Anda di halaman 1dari 5

AWAL WAKTU SHUBUH PERSPEKTIF

SYAR”I DAN SAINS

Pendahuluan
Persoalan shalat adalah persoalan fundamental dan signifikan dalam
islam.dalam menunailkan kewajiban sholat, kaum muslimin terikat pada waktu-waktu
yang sudah ditentukan sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktu-waktunya atas orang-orang yang beriman.1
Konsekuensi logis dari ayat ini adalah shalat( lima waktu) tidak bisa dilakukan
dalam sembarang waktu, tetapi harus mengikuti berdasarkan dalil-dalil baik dari al-
Qur’an maupun Al hadist.
Sebelum menatap lebih jauh persoalan” Awal Waktu sholat” terlebih dahulu
perlu dipertanyakan: apakah awal waktu sholat itu benar-benar ada? Istilah awal
waktu sholat dalam Al qur’an tidak ditemukan.yang ada hanyalah kitaaban
mauquta2.meskipun demikian , istilah awaql waktu sholat sudah demikian populer
dikalangan masyarakat.lalu dimana harus menjumpai istilah awal waktu sholat.jika
diperhatikan kitab-kitab klasik secara teliti dan cermat terutama yang mengkaji
persoalan-persoalan fiqih istilah tersebut akan ditemukan.dalam kitab-kitab tersebut
ada bab khusus yang berjudul mawaqit as-salah,disinilah akan ditemukan istilah yang
dimaksud.hampir seluruh kitab fiqh pada saat membicarakan sholat ada bab khusus
yang membicarakan tentang mawaqit as-salah.
Dari sini jelas bahwa bahwa istilah awal waktu sholat merupakan hasil ijtihad
para ulama ketika menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an dan hadist yang berkaitan dengan
waktu sholat.
Sepanjang penelusuran kami ditemukan bahwa teks-teks yang dijadikan
landasan dalam menentukan awal waktu sholat bersifat interpretatif. Sebagai
implikasnya muncul perbedaan dalam menetapkan awal waktu sholat. Kelompok
pertama menyebutkan bahwa awal waktu sholat ada 3.kelompok kedua menyebutkan
bahwa awal waktu sholat ada lima.3

1
QS.Annisa(4) ; 103
2
Ibid
3
Penjelasan selengkapnya mengenai perbedaan konsep awal waktu sholat.lihat muhammad jawad
Mugniyyah.At-tafsir Al-Kasif,cet 1 (beirut: Dar Al ilmi li al-malayin, 1964), jilid 15, P.74
Di indonesia yang lebih berkembang adalah tipologi kedua,ini didasarkan pada
pmahaman terhadap QS An-nisa ayat 103, QS al-Israa Ayat 78 Dan QS At-Thaha ayat
130 yang didukung pula dengaN hadist jabir Bin Abdullah yang diriwayatkan oleh
ahmad, Nasai, dan tirmidzi.4
Dari pemahaman terhadap teks-teks tersebut dirinci ketentuan waktu-waktu
sholat sebagai berikut :
 Waktu Dzuhur
Waktu dzuhur dimulai sejak matahari tergelincir, yaitu sesaat setelah matahari
mencapai titik kulminasi(culmination) dalam oeredaran hariannya, sampai tiba
waktu ashar
 Waktu Ashar
Waktu ashar dimulai saat panjang bayang-bayang suatu benda dengan bendanya
ditambah dengan panjang bayang-bayang saat matahari berkulminasi sampai
tibanya waktu maghrib.
 Waktu Maghrib
Waktu Maghrib dimulai sejak matashari terbenam sampai tiba waktu isya’
 Waktu Isya’
Waktu Isya’ dimulai sejak hilang mega merah sampai separuh malam ( ada juga
yang menyatakan akhir shalat isya’ adalah terbit fajar )
 Waktu Subuh
waktu Subuh dimulai sejak terbit fajar sampai terbit matahari5.

Rumusan- rumusan tersebut masih membuka peluang untuk didiskusikan. Maka


dari itu dalam makalah ini kami mencoba untuk mensingkronisasikan antara konsep
syari’ dan sains modern dalam penentuan awal waktu shalat khususnya waktu shalat
subuh.

4
Lihat depag RI.pedoman penentuan awal waktu sholat, P.1-3. Lihat juga Hasbi Ash siddiqie. koleksi
hadist-hadist hukum,cet.III( Bandung : PT.Al Maarif, 1979), P.44-45. Bandingkan pula dengan imam
Muslim. Sohih muslim Bis syarh An-Nawawi, (kairo : Dar Al- Fikr 1981), Juz V,p.112
5
Depag RI. Pedoman Penentuan Awal Waktu Salat, P.4-6.
C. Singkronisasi Konsep Syar’i Dan Sains Modern Dalam Penentuan
Awal Waktu Sholat Shubuh.
Dari ketentuan yang termuat dalam alqur’an dan hadist dapat dipahami bahwa
ketentuan sholat tersebut berkaitan dengan posisi matahari pada bola la ngit. Karena
itu, dalam penentuan awal waktu sholat, data astronomis (zij) terpentung adalah posisi
matahari , terutama tinggi(h), atau jarak zenith (bu’du as sumti), ZM =
900 – h. Fenomena awal fajar(morning twislight), matahari terbit ( sunrise) mattahari
melintasi meridian (culmination0, matahari terbenam( sunset), dan akhir
senja( evening twilight) berkaitan dengan jarak zenith matahari.
Waktu salat subuh adalah sejak terbit fajar shadik sampai waktu twrbit
matahari.Diketahui bahwa fajar pagi hari ada dua macam, yaitu fajar kadzib dan fajar
shadiq. Fajar kadzib ( fajar yang dusta ) adalah fenomena pantulan sinar matahari
menjelang pagi hari yang membentuk suasana berkas sianar terang yang memanjang
keatas. Dikatakan kadzib karena seberkas terang itu tidak menunjukan waktu subuh
yang sebenarnya. Adapun fajar shadiq dalam falak ilmy dipahami sebagai awal
astronomical twilightI ( fajar astronomi ), cahaya ini mulai muncul menjelang terbit
matahari pada saat matahari berada disekitar 18º dibawah ufuk (atau jarak zenith
matahari = 108derajat). Pendapat lain mengemukakan bahwa terbit fajar sidiq dimulai
pada saat posisi matahari 20ºdibawah ufuk atau zenith matahari = 110º. Selanjutnya
dapat diperhatikan tabel dibawah ini :

JARAK ZENITH MATAHARI SUBUH DAN ISYA


No Organisasi Jarak zenith Jarak zenith Negara
matahari (shubuh) matahari (isya)
1 University of 18º 18º Pakistan,Bangladesh,
islamic science india, afganistan, dan
Karachi sebagian Eropa
2 Islamic society of 15º 15º Canada, sebagian
north america amerika
(ISNA)
3 Muslim world 19º 17º Eropa, timur tengah,
league dan sebagian
Amerika serikat
4 Ummul Qura 19.5º 90 menit setelah Semenanjung arabia
Commitee magrib (120
menit khusus
Ramadhan)
5 Egyiptian 17.5º Afrika.Syria,Irak
General lebanon, malaysia
Authority of
survey
6 Syekh Taher 20º 18º Indonesia
jalaludin

Jarak zenith isya dan shubuh menurut para ahli falak

Ahli Falak isya shubuh


Abu raihan Al biruni 16-18 15-18
Al- Qaini 17 17
Ibnu yunus, Al kholili, Ibnu 17 19
Satir, at-tusi, mardeni.al
muwaqit di syiria, magrib,
mesir, dan turki
Habash,muadh,ibn haithim 18 18
Al marrakushi, Tunis, dan 16 20
Yaman.
Abu abdullah al sayyid al moeti 18 19
Abu abdullah ibn ibrahim ibn 19 19
riqam
Chagmini, Barjandi, kamili 15 15

Di indonesia pada umumnya (atau hampir seluruhnya), sholat shubuh dimulai pada
saat kedudukan matahari 20 derajat di bawah ufuk hakiki( true horizon). Hal ini bisa
dilihat misalnya pendapat ahli falak terkemuka indonesia yaitu saadoe din Djambek
disebut-sebut oleh banyak kalangan sebagai mujaddid al-hisab(pembaru pemikiran
hisab di indonesia). Beliau menyatakan bahwa waktu shubuh sdimulai dengan
tampaknya fajar di bawah ufuk sebelah timur dan berakhir dengan terbitnya
matahari .Menurutnya dalam ilmu falak saat tampaknya fajar didefinisikan dengan
posisi matahari sebesar 20o dibawah ufuk sebelah timur.
Hal senada juga diberikan oleh abdur rachim yang menyebutkan bahwa awal waktu
shubuh ditandai nampaknya fajar sidiq dajn dianggap masuk waktu shubuh ketika
matahari 20 derajat di bawah ufuk.jadi jarak zenith matahari berjumlah 110 derajat
( 90 + 20).sementara itu batas akhir waktu shubuh adalah waktu syuruq (terbit), Yaitu
= -1 derajat.
Dr. Susiknan Azhari MA melihat pemikiran Saadoe Din Djambek dan abdul rachim
diatas nampaknya masih banyak dipengaruhi oleh Syekh Taher Djalaludin
Azhari.Dalam bukunya yang berjudul Nakhbatu at- taqriroti fi hisabi al- Auqoti
disebutkan bahwa waktu shubuh bila matahari 20 derajat dibawah ufuk sebelah timur.
Oleh karenanya sudah saatnya kajian waktu sholat di dialogkan dengan hasil- hasil
riset kontemporer agar sesuai tuntutan syar’i dan sains modern sehingga hasil yang
diperoleh lebih valid dan mendekati kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai