MENULAR
TOPIK: BOVINE SPONGIFORM
ENCEPHALOPHATY (PENYAKIT SAPI GILA)
Penyakit sapi gila penyebabnya prion yaitu suatu protein tanpa asam inti
yang mengalami perubahan struktur dan bersifat infeksis menyerang jaringan
otak. Agen infeksius yang menyebar pada kasus sapi gila di peternakan dan
dari pertenakan menginfeksi manusia. Penyebaran terletak pada saat prion
yang tidak terbungkus menyentuh salah satu protein normal yang terbungkus
lalu protein yang tersentuh ini memmbuka bungkusnya dan seterusnya
terjadi rantai reaksi sampai menyebabkan proses besar-besaran sehingga
jaringan otak menjadi spon atau kemungkinan protein normal yang terbuka
bungkusnya secara spontan dan menjadi prion yang terinfeksius.
Lanjutan etiologi
Protein jenis ini tidak rusak baik dengan pemanasan, radiasi dan kebanyakan
tehnik-tehnik sterilisasi yang biasa dipakai. Prion sangat tahan terhadap segala
macam tingkat keasaman (PH) juga terhadap pendinginan dan pembekuan.
Protein ini baru inaktif setelah dipanaskan dengan otoklaf (alat pemanas
bertekanan tingg1) pada suhu 134-138 derajat celcius selama 18 menit.
Penyakit BSE termasuk dalam keluarga TSE (Transmissible Spongiform
Encephalopathies) yaitu jenis penyakit yang menyerang otak. Pada manusia
dikenal sebagai CJD (Creutzfeldt Jacob Disease).
PENULARAN
Penularan pada hewan terjadi melalui pakan ternak yang terbuat dari bahan-
bahan protein/tulang/organ-organ dalam yang berasal dari hewan yang terinfeksi
BSE. Pada manusia penularan terjadi melalui beberapa cara, antara lain:
1.Makan daging yang terkontaminasi terutama otak dan sumsum tulang belakang
2.Menerima transplantasi kornea dari donor yang menderita CJD
3.Peralatan bedah yang pernah digunakan oleh penderita CJD
4.Anak-anak yang menerima suntikan growth hormon berasal dari kelenjar
hipofise mayat yang menderita CJD (tetapi sekarang growth hormon sudah tidak
dibuat dengan rekayasa genetika dan tidak lagi membawa penyakit CJD).
Para ahli menyimpulkan bahwa sejauh ini tidak ditemukan bukti adanya penularan
dari manusia ke manusia.
MASA INKUBASI
Pada hewan antara beberapa bulan sampai puluhan tahun. Pada manusia CJD
klasik mempunyai masa inkubasi 15 bulan – puluhan tahun, Gejala mulai
tampak pada usia rata-rata 68 tahun . Varian CJD memiliki masa inkubasi antara
5-10 tahun kebanyakan gejalanya mulai muncul pada usia rata-rata 26 tahun
(18-41 tahun).
GEJALA Perubahan temperamen
a. Pada hewan Kehilangan berat badan
berbaring Kondisi menurun
Kesulitan lokomotor dan
hiperestesia menendang
Tremor Pada hewan setelah
Sulit bangun terdiagnosis 2 minggu s.d. 6
Nervous saat dibawa ke bulan kemudian sapi yang
kandang bersangkutan akan mati.
Produksi susu menurun
Agresif
Ketakutan
roboh
GEJALA Sedangkan varian CJD
b. Pada Manusia cemas
pada manusia CJD klasik akan Depresi
memperlihatkan gejala: Bicara tidak jelas dan lambat
Depresi Tremor
Perubahan kepribadian dan Sulit berjalan
perilaku Sulit mengotrol pergerakan
Kehilangan memori Lupa pada orang sekelilingnya
Pandangan kabur Begitu satu gejala timbul maka
Paralisis dan koma penyakit berlangsung sekitar 14
begitu satu gejala muncul bulan s.d. Pasien meninggal.
perjalanan penyakit menjadi
cepat dan biasanya mati dalam
beberapa bulan.
Keduanya memberikan gambaran buruk pada semua aspek fungsi otak,
tamapk bingung dan disorientasi. Bentuk varian CJD ini yang oleh orang
awam di kenal sebagai sapi gila.
PEMERIKSAAN
TERAPHY
•Setiap negara memiliki penilaian atau analisis risiko untuk penyakit BSE
•Menghilangkan SRMs dari seluruh karkas sapi berumur 12 bulan atau lebih
•Memperbaiki strandar pengolahan produk buangan menggunakan
temperatur, tekanan, dan waktu yang sesuai saat diproses (133°c, 3 bar, dan
20 menit)
•Menghindari kontaminasi silang dari produk buangan
•Melakukan surveilan secara aktif dan pasif
•Memusnahkan sapi yang menderita BSE
PENGOBATAN
•Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, dan progresifitasnya tidak dapat
diperlambat. Bisa diberikan obat-obatan untuk mengendalikan perilaku
yang agresif (misalnya obat penenang, anti- psikosa). Pencegahan
Menghindari pencangkokan jaringan manusia yang terinfeksi atau
menghindari makan jaringan hewan yang terinfeksi.
PENYAKIT KURU DI PAPUA NUGINI