Anda di halaman 1dari 14

PERANAN TANAMAN TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

MAKALAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi


Progam Studi S1-Peternakan

Oleh :

Malik Suryo Putro


23010117130154

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan Rahmat, Anugerah, serta Inayah-Nya sehingga kita masih diberi
sehat wal afiat. Dalam makalah penulis menerangkan “ Peran Tanaman Terhadap
Pemanasan Global”, yang pengaruhnya masih kita rasakan sampai saat ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan tentang manfaat-
manfaat tanaman terhadap masalah pemanasan global yang sedang kita rasakan
saat ini. Semoga dengan diterbitkannya makalah ini bisa menyadarkan pembaca
akan pentingnya tanaman bagi kehidupan bersama. Seperti hal nya pepatah kuno
mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak”, dalam penulisan makalah ini masih
banyak kesalahan-kessalahan baik yang penulis sengaja maupun yang tidak
disengaja. Kritik dan saran senantiasa penulis harapkan agar penulisan
kedepannya dapat lebih baik lagi.
Terimakasih.

Semarang, 10 September 2017

Penulis,

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era serba modern ini, banyak sekali pabrik-pabrik industri berdiri.


Semuanya menggunakan mesin-mesin serba canggih. Namun sayang sekali,
meskipun canggih tetapi masih banyak sekali limbah-limbah dan polusi-polusi
yang ditimbulkannya. Semua hal itu menyebabkan pencemaran lingkungan yang
menimbulkan adanya pemanasan global. Pemanasan global yang disebabkan oleh
limbah2 pabrik yang dibuang serta asap-asap pabrik yang meningkatkan gas CO2
diudara, menimbulkan berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut apabila
diabaikan akan berdampak fatal bagi kehidupan. Oleh karena itu, makalah ini saya
tulis untuk memberitahukan kepada pembaca tentang bahayanya dampak yang
ditimbulkan masalah pemanasan global. Makalah ini memaparkan tentang peran
tanaman untuk mengatasi masalah pemanasan global ini. Semoga dengan
ditulisnya makalah ini, pembaca bisa menyadari dan mulai membenahi pola
hidup serta melestarikan tanaman yang ada disekitar mereka.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pemanasan global?


2. Apa penyebab pemanasan global?
3. Bagaimana dampak pemanasan global bagi lingkungan?
4. Bagaimana peranan tanaman untuk mengatasi dampak pemanasan global?

C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1) Menjelaskan kepada pembaca apa itu pemanasan global dan
dampaknya bagi kehidupan sehari-hari
2) Memaparkan peranan tanaman untuk menanggulangi masalah
pemanasan global

2
3) Mengajak kepada pembaca untuk selalu menjaga kelestarian alam agar
kehidupan senantiasa aman dan damai.

D. MANFAAT MAKALAH

1) Menambah wawasan pembaca maupun penulis sendiri.


2) Dapat lebih mengenal luas permasalahan dunia
3) Dapat mendorong untuk lebih berfikir kreatif dan positif

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi


akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
dibumi. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi
ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat.Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam
rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer,
semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

B. PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

 Efek Rumah Kaca

4
Proses terjadinya efek rumah kaca dapat dijelaskan melalui gambar
tersebut. Dalam rumah kaca (greenhouse) yang digunakan dalam budidaya
terutama di negara yang mengalami musim salju, atau percobaan tanaman
dalam bidang biologi dan pertanian, energi matahari (panas) yang masuk
melalui atap kaca sebagian dipantulkan keluar atmosfer dan sebagian
lainnya terperangkap di dalam greenhouse sehingga menaikkan suhu di
dalamnya. Gambar berikut menunjukkan bagaimana terjadinya efek rumah
kaca (Gealson,2007).

 Efek balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses efek


balik yang dihasilkannya, seperti pada penguapan air. Pada awalnya
pemanasan akan lebih meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Keadaan ini menyebabkan efek rumah
kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
itu sendiri. Peristiwa efek balik ini dapat meningkatkan kandungan air
absolut di udara, namun kelembaban relatif udara hampir konstan atau
bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat. Karena usia CO2
yang panjang di atmosfer maka efek balik ini secara perlahan dapat
dibalikkan (Soden and Held, 2005).

5
 Variasi Matahari

Pemanasan global dapat pula diakibatkan oleh variasi matahari. Suatu


hipotesis menyatakan bahwa variasi dari Matahari yang diperkuat oleh
umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini
(Marsh and Henrik, 2000). Perbedaan antara mekanisme ini dengan
pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari
akan memanaskan stratosfer, sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak
telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas
Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan
ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan
tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an. Fenomena variasi Matahari
dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek
pendinginan sejak tahun 1950 (Hegerl, et al. 2007, Ammann, et al, 2007).

 Penipisan Lapisan Ozon

Indikasi kerusakan lapisan ozon pertama kali ditemukan sekitar tiga


setengah dekade yang lalu oleh tim peneliti Inggris, British Antarctic Survey
(BAS), di Benua Antartika. Beberapa tahun kemdian hasil pantauan
menyimpulkan bahkan ozon melindungi kehidupan di bumi dari radiasi
ultraviolet matahari. Namun, semakin membesarnya lubang ozon di

6
kawasan kutub bumi akhir-akhir ini sungguh menghawatirkan. Bila hal
tersebut tidak diantisipasi, maka dapat menimbulkan bencana lingkungan
yang luar biasa. Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait
dengan penipisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi
manusia dari akibat pemanasan global. Walaupun begitu, kedua fenomena
tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan
kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan ozon dan pemanasan
global. Penipisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar
ultraviolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun,
meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah hanya menyebabkan terjadinya
pemanasan global, melainkan juga dapat menyebabkan kangker kulit,
penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia, dan menurunnya
hasil panen. Pada intinya negara-negara di dunia harus berusaha melakukan
efisiensi energi dan memasyarakatkan penggunaan energi yang dapat
diperbaharui (renewable energy) untuk mengurangi atau bahkan
menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Denmark adalah
salah satu negara yang tetap menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat
meskipun harus mengurangi emisi gas rumah kaca.

C. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Seperti diketahui bahwa pemanasan global telah menjadi isu internasional.


Beberapa dampak dari pemanasan global diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Suhu Global Cenderung Meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan


menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya
tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh,
mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih
lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di
beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun

7
yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita
jika kumpulan salju (snowpac ) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir
alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih
hebat.

b. Perubahan Iklim

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global akan


terjadi perubahan iklim (climate change), daerah bagian utara dari belahan
Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah
lain di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena
lebih banyak air yang menguap dari lautan.. Hal ini disebabkan karena uap air
merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek
insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan
membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya
matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan.
Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara ratarata,
sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di
seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir
ini. Badai akan menjadi lebih sering, selain itu, air akan lebih cepat menguap
dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang

8
terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
Benua Afrika, Asia, dan Amerika Latin akan menghadapi gejala
menyingkatnya musim tanam, berkurangnya mutu lahan, menghilang atau
rusaknya tanah pertanian, turunnya produksi pertanian, dan semakin
langkanya air minum. Kekeringan di Afrika akan memperluas kelaparan dan
kelangkaan pangan. Asia telah lebih dulu menghadapi bencana banjir, banjir
bandang, dan longsor, yang akan menyebabkan mewabahnya berbagai
penyakit dan kematian. Di Amerika Latin, meningkatnya suhu dan
berkurangnya keanekaragaman hutan tropis akan menghancurkan komunitas-
komunitas asli. Secara global, meningkatnya permukaan air laut akan
membanjiri kawasan-kawasan yang berada dibawah permukaan laut,
meningkatnya ancaman petir akan mengancam masyarakat pesisir, dan
semakin panasnya suhu air laut akan menghilangkan cadangan ikan.

c. Peningkatan Permukaan Laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan


menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub,
terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi)
selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut
akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40
inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah
Bangladesh dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir
akan meningkat.
Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang
akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana
yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-
negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

9
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi
ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh
dari rawarawa pantai di Amerika Serikat. Rawarawa baru juga akan
terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun.
Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades. Sumber IPCC, 2007

d. Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar


dari efek pemanasan global ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai
manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke
arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan
ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe
spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin
juga akan musnah.

D. PERANAN TANAMAN TERHADAP DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

1) Musim

Perubahan musim bisa berakibat terjadinya Efek Rumah Kaca(ERK). ERK


adalah gas yang pada saat terakumulasi di atmosfer yang kemudian
menciptakan selubung sehingga menimbulkan gangguan pada pelepasan
panas dari bumi ke luar lapisan atmosfer. Gas yang memungkinkan untuk hal
tersebut terjadi adalah Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen
oksida (N2O), Hihrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs), dan
Sulfur hexafluoride (SF6). Peranan tanaman dalam mengatasi keadaan ini
adalah sebagai penyerap karbon.

10
2) Kenaikan Permukaan Air Laut

Kenaikan air laut bisa berakibat terjadinya abrasi. Peranan tanaman dalam
hal ini adalah sebagai penahan abrasi. Seperti salah satu contoh tanaman yaitu
magrove. Tiga spesies mangrove penting, jenis Rhizophora, yaitu R.
mucronata, R. apiculata, dan R. stylosa memiliki peran besar dalam
pengendalian laj abrasi di kawasan pesisir pantai. Akar-akarnya yang
tertancap ke tanah, mampu menahan derasnya arus laut sehingga tanah pesisir
terlindung dari terjangan gelombang dahsyat penyebab abrasi.

3) Suhu

Suhu yang tinggi terjadi akibat perubahan iklim global, mampu


diminimalisir oleh mangrove kerena peranannya sebagai penyeimbang
ekosistem di wilayah pesisir.

4) Hujan Tinggi

Curah huan tinggi bisa menyebabkan terjadinya topan dan badai. Dalam
kaitannya dengan peranan tanaman ,contohnya mangrove adalah mengurangi
dampak dari topan dan badai tersebut, karena tegakan mangrove yang tebal
dan lebat di kawasan pesisir pantai, mampu melindungi pertambakan,
pemukiman, dan bangunan-bangunan lain yang terdapat di belakangnya.

5) Tsunami

Tsunami yang terjadi kaitannya dengan pemanasan global akibat gempa


tektonik di bawah laut, gelombangnya mampu direduksi oleh tegakan
mangrove sehingga pada saat menerjang bangunan-bangunan di pesisir,
kekuatan gelombang bisa diminimalisir. Dengan demikian, dampak
kerusakan yang diakibatkan dari gelombang tsunami dapat diredam.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan isi makalah Peranan Tanaman Terhadap Pemanasan


Global diatas. Dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Pemanasan global merupakan masalah utama bagi seluruh makhluk
dibumi,
2. Tanaman mampu mencegah dan membantu mengatasi masalah
pemanasan global.
3. Dibutuhkan peran manusia untuk melestarikan tanaman serta alam
disekitarnya sehingga masalah-masalah yang ditimbulkan pemanasan
global bisa diatasi.

B. SARAN

Saran dari penulis untuk para pembaca adalah agar selalu melestarikan
tanaman yang ada disekitar pembaca. Ubahlah pola hidup pembaca menuju
kehidupan yang aman, damai, dan tentram dengan senantiasa menjaga alam.

12
DAFTAR PUSTAKA

Utina, Ramli. 2010. Pemanasan Global: Dampak dan Upaya


Meminilisasinya. Gorontalo: Jurnal Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Wihel, Abdul Manaf , Soenarto Notosudarmo, Martanto Martosupono.
2014. Peranan Ekosistem Mangrove Dalam Mengurangi Dampak Pemanasan
Global (Global Warming). Salatiga: Program Studi Magister Biologi, Universitas
Kristen Satya Wacana,Fakultas Sains & Matematika, Program Studi Fisika,
Universitas Kristen Satya Wacana.
Setiawan, Alfian. 2016. Pemanasan Global (Global warning). Indramayu:
Jurnal Prodi PBSI Universitas Wiralodra.

13

Anda mungkin juga menyukai