Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PERUBAHAN

Perubahan terjadi karena timbul dari suatu proses yang terjadi kemudian dan menggambarkan
sebelum dan setelah peristiwa tersebut terjadi, baik berkaitan dengan perubahan fisik, ide maupun
gagasan yang hasilnya mungkin positif (growth), negatif (stagnation) atau mundur (collapse). Manajemen
perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perubahan
yang terjadi dalam organisasi. (Asep Saefullah, Ahmad Rusdiana : 2016).

Kurt Lewin membagi 3 tahap manajemen perubahan menjadi 3 yakni:

1. Unfreezing
Merupakan motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan mengubah keseimbangan
yang ada. Pada tahapan ini, perlu ditumbuhkembangkan sikap siap untuk berubah, menyiapkan
diri, dan usaha melakukan perubahan.
2. Change
Bergerak di sini berarti adanya sikap untuk bergerak menuju keadaan yang baru atau
tingkatan/tahapan perkembangan baru.Kemauan bererak maju ini lantaran memiliki cukup
informasi, memiliki sikap dan kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dihadapi,
dan mengetahui langkah-langkah penyelesaian yang harus dilakukan
3. Refreezing
keadaan di saat motivasi telah mencapai tingkatan/tahap baru atau mencapai keseimbangan baru.
Tingkat baru yang telah dicapai harus dijaga agar tidak mengalami kemunduran pada tingkat atau
tahap perkembangan semula. Oleh karena itu, selalu diperlukan umpan balik dan kritik yang
membangun dalam upaya pembinaan/reinforcement yang terus menerus.

Rogers juga mengembangkan teori kurt lewin. Dalam teori ini, Rogers berpendapat bahwa proses
penerimaan terhadap perubahan itu lebih kompleks dari teori yang dikemukakaan oleh Lewin tersebut.
Rogers berpendapat bahwa setiap individu yang terlibat dalam perubahan itu mungkin menerima atau
bahkan menolak perubahan. Bahkan mungkin saja terjadi, pada mulanya orang itu menerima. Tetapi
setelah dirasakan bahwa perubahan itu dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaannya, maka
mereka menolaknya.
MANAJEMEN KONFLIK

Manajemen adalah pengelolaan untuk mengatur sebuah organisasi atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan organisasi.Sedangkan konflik adalah proses dua orang atau lebih yang melakukan
tindakan untuk menyingkirkan orang lain. Jadi, manajemen konflik adalah sebuah pendekatan yang
dilakukan serta diarahkan untuk komunikasi dengan pelaku konflik. Yang mana pelaku konflik dapat
memengaruhi kepentingan bersama suatu organisasi. Berikut merupakan gaya pemimpin dalam
menanganai konflik.

1. The Dominating Style (my way)


2. Pemimpin cenderung ke arah gaya kompetitif mengambil sikap tegas dan tahu apa yang mereka
inginkan.
3. The avoiding style (no way)
4. Pemimpin yang cenderung memakai gaya avoiding umumnya berusaha untuk menunda atau
bahkan menghindari konflik sama sekali
5. The compromising style (half way)
6. Pemimpin dengan gaya Kompromi umumnya berusaha mencari solusi yang setidaknya sebagian
memuaskan semua orang. Setiap orang diharapkannya memberi sesuatu untuk dikompromikan.
7. The accommodating style (your way)
8. Pemimpin dengan gaya accommodating biasanya menunjukkan kesediaan untuk memenuhi
kebutuhan orang lain dengan mengorbankan kebutuhannya sendiri.
9. The collaborating style (our way)
10. Pemimpin yang menggunakan gaya kolaboratif biasanya mencoba untuk memenuhi kebutuhan
semua orang yang terlibat, termasuk dirinya sendiri.
MOTIVASI

Terori ERG adalah teori kepuasan dalam motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai
kebutuhan- kebutuhan berupa ekstensi,keterkaitan dan pertumbuhan Ada 3 hierarki :

a)      Eksistensi

Kebutuhan yang bisa dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makan, minuman, udara, upah, dan kondisi
kerja.

b)      Keterkaitan

Kebutuhan yang bisa di puaskan oleh hubungan sosial,hubungan antar pribadi.

c)      Pertumbuhan

Kebutuhan yang bisa dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi yang kreatif dan produktif

       Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan
M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat
menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua
kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa
motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan
dan tanggung jawab.

Hubungan motivasi tinggi dan kepuasan kerja yang baik tercermin dari rasa tanggung jawab dan
gairah kerja yang menciptakan suatu keinginan untuk bekerja dan memberikan sesuatu yang terbaik untuk
pekerjaannya. Pentingnya motivasi dan kepuasan kerja menuntut pimpinan perusahaan untuk peka
terhadap kepentingan karyawan. Pimpinan perusahaan melakukan pedekatan tidak hanya terhadap
karyawan tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungannya sehingga perusahaan tahu apa yang
menyebabkan karyawan termotivasi dalam bekerja.
SUPERVISI

`Supervisi adalah suatu proses untuk mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya ( Swanburg 1999 ). Dalam fungsi manajemen supervisi merupakan bagian yang terpenting
dari tanggung jawab dari seorang pimpinan, maka dibutuhkan kemampuan dari seorang perawat
profesional atau manajer keperawatan dalam hal ketrampilan melakukan Ssupervisi.

Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :

-          Pelaksanan tugas sesuai dengan pola

-          Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana

-          Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis

-          Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.

-          Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang

-          Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational

-          Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

Fungsi supervise

-       Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses pemberian
pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar
asuhan yang telah disepakati.

-       Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.

-       Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong
ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

-       Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak untuk
diikutsertakan (sharing).

Teknik Supervisi

1. Langsung

Teknik supervisi dimana supervisor berpartisipasi langsung dalam melakukan supervisi. Kelebihan dari
teknik ini pengarahan dan petunjuk dari supervisor tidak dirasakan sebagai suatu perintah, selain itu
umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan langsung saat ditemukan adanya penyimpangan.

Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan
supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai
perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
-Pengarahan harus lengkap

-Mudah dipahami

-Menggunakan kata-kata yang tepat

-Berbicara dengan jelas dan lambat

-Berikan arahan yang logis

-Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat

-Pastikan bahwa arahan dipahami

-Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

2. Tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung
kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.

Anda mungkin juga menyukai