Isian tabel di bawah ini merupakan CONTOH. Sehingga PERLU DISESUAIKAN dengan judul
Bapak/Ibu.
Variabel Uraian
Keaktifan Definisi Keaktifan Belajar:
Belajar Keaktifan belajar siswa merupakan suatu usaha yang di lakukan siswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar. Keaktifan dapat di tunjukkan
dengan keterlibatan siswa dalam mencari atau mendapatkan sebuah
informasi dari sumber seperti buku, guru dan teman lainnya sehingga siswa di
harapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas
belajar dan potensi yang di milikinya secara penuh. Keaktifan belajar
siswa sangat mempengaruhi hasil belajarnya (Ramlah, Firmansyah &
Zubair, 2015).
Ramlah, R., Firmansyah, D., & Zubair, H. (2015). Pengaruh Gaya
Belajar dan Keaktifan Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika
(Survey pada SMP Negeri di Kecamatan Klari Kabupaten Karawang).
Majalah Ilmiah SOLUSI, 1(03).
Keaktifan belajar siswa adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar
yang menuntut siswa terlibat aktif dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran sehingga mampu mengubah tingkah laku siswa.
Keaktifan belajar siswa dapat diamati dalam aktivitas siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung.
Pour, A. N., Herayanti, L., & Sukroyanti, B. A. (2018). Pengaruh Model
Pembelajaran Talking Stick terhadap Keaktifan Belajar Siswa. Jurnal Penelitian
dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika, 2(1), 36-40.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun
pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka
hadapi dalam proses pembelajaran(Putra, Syarifuddin & Zulfah, 2018)
Putra, A., Syarifuddin, H., & Zulfah, Z. (2018). Validitas Lembar
Kerja Peserta Didik Berbasis Penemuan Terbimbing dalam Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Penalaran
Matematis. Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2),56-62.
doi:10.32939/ejrpm.v1i2.302
Komponen/aspek/indikator:
Indikator keaktifan belajar yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran,
kerjasama siswa dalam pembelajaran, terlibat dalam pemecahan
masalah, kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dan mengemukakan
pendapat/ide.
Putri, F. E., Amelia, F., & Gusmania, Y. (2019). Hubungan Antara Gaya Belajar
dan Keaktifan Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa. Edumatika:
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2(2), 83-88.
Sintaks PBL:
Sugiyanto (2008) mengemukakan ada 5 tahapan yang harus
dilaksanakan dalam PBL, yaitu: 1) Memberikan orientasi tentang
permasalahannya kepada siswa. 2) Mengorganisasikan siswa untuk
meneliti. 3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok. 4)
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil. 5) Menganalisis dan
mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13
Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak (2012, hal. 310) pembelajaran
Problem Based Learning terdiri dari fase-fase dalam menerapkan
pembelajaran yaitu: 1) mereview dan menyampaikan masalah, 2)
menyusun strategi, 3) menerapkan strategi, 4) membahas dan
mengevaluasi hasil. Pada fase pertama mereview dan menyampaikan
masalah adalah guru mampu mereview pengetahuan yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah dan memberikan kepada siswa masalah
spesifik dan konkrit untuk dapat dipecahkan. Fase kedua menyusun
strategi artinya siswa mampu menyususn strategi untuk memecahkan
masalah dan guru memberikan siswa umpan balik soal strategi. Fase
ketiga menerapkan strategi artinya peserta didik mampu menerapkan
strategi-strategi dalam menyelesaikan permasalahan dan guru secara
cermat memonitor dan memberikan umpan balik kepada siswa. Fase
keempat adalah membahas dan mengevaluasi hasil adalah guru
membimbing diskusi tentang upaya siswa dan hasil yang mereka
dapatkan.
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan model pembelajaran: Mengajarkan
konten dan keterampilan berpikir. Jakarta, Indonesia: Indeks.
Kelebihan PBL:
Kelebihan model PBL (Wasonowati dkk, 2014) antara lain adalah: 1)
Pemecahan masalah yang diberikan dapat menantang dan
membangkitkan kemampuan berpikir kritis siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan suatu pengetahuan baru, 2) Pembelajaran
dengan model PBL dianggap lebih menyenangkan dan lebih disukai
siswa, 3) Model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, dan 4) Model PBL dapat memberikan kesempatan siswa
untuk menerapkan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam dunia
nyata.
Wasonowati, R. R. T., Redjeki, T., & Ariani, S. R. D. (2014). Penerapan
model problem based learning (pbl) pada pembelajaran hukum-hukum
dasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas x ipa sma
negeri 2 surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), 3(3), 66-75.
Kekurangan PBL:
Vitasari (2013) kekurangan model Problem Based Learning (a)
Pembelajaran menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning memerlukan konsentrasi yang tinggi karena banyak yang
harus dipersiapkan oleh guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran,
(b) diperlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning.
Google DEFINISI:
Classroom Salah satu LMS yang berkembang adalah Google Classroom. Google
Classroom (bahasa Indonesia: Google Kelas) adalah layanan web
gratis, yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan
untuk menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas
dengan cara tanpa kertas (Wikipedia).
Wikipedia. (n.d.). Google Classroom. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Kelas