Anda di halaman 1dari 3

Rara Fatimah Azzahra (21) XII MIPA 2

1. Bahasa emotif
a. “Mama, segala sesuatu tidak usah difikirkan mama terlalu berat. Biasa saja. Kalau mama suka,
lakukan saja, kalau nggak, ya ditolak, janganlah semua masalah menjadi beban.”
b. “Kalau belum sehat benar ya tidak usah tergesa masuk kuliah. Nanti ambruk lagi.”

2. Bahasa ekspresif
a. Susan sudah merasa lemas, pasti dia akan ditolaknya bekerja disitu karena dia tampak tak suka
pada mamanya.
b. Susan mengikuti dengan hati berdebar. Rasa malu karena sikap mamanya membuatnya minder.
Ia terus menundukkan kepala.
c. Indra tertawa.
d. “Waah.. seger.. ayo kamu ikut makan Dayu.”
e. “Haa? Diculik? Dimana?”

3.Kata kerja mental


a. “Ya, om.” Jawabnya sambil terus mengingat-ingat.
b. “Kamu tidak mengenal aku? Aku pernah melihat kamu dirumah sakit, ketika membezoek bu
Diana.”
c.“Tapi apa, ayo masuklah keruanganku,” kata Indra sambil berjalan kearah ruangannya yang
beberapa meter ada didepannya. Susan mengikuti dengan hati berdebar. Rasa malu karena sikap
mamanya membuatnya minder. Ia terus menundukkan kepala.
d.Susan ingin bersorak kegirangan. Matanya kembali berkaca-kaca.
e.Ketika Dayu berlalu, tiba-tiba simbok berfikir

4. Kata sifat
a. Laki-laki itu memang Indra. Agar heran melihat sikap anaknya Lusi yang begitu santun dan tidak
tampak liar seperti mamanya.
b. Susan mengangkat kepalanya. Citra buruk ibunya akan menghancurkannya, termasuk cita-
citanya. Wajahnya tampak sedih.
c. “Kehidupan yang serba baik setelah nenek meninggal kemudian juga menyusut. Mama tinggal
di Solo menemani kami sampai sekarang. Saya bisa menyelesaikan pendidikan saya di pergurun
tinggi swasta, tapi Anjas yang bisa masuk negeri justru tidak berhasil. Mungkin karena pergaulan,
atau mungkin mama terlalu memanjakannya. Dia menjadi liar dan tak terkendali.”
d.“Saya tidak suka Liando. Menurut saya dia sudah merendahkan saya, mengira saya mengemis
cinta dia, lalu dia tampak seperti sombong, saya tidak mau bekerja untuk dia.”
e. “Wah.. iya...,” kata Indra sambil menyeruput tehnya dan mengambil sepotong pisang goreng
yang masih hangat.
f.. “Oh ya, cepat amat?”
g. “Oh ya? Pasti cantik.”
h. “Cantik, pintar kayaknya.”
i. “Tidak, dia berbeda.”
j. “Nggak, sudah selesai. Aduh, baunya.. sedap sekali. Bu Tikno pintar sekali memasak ya, setiap
hari ibu makan banyak, apalagi mas Liando.”
k.“Alangkah baiknya kalau mas Aliando menjadi jodohnya mbak Dayu. Sudah cantik, rendah hati,
sangat santun. Tidak seperti bu Lusi yang sebentar-sebentar bilang calon besan.. calon menantu..
huuh.. nggak suka aku.”
l. “Banyak orang jahat ya?”
m. “Memangnya Anjas itu nakal? Kata mamanya, dia hanya membantu temannya. Iya, jeng Lusi
pernah cerita kalau anaknya dipukuli orang karena membantu temannya yang dikeroyok anak
nakal.”

5. Kata Kerja Temporal


a.“Kamu tidak mengenal aku? Aku pernah melihat kamu dirumah sakit, ketika membesuk bu
Diana.”
b. Susan baru teringat, dia laki-laki yang tiba-tiba saja dipeluk mamanya, lalu marah-marah. Aduh,
Susan malu mengingatnya, mamanya kok tidak tahu malu begitu.
c. “Sejak kecil saya hidup bersama Anjas, dan nenek di Solo, sedangkan mama ada di Surabaya.
Hanya kadang-kadang saja ke Solo mengurusi sekolah kami, sedangkan semua yang membiayai
nenek. Papa sudah meninggal ketika saya masih bayi.. “
d. “Kehidupan yang serba baik setelah nenek meninggal kemudian juga menyusut. Mama tinggal
di Solo menemani kami sampai sekarang. Saya bisa menyelesaikan pendidikan saya di pergurun
tinggi swasta, tapi Anjas yang bisa masuk negeri justru tidak berhasil. Mungkin karena pergaulan,
atau mungkin mama terlalu memanjakannya. Dia menjadi liar dan tak terkendali.”
f. “Susan tidak mau. Bahkan sebelumnya dia melamar disebuah perusahaan atas saran temannya.
Ketika tahu bahwa itu milik Liando, dia mengundurkan diri. Nggak jadi ngelamar.”

6. katakerja material
a. Susan menatap priya gagah itu, lalu mengangguk hormat.
b.“Kamu tidak mengenal aku? Aku pernah melihat kamu dirumah sakit, ketika membesuk bu
Diana.”
c.“Tapi apa, ayo masuklah keruanganku,” kata Indra sambil berjalan kearah ruangannya yang
beberapa meter ada didepannya. Susan mengikuti dengan hati berdebar. Rasa malu karena sikap
mamanya membuatnya minder. Ia terus menundukkan kepala.
d.Susan tertegun, ditariknya kursinya kembali, lalu meletakkan map berisi lamarah kehadapan
Indra.
e. “Wah.. iya...,” kata Indra sambil menyeruput tehnya dan mengambil sepotong pisang goreng
yang masih hangat.
f. “Owalah, biar simbok saja mbak Dayu. Sudah susah-susah membawa kok masih disuruh
menata.”
g.“Nggak, sudah selesai. Aduh, baunya.. sedap sekali. Bu Tikno pintar sekali memasak ya, setiap
hari ibu makan banyak, apalagi mas Liando.”
h. “Iya ma. Yang menggebu-gebu itu kan mamanya. Jadi bagaimana, atau biarkan saja Liando
memilih gadis yang Liando cintai?” tanya Laindo memancing reaksi mamanya, sambil mencium
tangan mamanya.
i. Aliando menatap Dayu, sambil memincingkan sebelah matanya. Dayu tetap memijit pundak bu
Diana, menatap Aliando dan meleletkan lidahnya.”
j. “Dayu sudah makan bu, Dayu temenin saja ibu sama Liando,” kata Dayu sambil mendorong bu
Diana keruang makan.
k. “Enak aja!” kata Liando sambil mencubit pipi Dayu.

Anda mungkin juga menyukai