Anda di halaman 1dari 6

STUDI REFERENSI

Nama Rena Rahmawati


Asal Sekolah SMA N 1 wanasari
Rencana Judul PTK Implementasi Model pembelajaran Problem Based Learning dengan
Bantuan Media Google Classroom dan Power Point sebagai Upaya
Peningkatan Keaktifan Belajar dan Kemampuan Matematika Siswa
pada Materi Geometri Transformasi Kelas XI di SMA N 1 Wanasari
Tahun Pelajaran 2020/2021

Isian tabel di bawah ini merupakan CONTOH. Sehingga PERLU DISESUAIKAN dengan judul
Bapak/Ibu.

Variabel Uraian
Keaktifan Definisi Keaktifan Belajar:
Belajar  Keaktifan belajar siswa merupakan suatu usaha yang di lakukan siswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar. Keaktifan dapat di tunjukkan
dengan keterlibatan siswa dalam mencari atau mendapatkan sebuah
informasi dari sumber seperti buku, guru dan teman lainnya sehingga siswa di
harapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas
belajar dan potensi yang di milikinya secara penuh. Keaktifan belajar
siswa sangat mempengaruhi hasil belajarnya (Ramlah, Firmansyah &
Zubair, 2015).
Ramlah, R., Firmansyah, D., & Zubair, H. (2015). Pengaruh Gaya
Belajar dan Keaktifan Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika
(Survey pada SMP Negeri di Kecamatan Klari Kabupaten Karawang).
Majalah Ilmiah SOLUSI, 1(03).
 Keaktifan belajar siswa adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar
yang menuntut siswa terlibat aktif dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran sehingga mampu mengubah tingkah laku siswa.
Keaktifan belajar siswa dapat diamati dalam aktivitas siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung.
Pour, A. N., Herayanti, L., & Sukroyanti, B. A. (2018). Pengaruh Model
Pembelajaran Talking Stick terhadap Keaktifan Belajar Siswa. Jurnal Penelitian
dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika, 2(1), 36-40.
 Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun
pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka
hadapi dalam proses pembelajaran(Putra, Syarifuddin & Zulfah, 2018)
Putra, A., Syarifuddin, H., & Zulfah, Z. (2018). Validitas Lembar
Kerja Peserta Didik Berbasis Penemuan Terbimbing dalam Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Penalaran
Matematis. Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2),56-62.
doi:10.32939/ejrpm.v1i2.302

Komponen/aspek/indikator:
 Indikator keaktifan belajar yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran,
kerjasama siswa dalam pembelajaran, terlibat dalam pemecahan
masalah, kesiapan siswa mengikuti pembelajaran dan mengemukakan
pendapat/ide.
Putri, F. E., Amelia, F., & Gusmania, Y. (2019). Hubungan Antara Gaya Belajar
dan Keaktifan Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa. Edumatika:
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2(2), 83-88.

Peran keaktifan terhadap pembelajaran


 Menurut Wibowo (2016) menyatakan keaktifan siswa membuat
pembelajaran berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang
sudah disusun oleh guru, bentuk aktifitas siswa dapat berbentuk
aktifitas pada dirinya sendiri atau aktifitas dalam suatu kelompok.
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat
merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya,
peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat
memecahkan permasalahan-permasalahan dalam proses
pembelajaran.
Wibowo, N. (2016). Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa melalui
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar di SMK Negeri 1 Saptosari.
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), 1(2),128-139
 Keaktifan siswa merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah
satu indikator keberhasilan suatu proses pembelajaran. Siswa belajar
aktif menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh mengikuti proses
pembelajaran.
Sihaloho, G. T., Sitompul, H., & Appulembang, O. D. (2020). PERAN GURU
KRISTEN DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PROSES
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH KRISTEN [THE ROLE OF
CHRISTIAN TEACHERS IN IMPROVING ACTIVE LEARNING IN
MATHEMATICS IN A CHRISTIAN SCHOOL]. JOHME: Journal of Holistic
Mathematics Education, 3(2), 200-215.
 Adanya keaktifan belajar akan membawa siswa menjadi lebih baik lagi
selama mengikuti proses pembelajaran tidak hanya dalam aspek
kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.
Hariandi, A., & Cahyani, A. (2018). Meningkatkan keaktifan belajar siswa
menggunakan pendekatan inkuiri di sekolah dasar. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 3(2), 353-371.

Hasil Belajar Definisi hasil belajar:


 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar
mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2013).
Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan hasil tersebut dapat
digunakan oleh pengajar untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan dan hal ini dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diikuti perubahan tingkah laku
yang lebih baik lagi.
Muah, T. (2016). Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
9B Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 2 Tuntang-
Semarang. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(1), 41-53.
 Menurut Cristiana (2021) hasil belajar merupakan gambaran tingkat
penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang
dipelajar, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar
pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
http:/artikel1_us/cristiana6-04.html, diakses tanggal 28 April 2021 jam
20.30 WIB.

Pentingnya melihat hasil belajar:


 Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap
materi pelajaran dengan baik atau tidak yaitu dengan mengetahui
hasil belajar siswa(Yulia & Ningsih, 2018)
Yulia, P., & Ningsih, S. (2018). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Probing Prompting dan Contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil
Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(1), 56-62.
doi:10.32939/ejrpm.v1i1.218

Model Definisi PBL:


Pembelajaran  Syahroni Ejin (2016) yang menyatakan bahwa Problem Based Learning
PBL (PBL) adalah model pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada
masalah kehidupan nyata (kontekstual) dari lingkungan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan berpikir kritis
siswa.
Ejin, Syahroni. (2016). Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap
pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Jambu
Hilir Baluti 2 Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Pendidikan,
1(1), 65 – 71. DOI: https://doi.org/10.26740/jp.v1n1.p66-72

 Menurut Rahmadani dan Anugraheni (2017) menyatakan bahwa PBL


menekankan pada aktivitas pemecahan masalah dalam pembelajaran.
Melalui pendekatan PBL siswa belajar melalui aktivitas pemecahan
masalah yang dapat mengasah keterampilan berpikir siswa.
Rahmadani, N., & Anugraheni, I. (2017). Peningkatan aktivitas belajar
matematika melalui pendekatan problem based learning bagi siswa kelas 4 SD.
Jurnal Scholaria, 7(3), 241 – 250. DOI:
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2017.v7.i3.p241-250

 Problem Based Learning pembelajaran yang menggunakan masalah


dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran (Yunin Nurun Nafiah dan Wardan Suyanto, 2014).
Nafiah, Y. N., & Suyanto, W. (2014). Penerapan model problem based learning
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Jurnal
Pendidikan Vokasi, 4(1), 125 – 143. DOI:
http://dx.doi.org/10.21831/jpv.v4i1.2540

 Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode dalam


pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Pembelajaran
yang berpusat pada siswa mempunyai tujuan agar siswa memiliki
motivasi tinggi dan kemampuan belajar mandiri serta
bertanggungjawab untuk selalu memperkaya dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ada beberapa pembelajaran yang
berpusat pada siswa yaitu salah satunya dalah pembelajaran berbasis
masalah (Fathurrohman, 2015)
Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Sintaks PBL:
 Sugiyanto (2008) mengemukakan ada 5 tahapan yang harus
dilaksanakan dalam PBL, yaitu: 1) Memberikan orientasi tentang
permasalahannya kepada siswa. 2) Mengorganisasikan siswa untuk
meneliti. 3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok. 4)
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil. 5) Menganalisis dan
mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13

 Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak (2012, hal. 310) pembelajaran
Problem Based Learning terdiri dari fase-fase dalam menerapkan
pembelajaran yaitu: 1) mereview dan menyampaikan masalah, 2)
menyusun strategi, 3) menerapkan strategi, 4) membahas dan
mengevaluasi hasil. Pada fase pertama mereview dan menyampaikan
masalah adalah guru mampu mereview pengetahuan yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah dan memberikan kepada siswa masalah
spesifik dan konkrit untuk dapat dipecahkan. Fase kedua menyusun
strategi artinya siswa mampu menyususn strategi untuk memecahkan
masalah dan guru memberikan siswa umpan balik soal strategi. Fase
ketiga menerapkan strategi artinya peserta didik mampu menerapkan
strategi-strategi dalam menyelesaikan permasalahan dan guru secara
cermat memonitor dan memberikan umpan balik kepada siswa. Fase
keempat adalah membahas dan mengevaluasi hasil adalah guru
membimbing diskusi tentang upaya siswa dan hasil yang mereka
dapatkan.
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan model pembelajaran: Mengajarkan
konten dan keterampilan berpikir. Jakarta, Indonesia: Indeks.

 Proses pembelajaran PBL dimulai dengan pendefinisian masalah, lalu


peserta didik melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang
masalah yang dibahas lalu merancang tujuan dan target yang harus
dicapai. Kegiatan selanjutnya adalah mencari bahan-bahan dari
berbagai sumber seperti buku di perpustakaan, internet, observasi.
Penilaian yang dilakukan guru tidak hanya pada hasil belajar peserta
didik namun juga pada proses yang dijalani selama pembelajaran. Peran
guru disini adalah memantau perkembangan belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga bertugas untuk mengarahkan
peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan sehingga
tetap berada pada posisi yang benar.
Fauzia, H. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD. Primary: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 7(1), 40-47.

 Sintaks dalam model Problem Based Learning meliputi, pertama orientasi


siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menguraikan
kebutuhan logistik (bahan dan alat) yang diperlukan bagi pemecahan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
telah dipilih siswa bersama guru, maupun yang dipilih sendiri oleh siswa.
Kedua, mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa untuk belajar.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas
siswa dalam belajar memecahkan masalah, menentukan tema, jadwal, tugas,
dan lainlain. Ketiga, memandu investigasi mandiri maupun investigasi
kelompok. Guru memotivasi siswa untuk membuat hipotesis, mengumpulkan
informasi, data yang relevan dengan tugas pemecahan masalah, melakukan
eksperimen untuk mendapatkan informasi dan pemecahan masalah. Keempat,
mengembangkan dan mempresentasikan karya. Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang relevan misalnya membuat
laporan, membantu berbagi tugas dengan teman-teman di kelompoknya dan
lain-lain, kemudian siswa mempresentasikan karya sebagai bukti pemecahan
masalah. Kelima, refleksi dan penilaian. Guru memandu siswa untuk
melakukan refleksi, memahami kekuatan dan kelemahan laporan mereka,
mencatat dalam ingatan butir-butir atau konsep penting terkait pemecahan
masalah, menganalisis dan menilai proses-proses dan hasil akhir dari
investigasi masalah. Selanjutnya mempersiapkan penyelidikan lebih lanjut
terkait hasil pemecahan masalah (Warsono dan Hariyanto, 2012).
Warsono & Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kelebihan PBL:
 Kelebihan model PBL (Wasonowati dkk, 2014) antara lain adalah: 1)
Pemecahan masalah yang diberikan dapat menantang dan
membangkitkan kemampuan berpikir kritis siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan suatu pengetahuan baru, 2) Pembelajaran
dengan model PBL dianggap lebih menyenangkan dan lebih disukai
siswa, 3) Model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, dan 4) Model PBL dapat memberikan kesempatan siswa
untuk menerapkan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam dunia
nyata.
Wasonowati, R. R. T., Redjeki, T., & Ariani, S. R. D. (2014). Penerapan
model problem based learning (pbl) pada pembelajaran hukum-hukum
dasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas x ipa sma
negeri 2 surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), 3(3), 66-75.

 Vitasari (2013) Kelebihan model Problem Based Learning (a) Pembelajaran


Problem Based Learning mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
dalam memecahkan suatu masalah, (b) menumbuhkan kreativitas guru dalam
kegiatan pembelajaran, (c) membuat siswa terbiasa menghadapi masalah, dan
(d) menumbuhkan motivasi, keberanian, rasa percaya diri, dan semangat
siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi
dengan baik
Vitasari, R. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Melalui
Model Problem Based Learning Siswa Kelas V SD Negeri 5 Kutosari. Kalam
Cendekia PGSD Kebumen, 4(3).

Kekurangan PBL:
 Vitasari (2013) kekurangan model Problem Based Learning (a)
Pembelajaran menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning memerlukan konsentrasi yang tinggi karena banyak yang
harus dipersiapkan oleh guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran,
(b) diperlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning.

Vitasari, R. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Melalui


Model Problem Based Learning Siswa Kelas V SD Negeri 5 Kutosari. Kalam
Cendekia PGSD Kebumen, 4(3).

 Arsil (2019) kendala yang dihadapi guru adalah sulitnya merumuskan


permasalahan pada materi IPA dan mencari sumber belajaran berupa
video pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
Arsil, A. (2019). Implementasi Model Problem Based Learning Berbantuan
Multimedia Di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 4(1), 1-9.

Google DEFINISI:
Classroom  Salah satu LMS yang berkembang adalah Google Classroom. Google
Classroom (bahasa Indonesia: Google Kelas) adalah layanan web
gratis, yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan
untuk menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas
dengan cara tanpa kertas (Wikipedia).
Wikipedia. (n.d.). Google Classroom. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Kelas

 Google Clasroom dapat membantu lembaga pendidikan menuju sistem


paperless (Kurniawan, 2016).
Kurniawan, H. (2016). google classroom. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi, 2(1),
56–67.

Anda mungkin juga menyukai