Anda di halaman 1dari 4

20 PENYAKIT PADA HEWAN

1. Bovine Ephemeral Fever (BEF)


Nama lain : Penyakit demam 3 hari
Penyebab : Rhabdovirus (ditularkan oleh serangga)
Epidemiologi :
- Bersifat sporadik
- Masa inkubasi 2 – 4 hari (kebanyakan)
- Morbiditas tinggi, Mortalitas rendah
- Ditularkan melalui vektor nyamuk (musim penghujan tinggi)
Gejala klinis :
- Demam tinggi (40,5 – 41oC) mendadak (gejala awal)
- Peningkatan pernafasan
- Kesulitan bernafas (dyspneu)
- Nafsumalan turun
- Leleran hidung dan nafas (lakrimasi) bersifat serious
- Jalan kaku dan pincang
- Terjadi kelumpuhan dan kesakitan pada kaki, otot gemetar serta lemah
- Karena kaki mengalami kekakuan hewan tidak dapat berdiri selama 3 hr
atau lebih
- Produksi susu turun tajam
- Leher dan punggung bengkak
- Pada bunting akhir bisa terjadi abortus (kadang)
Diagnosa banding :
1. Septicemia epizotica (SE)
2. Surra
3. Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR)
4. Vrius parainfluenza-3
5. bovine adeno virus
Pengobatan : Antibiotik spektrum luas dan multivitamin
Pengendalian : Vaksin, pengendalian dan pemberantasan vektor pembawa
(serangga penghisap darah)
2. Bovine Viral Diarrhea – Mucosal Disease (BVD-MD)
Nama lain : Diare ganas sapi (infeksius)
Penyebab : virus BVD (anggota genus Pestivirus, virus RNA) – (bersifat
teratogenik dan immunosuppresif)
Epidemiologi :
- Sering ditemukan pada sapi umur 6 – 24 bulan (sapi potong)
- Bersifat sporadik
- Morbiditas 25% dan mortalistas mencapai 90-100%
- Penularan secara horizontal maupun vertikal
- Penularan secara kontak langsung maupun tidak langsung (makanan
terkontaminasi feses dan aerosol)
Gejala klinis :
AKUT
- Diare profus dan berair, berbau busuk berisi mukus dan darah
- Biasanya terdapat leleran hidung mukopurulent akibat erosi pada hidung
bagian luar dan erosi pada faring.
- Edema korneal dan lakrimasi kadang terjadi
- Seluruh rongga mulut terlihat seperti dimasak, dengan epitel nekrosis
berwara abu-abu menutupi bagian dasar berwarna merah muda.
- Air liur dikeluarkan dalam jumlah banyak, menjadikan bulu sekitar mulut
basah.
- Produksi susu turun
- Kelesuan yang sangat
- Nafsu makan turun
- Suhu mecapai 41oC
- Kepincangan karena laminitis, coronitis atau kelainan pada teracak
- Abortus
- Dehidrai dan kelesuan berlangung sangat cepat dan kematian terjadi pada
5-7 hari setelah gejala klinis terlihat
- Kasus perakut kematian terjadi pada hari ke – 2

SUB AKUT / KRONIS


Pada sapi yang bertahan hidup tetapi tidak sembuh benar, terlihat diare,
kekurusan yang berlangsung cepat, bulu kasar dan kering, kembung
kronis, kelainan teracak dan erosi konis pada rongga mulut dan pada kulit.
Pada kasus kronis hewan dapat bertahan hidup hingga 18 bulan dan selama
itu hewan mengidap anemia.
NEONATAL
Bentuk ini banyak dijumpai pada pedet dengan umur kurang dari 1
bulan yang ditandai dengan suhu yang tinggi, diare, serta gangguan
pernafasan. Pedet penderita kebanyakan berasal dari induk yang sakit atau
induk dengan kekebalan rendah. Infeksi umumnya terjadi pasca kelahiran
dam pada infeksi prenatal terjadi sindrom kelemahan pedet dan diikuti
dengan daire.

Diagnosa banding :

1. Malignant Catharal Fever (MCF)


2. Infectious Bovine Rhintotracheitis (IBR)
3. Jembrana

Pengobatan : Dapat dilakukan secara sistematis untuk mencegah infeksi


sekunder dan mengurangi kerusakan lebih lanjut

Pencegahan : menjaga kebersihan lingkungan dan alat – alat kandang,


pemasukan sapi dari daerah atau negara bebas penyakit BVD.
3. Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR)
Nama lain :-
Penyebab : Bovine Herpes virus -1
Epidemiologi :
- Spesies rentan : Sapi, kerbau (sering), dijumpai pula pada babi, kambing,
dan rusa
- Virus dapat hidup dalam tubuh hewan selama 17 bulan
- Penyakit dapat berupa betuk pernafasan, konjungtival, genital dan
keguguran, serte ensefalitik dan neonatal
- Dapat menimbulkan infeksi sekunder (broncho pneumonia, abortus,
kematian anak sapi)
- Morbiditas 30 – 90 % dan mortalitas 3 %
- Penularan Vertikal (infeksi intra uterin)
- Penularan horizontal (inhalasi cairan hidung)
Gejala klinis :
- Bentuk pernafasan
1. Bentuk terpenting dari segi lokalisasi virus.
2. Kenaikan suhu tubuh (sampai 42oC), lesu, hipersalivasi, lakrimasi, edema
pada konjungtiva.
3. Produksi susu turun drastis
4. Radang pada hidung, sinus dan tenggorokan
5. Mukosa hidung hiperemi, ingus fibrinomukoid atau purulen dan mukosa
mengalami nekrosis. Jika kerak mengelupas, maka akan timbul “Red
Nose”
6. Abortus pada trimester terakhir
- Bentuk konjungtival
Gejala edema kornea dan konjungtiva akan menghasilkan eksudat yang
bersifat serous sampai mukopurulen. Bentuk radang difterik pada konjungtiva
dapat dijumpai pada penderita yang parah. Bentuk ini juga sering disebut “winter
pink eye”.
- Bentuk ensefalitik
Bentuk ini sering didapatkan pada anak sapi umur 2-3 bulan.Timbulnya
meningoensefalitis dapat dikarenakan adanya perkembangbiakan virus pada otak.
Gejala yang timbul dapat berupa depresi, gelisah, konvulsi, hiperestesi, eksitasi ,
inkoordinasi dan kebutaan
- Bentuk genital dan keguguran
Infeksi virus pada mukosa vagina dan vulva menyebabkan penyakit ini dikenal
dengan Infectious Pustular Vulvovaginitis (IPV). Pada sapi jantan virus
menginfeksi alat kelamin jantan, sehingga disebut balanopostitis. Infeksi akut
terjadi 1-3 hari pasca koitus, dengan gejala bervariasi. Pada infeksi yang berat
sapi memperlihatkan gelisah, rasa sakit dan sering kencing, vulva membengkak
disertai adanya eksudat yang kental melekat pada rambut vulva. Pada hewan
bunting, keguguran dapat terjadi pada trimester terakhir. Pada sapi jantan
dijumpai luka pada preputium disertai adanya reaksi peradangan dan eksudat
yang kental. Virus banyak ditemukan pada hati dan ginjal janin yang
diabortuskan.
- Bentuk neonatal
Infeksi ini biasanya dimulai ketika pedet masih dalam kandungan. Gejala
umum adalah demam, anoreksia, depresi, dipsnoea, keluarnya eksudat serous dari
mata, serta diare yang persisten.

Diagnosa banding
1. Pasteurellosis
2. Bovine Viral Diarrhea
3. Diphteria
4. Shipping Fever
5. Rhinitis karena alergi
6. Malignant catharral fever (MCF)

Pengobatan : -
Pencegahan :
- Vaksinasi
- Menjaga kebersihan dan sanitasi kandang
- Antibiotik dan vitamin untuk mencegah infeksi sekunder
4. Hog Cholera
5. Rabies
6. Anthraks
7. Brucellosis
8. Mastitis
9. Paratuberkulosis
10. Salmonellosis
11. Tuberkulosis sapi
12. Septicemia Epizootica (SE)
13. Aspergillosis
14. Ringworm
15. Scabies
16. Surra
17. Toxoplasmosis
18. Cysticercosis
19. Fasciolasis
20. Orf

Anda mungkin juga menyukai