ASMA BRONKHIALE
Nama : Ivana Devi Rahma
Nipp : 20214010073
Dokter pembimbing : dr. Puji Astuti, M.Sc, Sp.A
1. Identitas
Nama : DEF
Lahir : 22 Desember 2021
Jenis Kelamin : Laki – laki
No. RM : 69 82 14
Alamat : Nogosari RT001 Trirenggo, Bantul
Masuk : 02-08-2022 (4 hari)
2. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSUD Panembahan Senopati dengan keluhan batuk (+), ngikil
(+), pilek (+), semakin parah saat malam dan pagi hari (+), demam (-), Makan (+),
Minum (+), Sufor (+) sudah stop ASI sejak usia 2 bulan karena ASI ibu tidak keluar.
3. Anamnesis
a. Riwayat Penyakit Sekarang
3HSMRS (30/07/2022) : Orang Tua (OT) mengatakan bahwa pasien mengalami batuk
ngikil disertai dengan pilek yang semakin parah saat malam dan pagi hari. Mual (-),
Muntah (-), makan (+), minum (+), Sufor (+), diare (-), BAB (+), BAK (+). Demam
(-) Sianosis (-).
HMRS (02/08/2022) : OT membawa pasien ke IGD RSUD Bantul dengan keluhan
batuk ngikil disertai pilek sejak 3 hari yang lalu (2/8/2022). Demam (-) Sianosis (+)
Makan (+) Minum (+) Sufor (+) Diare (-) BAB (+) BAK (+).
(5/8/22) : OT mengatakan batuk dan pilek sudah berkurang. Demam (-) Diare (-)
Mual (-) Muntah (-) Sesak Nafas (-) Makan (+) Minum (+) Sufor (+) BAB (+) BAK
(+).
Kesan: Terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan keluhan saat
ini.
d. Riwayat Kehamilan : Lahir dari ibu G3P0A2 secara SC a/I riw KET dengan jenis
kelamin laki-laki, premature (usia kandungan ±8 bulan).
f. Riwayat Imunisasi : Vit K (+), Hb0 (+), Hb1 (+), Hb2 (+), Hb3 (+), Polio 1 (+),
Polio 3 (+), DTP1 (+), DTP2 (+), DTP3 (+)
Kesan: Riwayat imunisasi dasar sudah terpenuhi sesuai dengan usia anak.
g. Riwayat Penyakit Sosial : Merupakan anak hidup pertama dengan status anak
diharapkan, hubungan anak dengan orang tua baik. Di rumah, pasien tinggal
bersama ayah, ibu, dan eyang dengan rumah Kondisi rumah baik, ventilasi baik,
kamar mandi menggunakan jamban jongkok. Ayah perokok berat (+).
Perkembangan
Fungsi Yang dicapai
Motorik Kasar Duduk dengan pegangan
Bahasa Menoleh ke arah suara
Motorik Halus Meraih benda
Personal Sosial Berusaha mencapai benda
i. Riwayat Makan : Pasien mendapatkan ASI hanya sampai usia 2 bulan karena ASI
sudah tidak keluar dari ibu. Selanjutnya diberi sufor full hingga 6 bulan lalu
dilanjut MPASI. Pola makan bubur lumat 3x/hari, snack biskuit 2-3x/hari, sufor
100-150 6x/hari. Tidak ada Riwayat alergi pada jenis makanan tertentu.
Kesan: Kebutuhan nutrisi tercukupi.
j. Skema Keluarga
k. Anamnesis system
- Sistem syaraf pusat : demam (-), Kejang (-)
- Sistem respirasi : retraksi (+), batuk (+), pilek (+)
- Sistem gastrointestinal : diare (-), mual muntah (-)
- System kardiovaskular : tidak ada keluhan
- System musculoskeletal : tidak ada keluhan
- System neurologis : tidak ada keluhan
- System integumentum : tidak ada keluhan
4. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : sedang, compos mentis, rewel
- Tanda vital : RR 24x/menit, HR 120x/menit, Sb 36.6°C, SpO2 95%
- Mata : CA (-/-) SI (-/-)
- Leher : dbn
- Dada : simetris, retraksi (+)
- Paru-paru : nafas vesikuler (+), ronchi (+), wheezing (+)
- Jantung : S1 S2 reguler
- Perut : BU (+) dbn
- Ekstremitas : akral hangat, CRT <2”
5. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Tanggal 2 Agustus 2022
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 11.4 9.5 - 14.0 g/dl
Lekosit 16.73 10.00 - 26.00 10^3/uL
Eritrosit 5.11 4.50 - 5.50 10^6/uL
Trombosit 410 150 - 450 10^3/uL
Hematokrit 33.3 42.0 - 52.0 vol%
Hitung Jenis
Eosinofil 2 2-4 %
Basofil 0 0-1 %
Batang 0 2-5 %
Segmen 38 40 - 60 %
Limfosit 52 45 - 65 %
Monosit 8 2-8 %
Kesimpulan : Viral infection
Radiologi :
Tanggal 2 Agustus 2022
Urinalisis :
Tanggal 3 Agustus 2022
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Jernih Jernih
Reduksi Negatip Negatip
Bilirubin Negatip Negatip
Keton Urin Negatip Negatip
BJ 1.010 1.015 - 1.025
Darah Samar Negatip Negatip
PH 7.00 5.00 - 8.50
Protein Negatip Negatip
Urobilinogen 0.20 0.20 - 1.00
Nitrit Negatip Negatip
Lekosit Esterase Negatip Negatip
Eritrosit 0-1 0-2
Lekosit 0-1 0-3
Sel Epitel Positip Positip
Ca Oksalat Negatip Negatip
Asam Urat Negatip Negatip
Amorf Negatip Negatip
Eritrosit Negatip Negatip
Leukosit Negatip Negatip
Granular Negatip Negatip
Bakteri Negatip Negatip
Lain-Lain - -
Kesimpulan : dbn.
6. Assesment
Bronkopneumonia, Asma Bronkhial serangan berat
7. Terapi
a. Planning Terapi
(dibawa pulang)
c. Planning Monitoring
d. Planning Edukasi
ASMA BRONKIAL
A. Definisi
Asma dapat menyerang semua umur dengan gejala utama wheezing. Menurut
data dari laporan Global Initiatif for Asthma (GINA) tahun 2017 dinyatakan bahwa
angka kejadian asma dari berbagai negara adalah 1-18% dan diperkirakan terdapat
300 juta penduduk di dunia menderita asma. Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018, prevalensi asma untuk seluruh kelompok usia di Indonesia
mencapai 2,4% dengan presentase tertinggi yaitu provinsi DI Yogyakarta.
Asma merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan,
sehingga perlu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi untuk
pencegahan terjadinya asma. Asma adalah suatu penyakit yang heterogen. Biasanya
ditandai dengan inflamasi kronik saluran respiratori yang ditandai dengan wheezing
(mengi), sesak nafas serta batuk yang bervariasi dalam waktu maupun intensitas.
B. Faktor Risiko
Faktor risiko dikelompokkan menjadi genetik dan non genetik.
1. Faktor genetik:
- Riwayat asma pada keluarga
- Riwayat alergi pada keluarga
2. Faktor non genetik:
- Polusi udara
- Asap rokok
- Konsumsi makanan cepat saji
- Perubahan suhu yang ekstrim
- Konsumsi obat penghilang nyeri yang berlebihan
- Ventilasi rumah yang tidak memadai
- Riwayat berat lahir rendah
- Riwayat pneumonia berulang.
C. Patofisiologi
D. Klasifikasi
E. Diagnosis
Anamnesis
Keluhan berupa gejala respiratori asma berupa kombinasi dari batuk,
wheezing, sesak nafas, rasa dada tertekan, produksi sputum, dan chronic recurrent
cough (batuk kronik berulang, BKB) dapat menjadi petunjuk awal untuk membantu
diagnosis asma. Adapun karakteristik yang mengarah ke asma adalah:
a) Gejala timbul secara episodik atau berulang
b) Timbul bila ada faktor pencetus.
-Iritan: asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu dingin,
udara kering, makanan minuman dingin, penyedap rasa, pengawet makanan.
- Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari.
- Infeksi respiratorik akut karena virus, selesma, common cold, rinofaringitis.
- Aktivitas fisik: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa berlebihan.
c) Adanya riwayat alergi pada pasien atau keluarganya.
d) Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu, bahkan
dalam 24 jam. Biasanya gejala lebih berat pada malam hari (nokturnal).
e) Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan atau dengan
pemberian obat pereda asma.
Pemeriksaan Fisik
Dalam keadaan sedang bergejala batuk atau sesak, dapat ditemukan gejala
relevan asma berupa terdengarnya wheezing, baik yang langsung (audible wheeze)
atau dengan stetoskop. Selain itu, perlu dicari gejala alergi lain pada pasien seperti
dermatitis atopi atau rinitis alergi, dan dapat pula dijumpai tanda alergi seperti
allergic shiners atau geographic tongue.
Pemeriksaan Penunjang
- Uji fungsi paru dengan spirometri sekaligus uji reversibilitas dan untuk
menilai variabilitas. Pada fasilitas terbatas dapat dilakukan pemeriksaan
dengan peakflowmeter
- Uji cukit kulit (skin prick test), eosinofil total darah, pemeriksaan IgE spesifik.
- Uji inflamasi saluran respiratori: FeNO (fractionalexhalednitric oxide),
eosinofil sputum.
- Uji provokasi bronkus dengan exercise, metakolin, atau larutan salin
hipertonik.
Alur Penegakan Diagnosis
F. Tatalaksana
Reliever (Pereda)
Obat pereda sebagai obat pelega atau obat serangan. Obat ini digunakan untuk
meredakan serangan atau gejala asma bila sedang timbul dan dihentikan apabila
gejala sudah teratasi.
Agonis β2 kerja pendek
Contoh: salbutamol, terbutalin, danprokaterol.
Ipratropium bromide
Memberikan efek dilatasi bronkus lewat peningkatan tonus parasimpatis dalam
inervasi otonom di saluran napas.
Aminofilin intravena
Aminofilin intravena diberikan pada anak dengan serangan asma berat atau dengan
ancaman henti napas yang tidak berespons terhadap dosis maksimal inhalasi agonis
β2 dan steroid sistemik. Dosis: inisial bolus pelan 6-8 mg/kgBB diberikan dalam 20
menit dilanjutkan dengan pemberian rumatan secara drip 1 mg/kg/jam.
Steroid sistemik
Steroid sistemik berupa prednison atau prednisolon diberikan per oral dengan
dosis 1-2 mg/kgBB/hari dengan dosis maksimum sampai 40 mg/hari, maksimal
1 kali dalam 1 bulan. Lama pemberian 3-5 hari tanpa tapering off.
Steroid Inhalasi