ≥ 150 HP 1 Unit
Machine
5 Excavator 80-140 HP 2 Unit
6 Dump 6-10 Ton 3 Unit
Truck
3. Memiliki kemampuan menyediakan personel
manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan,
yaitu:
a. Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Kecil
Jabatan dalam Sertifikat
No pekerjaan Pengalaman Kompetensi
yang akan Kerja (tahun) Kerja
dilaksanakan
1 Pelaksana ___ SKTK___
2 Ahli K3 ___ ___
Konstruksi/
Petugas
Keselamatan
Konstruksi
Dst
Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi kualifikasi kecil)
1. __________________
2. __________________
Dst
Konstruksi Spesialis)
1. __________________
2. __________________
Dst
Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi kualifikasi kecil dari Provinsi
Setempat)
1. __________________
2. __________________
Dst
risiko peserta;
4) evaluasi terkait Jaminan Penawaran
secara elektronik berdasarkan data yang
diunggah (upload) dalam aplikasi SPSE;
5) Apabila Jaminan Penawaran yang
disampaikan secara elektronik tidak
diterima Pokja Pemilihan sampai dengan
batas waktu yang ditentukan, maka
penawaran dinyatakan gugur;
6) Data dokumen elektronik jaminan
penawaran yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat
kesalahan pengiriman dokumen oleh
Penyedia Jasa, yang mengakibatkan
dokumen jaminan penawaran tersebut
tidak dapat dilakukan evaluasi oleh Pokja
Pemilihan, maka dokumen elektronik
tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat;
7) Pemenuhan syarat substansial Jaminan
Penawaran, sesuai dengan yang
tercantum pada IKP;
8) Jaminan Penawaran akan diklarifikasi dan
dikonfirmasi kepada Penerbit Jaminan
untuk memastikan bahwa Jaminan
Penawaran secara elektronik tersebut
dapat dicairkan tanpa syarat mengingat
adanya kejadian COVID-19;
9) Dalam hal hasil klarifikasi dan konfirmasi
kepada Penerbit Jaminan menyatakan
bahwa Jaminan Penawaran hanya dapat
dicairkan apabila berupa Jaminan
Penawaran asli, maka:
a) Jaminan penawaran asli yang identik
dengan jaminan penawaran yang
disampaikan secara elektronik, wajib
diserahkan oleh peserta kepada Pokja
Pemilihan sebelum penetapan pemenang;
b) Apabila Jaminan Penawaran pada butir
a) tidak identik, maka penawaran
dinyatakan gugur;
c) Permintaan Jaminan Penawaran asli
kepada peserta diinformasikan secara
resmi dengan menyatakan tujuan, alamat
penerima jaminan penawaran asli dan
batas akhir penyampaian;
d) Apabila peserta tidak dapat memenuhi
ketentuan pada butir a), maka penawaran
dinyatakan gugur;
10) Apabila berdasarkan hasil klarifikasi dan
konfirmasi, Penerbit Jaminan
mengizinkan pencairan Jaminan
Penawaran menggunakan softcopy
Jaminan Penawaran elektronik maka
Jaminan Penawaran asli tidak wajib
dimintakan ke peserta.
K. Penyampaian 32 Tidak diberlakukan e-Reverse auction untuk
Penawaran pekerjaan konstruksi
Berulang (E-
Reverse
Auction)
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO)
Catatan:
Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi
ini harus dinotariatkan
- 63 -
CONTOH
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ______________
Dikeluarkan di : _______________
Pada tanggal : _______________
[Bank]
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
_______________
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]
- 65 -
CONTOH
[Kop Penerbit Jaminan]
JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan: ______________ Nilai: ______________
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: ______________[nama],
______________[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
______________[nama penerbit jaminan], ______________[alamat], sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan
tegas terikat pada ______________[nama Pokja Pemilihan], ______________
[alamat] sebagai pelaksana tender pekerjaan ______________, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ______________(terbilang
______________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana
TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya tender;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama _______(_______) hari kalender dan efektif mulai
tanggal _______ [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _______
pada tanggal _______
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
(______________) (______________)
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ...........[penerbit
jaminan]
- 66 -
CONTOH
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ______________
Dikeluarkan di : _______________
Pada tanggal : _______________
[Bank]
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
_______________
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]
- 67 -
- 68 -
CONTOH
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],
_____________ [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan
dengan tegas terikat pada _____________________ [nama Pokja Pemilihan],
_________________________ [alamat] sebagai Pelaksana Tender, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar berkaitan
dengan sanggahan banding terhadap hasil tender_____________________yang
diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN dinyatakan tidak benar.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN tidak benar.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
Dikeluarkan di _____________
mengkonfirmasi Jaminan ini ke pada tanggal _______________
_____[Penerbit Jaminan]
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
__________________ __________________
[Nama &Jabatan] [Nama &Jabatan]
- 69 -
G. DATA PERALATAN
CONTOH
CONTOH
a. Untuk pemaketan kualifikasi Usaha Kecil
Riwayat Pendidikan Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman
No Nama (tahun lulus) *) yang akan dilaksanakan Kerja (Tahun) **)
***)
1 ___ SKTK_____ Pelaksana ___
2 ___ ___ Ahli K3 Konstruksi/Petugas ___
Keselamatan Konstruksi
CONTOH
(__________)
[nama jelas]
Mengetahui:
__________[nama Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi]
(__________)
[nama jelas wakil sah]
- 73 -
CONTOH
1. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan (Disyaratkan untuk paket pekerjaan
dengan pagu anggaran di atas Rp25.000.000.000,00 sampai dengan
Rp50.000.000.000,00)
No. Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan
A. Pekerjaan Spesialis pada Pekerjaan Utama
(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi Spesialis)
1. ......
2. ......
Dst. Dst.
B. Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
(kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kualifikasi kecil)
1. ......
2. ......
Dst. Dst.
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[tanda tangan],
[nama lengkap]
- 76 -
Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan,
dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah
dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian
Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan,
maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a".
ANTARA
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/
penyedia peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/
penerima peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK
PERTAMA dalam kondisi baik.
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara
kedua belah pihak yang akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA
dinyatakan sebagai Pemenang dalam Paket Pekerjaan ……………[diisi nama
paket]
- 80 -
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama
berjalannya Paket Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK
KEDUA dinyatakan sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah Kerja dari
Pemberi Tugas.
Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan
kepadanya kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi
yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA
berturut- turut sesuai dengan pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa
memerlukan teguran terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti
bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini
batal dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri
yang berarti kedua belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala
ketentuan yang telah termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang
Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA
yang atas kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik
PIHAK PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau tempat
pihak lain yang mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila
PIHAK KEDUA tidak memenangkan tender Paket Pekerjaan ……………[diisi
nama paket].
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap
operasi dan akan memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK
KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper
dan mekanik sesuai dengan kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak
dibenarkan memindahkan atau mengoperasikan PERALATAN tersebut di
tempat lain, selain dari yang tertulis dalam surat perjanjian ini kecuali dalam
keadaan kahar seperti: kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.
2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung
jawab terhadap PERALATAN kepada pihak lain dalam bentuk dan cara
apapun, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pasal 8
LAIN-LAIN
- 81 -
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya
yang berkekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh
kedua pihak
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT. ……… [diisi nama perusahaan PT. ……… [diisi nama perusahaan
Lessor/ penyedia peralatan] Lessee/ penerima peralatan]
- 82 -
Kolom (2)
Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku),
peralatan (barang jadi), tenaga kerja dan konsultan, alat kerja/fasilitas kerja, dan jasa
umum yang berasal dari dalam negeri.
Kolom (3)
Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku),
Peralatan (Barang Jadi), tenaga kerja dan konsultan, Alat/Fasilitas Kerja, dan jasa
umum yang berasal dari luar negeri.
Kolom (4)
- 83 -
Kolom (5)
Total Biaya KDN (9A)
% TKDN Gabungan = X 100%
Barang & Jasa (9D)
Total Biaya Gabungan Barang & Jasa (9C)
- 84 -
TOTAL HARGA
1
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor
- 85 -
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta tunggal/atas nama sendiri atau Peserta sebagai
Leadfirm KSO berbentuk Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE
Isian Data Kualifikasi bagi anggota KSO disampaikan dalam formulir isian
kualifikasi untuk anggota KSO
- 86 -
A. Data Administrasi
D. Izin Usaha
G. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Persero (untuk CV/Firma)
2. Pajak
J. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (Wajib diisi untuk menghitung SKP
dan/atau SKN)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Kontrak Total Progres
Nama Klasifikasi/Sub Pembuat
No. Paket Klasifikasi Lokasi Komitmen
Pekerjaan Pekerjaan
Nama Alamat/ No / Nilai No / Total Nilai
Telepon Tanggal Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- 89 -
K. Kualifikasi Keuangan
Laporan Keuangan/Neraca Tahun Terakhir *) (Terlampir)
Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Auditor : __________
Kekayaan Bersih : __________
*) Peserta wajib menyampaikan laporan keuangan/neraca tahun terakhir dalam
dokumen kualifikasi yang disampaikan.
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka badan usaha yang saya wakili
bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam
Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
__________[tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]
PT/CV/Firma
__________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
I. Petunjuk Pengisian Untuk Peserta tunggal/atas nama sendiri dan leadfirm KSO
mengikuti petunjuk dan penggunaan aplikasi SPSE (User Guide)
II. KSO (apabila ber-KSO)
Untuk peserta yang berbentuk KSO masing – masing anggota KSO wajib mengisi
formulir isian kualifikasi untuk masing – masing kualifikasi badan usahanya dan
disampaikan oleh leadfirm KSO melalui fasilitas unggahan persyaratan kualifikasi
lainnya pada SPSE.
Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi untuk anggota KSO adalah sebagai berikut:
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang
dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax, dan email kantor cabang yang
dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
1. Diiisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit Akta Pendirian
perusahaan/Anggaran Dasar, serta untuk badan usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas diisi nomor pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
2. Diiisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada. Khusus untuk Perseroan Terbatas, jika
terdapat perubahan nama anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, pada
Pembuktian Kualifikasi peserta diminta menunjukkan asli dan memberikan
salinan Bukti Pemberitahuan dari Notaris selaku Kuasa Direksi yang telah
diajukan melalui Sisminbakum atas Akta Perubahan Terakhir.
C. Pengurus Badan Usaha
Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, dan jabatan dalam badan usaha.
D. Izin Usaha
Tabel izin usaha :
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
E. Sertifikat Badan Usaha
Tabel Sertifikat Badan usaha :
1. Diisi dengan jenis Sertifikat Badan usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku Sertifikat Badan usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit Sertifikat Badan usaha.
4. Diisi dengan kualifikasi usaha.
5. Diisi dengan klasifikasi usaha.
6. Diisi dengan sub bidang klasifikasi/layanan.
F. Sertifikat Lainnya [apabila disyaratkan]
1. Diisi dengan jenis sertifikat, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku sertifikat.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit sertifikat.
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor identitas KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik
saham/pesero dan persentase kepemilikan saham/persero.
2. Pajak
a. Diisi NPWP badan usaha
b. Diisi nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
H. Data Pengalaman Perusahaan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, subklasifikasi pekerjaan yang disyaratkan,
ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen/ Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan/PHO
berdasarkan kontrak, dan tanggal berita acara serah terima, untuk masing-masing
paket pekerjaan selama 15 (lima belas) tahun terakhir. Data ini digunakan untuk
menghitung Kemampuan Dasar (KD) (untuk segmentasi pemaketan usaha
Menengah atau usaha Besar).
- 91 -
I. SURAT PERJANJIAN
CONTOH 1 - PENYEDIA TUNGGAL
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ...........
pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun .............. [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal …….,
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika
kontrak tahun jamak ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal:
“dan Surat Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN) Nomor ..... tanggal..... perihal
.....”], antara:
Nama : ………….. [nama PA/KPA/PPK]
NIP : ………….. [NIP ]
Jabatan : PPK 1.4 Provinsi Kalimantan Selatan
Berkedudukan di : Jalan Yos Sudarso No. 38 Banjarmasin
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan
Kerja ……. berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang
……. [SK pengangkatan PA/KPA/PPK] [jika ditandatangani oleh PPK ditambahkan
surat tugas dari PA/KPA] selanjutnya disebut “Pengguna Jasa”, dengan:
Nama : ………….. [nama wakli Penyedia]
Jabatan : ………….. [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ………….. [alamat Penyedia]
Akta Notaris Nomor : ………….. [sesuai akta notaris]
Tanggal : ………….. [tanggal penerbitan akta]
Notaris : ………….. [nama notaris penerbit akta]
yang bertindak untuk dan atas nama ………….. [nama badan usaha] selanjutnya disebut
“Penyedia”.
Dan dengan memperhatikan:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.
(c) Penyedia telah menyatakan kepada Pengguna Jasa, memiliki keahlian profesional,
tenaga kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Kontrak ini;
(d) Pengguna Jasa dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) Pengguna Jasa dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta
dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, Pengguna Jasa dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Jembatan Gantung Ds. Batuah dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN UTAMA
Ruang lingkup pekerjaan utama terdiri dari:
Pembangunan Jembatan Gantung Ds. Batuah dengan total panjang penanganan
84,00 m.
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (……….. ditulis dalam huruf ……..) dengan
kode akun kegiatan ……….,
(2) Kontrak ini dibiayai dari APBN Tahun Anggaran 2021;
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : ............. atas
nama Penyedia : ............... .
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Kontrak (apabila ada), Surat
Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas dan Harga, Syarat-Syarat Umum
Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta lampiranya berupa lampiran A
(daftar harga satuan timpang, subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan
utama), lampiran B (Rencana Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-
gambar, dan dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa,
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Kontrak (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar Kuantitas dan Harga Hasil Negosiasi apabila
ada negosiasi);
d. Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar Kuantitas dan Harga Terkoreksi apabila ada
koreksi aritmatik);
e. Surat Penawaran;
- 98 -
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini
untuk Pengguna Jasa maka rekatkan untuk Penyedia maka rekatkan meterai Rp
meterai Rp 6.000,00)] 6.000,00)]
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ...........
pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun .............. [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal …….,
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika
kontrak tahun jamak ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal:
“dan Surat Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN) Nomor ..... tanggal ..... perihal
.....”], antara:
Nama : ………….. [nama PA/KPA/PPK]
NIP : ………….. [NIP]
Jabatan : PPK 1.4 Provinsi Kalimantan Selatan
Berkedudukan di : Jalan Yos Sudarso No.38 Banjarmasin
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan Kerja …….
berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang ……. [SK
pengangkatan PA/KPA/PPK] [jika ditandatangani oleh PPK ditambahkan surat tugas
dari PA/KPA] selanjutnya disebut “Pengguna Jasa”, dengan :
Nama : ………….. [nama wakil KSO]
Jabatan : ………….. [sesuai surat perjanjian KSO]
Berkedudukan di : ………….. [alamat wakil KSO]
yang bertindak untuk dan atas nama ..................... [nama badan usaha KSO] sebagai
badan usaha Kerja Sama Operasi (KSO) yang beranggotakan sebagai berikut:
1. ......................[nama Penyedia 1];
2. ......................[nama Penyedia 2];
3. dst.
yang masing-masing anggotanya bertanggungjawab secara tanggung renteng atas
semua kewajiban terhadap Pengguna Jasa sebagaimana diatur dalam Kontrak ini
berdasarkan surat Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) Nomor ................ tanggal ...........
selanjutnya disebut “Penyedia”.
Dan dengan memperhatikan:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.
(c) Penyedia telah menyatakan kepada Pengguna Jasa, memiliki keahlian profesional,
tenaga kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Kontrak ini;
(d) Pengguna Jasa dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) Pengguna Jasa dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
Penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta
dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, Pengguna Jasa dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Jembatan Gantung Ds. Batuah dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN UTAMA
Ruang lingkup pekerjaan utama terdiri dari:
Pembangunan Jembatan Gantung Ds. Batuah dengan total panjang penanganan
84,00 m.
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (……….. ditulis dalam huruf ……..) dengan
kode akun kegiatan ……….,
(2) Kontrak ini dibiayai dari APBN tahun anggaran 2021;
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : ............. atas
nama Penyedia : ............... .
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Kontrak (apabila ada), Surat
Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas dan Harga, Syarat-Syarat Umum
Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta lampiranya berupa lampiran A
(daftar harga satuan timpang, subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan
utama), lampiran B (Rencana Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-
gambar, dan dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa,
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen
yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Kontrak (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar Kuantitas dan Harga Hasil Negosisasi
apabila ada negosiasi);
d. Daftar Kuantitas dan Harga (Daftar Kuantitas dan Harga Terkoreksi apabila ada
koreksi aritmatik)
e. Surat Penawaran;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
- 101 -
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini
untuk Pengguna Jasa maka rekatkan untuk Penyedia maka rekatkan meterai Rp
meterai Rp 6.000,00)] 6.000,00)]
Tahun Anggaran.
B.3 Penyelesaian Kontrak
33. Serah Terima Pekerjaan 33.1 Setelah pekerjaan dan/atau bagian pekerjaan
selesai, sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Pengguna Jasa untuk
serah terima pertama pekerjaan.
33.2 Pengguna Jasa memerintahkan Pengawas
Pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan
dan/atau pengujian terhadap hasil pekerjaan.
33.3 Pemeriksaan dan/atau pengujian dilakukan
terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap
kriteria/spesifikasi yang tercantum dalam
Kontrak.
33.4 Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian dari
Pengawas Pekerjaan disampaikan kepada
Pengguna Jasa, apabila dalam pemeriksaan
hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat
hasil pekerjaan, Pengguna Jasa memerintahkan
Penyedia untuk memperbaiki dan/atau
melengkapi kekurangan pekerjaan.
33.5 Apabila dalam pemeriksaan dan/atau
pengujian hasil pekerjaan telah sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka
Pengguna Jasa dan Penyedia menandatangani
Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.
33.6 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima persen) dari Harga Kontrak,
sedangkan yang 5% (lima persen) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
persen) dari Harga Kontrak dan Penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar
5% (lima persen) dari Harga Kontrak.
33.7 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan
selama Masa Pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
33.8 Masa Pemeliharaan paling singkat untuk
pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan,
sedangkan untuk pekerjaan semi permanen
selama 3 (tiga) bulan dan dapat melampaui
Tahun Anggaran. Lamanya Masa Pemeliharaan
ditetapkan dalam SSKK.
33.9 Setelah Masa Pemeliharaan berakhir, Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Pengguna Jasa untuk penyerahan akhir
pekerjaan.
33.10 Pengguna Jasa setelah menerima pegajuan
sebagaimana pasal 33.9 memerintahkan
Pengawas Pekerjaan untuk melakukan
pemeriksaan (dan pengujian apabila
diperlukan) terhadap hasil pekerjaan.
33.11 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan,
Penyedia telah melaksanakan semua
kewajibannya selama Masa Pemeliharaan
dengan baik dan telah sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak maka Pengguna
Jasa dan Penyedia menandatangani Berita
Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan.
33.12 Pengguna Jasa wajib melakukan pembayaran
sisa Harga Kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
33.13 Apabila Penyedia tidak melaksanakan
kewajiban pemeliharaan sebagaimana
- 115 -
B.4 Adendum
36. Perubahan Kontrak 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum
Kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, yang diakibatkan
beberapa hal berikut meliputi:
a. perubahan pekerjaan;
b. perubahan Harga Kontrak;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan/atau Masa Pelaksanaan;
d. perubahan personel manajerial dan/atau
peralatan utama; dan/atau
e. perubahan Kontrak yang disebabkan
masalah administrasi.
36.3 Untuk kepentingan perubahan Kontrak,
Pengguna Jasa dapat meminta pertimbangan
dari Pengawas Pekerjaan dan Pejabat/Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
36.4 Pejabat/Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
meneliti kelayakan perubahan kontrak
37. Perubahan Pekerjaan 37.1 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan dengan
gambar dan/atau spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam dokumen Kontrak, Pengguna
Jasa bersama Penyedia dapat melakukan
perubahan pekerjaan, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang
tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
37.2 Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi
lapangan seperti yang dimaksud pada pasal
37.1 namun ada perintah perubahan dari
Pengguna Jasa, Pengguna Jasa bersama
Penyedia dapat menyepakati perubahan
pekerjaan yang meliputi:
a. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
b. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
c. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh
Pengguna Jasa secara tertulis kepada Penyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis
dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam
Berita Acara sebagai dasar penyusunan
adendum Kontrak.
37.5 Dalam hal perubahan pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada pasal 37.1 dan 37.2
mengakibatkan penambahan Harga Kontrak,
perubahan Kontrak dilaksanakan dengan
ketentuan penambahan Harga Kontrak akhir
tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga
yang tercantum dalam Kontrak awal dan
tersedianya anggaran.
38. Perubahan Harga 38.1 Perubahan Harga Kontrak dapat diakibatkan
oleh:
a. perubahan pekerjaan;
b. penyesuaian harga; dan/atau
- 117 -
c. Peristiwa Kompensasi.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama
yang akan dilaksanakan berubah akibat
perubahan pekerjaan lebih dari 10% (sepuluh
persen) dari kuantitas awal, maka pembayaran
volume selanjutnya dengan menggunakan
harga satuan yang disesuaikan dengan
negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat
harga satuan timpang, maka harga satuan
timpang tersebut hanya berlaku untuk
kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan. Untuk kuantitas
pekerjaan tambahan digunakan harga satuan
berdasarkan hasil negosiasi.
38.4 Apabila ada daftar mata pembayaran yang
masuk kategori harga satuan timpang, maka
dicantumkan dalam Lampiran A SSKK.
38.5 Apabila diperlukan mata pembayaran baru,
maka Penyedia jasa harus menyerahkan rincian
harga satuannya kepada PPK. Penentuan harga
satuan mata pembayaran baru dilakukan
dengan negosiasi.
38.6 Ketentuan penggunaan rumusan penyesuaian
harga adalah sebagai berikut:
a) harga yang tercantum dalam Kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) penyesuaian harga diberlakukan pada
Kontrak Tahun Jamak dengan yang masa
pelaksanaannya lebih dari 18 (delapan
belas) bulan;
c) penyesuaian harga satuan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan;
d) penyesuaian harga satuan berlaku bagi
seluruh kegiatan/mata pembayaran, kecuali
komponen keuntungan, biaya tidak
langsung (overhead cost) dan harga satuan
timpang sebagaimana tercantum dalam
penawaran;
e) penyesuaian harga satuan diberlakukan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
tercantum dalam Kontrak awal/adendum
Kontrak;
f) penyesuaian harga satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga
dari negara asal barang tersebut;
g) jenis pekerjaan baru dengan harga satuan
baru sebagai akibat adanya adendum
Kontrak dapat diberikan penyesuaian harga
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
adendum Kontrak tersebut ditandatangani;
h) indeks yang digunakan dalam pelaksanaan
Kontrak terlambat disebabkan oleh
kesalahan Penyedia adalah indeks terendah
antara jadwal Kontrak dan realisasi
pekerjaan;
i) jenis pekerjaan yang lebih cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian
harga berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan.
38.7 Ketentuan lebih lanjut terkait penyesuaian
harga diatur dalam SSKK.
38.8 Ketentuan ganti rugi akibat Peristiwa
Kompensasi mengacu pada pasal Peristiwa
Kompensasi.
39. Perubahan Jadwal 39.1 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat
- 118 -
pekerjaan;
j. Penyedia menghentikan pekerjaan selama
28 (dua puluh delapan) hari kalender dan
penghentian ini tidak tercantum dalam
jadwal pelaksanaan pekerjaan serta tanpa
persetujuan pengawas pekerjaan; atau
k. Penyedia mengalihkan seluruh Kontrak
bukan dikarenakan pergantian nama
Penyedia.
44.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada
Masa Pelaksanaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
a. Jaminan Pelaksanaan terlebih dahulu
dicairkan sebelum pemutusan kontrak;
b. sisa uang muka harus dilunasi oleh
Penyedia atau Jaminan Uang Muka terlebih
dahulu dicairkan (apabila diberikan);
c. Penyedia membayar denda (apabila ada);
dan
d. Penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam
44.3 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada
Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
a. Pengguna Jasa berhak untuk tidak
membayar retensi atau terlebih dahulu
mencairkan Jaminan Pemeliharaan sebelum
pemutusan Kontrak untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
44.4 Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang
retensi atau uang pencairan Jaminan
Pemeliharaan untuk membiayai
pembiayaan/pemeliharaan maka Pengguna
Jasa wajib menyetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.
44.5 Pencairan Jaminan sebagaimana dimaksud
pasal 44.2 dan pasal 44.4 disertai dengan:
a. bukti kesalahan penyedia sesuai dengan
ketentuan Kontrak; dan
b. dokumen pendukung.
44.6 Pencairan jaminan sebagaimana dimaksud
pada pasal 44.2 di atas, dicairkan dan
disetorkan sesuai ketentuan dalam SSKK
45. Pemutusan Kontrak oleh Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Penyedia Undang-Undang Hukum Perdata, Penyedia dapat
melakukan pemutusan Kontrak apabila:
a. Pengguna Jasa menyetujui Pengawas Pekerjaan
untuk memerintahkan Penyedia menunda
pelaksanaan pekerjaan yang bukan disebabkan
oleh kesalahan Penyedia, dan perintah penundaan
tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh
delapan) hari kalender;
b. Pengguna Jasa tidak menerbitkan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK.
46. Pengakhiran Pekerjaan 46.1 Para Pihak dapat menyepakati pengakhiran
pekerjaan dalam hal terjadi:
a. penyimpangan prosedur yang diakibatkan
bukan oleh kesalahan para pihak;
b. pelaksanaan kontrak tidak dapat
dilanjutkan akibat keadaan kahar; atau
c. ruang lingkup kontrak sudah terwujud.
46.2 Pengakhiran pekerjaan sesuai pasal 46.1
dituangkan dalam addendum final yang berisi
- 123 -
kelalaian Penyedia.
73.4 Jika dipandang perlu oleh Pengguna Jasa,
penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat
dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda
kepada Penyedia.
PENGAWASAN MUTU
74. Pengawasan dan Pengguna Jasa berwenang melakukan pengawasan dan
Pemeriksaan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia. Pengguna Jasa dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan
pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.
75. Penilaian Pekerjaan 75.1 Pengguna Jasa dalam Masa Pelaksanaan
Sementara oleh pekerjaan dapat melakukan penilaian
Pengguna Jasa sementara atas hasil pekerjaan yang dilakukan
oleh Penyedia.
75.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan
terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.
76. Pemeriksaan dan 76.1 Pengguna Jasa atau Pengawas Pekerjaan akan
Pengujian Cacat Mutu memeriksa setiap hasil pekerjaan dan
memberitahukan Penyedia secara tertulis atas
setiap Cacat Mutu yang ditemukan. Pengguna
Jasa atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia untuk menemukan
dan mengungkapkan Cacat Mutu , serta
menguji hasil pekerjaan yang dianggap oleh
Pengguna Jasa atau Pengawas Pekerjaan
mengandung Cacat Mutu . Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak.
76.2 Jika Pengguna Jasa atau Pengawas Pekerjaan
memerintahkan Penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum
dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil
uji coba menunjukkan adanya cacat mutu maka
Penyedia berkewajiban untuk menanggung
biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan
adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut
dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi
77. Perbaikan Cacat Mutu 77.1 Pengguna Jasa atau Pengawas Pekerjaan akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada Penyedia segera setelah ditemukan
Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung
jawab atas Cacat Mutu selama Masa Kontrak.
77.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
Penyedia berkewajiban untuk memperbaiki
Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditetapkan dalam pemberitahuan.
77.3 Jika Penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka
Pengguna Jasa, berdasarkan pertimbangan
Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara
langsung atau melalui pihak ketiga yang
ditunjuk oleh Pengguna Jasa melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah
menerima klaim Pengguna Jasa secara tertulis
berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan
tersebut. Pengguna Jasa dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan Penyedia yang jatuh
tempo (jika ada) atau uang retensi atau
pencairan Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak
ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang Penyedia kepada
Pengguna Jasa yang telah jatuh tempo.
77.4 Dalam hal cacat mutu ditemukan oleh
- 135 -
Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah
terima sebagian pekerjaan (secara parsial) sesuai
dengan yang dicantumkan dalam dokumen pemilihan
(rancangan kontrak)
31.2 Kontrak Kritis 1. Batasan kontrak kritis mengacu pada SSUK Pasal
- 138 -
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan
dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
A = Koefisien tetap yang terdiri atas
keuntungan dan overhead, dalam hal
penawaran tidak mencantumkan
besaran komponen keuntungan dan
overhead maka a = 0,15
b, c, = Koefisien komponen kontrak seperti
d tenaga kerja, bahan, alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00
Bn, = Indeks harga komponen pada b u l a n
Cn, saat pekerjaan dilaksanakan
Dn
Bo, = Indeks harga komponen pada bulan
Co, penyampaian penawaran.
Do
Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja,
bahan bakar, dan sebagainya ditetapkan seperti
contoh sebagai berikut:
Pekerjaan KoefisienKomponen
a. b. c. d. a+b+c+d
Timbunan 0,15 …. …. …. 1,00
Galian 0,15 …. …. …. 1,00
Galian 0,15 …. …. …. 1,00
dengan alat
Beton 0,15 …. …. …. 1,00
Betonbertula 0,15 …. …. …. 1,00
ng
b) Koefisien komponen kontrak ditetapkan oleh
Pengguna Jasa dari perbandingan antara harga
bahan, tenaga kerja, alat kerja, dan sebagainya
(apabila ada) terhadap Harga Satuan dari
pembobotan HPS dan dicantumkan dalam
Dokumen Pemilihan (Rancangan Kontrak).
c) Indeks harga yang digunakan bersumber dari
penerbitan BPS.
d) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam
penerbitan BPS, digunakan indeks harga yang
dikeluarkan oleh instansi teknis.
e) Rumusan penyesuaian Harga Kontrak ditetapkan
sebagai berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+....
dst
Pn = Harga Kontrak setelah dilakukan
penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis
komponen pekerjaan setelah dilakukan
penyesuaian harga menggunakan
rumusan penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen
pekerjaan yang dilaksanakan.
f) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh
Pengguna Jasa, apabila Penyedia telah mengajukan
tagihan disertai perhitungan beserta data-data dan
telah dilakukan audit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
g) Penyedia dapat mengajukan tagihan secara berkala
paling cepat 6 (enam) bulan setelah pekerjaan yang
diberikan penyesuaian harga tersebut dilaksanakan.
h) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh
Pengguna Jasa, apabila Penyedia telah mengajukan
tagihan disertai perhitungan beserta data-data dan
telah dilakukan audit sesuai dengan ketentuan
- 140 -
peraturan perundang-undangan.
45.b Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP
Tagihan oleh Pengguna Jasa untuk pembayaran tagihan
angsuran adalah 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang
tidak diperselisihkan diterima oleh Pengguna Jasa .
49.(i) Hak dan Selain yang tercantum dalam SSUK 49 (i), Penyedia
Kewajiban berhak: Tidak Ada Hak Tambahan
Penyedia
Selain yang tercantum dalam SSUK 49 (i), Penyedia
berkewajiban:
1. Menyelesaikan periode mobilisasi dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung Tanggal
Mulai Kerja, termasuk penyediaan Fasilitas dan
Pelayanan Pengendalian Mutu yang terdiri dari tenaga
ahli, tenaga terampil, dan sumber daya uji mutu
lainnya.
2. Membuat jadwal pelaksanaan setiap lingkup
pekerjaan dan jadwal pelaksanaan keseluruhan
pekerjaan, berdasarkan waktu dan volume pekerjaan
yang ditetapkan.
3. Melaksanakan Pemenuhan Tingkat Layanan Jalan
dan Jembatan sepanjang ruas jalan dalam kontrak,
berdasarkan Spesifikasi Umum Seksi 10.1.4 dan 10.2.4
tentang Indikator Kinerja yang Disyaratkan. Pemenuhan
Tingkat Layanan Jalan (kecuali kinerja ketidak-rataan
permukaan perkerasan jalan) dan Jembatan, harus
diterapkan terhadap setiap hasil pekerjaan
sesuai dengan jadual pelaksanaan yang telah ditentukan
selambat - lambatnya 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak Tanggal Mulai Kerja sebagaimana
ditetapkan dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
hingga serah terima pertama pekerjaan (PHO)
4. Menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan sesuai
jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan dalam
ketentuan Masa Pelaksanaan di atas. Apabila penyedia
terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai jangka waktu
tersebut, harus diartikan sebagai keterlambatan
pemenuhan kinerja jalan, sehingga penyedia dikenakan
sanksi pemotongan pembayaran sebagaimana ketentuan
yang diatur pada Seksi 10.1 Pemeliharaan Kinerja Jalan
dan Seksi 10.2 Pemeliharaan Kinerja Jembatan dalam
Spesifikasi Umum 2018.
5. Membuat Laporan Mingguan Pemenuhan Tingkat
Layanan Jalan dan Laporan Bulanan untuk Pemenuhan
Tingkat Layanan Jembatan yang merupakan hasil
inspeksi lapangan, kecuali kinerja ketidakrataan
perkerasan jalan. Laporan Mingguan dan Bulanan
tersebut akan diverifikasi oleh Direksi Pekerjaan atau
Direksi Teknis, dan hasil verifikasi dapat digunakan
sebagai perhitungan pemotongan pembayaran dari
keterlambatan pemenuhan indikator kinerja (jika ada).
Pemotongan pembayaran dilakukan dengan cara,
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi pekerjaan
atau dari sumber keuangan lain yang menjadi tanggung
jawab Penyedia.
6. Melaksanakan program Padat Karya dengan
pemberdayaan masyarakat setempat (jika ada) untuk
pekerjaan yang tidak memerlukan ketrampilan khusus,
seperti pembersihan saluran (drainase), pembersihan
bangunan pelengkap (jembatan), pembersihan
perlengkapan jalan (patok dan rambu), pengecatan
sederhana kerb/median, pengecatan sederhana pada
jembatan, pengendalian tanaman/pemotongan rumput
pada bahu jalan ruang milik jalan (rumija), dan
sejenisnya, sesuai dengan ketentuan terkait pelaksanaan
padat karya di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga.
7. Menyampaikan pelaksanaan program Padat Karya
dalam Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dan
- 141 -
70.4.(c) Denda akibat Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
Keterlambatan setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari Harga Kontrak atau Harga Bagian
Kontrak yang tercantum dalam Kontrak dan belum
diserahterimakan apabila ditetapkan serah terima
pekerjaan secara parsial.
78.2 Umur a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki Umur
Konstruksi dan Konstruksi selama 10 (Sepuluh) tahun sejak Tanggal
Pertanggungan Penyerahan Akhir Pekerjaan.
terhadap b. Pertanggungan terhadap Kegagalan Bangunan
Kegagalan ditetapkan selama 10 (Sepuluh) tahun sejak Tanggal
Bangunan Penyerahan Akhir Pekerjaan.
- 142 -
- 143 -
Harga
Harga %
Mata Satuan Satuan
No Kuantitas Satuan Terhadap Keterangan
Pembayaran Ukuran Penawaran
HPS (Rp) HPS
(Rp)
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Catatan:
*)Didapatkan dari pokja pemilihan (apabila ada)
a. Pekerjaan Utama
Bagian Pekerjaan
Nama Alamat Kualifikasi
No yang **) Subpenyedia**) Subpenyedia**) Keterangan
Subpenyedia
Disubkontrakkan*)
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Catatan:
*) Wajib diisi oleh PPK sewaktu penyusunan rancangan kontrak
**) Wajib diisi saat rapat persiapan penandatanganan kontrak berdasarkan dokumen
penawaran
Jabatan Pengalaman
Nama Sertifikat
dalam Tingkat Kerja
No Personel Kompetensi Keterangan
Pekerjaan Pendidikan/Ijazah Profesional
Manajerial Kerja*)
ini*) (Tahun)*)
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Catatan:
*) Wajib diisi oleh PPK sewaktu penyusunan rancangan kontrak
**) Wajib diisi saat rapat persiapan penandatanganan kontrak berdasarkan dokumen
penawaran
penawaran
- 145 -
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[tanda tangan],
[nama lengkap]
- 147 -
Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan,
dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah
dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli
K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan, maka dapat
ditulis "tidak ada" atau "n/a".
Dibuat oleh,
Dibuat oleh,
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
Seksi 3.3.(1)
Seksi 5.1.(1)
Seksi 5.1.(3)
Seksi 6.1.(1)
Seksi 6.1.(2a)
Seksi 6.3.(5a)
Seksi 6.3.(6a)
Seksi 6.3.(7a)
Seksi 6.3.(8)
Seksi 7.1.(5a)
Seksi 7.1.(7a)
Seksi 7.1.(8)
Seksi 7.1.(10)
Seksi 7.3.(1)
Seksi 7.3.(3)
Seksi 7.6.(1)
Seksi 7.9.(1)
Seksi 7.10.(3a)
Seksi 7.13.(1)
Seksi 7.14.(1)
Seksi 7.15.(1)
Seksi 7.15.(2)
Seksi 7.16.(2b)
Seksi 9.2.(1)
Seksi 9.2.(3a)
Seksi 9.2.(5)
Seksi 9.2.(10a)
Seksi 9.2.(14)
(Zat Perekat) berupa Rosin Ester, harga yang ditawarkan oleh penyedia jasa dalam
kandungan Cat Marka tidak termasuk Binder (Zat Perekat), dikarenakan bahan
Binder berupa Rosin Ester sudah disediakan oleh pengguna jasa, namun penyedia
jasa harus memperhitungkan biaya mixing kandungan Binder (Zat Perekat) dan
biaya angkut dari Surabaya ke lokasi pekerjaan dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
- 155 -
Keterangan
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan
kuantitas/keluaran pekerjaan terpasang yang dimintakan dan dikerjakan
sebagaimana diukur dan diverifikasi oleh para pihak, serta dinilai sesuai
dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, kecuali
bagian pekerjaan Material on-Site (bagian pekerjaan di lapangan).
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi
tenaga kerja/BPJS, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua
risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari
apakah kuantitas/keluaran dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai
untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan
tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
5. Semua biaya yang dikenakan/dibebankan untuk memenuhi ketentuan
Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran,
dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.
6. Dalam tender dilakukan koreksi aritmatik (untuk bagian pekerjaan harga
satuan) atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.
7. Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
1) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga penawaran
antara angka dan huruf maka nilai yang diakui adalah nilai
dalam tulisan huruf;
2) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan
dalam huruf tidak jelas dan/atau tidak bermakna dan/atau salah,
maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka.
- 156 -
CONTOH
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat
umum.
2. Total harga adalah semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
- 157 -
CONTOH
CONTOH
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Pada judul Daftar 3 cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang
menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di antara bagian-bagian
pekerjaan lain.
2. Total Harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
- 159 -
CONTOH
No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total
Ukuran Satuan Harga
Total Daftar 4
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Pada judul Daftar 4 cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang
sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih
dari satu jenis pekerjaan.
2. Total Harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
- 160 -
CONTOH
Keterangan:
Diisi mata pembayaran yang pokok dan penting yang nilai bobot kumulatifnya minimal
80% dari seluruh nilai pekerjaan dihitung mulai dari mata pembayaran dan nilai bobot
terbesar.
- 161 -
DAFTAR REKAPITULASI
CONTOH
Kepada Yth.
__________
di __________
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp. ……….
(……….. Rupiah) [5% dari nilai kontrak untuk nilai penawaran/terkoreksi antara
80% sampai dengan 100% HPS atau 5% dari HPS untuk nilai penawaran/terkoreksi
dibawah 80% HPS] dengan masa berlaku selama …. (………………) hari kalender
[sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu pelaksanaan] dan
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ.
Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]
- 165 -
- 166 -
[Bank]
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
[Kop Penerbit Jaminan]
JAMINAN UANG MUKA
_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
[Bank]
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
__________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]
- 171 -
Tahapan evaluasi kewajaran harga bagi peserta dengan harga penawaran dibawah nilai
nominal 80% (delapan puluh persen) HPS dilakukan sebagai berikut:
1. Pokja meminta peserta untuk menyampaikan analisa harga satuan pekerjaan
sekurang-kurangnya untuk Mata Pembayaran Utama dengan format sebagai berikut:
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
VOLUME : ....................
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Ket
I. UPAH
II. BAHAN
III. PERALATAN
I. UPAH
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
II. BAHAN
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
III. PERALATAN
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
Ket:
a: Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
*) hasil klarifikasi dan pembuktian
**) biaya keuntungan tidak diperhitungkan
11. Jika total harga hasil klarifikasi lebih kecil atau sama dengan total harga
penawaran, maka harga dinyatakan wajar dan jaminan pelaksanaan dinaikkan
sebesar 5% dari nilai total HPS.
Jika total harga hasil klarifikasi lebih besar dari total harga penawaran, maka harga
dinyatakan tidak wajar dan penawaran dinyatakan gugur.
- 174 -
Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan Pekerjaan Konstruksi harus
mematuhi ketentuan sebagai berikut:
a. pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) mewajibkan Penyedia untuk
memberikan alih pengalaman/keahlian bidang konstruksi melalui sistem kerja
praktik/magang sesuai dengan jumlah yang disepakati dalam kontrak.
b. Penunjukan Langsung dapat dilakukan untuk:
1) untuk Pekerjaan Konstruksi yang merupakan satu kesatuan sistem konstruksi dan
satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara
keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya;
2) pemilihan Penyedia pengganti yang mampu dan memenuhi syarat untuk kontrak
yang dilakukan pemutusan sepihak oleh PPK.
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
SURAT EDARAN
NOMOR 18/SE/M/2020
TENTANG
PELAKSANAAN TATANAN DAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU (NEW NORMAL)
DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
A. UMUM
2 jdih.pu.go.id
C. MAKSUD DAN TUJUAN
D. RUANG LINGKUP
E. DEFINISI
3 jdih.pu.go.id
F. PROTOKOL UMUM
1. TEMPAT KERJA
a. Penggunaan masker diwajibkan selama di tempat kerja, selama
perjalanan dari dan ke tempat kerja, serta setiap keluar rumah.
b. Prosedur masuk ke tempat kerja dilakukan sebagai berikut:
1) melakukan pengukuran suhu tubuh (skrining) di setiap titik
masuk tempat kerja;
2) melakukan self assessment risiko COVID-19 pada seluruh
personil untuk memastikan personil yang akan masuk kerja
dalam kondisi tidak terjangkit COVID-19, yang merujuk pada
Instrumen self assessment risiko COVID-19;
3) pengukuran suhu tubuh tidak dilakukan di pintu masuk dengan
tirai AC karena dapat mengakibatkan pembacaan hasil yang
salah. Petugas yang melakukan pengukuran suhu tubuh harus
mendapatkan pelatihan dan memakai alat pelindung diri (masker
dan pelindung wajah) karena berhadapan dengan orang banyak
yang mungkin berisiko membawa virus;
4) personil dilarang masuk ke tempat kerja jika memiliki gejala
demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas dan dapat
diberikan kelonggaran untuk tidak masuk ke tempat kerja jika
memiliki gejala tersebut dengan menyampaikan surat keterangan
sakit;
5) melarang seluruh personil dan tamu yang terindikasi memiliki
suhu tubuh > 37,3 (tiga puluh tujuh koma tiga) derajat celcius
masuk ke lokasi pekerjaan. Pengukuran dilakukan sebanyak 2
(dua) kali dengan jarak waktu 5 (lima) menit; dan
6) interpretasi dan tindak lanjut hasil pengukuran suhu tubuh di
pintu masuk dilaksanakan sesuai dengan prosedur sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Surat Edaran ini.
c. Prosedur penerimaan tamu dilakukan sebagai berikut:
1) Tamu dibatasi akses masuk ke lokasi pekerjaan dan dilarang
masuk ke lokasi pekerjaan jika memiliki gejala demam/nyeri
tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas;
4 jdih.pu.go.id
2) Penerimaan tamu dilakukan di area khusus yang terpisah dari
ruangan/area kerja dan ruangan/area ini rutin dibersihkan
dengan disinfektan sebelum dan sesudah digunakan; dan
3) Tamu diminta mengisi pemeriksaan mandiri (self assessment)
dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Edaran ini.
d. Prosedur karantina/isolasi mandiri dilakukan sebagai berikut:
1) bagi personil yang ditemukan memiliki gejala terjangkit COVID-19
wajib dilakukan pengecekan dengan Rapid Test atau Polymerase
Chain Reaction (PCR)/Tes Cepat Molekuler (TCM) terhadap
personil tersebut dan personil lain yang melakukan kontak dekat
dengannya, kemudian dilakukan karantina/isolasi mandiri
selama 14 (empat belas) hari;
2) personil yang baru kembali dari perjalanan dinas ke
negara/daerah diwajibkan melakukan karantina/isolasi mandiri
dan pemantauan mandiri selama 14 (empat belas) hari dan
mengukur suhu 2 (dua) kali sehari dengan menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
3) personil yang menjalankan karantina/isolasi mandiri tetap
diberikan hak-haknya sesuai dengan ketentuan;
4) tempat kerja dapat memfasilitasi tempat
observasi/karantina/isolasi mandiri. Standar penyelenggaraan
tempat observasi/karantina/isolasi mandiri merujuk pada
pedoman dalam aturan yang disusun oleh Menteri Kesehatan; dan
5) pemantauan mandiri dilaksanakan dengan merujuk pada
Formulir Pemantauan Mandiri pada Karantina/Isolasi Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini;
e. Prosedur jika ditemukan Personil kasus suspek, kasus probable,
kasus konfirmasi, kontak erat
Bila tempat kerja menemukan/mendapat informasi personil kasus
suspek, kasus probable, kasus konfirmasi, kontak erat, maka:
1) Segera melaporkan dan berkoordinasi dengan Puskesmas atau
Dinas Kesehatan setempat;
5 jdih.pu.go.id
2) Penanganan terhadap personil kasus suspek, kasus probable,
kasus konfirmasi, kontak erat mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan terkait Penanganan Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Covid-19.
f. Penerapan higiene dan sanitasi lingkungan kerja dilakukan sebagai
berikut:
1) selalu memastikan sarana untuk menjaga kebersihan personil
tersedia (sarana cuci tangan, sabun, hand sanitizer, tisu, dll);
2) selalu memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan
melakukan pembersihan secara berkala menggunakan pembersih
dan disinfektan yang sesuai (setiap 4 jam sekali), terutama
pegangan pintu dan tangga, tombol lift, peralatan kantor yang
digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainya; dan
3) selalu menjaga kualitas udara tempat kerja dengan
mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk
ruangan kerja, pembersihan filter AC.
g. Melakukan pencegahan penularan antara lain pemasangan
pembatas atau tabir kaca bagi personil yang melayani pelanggan,
atau menggunakan pelindung wajah (face shield).
h. Penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) yang dilakukan
sebagai berikut:
1) pengaturan jumlah personil yang masuk agar memudahkan
penerapan jaga jarak fisik (physical distancing), dapat dilakukan
dengan menerapkan metode pengaturan jadwal kerja (shifting);
2) pada pintu masuk, agar personil tidak berkerumun dengan
mengatur jarak antrian. Beri penanda di lantai atau
poster/banner untuk mengingatkan;
3) jika tempat kerja merupakan gedung bertingkat maka untuk
mobilisasi vertikal lakukan pengaturan sebagai berikut:
a) Penggunaan lift: batasi jumlah orang yang masuk dalam lift,
buat penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus
berdiri dan posisi saling membelakangi;
b) Penggunaan tangga: jika hanya terdapat 1 (satu) jalur tangga,
bagi lajur untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak
ada personil yang berpapasan ketika naik dan turun tangga.
Jika terdapat 2 (dua) jalur tangga, pisahkan jalur tangga
untuk naik dan jalur tangga untuk turun; dan
6 jdih.pu.go.id
c) Lakukan pengaturan tempat duduk agar berjarak 1 (satu)
meter pada meja/area kerja, saat melakukan meeting, di
kantin, saat istirahat, dan lain lain.
i. Apabila menyediakan tempat ibadah harus mematuhi ketentuan:
1) jumlah peserta ibadah maksimal 50% dari kapasitas tempat
ibadah, serta tetap memperhatikan ketentuan jaga jarak fisik
(physical distancing) minimal 1 (satu) meter antar orang;
2) membatasi jumlah pintu atau jalur keluar masuk tempat ibadah;
3) tidak menggunakan karpet, serta melakukan pembersihan
dengan disinfektan sebelum dan sesudah kegiatan; dan
4) setiap jamaah harus membawa sendiri sajadah, perlengkapan
sholat, dan kantong/tas untuk membawa alas kakinya masing-
masing.
j. Apabila menyediakan tempat makan dan/atau kantin harus
mematuhi ketentuan:
1) jumlah pengunjung/tamu/pengguna maksimal 50% dari
kapasitas tempat makan, serta pengaturan tempat duduk
memperhatikan ketentuan jaga jarak fisik (physical distancing);
2) melakukan pembersihan dengan disinfektan seluruh fasilitas di
tempat makan dan kantin, serta alat makan;
3) mendorong pembayaran menggunakan non tunai jika diperlukan;
dan
4) penyajian dilakukan dengan menggunakan kemasan ramah
lingkungan dengan alat makan sekali pakai atau peralatan
makan/minum pribadi.
k. Penyediaan toilet umum harus mematuhi ketentuan:
1) jumlah toilet memperhatikan jumlah penghuni/personil;
2) terdapat lubang ventilasi yang memadai untuk sirkulasi udara;
3) tidak menyediakan kain lap yang digunakan secara bergantian.
Menyediakan tisu dan sabun sebagai pengganti; dan
4) kebersihan sanitasi kamar mandi dan toilet harus terjaga dengan
baik dan menyediakan petugas yang melakukan pembersihan
secara berkala.
l. Jika memungkinkan, menyediakan transportasi khusus personil
untuk perjalanan pulang pergi dari mess/perumahan/tempat tinggal
ke tempat kerja sehingga personil tidak menggunakan transportasi
7 jdih.pu.go.id
publik. Apabila menyediakan transportasi harus mematuhi
ketentuan:
1) pembatasan jumlah penumpang pada transportasi darat, udara,
dan laut dilakukan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan terkait
Penanganan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
2) mensterilkan sarana transportasi melalui penyemprotan
disinfektan setelah pemakaian terakhir;
3) menyiapkan hand sanitizer pada pintu masuk prasarana
transportasi; dan
4) melaksanakan pemeriksaan suhu tubuh penumpang dan
melarang penumpang dengan suhu di atas 37,3o C.
m. Apabila menyediakan mess/perumahan/barak kerja harus
mematuhi ketentuan:
1) Jumlah penghuni maksimal dan kapasitas ruangan, serta
pengaturan tempat tidur dilakukan sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan terkait Penanganan Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19;
2) melakukan pembersihan dengan disinfektan pada seluruh
fasilitas di mess/perumahan/barak kerja; dan
3) apabila salah satu penghuni memiliki gejala, maka seluruh
penghuni yang berada dalam 1 (satu) ruangan harus segera
dipindahkan ke tempat karantina/isolasi mandiri.
n. Harus memiliki petugas kesehatan/keselamatan konstruksi/bagian
kepegawaian yang melakukan pemantauan kesehatan personil
secara proaktif meliputi:
1) memantau pelaksanaan self assessment risiko COVID-19 pada
seluruh personil;
2) melakukan koordinasi dengan satuan kerja/bagian/divisi terkait
pemantauan pada semua personil jika ada yang mengalami
demam/batuk/pilek; dan
3) mendorong personil untuk mampu deteksi diri sendiri (self
monitoring) dan melaporkan apabila mengalami demam/sakit
tengorokan/batuk/pilek selama bekerja.
8 jdih.pu.go.id
dari tempat kerja dan selama di tempat kerja, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) Saat perjalanan ke/dari tempat kerja
a) pastikan anda dalam kondisi sehat, jika ada keluhan batuk,
pilek, demam agar tetap tinggal di rumah;
b) menggunakan masker;
c) mengupayakan tidak menggunakan transportasi umum;
d) Apabila menggunakan transportasi umum harus
memperhatikan:
i. tetap menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 (satu)
meter;
ii. mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas umum,
gunakan hand sanitizer;
iii. menggunakan helm sendiri;
iv. mengupayakan membayar secara non tunai, dalam hal
terpaksa memegang uang gunakan hand sanitizer
sesudahnya; dan
v. tidak menyentuh wajah atau mengucek mata dengan
tangan, atau mengunakan tisu bersih jika terpaksa.
2) Selama di tempat kerja
a) saat tiba, segera mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir;
b) menggunakan siku untuk membuka pintu dan menekan tombol
lift;
c) Tidak berkerumun dan menjaga jarak di lift dengan posisi saling
membelakangi;
d) membersihkan meja/area kerja dengan disinfektan;
e) mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan
yang dipakai bersama di area kerja, gunakan hand sanitizer;
f) tetap menjaga jarak dengan rekan kerja paling dekat 1 (satu)
meter;
g) mengusahakan aliran udara dan sinar matahari masuk ke
ruang kerja;
h) membiasakan tidak berjabat tangan; dan
i) memastikan masker tetap digunakan.
9 jdih.pu.go.id
3) Saat tiba di rumah
a) jangan bersentuhan dengan anggota keluarga sebelum
membersihkan diri (mandi dan mengganti pakaian kerja);
b) mencuci pakaian dan masker dengan deterjen;
c) masker sekali pakai, sebelum dibuang robek dan basahi dengan
disinfektan agar tidak mencemari petugas pengelola sampah;
dan
d) jika dirasa perlu bersihkan handphone, kacamata, tas dengan
disinfektan.
4) Saat perjalanan dinas apabila menggunakan transportasi darat,
udara, dan laut harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) memastikan dalam kondisi sehat, jika ada keluhan batuk, pilek,
demam agar tetap tinggal di rumah;
b) tetap menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 (satu) meter.
c) mematuhi prosedur yang diarahkan petugas;
d) mengutamakan untuk melakukan pendaftaran diri secara
daring (online check in) untuk transportasi yang menggunakan
sistem pendaftaran secara daring (online check in);
e) semua penumpang dan pengendara wajib menggunakan
masker selama perjalanan;
f) mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas umum dan
menggunakan hand sanitizer;
g) tidak menyentuh wajah atau mengucek mata dengan tangan
dan menggunakan tisu bersih jika terpaksa;
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi gizi seimbang,
aktifitas fisik minimal 30 menit perhari, istirahat cukup (tidur
minimal 7 jam), berjemur di pagi hari; dan
c. Lebih berhati-hati apabila memiliki penyakit degeneratif seperti
diabetes, hipertensi, gangguan paru dan gangguan ginjal atau kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun dan kehamilan serta selalu
mengupayakan penyakit degeneratif dalam kondisi terkontrol.
10 jdih.pu.go.id
3. Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi secara Offline dan/atau
Online;
4. Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, Dan Evaluasi Kewajaran
Harga;
5. Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara Online;
6. Mekanisme Penyampaian Jaminan Sanggah Banding;
7. Mekanisme Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia;
8. Mekanisme Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak; dan
9. Mekanisme Penandatanganan Kontrak.
11 jdih.pu.go.id
2. Mekanisme Kehadiran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Bagi Tim
Pokja Pemilihan
a. Prakualifikasi 2 File
1) Tahap Kualifikasi
Tahapan Kehadiran
a. Pengumumannnnn
prakualifikasi Work From Office (WFO)/
Work From Home (WFH)
b. Pendaftaran dan pengunduhan WFO/WFH
Dokumen Kualifikasi
Tahapan Kehadiran
a. Undangan Tender WFO/WFH
b. Pendaftaran dan WFO/WFH
pengunduhan Dokumen
12 jdih.pu.go.id
Tahapan Kehadiran
i. Pembukaan Dokumen WFO/WFH
Penawaran (file II) bagi yang
lulus evaluasi teknis
b. Pasca-Kualifikasi 1 File
Tahapan Kehadiran
a. Pengumuman Tender WFO/WFH
b. Pendaftaran dan pengunduhan WFO/WFH
dokumen
c. Pemberian Penjelasan WFO/WFH
d. Penyampaian Dokumen WFO/WFH
Penawaran
14 jdih.pu.go.id
b. Secara Online
1) pelaksanaan pembuktian kualifikasi secara online dilakukan
dalam hal salah satu syarat pelaksanaan secara offline tidak
dapat terpenuhi;
2) penyedia mengirimkan foto dokumen asli ke surat elektronik (e-
mail) resmi Pokja Pemilihan dan foto tersebut dihasilkan
langsung dari kamera/HP tanpa proses edit;
3) Pokja Pemilihan dan penyedia melakukan pertemuan secara
online dan didokumentasikan dalam video atau foto; dan
4) penyusunan Berita Acara sebagai berikut:
a) Pokja Pemilihan mengirimkan surat elektronik (e-mail) yang
dilampirkan foto/hasil scan Berita Acara yang telah
ditandatangani oleh Pokja Pemilihan ke surat elektronik (e-
mail) penyedia; dan
b) Penyedia mengirimkan surat elektronik (e-mail) yang
dilampirkan foto/hasil scan Berita Acara yang telah
ditandatangani oleh Penyedia ke surat elektronik (e-mail)
resmi Pokja Pemilihan.
15 jdih.pu.go.id
e. Dalam hal Pokja Pemilihan menilai jawaban/tanggapan dan bukti-
bukti yang disampaikan peserta pemilihan sudah cukup:
1) Pokja akan membuat Berita Acara Klarifikasi, Negosiasi, dan
Evaluasi Kewajaran Harga dan memfoto atau scan Berita Acara
tersebut yang ditandatangani oleh Pokja Pemilihan dan
menyampaikan kepada peserta pemilihan melalui surat
elektronik (e-mail);
2) peserta pemilihan mencetak Berita Acara Klarifikasi, Negosiasi,
dan Evaluasi Kewajaran Harga yang disampaikan oleh Pokja
Pemilihan dan menandatangani Berita Acara tersebut serta
memfoto atau scan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi yang
ditandatangani oleh Pokja Pemilihan dan Peserta Pemilihan dan
menyampaikannya melalui surat elektronik (e-mail) ke Pokja
Pemilihan; dan
3) hasil foto sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan 2) harus
foto asli dari kamera/HP atau scan tanpa proses edit.
16 jdih.pu.go.id
memfoto atau scan Berita Acara Pendampingan yang
ditandatangani oleh Tim Peneliti/Tim Pelaksana dan Pokja
Pemilihan serta Tim Pendamping kemudian menyampaikannya
melalui surat elektronik (e-mail) ke Tim Pendamping.
17 jdih.pu.go.id
7. Mekanisme Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia
a. Mekanisme Rapat Persiapan Penunjukkan Penyedia Secara Offline
1) Pelaksanaan rapat offline mempunyai syarat paling sedikit:
a) menggunakan masker dan sarung tangan;
b) memiliki alat pendeteksi suhu badan/thermoscanner;
c) memiliki ruangan dengan sekat kaca yang memisahkan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan calon penyedia;
d) calon penyedia dengan dilengkapi microphone dan speaker
untuk komunikasi;
e) memiliki ruangan yang cukup untuk pengaturan jarak
antara peserta rapat paling kurang 2 (dua) meter;
f) ruangan dilengkapi dengan tempat cuci tangan atau hand
sanitizer;
g) secara periodik melaksanakan disinfektan di ruangan,
minimal 2 (dua) minggu sekali; dan
h) tersedia masker dan sarung tangan yang cukup untuk
seluruh peserta rapat.
2) Tata cara pelaksanaan rapat secara offline:
a) mengundang calon penyedia dan mewajibkan calon
Penyedia menggunakan masker;
b) calon penyedia membersihkan tangan di tempat cuci tangan
atau menggunakan hand sanitizer dan menggunakan sarung
tangan;
c) melakukan pengecekan suhu badan sebelum calon Penyedia
masuk ke ruangan rapat, apabila suhu badan >37,3 (tiga
puluh tujuh koma tiga) derajat celcius dan/atau
menunjukkan gejala batuk/flu, calon Penyedia tidak
diperbolehkan masuk ke ruangan rapat;
d) tatap muka dilakukan dengan penghalang kaca;
e) calon penyedia menunjukkan dokumen melalui bilik yang
disediakan oleh PPK; dan
f) PPK bersama calon penyedia bersama-sama
menandatangani Berita Acara Rapat Persiapan Penunjukan
Penyedia.
3) Apabila diperlukan pertemuan langsung antara PPK dan calon
penyedia harus memperhatikan ketentuan physical distancing.
18 jdih.pu.go.id
b. Mekanisme Rapat Persiapan Penunjukkan Penyedia Secara Online
1) pelaksanaan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia (Pre Award
Meeting/PAM) secara online dilakukan dalam hal salah satu
syarat pelaksanaan secara offline tidak dapat terpenuhi;
2) PPK menyampaikan undangan rapat persiapan penunjukan
calon penyedia, serta meminta peserta pemilihan
menyampaikan dokumen asli/bukti dukung yang dibutuhkan
ke surat elektronik (e-mail) PPK sebelum dilaksanakannya Rapat
Persiapan Penunjukan Penyedia;
3) Penyedia menyampaikan foto dokumen asli/bukti dukung lain
ke surat elektronik (e-mail) resmi PPK: foto tersebut dihasilkan
langsung dari kamera/HP tanpa proses edit;
4) PPK dan calon penyedia melakukan pertemuan secara online
(diutamakan dengan aplikasi video conference yang aman) dan
didokumentasikan dalam bentuk video atau foto;
5) Mekanisme penyusunan Berita Acara Rapat Persiapan
Penunjukan Penyedia adalah sebagai berikut:
a) PPK mengirimkan surat elektronik (e-mail) yang dilampirkan
foto/hasil scan Berita Acara yang telah ditandatangani oleh
PPK ke surat elektronik (e-mail) calon penyedia;
b) calon penyedia mengirimkan surat elektronik (e-mail) yang
dilampirkan foto/hasil scan Berita Acara yang telah
ditandatangani oleh peserta pemilihan ke surat elektronik (e-
mail) resmi PPK.
19 jdih.pu.go.id
b. Mekanisme Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak Secara
Online
1) pelaksanaan Rapat Persiapan Penandatangan Kontrak secara
online dilakukan dalam hal pelaksanaan secara offline tidak dapat
dilakukan;
2) PPK menyampaikan undangan Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak kepada Penyedia melalui surat
elektronik (e-mail), serta meminta Penyedia untuk mengirimkan
scan dokumen asli/bukti tanpa edit yang diperlukan dalam Rapat
Persiapan Penandatanganan Kontrak ke alamat surat elektronik
(e-mail) PPK;
3) scan dokumen asli/bukti tanpa edit yang diperlukan dalam Rapat
Persiapan Penandatanganan Kontrak sesuai dengan angka 2)
wajib telah diterima PPK paling lambat 1 (satu) hari sebelum
Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak secara online
dilaksanakan;
4) Pelaksanaan Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak
dilakukan secara online (diutamakan menggunakan aplikasi
video conference yang aman) sesuai dengan ketentuan di dalam
Dokumen Pemilihan dan dihadiri Pihak yang berwenang;
5) PPK melengkapi rancangan kontrak sesuai dokumen penawaran
penyedia dan perubahannya yang tercantum dalam berita acara
Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia dalam video conference
pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak setelah
disepakati bersama Penyedia;
6) PPK dan Penyedia bersama-sama melakukan review terhadap
finalisasi rancangan dokumen kontrak yang dilakukan oleh PPK.
Rancangan dokumen kontrak yang direview paling sedikit sesuai
dengan kelengkapan dokumen Kontrak yang disebutkan dalam
Surat Perjanjian;
7) Penyusunan Berita Acara Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak sebagai berikut:
a) PPK mengirimkan surat elektronik (e-mail) yang dilampirkan
foto/hasil scan dari Berita Acara yang telah ditandatangani
oleh PPK ke surat elektronik (e-mail) Penyedia; dan
b) penyedia menandatangani Berita Acara foto/hasil scan yang
dikirimkan PPK dan mengirimkan kembali dengan
20 jdih.pu.go.id
melampirkan foto/hasil scan Berita Acara yang telah
ditandatangani oleh PPK dan Penyedia ke surat elektronik (e-
mail) resmi PPK.
8) Pelaksanaan Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak secara
online ini didokumentasikan dalam bentuk rekaman video dan
foto.
21 jdih.pu.go.id
dokumen kontrak tersebut juga dikirim ke alamat surat
elektronik (e-mail) Penyedia di tanggal yang bersamaan;
7) Penyedia membubuhkan paraf di sebelah paraf PPK dan
membubuhkan tanda tangan di kolom tandatangan Penyedia
yang terdapat materai yang disaksikan oleh satu atau lebih
saksi. Pembubuhan tanda tangan didokumentasikan dalam foto
dan video;
8) Penyedia mengirimkan kembali 2 (dua) rangkap rancangan
dokumen kontrak yang telah ditandatangani kepada PPK. Selain
2 (dua) rangkap rancangan dokumen kontrak tersebut, soft file
rancangan dokumen kontrak yang telah diparaf dan
ditandatangani Penyedia dan foto dan video penandatanganan
kontrak oleh Penyedia juga dikirim ke alamat surat elektronik
(e-mail) PPK di tanggal yang bersamaan;
9) PPK menandatangani rancangan dokumen kontrak yang
diterima dari Penyedia di kolom tanda tangan PPK yang terdapat
materai disaksikan oleh satu atau lebih saksi. Pembubuhan
tanda tangan didokumentasikan dalam foto dan video; dan
10) 1 (satu) rangkap dokumen kontrak selanjutnya dikirimkan
kembali ke alamat Penyedia dan soft file dokumen kontrak
dikirimkan ke alamat surat elektronik (e-mail) Penyedia berserta
foto dan video penandatanganan kontrak oleh PPK.
22 jdih.pu.go.id
3) apabila rapat harus dilakukan secara tatap muka sebisa
mungkin dilakukan dalam ruangan dengan sekat kaca dengan
memperhatikan kapasitas ruangan dan ketentuan jaga jarak
fisik (physical distancing);
4) dalam rangka memenuhi ketentuan Protokol huruf F pada
pelaksanaan Jasa Konsultansi Konstruksi, baik pengguna
maupun penyedia menyesuaikan ketentuan tersebut ke dalam
Dokumen SMKK, Kerangka Acuan Kerja dan Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga Jasa Konsultansi Konstruksi.
23 jdih.pu.go.id
c) Kegiatan Pengawasan Pekerjaan Konstruksi:
i. pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi
mematuhi protokol tatanan dan adaptasi kebiasaan baru
(new normal) sebagaimana tercantum dalam huruf F
dengan tanpa mengurangi efektifitas pelaksanaan
pekerjaan;
ii. pelaksanaan pengawasan di lokasi pekerjaan konstruksi
harus tetap memperhatikan ketentuan jaga jarak fisik
(physical distancing) dan mempertimbangkan komposisi
jumlah pekerja pengawas di lokasi pekerjaan konstruksi
serta dapat dilakukan dengan menerapkan metode
pengaturan jadwal kerja (shifting);
iii. menggunakan Alat Pelindung Diri sesuai dengan
kebutuhan di lapangan (helm, rompi, sarung tangan,
kacamata pelindung dan/atau sepatu berkeselamatan);
iv. pelaksanaan pengawasan dapat memanfaatkan
ketersediaan teknologi visual real time (drone, cctv, dll)
dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah
pengawasan di lokasi pekerjaan konstruksi; dan
v. dalam melaksanakan pelaporan, dapat disediakan alat
perekam visual secara real time untuk pengawasan di
tempat kerja.
24 jdih.pu.go.id
4) Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab,
dan kewenangan untuk melakukan:
a) Melakukan identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lokasi
pekerjaan konstruksi, yang mencakup identifikasi potensi
risiko lokasi proyek, termasuk lokasi barak pekerja/tempat
tinggal, kantor lapangan, bengkel, dan gudang, terhadap
pusat sebaran penyebaran COVID-19 di daerah yang
bersangkutan; dan
b) Sosialisasi dan pembelajaran (edukasi)
i. Sosialisasi dan edukasi dilakukan secara intensif kepada
seluruh personil agar memberikan pemahaman yang
benar terkait masalah pandemi COVID-19, sehingga
personil mendapatkan pengetahuan untuk secara
mandiri melakukan tindakan preventif dan promotif
guna mencegah penularan penyakit, serta mengurangi
kecemasan berlebihan akibat informasi tidak benar.
ii. metode sosialisasi dan edukasi untuk mengingatkan
personil secara berkala dapat dilakukan dengan
pemasangan banner, pamphlet, majalah dinding, dll di
area strategis yang mudah dilihat setiap personil seperti
di pintu masuk, area makan/kantin, area istirahat,
tangga serta media audio, media video, media sosial, dan
media lainnya;
iii. Materi sosialisasi dan edukasi dapat diakses pada
website COVID-19 Kementerian Kesehatan, antara lain
penyebab COVID-19 dan cara pencegahannya;
mengenali gejala awal penyakit dan tindakan yang harus
dilakukan saat gejala timbul; praktek Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS); dan alur pelaporan dan
pemeriksaan bila didapatkan dugaan personil terinfeksi
COVID-19;
c) promosi teknik;
d) pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lokasi pekerjaan
konstruksi;
e) pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19
kepada semua personil dan tamu proyek;
25 jdih.pu.go.id
f) pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian
mobilisasi/demobilisasi personil;
g) pemantauan terhadap pengadaan fasilitas kesehatan dan
pemberian vitamin serta nutrisi;
h) melaporkan kepada pengguna jasa dalam hal diperlukan
tambahan kebutuhan terkait penerapan SMKK untuk
pencegahan COVID-19 sebagai hasil dari pemantauan di
lapangan;
i) melaporkan kepada pengguna jasa dalam hal telah
ditemukan personil yang termasuk dalam kasus COVID-19
yaitu kasus suspek, kasus probable, kasus konfirmasi,
kontak erat, pelaku perjalanan, discarded dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan
sementara.
5) Segala biaya yang timbul akibat kegiatan satgas COVID-19
dibebankan kepada SMKK:
Biaya yang timbul akibat kegiatan Satgas COVID-19 dapat
dibebankan dalam biaya penerapan SMKK dengan berdasar
pada hasil laporan satgas sebagaimana yang tercantum dalam
huruf k) dan huruf l).
26 jdih.pu.go.id
a) Sarana pencuci tangan
i. menyediakan lebih banyak sarana cuci tangan (sabun
dan air mengalir);
ii. memberikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan; dan
iii. memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang
benar.
b) menyediakan hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol
minimal 70% (tujuh puluh persen) di tempat-tempat yang
diperlukan (seperti pintu masuk, ruang rapat, pintu lift, dll);
dan
c) menyediakan tisu, masker di kantor dan lokasi pekerjaan
konstruksi bagi seluruh personil dan tamu.
5) menyediakan area/ruangan tersendiri untuk personil yang
ditemukan bergejala COVID-19 saat dilakukan pemeriksaan
suhu (skrining);
6) menyediakan tempat karantina/isolasi mandiri dengan
merujuk pada protokol yang diatur oleh Kementerian
Kesehatan; dan
7) menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan guna
peningkatan imunitas personil.
c. Mekanisme penerimaan material/peralatan harus memperhatikan
ketentuan:
1) petugas penerima menggunakan Alat Pelindung Diri (APD),
minimal masker dan sarung tangan;
2) sopir/pengantar/kurir diberi cairan hand sanitizer, diperiksa
suhu tubuhnya, dan disarankan untuk tidak turun dari
kendaraan;
3) melakukan pembersihan dengan disinfektan terhadap
kendaraan pengantar sebelum masuk ke lokasi penurunan; dan
4) pendataan material/peralatan dilakukan di dalam lokasi
pembatasan yang telah ditentukan, serta diberikan label
identifikasi (tagging) barang telah melalui proses pemeriksaan.
d. Metode pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan ketentuan:
1) dalam pelaksanaan metode pekerjaan harus memperhatikan
ketentuan jaga jarak fisik (physical distancing) paling sedikit 1
(satu) meter antar orang;
27 jdih.pu.go.id
2) jika diperlukan, dapat dilakukan perubahan metode
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka pengendalian penyebaran
COVID-19; dan
3) perubahan metode pelaksanaan pekerjaan diperbaharui pada
dokumen SMKK dan diperiksa terlebih dahulu oleh Pengawas
Pekerjaan Konstruksi dan Petugas/Ahli K3 Konstruksi, untuk
selanjutnya mendapat persetujuan dari pengguna jasa.
3. Protokol dalam Pelaksanaan Padat Karya
Mekanisme pencegahan dan pengendalian COVID-19 dalam
pelaksanaan Padat Karya diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dalam melakukan pelaksanaan Padat Karya harus mematuhi
protokol tatanan dan adaptasi kebiasaan baru (new normal)
sebagaimana tercantum dalam huruf F dengan tanpa mengurangi
efektifitas pelaksanaan pekerjaan;
b. dalam hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus tetap
memperhatikan ketentuan jaga jarak fisik (physical distancing) dan
mempertimbangkan komposisi jumlah personil di lokasi pekerjaan
konstruksi;
c. apabila pekerjaan Padat Karya dilaksanakan secara swakelola,
maka segala pembiayaan untuk protokol tatanan dan adaptasi
kebiasaan baru (new normal) menjadi tanggung jawab PPK; dan
d. apabila pekerjaan Padat Karya dilaksanakan secara kontraktual,
maka segala pembiayaan untuk untuk protokol tatanan dan
adaptasi kebiasaan baru (new normal) menjadi tanggung jawab
penyedia.
4. Protokol Pelaksanaan Pemantauan dan Evalusi serta Investigasi
Keselamatan Konstruksi
a. Dalam melakukan pemantauan dan evaluasi di lokasi pekerjaan
konstruksi harus mematuhi protokol tatanan dan adaptasi
kebiasaan baru (new normal) sebagaimana tercantum dalam huruf
F dengan tanpa mengurangi efektifitas pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi kecelakaan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan, pelaksanaan investigasi di lokasi harus mematuhi
protokol tatanan dan adaptasi kebiasaan baru (new normal)
sebagaimana tercantum dalam huruf F.
28 jdih.pu.go.id
I. PROTOKOL PENYESUAIAN KONTRAK
1. Penyesuaian terhadap Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
a. Penyedia melakukan penyesuaian RKK sesuai dengan kebutuhan
protokol tatanan dan adaptasi kebiasaan baru (new normal) dengan
melakukan perubahan pada elemen:
1) Perencanaan keselamatan konstruksi di antaranya:
a) tabel penetapan isu eksternal dan internal (tabel daftar
identifikasi dengan menambahkan pencegahan dan
pengendalian COVID-19);
b) tabel identifikasi bahaya penilaian resiko dan pengendalian;
dan
c) tabel sasaran khusus dan program khusus.
29 jdih.pu.go.id
2. Penyesuaian Spesifikasi dan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Sebagai akibat dari penerapan protokol sebagaimana dimaksud
pada poin F dan poin H diatas maka dapat dilakukan penyesuaian
terhadap Spesifikasi Teknis/KAK pekerjaan.
a. Penyesuaian Spesifikasi Teknis
Dalam hal Kontrak Pekerjaan Konstruksi terkendala akibat
kondisi lapangan sehingga kesulitan untuk pengadaan material
dan/atau mobilisasi material dan/atau peralatan dan/atau suku
cadang impor, maka dapat diusulkan untuk pergantian
spesifikasi teknis dengan ketentuan sebagai berikut:
1) penyedia menyampaikan kepada PPK kendala pengadaan
dan/atau mobilisasi material dan/atau peralatan dan/atau
suku cadang impor dengan disertai bukti pendukungnya;
2) PPK bersama dengan pengawas pekerjaan, konsultan
perancang, dan Penyedia melakukan pembahasan, penelitian
dan menyepakati:
a) perubahan material dan/atau peralatan dan/atau suku
cadang;
b) perubahan spesifikasi teknis; dan/atau
c) perubahan Harga Satuan Pekerjaan.
3) berdasarkan hasil kesepakatan bersama tentang perubahan
spesifikasi material dan/atau suku cadang, PPK melaporkan
dan meminta persetujuan penggantian sebagaimana
dimaksud pada huruf 1.b di atas kepada KPA;
4) dalam rangka memberikan persetujuan, KPA dapat
melakukan pembahasan bersama dengan pihak PPK
dan/atau Penyedia;
5) atas persetujuan KPA, PPK menyampaikan persetujuan
perubahan secara tertulis kepada Penyedia;
6) perubahan material dan/atau peralatan dan/atau suku
cadang wajib mengutamakan produksi dalam negeri; dan
7) perubahan spesifikasi teknis dapat mengakibatkan
perubahan harga kontrak dan/atau jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
30 jdih.pu.go.id
b. Penyesuaian Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Dalam hal Kontrak Jasa Konsultansi Konstruksi terkendala
kondisi lapangan akibat adanya pembatasan pergerakan orang
ataupun potensi risiko keselamatan yang tinggi ataupun sebab
lainnya, maka dapat diusulkan untuk penyesuaian KAK dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) penyedia menyampaikan kepada PPK kendala akibat
pembatasan pergerakan orang ataupun potensi risiko
keselamatan yang tinggi ataupun sebab lainnya dengan
disertai bukti pendukungnya;
2) PPK bersama dengan pengawas pekerjaan dan Penyedia
melakukan pembahasan, penelitian dan menyepakati
perubahan KAK sepanjang maksud dan tujuan dalam KAK
sama;
3) berdasarkan hasil kesepakatan bersama tentang perubahan
KAK sebagaimana dimaksud pada poin 2.b di atas, PPK
melaporkan dan meminta persetujuan perubahan KAK kepada
KPA;
4) dalam rangka memberikan persetujuan, KPA dapat
melakukan pembahasan bersama dengan pihak PPK
dan/atau Penyedia;
5) atas persetujuan KPA, PPK menyampaikan persetujuan
perubahan secara tertulis kepada penyedia;
6) perubahan KAK dilakukan dengan tetap mengutamakan
kualitas dari produk jasa konsultansi; dan
7) perubahan KAK dapat mengakibatkan perubahan komponen
personel, non personel dan/atau harga kontrak.
3. Penyesuaian Harga Kontrak
a. Harga Kontrak Jasa Konsultansi dan Pekerjaan Konstruksi dapat
disesuaikan sebagai akibat dari:
1) penyesuaian RKK sesuai poin I.1;
2) penyesuaian spesifikasi teknis sesuai poin I.2.1; dan/atau
3) penyesuaian KAK sesuai poin I.2.2.
b. Penyesuaian Harga Kontrak dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) memperhatikan ketentuan dalam kontrak sesuai bentuk kontrak
yang digunakan;
31 jdih.pu.go.id
2) dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, efektif dan efisien dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) dilakukan melalui negosiasi teknis dengan memperhatikan harga
pasar atau harga aktual pelaksanaan pekerjaan;
4) penyesuaian mata pembayaran yang terkait dengan biaya umum
(Overhead) dilakukan terhadap biaya umum (Overhead);
5) penyesuaian mata pembayaran yang terkait dengan biaya
pelaksanaan pekerjaan dilakukan terhadap harga satuan
pekerjaan tersebut;
6) penyesuaian mata pembayaran yang terkait dengan biaya
penerapan SMKK/ biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi dilakukan
terhadap biaya penerapan SMKK/ biaya penyelenggaraan
keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi
tersebut; dan
7) dilakukan melalui perubahan (adendum) kontrak.
32 jdih.pu.go.id
b) pimpinan kementerian/lembaga/instansi/kepala daerah
telah mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan
sementara akibat wabah COVID-19.
Maka Pelaksanaan Pekerjaan tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat keadaaan kahar.
2) penghentian pekerjaan jasa konstruksi dilakukan sesuai
mekanisme sebagai berikut:
a) pengusulan penghentian pekerjaan sementara dapat
dilakukan oleh PPK dan/atau Penyedia berdasarkan usulan
Satgas Pencegahan COVID-19 setelah ditemukan kondisi
sebagaimana dimaksud pada poin 1 di lokasi pekerjaan
konstruksi;
b) penghentian pekerjaan sementara sebagaimana dimaksud
huruf a di atas ditetapkan oleh PPK dan dilaporkan kepada
Kepala Balai (untuk Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Bina Marga, dan Direktorat Jenderal
Cipta Karya) atau oleh Kepala Satuan Kerja (untuk Direktorat
Jenderal Perumahan);
c) waktu penghentian paling sedikit 14 (empat belas) hari kerja
atau sesuai dengan kebutuhan yang disertai dengan laporan
pencegahan dan penanganan COVID-19 di lokasi proyek
sejak penetapan keadaan kahar;
d) penghentian pekerjaan sementara sebagaimana dimaksud
huruf b di atas dapat ditindaklanjuti oleh PPK dengan
penghentian Kontrak sementara apabila penghentian
pekerjaan sementara mencakup seluruh pekerjaan; dan
e) penghentian kontrak sementara dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja/KPA dan
dilaporkan kepada Kepala Balai (untuk Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Bina Marga, dan
Direktorat Jenderal Cipta Karya) atau oleh Kepala Satuan
Kerja (untuk Direktorat Jenderal Perumahan);
3) Dalam hal tidak diatur secara khusus dalam dokumen
kontrak, mekanisme penetapan keadaan kahar dan
penghentian pekerjaan sementara akibat dari penanganan
COVID-19 maka berlaku ketentuan:
33 jdih.pu.go.id
a) terpenuhinya ketentuan keadaan kahar, maka Satgas
Pencegahan COVID-19 melaporkan dan memberikan
rekomendasi penghentian pekerjaan sementara kepada PPK
yang disertai dengan dokumen, bukti keadaan kahar, dan
bukti pendukungnya termasuk hasil identifikasi kewajiban
dan kinerja pelaksanaan yang terhambat dan/atau akan
terhambat akibat keadaan kahar tersebut;
b) PPK bersama-sama dengan Satgas Pencegahan COVID-19,
penyedia dan pengawas pekerjaan melakukan pembahasan,
penelitian dan menyepakati rekomendasi penghentian
pekerjaan sementara akibat keadaan kahar;
c) berdasarkan hasil kesepakatan bersama tentang penghentian
pekerjaan sementara akibat dari keadaan kahar sebagaimana
dimaksud huruf b di atas, PPK menetapkan penghentian
pekerjaan sementara dan menyampaikan secara tertulis
kepada Penyedia;
d) penetapan penghentian pekerjaan sementara akibat dari
keadaan kahar wajib menyebutkan jangka waktu penghentian
pekerjaan sementara;
e) dalam hal penghentian pekerjaan sementara mencakup
seluruh pekerjaan, PPK melaporkan dan meminta persetujuan
penghentian kontrak sementara kepada KPA; dan
f) khusus untuk pekerjaan yang bersifat strategis nasional
sebagai pelaksanaan Perpres/Keppres/Inpres maupun
direktif lainnya, PPK menetapkan penghentian kontrak
sementara akibat dari keadaan kahar dan melaporkan untuk
mendapatkan persetujuan Menteri PUPR.
4) Pelaksanaan pekerjaan atau pelaksanaan Kontrak dapat
dilanjutkan dengan ketentuan:
a) masa penghentian pekerjaan sementara atau masa
penghentian kontrak sementara sudah selesai; atau
b) peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara yang
dikeluarkan oleh pimpinan kementerian/lembaga
/instansi/kepala daerah telah dicabut;
5) Penghentian pekerjaan atau penghentian kontrak sementara
tidak melepaskan hak dan kewajiban Pengguna Jasa dan
Penyedia terhadap Tenaga Kerja Konstruksi, Subkontraktor,
34 jdih.pu.go.id
Produsen dan Pemasok yang terlibat dalam bentuk antara
lain:
a) pemenuhan terhadap pembayaran upah/remunerasi
tenaga kerja konstruksi selama masa penghentian
pekerjaan sementara atau masa penghentian kontrak
sementara; dan
b) pemenuhan terhadap pembayaran subkontraktor,
produsen dan pemasok selama masa penghentian
pekerjaan sementara atau masa penghentian kontrak
sementara.
6) Mekanisme penghentian pekerjaan atau penghentian kontrak
secara rinci sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
J. KETENTUAN LAIN-LAIN
K. PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Agustus 2020
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT,
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
36 jdih.pu.go.id
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 18/M/SE/2020
TENTANG
PELAKSANAAN TATANAN DAN ADAPTASI
KEBIASAAN BARU (NEW NORMAL) DALAM
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Dilakukan
pemeriksaan RT PCR Suhu > 37,3 oC
Suhu < 37,3 oC
atau Rapid Tes (Pengukuran 2x Jarak 5 Menit)
Dilakukan investigasi
dan pemeriksaan oleh DIIZINKAN
petugas kesehatan MASUK
DIIZINKAN
TIDAK MASUK DENGAN
DIIZINKAN PEMANTAUAN KETAT
MASUK Membawa surat keterangan hasil
pemeriksaan kesehatan (form 3)
37 jdih.pu.go.id
B. Pemeriksaan Kepada Tamu
*) Keterangan :
• Personil: tidak diizinkan untuk bekerja, istirahat di rumah untuk
karantina mandiri.
• Tamu : tidak diizinkan masuk tempat kerja lebih dalam lagi.
• Pengantar barang : barang ditinggalkan di ruangan depan, dilakukan
disinfeksi pada barang baru diteruskan ke penerima
38 jdih.pu.go.id
C. Form Surat Keterangan Pemeriksaan
Nama
SIP.
*Pilih salah satu
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
39 jdih.pu.go.id
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 18/SE/M/2020
TENTANG
PELAKSANAAN TATANAN DAN ADAPTASI
KEBIASAAN BARU (NEW NORMAL) DALAM
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
40 jdih.pu.go.id
6 Apakah Pernah mengalami
demam/batuk/pilek/sakit 5 0
tenggorokan/sesak dalam 14 hari terakhir
JUMLAH TOTAL
0 = Risiko Kecil
1 - 4 = Risiko Sedang
≥5 = Risiko Besar
TINDAK LANJUT :
• Risiko besar, agar dilakukan investasi dan tidak diperkenankan masuk bekerja,
personil dilakukan pemeriksaan RT-PCR, jika tidak tersedia dapat dilakukan Rapid
Tes oleh petugas kesehatan/fasyankes setempat.
• Risiko kecil-sedang, diperbolehkan masuk bekerja namun dilakukan pemeriksaan
suhu di pintu masuk tempat kerja. Apabila didapatkan suhu ≥ 37,3 oC agar
dilakukan investigasi dan pemeriksaan petugas kesehatan. Jika dipastikan peke
personil tidak memenuhi kriteria Kasus Konfirmasi, Kasus Suspek, Kasus Probable,
Kontak Erat dan Discarded, maka personil diperbolehkan untuk masuk bekerja.
KETERANGAN :
Prosedur pelaksanaan self assessment mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan
terkait Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19.
41 jdih.pu.go.id
B. FORMULIR PEMANTAUAN MANDIRI PADA KARANTINA/ISOLASI
MANDIRI (SELF MONITORING)
Nama :
Tanggal Pemeriksaan Pertama :
Status COVID-19 :
Riwayat Kontak :
HARI
No KELUHAN/GEJALA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Demam Suhu
Pagi
Suhu
Sore
2 Batuk
3 Pilek
4 Nyeri Tenggorokan
5 Sesak / sulit
bernafas
KETERANGAN :
Prosedur pelaksanaan karantina/isolasi mandiri (self monitoring) mengacu pada
peraturan Menteri Kesehatan terkait Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19.
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
42 jdih.pu.go.id
LAMPIRAN III
SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 18/SE/M/2020
TENTANG
PELAKSANAAN TATANAN DAN ADAPTASI
KEBIASAAN BARU (NEW NORMAL) DALAM
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
43 jdih.pu.go.id
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
SURAT EDARAN
NOMOR 22/SE/M/2020
TENTANG
PERSYARATAN PEMILIHAN DAN EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI SESUAI PERATURAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
MELALUI PENYEDIA
A. UMUM
Dalam upaya mempercepat implementasi proses pengadaan Jasa Konstruksi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan
Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia, maka perlu menerbitkan Surat Edaran
Menteri yang akan digunakan sebagai penjelasan teknis tata cara penentuan
persyaratan pemilihan dan evaluasi dokumen penawaran pengadaan Jasa
Konstruksi.
B. DASAR PEMBENTUKAN
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 473);
jdih.pu.go.id
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
483);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554).
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi:
1. Persyaratan kemampuan dasar (KD) untuk paket pekerjaan konstruksi
kualifikasi usaha besar;
2. Persyaratan dan evaluasi sisa kemampuan nyata (SKN) pada pengadaan
Jasa Konstruksi;
3. Persyaratan pekerjaan utama dan evaluasi metode pelaksanaan pekerjaan
utama pada tender pekerjaan konstruksi;
4. Persyaratan personel manajerial pada tender pekerjaan konstruksi;
5. Persyaratan peralatan utama pada tender pekerjaan konstruksi;
6. Persyaratan pekerjaan yang disubkontrakkan dan evaluasi pekerjaan
yang disubkontrakkan pada tender pekerjaan konstruksi;
7. Persyaratan dokumen rencana keselamatan konstruksi (RKK) dan
evaluasi dokumen rencana keselamatan konstruksi (RKK) pada tender
pekerjaan konstruksi;
8. Penetapan dan evaluasi biaya penerapan sistem manajemen keselamatan
konstruksi (SMKK);
9. Ketentuan daftar barang yang diimpor; dan
10. Ketentuan peralihan untuk tender/seleksi gagal.
jdih.pu.go.id
E. PERSYARATAN KEMAMPUAN DASAR (KD) UNTUK PAKET PEKERJAAN
KONSTRUKSI KUALIFIKASI USAHA BESAR
1. Persyaratan KD untuk paket pekerjaan konstruksi yang diperuntukkan
bagi kualifikasi usaha besar harus memperhatikan:
a. Standar Dokumen Pemilihan (SDP) Lampiran Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 dan
lingkup pekerjaan sesuai sub bidang klasifikasi SBU diatur pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
19/PRT/M/2014 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi dan
Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi atau peraturan
perubahan/pengganti;
b. Pemilihan pengalaman pekerjaan pada sub bidang klasifikasi/layanan
dan lingkup pekerjaan sesuai sub bidang klasifikasi Sertifikat Badan
Usaha (SBU) yang disyaratkan;
c. Bahwa yang dimaksud dengan 1 (satu) SBU merupakan 1 (satu) sub
bidang klasifikasi badan usaha dalam 1 (satu) klasifikasi yang sama
atau klasifikasi yang berbeda; dan
d. Sub bidang klasifikasi badan usaha sebagaimana diatur dalam
Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14 Tahun 2020 merupakan subklasifikasi sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 19/PRT/M/2014 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian
Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi atau
peraturan perubahan/pengganti.
2. Evaluasi KD dilakukan dengan ketentuan:
Apabila mensyaratkan 2 (dua) SBU, maka penilaian KD peserta cukup
memenuhi pengalaman pekerjaan pada salah satu sub bidang klasifikasi
SBU yang disyaratkan.
3. Contoh penetapan persyaratan KD bagi kualifikasi usaha besar
sebagaimana tercantum dalam lampiran.
jdih.pu.go.id
sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 08/PRT/M/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Perizinan Usaha Jasa Konstruksi Nasional.
2. Evaluasi SKN dilakukan dengan ketentuan:
a. Setiap peserta untuk kualifikasi usaha menengah atau kualifikasi
usaha besar harus menyampaikan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP);
b. Apabila peserta sebagaimana dimaksud pada huruf a baru berdiri di
tahun berjalan, tetap harus menyampaikan laporan keuangan
pendirian usaha/laporan keuangan awal yang telah diaudit oleh KAP;
c. Kekayaan bersih untuk perhitungan SKN dilihat pada Laporan
keuangan yang telah diaudit sebagaimana dimaksud pada huruf a;
d. Laporan keuangan yang telah diaudit sebagaimana dimaksud pada
huruf c harus dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian atau Wajar
dengan Pengecualian;
e. Ketentuan pada SDP Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 bahwa:
1) usaha menengah menyampaikan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh KAP; atau
2) usaha besar menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit
oleh KAP yang diregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
f. KAP sebagaimana dimaksud pada huruf e merupakan KAP yang
memiliki izin usaha KAP sesuai ketentuan peraturan perundangan;
dan
g. KAP yang diregistrasi sebagaimana dimaksud pada huruf e angka 2)
dapat dilihat pada situs web Kementerian Keuangan dan/atau situs
web Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
3. Contoh perhitungan SKN sebagaimana tercantum dalam lampiran.
jdih.pu.go.id
sampai dengan paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar
rupiah), pekerjaan utama yang ditetapkan paling banyak 3 (tiga)
pekerjaan utama; dan
c. Untuk tender pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah), pekerjaan utama yang
ditetapkan paling banyak 4 (empat) pekerjaan utama.
2. Evaluasi metode pelaksanaan pekerjaan utama dilakukan dengan
ketentuan:
a. Peserta menyampaikan metode pelaksanaan dari seluruh pekerjaan
utama yang disyaratkan dalam LDP;
b. Dalam hal peralatan utama yang ditawarkan oleh peserta sesuai
dengan persyaratan peralatan dalam LDP, maka dokumen metode
pelaksanaan peserta yang tidak menjelaskan peralatan utama tidak
digugurkan;
c. Dalam hal metode pelaksanaan peserta tidak mencantumkan
spesifikasi/volume pekerjaan maka tidak digugurkan, kecuali
terdapat ketidaksesuaian terhadap penggunaan peralatan atau
spesifikasi/volume pekerjaan.
jdih.pu.go.id
e. Persyaratan pengalaman untuk Petugas Keselamatan Konstruksi/Ahli
K3 Konstruksi:
1) Risiko keselamatan konstruksi kecil, mensyaratkan Petugas
Keselamatan Konstruksi tanpa syarat pengalaman;
2) Risiko keselamatan konstruksi sedang, mensyaratkan:
a) Ahli Muda K3 Konstruksi dengan pengalaman 3 (tiga) tahun;
atau
b) Ahli Madya K3 Konstruksi tanpa syarat pengalaman;
3) Risiko keselamatan konstruksi besar, mensyaratkan:
a) Ahli Madya K3 Konstruksi dengan pengalaman 3 (tiga) tahun;
atau
b) Ahli Utama K3 Konstruksi tanpa syarat pengalaman; dan
4) Risiko keselamatan konstruksi sebagaimana dimaksud pada angka
1), angka 2), dan angka 3) berdasarkan Peraturan Menteri PUPR
Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi;
f. Persyaratan pengalaman untuk personel manajerial selain Petugas
Keselamatan Konstruksi/Ahli K3 Konstruksi memperhatikan
ketentuan:
1) Untuk tender pekerjaan konstruksi kualifikasi usaha kecil, tanpa
persyaratan pengalaman;
2) Untuk tender pekerjaan konstruksi kualifikasi usaha menengah
dengan nilai HPS paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah), pengalaman yang disyaratkan paling lama 4
(empat) tahun;
3) Untuk tender pekerjaan konstruksi kualifikasi usaha besar dengan
nilai HPS di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus
milyar rupiah), pengalaman yang disyaratkan paling lama 5 (lima)
tahun;
4) Untuk tender pekerjaan konstruksi kualifikasi usaha besar dengan
nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah),
pengalaman yang disyaratkan paling lama 8 (delapan) tahun; dan
5) Untuk tender pekerjaan kompleks, pengalaman yang disyaratkan
paling lama 10 (sepuluh) tahun.
jdih.pu.go.id
2. Evaluasi pengalaman personel manajerial dilakukan dengan ketentuan:
a. Penilaian Pengalaman Manajer Pelaksana/Proyek dan Manajer Teknis
dilakukan terhadap pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi;
b. Penilaian pengalaman Petugas Keselamatan Konstruksi/Ahli K3
Konstruksi dilakukan terhadap pengalaman keterampilan/keahlian K3
dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi;
c. Penilaian pengalaman manajer keuangan dilakukan terhadap
pengalaman mengelola keuangan;
d. Perhitungan pengalaman personel manajerial ditentukan berdasarkan:
1) Daftar riwayat pengalaman kerja; atau
2) Referensi kerja dari Pengguna Jasa.
3. Contoh perhitungan pengalaman personel manajerial sebagaimana
tercantum dalam lampiran.
jdih.pu.go.id
b. Dalam hal peserta menyampaikan bukti kepemilikan peralatan yang
berupa sewa bukan atas nama pemberi sewa, bukti tersebut tidak
menjadi hal yang menggugurkan pada saat evaluasi;
c. Bukti kepemilikan peralatan yang berupa milik sendiri yaitu STNK,
BPKB, invoice, kuitansi, bukti pembelian, surat perjanjian jual beli,
atau bukti kepemilikan lainnya;
d. Bukti kepemilikan peralatan yang berupa sewa beli yaitu surat
perjanjian sewa beli, invoice uang muka, kuitansi uang muka,
angsuran, atau bukti sewa beli lainnya;
e. Bukti peralatan yang berupa sewa yaitu surat perjanjian sewa beserta
bukti kepemilikan/penguasaan peralatan dari pemberi sewa berupa:
1) bukti kepemilikan peralatan dari pemberi sewa yaitu STNK, BPKB,
invoice, kuitansi, bukti pembelian, surat perjanjian jual beli, atau
bukti kepemilikan lainnya; atau
2) Bukti penguasaan peralatan pemberi sewa dapat berupa:
a) surat pengalihan hak dari pemilik peralatan ke pemberi sewa;
b) surat kuasa dari pemilik peralatan ke pemberi sewa;
c) surat pernyataan penguasaan alat ke pemberi sewa; atau
d) bukti pendukung lainnya yang mencantumkan adanya
pemberian kuasa peralatan dari pemilik peralatan ke pemberi
sewa;
f. Bukti peralatan milik sendiri/sewa beli/sewa yang disampaikan oleh
peserta sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf c, dan huruf d,
tidak dilakukan klarifikasi secara fisik.
jdih.pu.go.id
b. Bagian pekerjaan yang wajib disubkontrakkan yaitu:
1) Sebagian pekerjaan utama yang disubkontrakkan kepada penyedia
jasa spesialis, dengan ketentuan:
a) Paling banyak 2 (dua) pekerjaan;
b) Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada huruf a) sesuai dengan
subklasifikasi SBU;
2) Sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa usaha kualifikasi kecil dengan ketentuan:
a) Paling banyak 2 (dua) pekerjaan;
b) Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada huruf a) tidak
mensyaratkan subklasifikasi SBU.
2. Evaluasi pekerjaan yang disubkontrakkan dilakukan dengan ketentuan:
a. Untuk nilai pagu anggaran di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh
lima milyar) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah), evaluasi dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian
pekerjaan yang disubkontrakkan baik untuk pekerjaan utama
maupun pekerjaan yang bukan pekerjaan utama; dan
b. Untuk nilai pagu anggaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) harus memperhatikan:
1) Untuk pekerjaan utama, maka dilakukan evaluasi terhadap
kesesuaian pekerjaan yang disubkontrakkan dan kesesuaian
subklasifikasi SBU subpenyedia jasa spesialis yang dinominasikan;
dan
2) Untuk pekerjaan yang bukan pekerjaan utama, maka dilakukan
evaluasi terhadap kesesuaian pekerjaan yang disubkontrakkan,
kesesuaian kualifikasi usaha, dan kesesuaian lokasi/domisili
usaha subpenyedia jasa usaha kualifikasi kecil yang
dinominasikan.
3. Contoh penetapan persyaratan dan evaluasi pekerjaan yang
disubkontrakkan sebagaimana tercantum dalam lampiran.
jdih.pu.go.id
pekerjaan dan identifikasi bahaya yang telah ditetapkan pengguna jasa
dalam rancangan konseptual sistem manajemen keselamatan
konstruksi.
2. Evaluasi dokumen RKK dilakukan dengan ketentuan:
a. Peserta dinyatakan memenuhi elemen Kepemimpinan dan Partisipasi
pekerja dalam keselamatan konstruksi apabila menyampaikan Pakta
Komitmen Keselamatan Konstruksi yang memenuhi ketentuan:
1. mencantumkan 7 (tujuh) pernyataan Komitmen Keselamatan
Konstruksi; dan
2. nama paket pekerjaan sesuai dengan nama paket pekerjaan yang
ditenderkan;
b. Peserta dinyatakan memenuhi elemen Perencanaan Keselamatan
Konstruksi apabila menyampaikan tabel B.1 Identifikasi bahaya,
Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang, serta tabel B.2 Rencana
tindakan (sasaran khusus & program khusus) yang memenuhi
ketentuan:
1. Kolom uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya diisi sesuai yang
disyaratkan dalam LDP;
2. Kolom lain telah diisi kecuali kolom keterangan tidak wajib diisi
(isian tidak dievaluasi);
jdih.pu.go.id
L. PENETAPAN DAN EVALUASI BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
Penetapan dan Evaluasi Biaya Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) dilakukan dengan ketentuan:
1. PPK wajib menetapkan HPS yang memuat biaya penerapan SMKK dalam
daftar kuantitas dan harga/daftar keluaran dan harga dengan besaran
biaya sesuai dengan kebutuhan sebagai item tersendiri;
2. Peserta yang tidak menyampaikan rincian komponen biaya penerapan
SMKK secara lengkap tidak digugurkan; dan
3. Peserta yang memenangkan tender dan tidak menyampaikan rincian
komponen biaya penerapan SMKK secara lengkap, maka pada saat
pelaksanaan pekerjaan harus melaksanakan semua komponen biaya
penerapan SMKK.
jdih.pu.go.id
b. Tender/Seleksi/Prakualifikasi ulang, maka dilaksanakan dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 14 Tahun 2020.
O. PENUTUP
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Oktober 2020
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
jdih.pu.go.id
LAMPIRAN
SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN
UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 22/SE/M/2020
TENTANG
PENJELASAN PERSYARATAN
PEMILIHAN DAN EVALUASI DOKUMEN
PENAWARAN PENGADAAN JASA
KONSTRUKSI SESUAI PERATURAN
MENTERI PUPR NOMOR 14 TAHUN
2020
Contoh:
jdih.pu.go.id
Lingkup pekerjaan SBU SI003 berdasarkan Peraturan Menteri PUPR
Nomor 19/PRT/M/2014 adalah sebagai berikut:
Contoh 1:
jdih.pu.go.id
2. Untuk peserta ber-KSO (Besar – Besar):
PT. A (leadfirm)
jdih.pu.go.id
Paket on- : Rp. 177 Milyar x 60% + Rp. 50 Milyar x 40%
going Gab : Rp. 106,2 Milyar + Rp. 20 Milyar
(60% : 40%) : Rp. 126,2 Milyar
PT. A (leadfirm)
Contoh 2:
PT. A (leadfirm)
jdih.pu.go.id
d. Perhitungan SKN peserta (hanya untuk PT.A saja):
SKP : 5-P
: 5-3
: 2
Kesimpulan : Lulus ( SKP > 0)
Jabatan dalam
Pengalaman Sertifikat
No pekerjaan yang
Kerja (tahun) Kompetensi Kerja
akan dilaksanakan
1 Pelaksana 0 tahun SKT Pelaksana
Lapangan Pekerjaan
Jalan
2 Petugas 0 tahun Sertifikat Petugas
Keselamatan KK
Konstruksi
jdih.pu.go.id
2. Contoh pengisian tabel persyaratan personel manajerial:
Jabatan dalam
pekerjaan yang Pengalaman Kerja Sertifikat
No
akan (tahun) Kompetensi Kerja
dilaksanakan
1 Manajer 4 tahun SKA Ahli Muda
Pelaksanaan/ Manajemen Proyek
Proyek
2 Manajer Teknik 3 tahun SKA Ahli Muda
Teknik Bangunan
Gedung
3 Manajer 2 tahun ___
Keuangan
4 Ahli K3 3 tahun (untuk SKA SKA Ahli Muda K3
Konstruksi Ahli Muda) atau Konstruksi atau
0 tahun (Untuk SKA SKA Ahli Madya K3
Madya) Konstruksi
jdih.pu.go.id
Jabatan dalam
pekerjaan yang Pengalaman Kerja Sertifikat
No
akan (tahun) Kompetensi Kerja
dilaksanakan
1 Manajer 8 tahun SKA Ahli Madya
Pelaksanaan/ Manajemen Proyek
Proyek
2 Manajer Teknik 5 tahun SKA Ahli Madya
Teknik Bendungan
Besar
3 Manajer 2 tahun ___
Keuangan
4 Ahli K3 3 tahun (untuk SKA Ahli Madya K3
Konstruksi SKA Ahli Madya) Konstruksi atau SKA
atau Ahli Utama K3
0 tahun (Untuk Konstruksi
SKA Utama)
Melaksanakan Sesuai,
pembangunan
jdih.pu.go.id
Pengalaman Jabatan Pada Penilaian
No. Pada Pekerjaan Pekerjaan Uraian Tugas (Sesuai/Tidak
Sebelumnya Sebelumnya Sesuai)
jalan pekerjaan
konstruksi
Melaksanakan Sesuai,
pekerjaan pengalaman
4 Paket Waduk Pelaksana Gedung struktur pada
pembangunan pekerjaan
rumah jaga konstruksi
Melaksanakan
Sesuai,
pekerjaan
pengalaman
pembangunan
6 Paket Jalan Site Manager pada
jalan sesuai
pekerjaan
dengan gambar
konstruksi
rencana
Tidak Sesuai,
Membuat gambar
Paket Ahli Teknik pengalaman
perencanaan
7 Perencanaan Bangunan pada jasa
pembangunan
Gedung Gedung konsultansi
gedung
konstruksi
jdih.pu.go.id
Pengalaman Jabatan Pada Penilaian
No. Pada Pekerjaan Pekerjaan Uraian Tugas (Sesuai/Tidak
Sebelumnya Sebelumnya Sesuai)
Sesuai,
Melaksanakan
pengalaman
Penerapan K3 pada
Ahli K3 pada bidang
2 Paket Waduk pekerjaan
Konstruksi K3 dan
pembangunan
pekerjaan
waduk
konstruksi
Tidak Sesuai,
Mengawasi
pengalaman
Paket Supervisi pelaksanaan K3
3 Petugas KK pada jasa
Gedung pembangunan
konsultansi
gedung
konstruksi
Contoh:
jdih.pu.go.id
pengecekan di pengecekan di usaha subkon usaha
lpjk.net untuk lpjk.net untuk menengah kecil tidak
memastikan memastikan untuk subkon setempat.
subklasifikasi subklasifikasi usaha kecil.
SBU PT.A. SBU PT.A.
Contoh:
jdih.pu.go.id
2. Contoh evaluasi elemen RKK:
2) Kolom lain telah diisi kecuali kolom keterangan tidak wajib diisi
(isian tidak dievaluasi).
Contoh:
Tabel B.1
Tabel B.2
Pengendalian Sasaran Program
No Risiko (Sesuai Jadwal
Uraian Indikator Penanggung
. Kolom Tabel 6 Uraian Tolok Sumber Pelaksan Bentuk
Kegiatan Pencapaian Jawab
IBPRP) ukur Daya aan Monitoring
Menyusun Menyusun Minggu
1 Ada SOP SOP Kertas Checklist Ada SOP Ahli K3
SOP SOP pertama
jdih.pu.go.id
c) Dukungan Keselamatan konstruksi.
Urutan Langkah
Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab
Pekerjaan
Merangkai besi Tangan terjepit besi Memakai sarung Mandor
baja tangan
Memasang Tertusuk paku Memakai masker Petugas K3
bekisting pernafasan
jdih.pu.go.id
Membuat adukan Kaki terkena sekop Memakai rompi Manajer Proyek
semen
Contoh:
jdih.pu.go.id
persyaratan “galian tanah”
ttd
M. BASUKI HADIMULJONO
jdih.pu.go.id
Lampiran Surat
Nomor :
Tanggal :
PAKTA INTEGRITAS
TIM TEKNIS PENDAMPING EVALUASI KEWAJARAN HARGA
Nama .
NIP/NRP/NIK