ENCEPHALOPATHY(BSE)
DEPARTEMEN KESMAVET
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
SINONIM
Scr eksperimental
Inokulasi homogenat otak BSE
6 bln PIPrPSc di tonsil dan ileum
9 bln PI di nodus limfatikus dan jaringan
limfoid usus, dan limpa
9 bln PI di jaringan syaraf perifer di jejunum
dan ileum caudal
Selanjutnya di Susunan Syaraf Pusat (medulla
oblongata dan spinal cord)
GEJALA KLINIS PD MANUSIA
GK pada manusia:
gangguan otot (spasmus, kehilangan
kontrol)
Depresi
Sulit tidur
gangguan memori (pikun), stlh 4 bln
GEJALA KLINIS PD HEWAN
Usus halus
tonsil
PENCEGAHAN, PENGEN-
DALIAN, DAN KONTROL
Indonesia bebas BSE : Kep.Mentan
No.367/Kpts/TN.530/12/2002 pada tgl
12/12/2002.
Tindakan Indonesia untuk Pencegahan
BSE, a.l.:
1.Pelaksanaan Prosedur Importasi Hewan
dan Produk Hewan, yaitu:
a. dilakukan pengkajian status hewan
di calon negara pengekspor sesuai
Daftar-A OIE dan Daftar-B OIE,
b. dilakukan pengkajian analisis resiko
importasi,
c. dilakukan pengkajian Sanitary dan
Phytosanitary (SPS),
Melalui MOU dan atau protokol
Kesehatan Hewan
2.Pembatasan Impor melalui Kep Mentan
dan Dirjen Bina Produksi Peternakan, yg
kmd dinotifikasikan ke World Trade
Organization (WTO).
3.Kebijakan Pelarangan Penggunaan Tepung
Daging, Tepung Tulang, Tepung Darah,
Tepung Tulang dan Daging, dan bahan
lainnya asal ruminansia sbg pakan ternak
ruminansia melalui Kep. Mentan
471/Kpts/530/7/2002 tgl 30/7/2002
4.Melakukan survailans melalui pengamatan
gejala klinis syaraf dan pemeriksaan
laboratorium di seluruh Indonesia yg
mengacu pada OIE
5.Penyiapan Kesiagaan Darurat Veteriner
Indonesia (KIATVETINDO) BSE.
6.Secara berkesinambungan melakukan
penilaian resiko BSE yg meliputi kajian-
kajian importasi MBM, penelusuran
penggunaan MBM,importasi ruminansia,
embryo dan oval, surveilans histopatologi,
produk tepung tulang, upaya kesiagaan
darurat, serta peningkatan kepedulian
masyarakat (public awareness).
7.Penghentian Sementara Pemasukan
Ruminansia dan Produknya dari Kanada
dg Surat Dirjen Bina Produksi Peternakan
510/2409/DKH/0503 tgl 22/05/2003.
PENGOBATAN SCR
EKSPERIMEN
Obat konvensional antimalarial quinacrine dan
antipsychotic chlorpromazine, yg mencegah
perubahan normal prion protein (PrPc)
menjadi abnormal prion protein (PrPSc). Misal
PRION-1: Quinacrine untuk Human Prion
Disease dan CJD.
Pentosan polysulphate (PPS) berefek pd
produksi protein prion, replikasi, dan toksisitas
sel yg berasosiasi. Hewan terlihat tidak
mengembangkan penyakit.
Flupirtine, menghambat perubahan
konformasi PrPc.