strategi dan kebijakan yang perlu diimplementasikan untuk lebih mengefektifkan terwujudnya
pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan, seperti dapat dilihat pada tabel berikut :
Lembaga
Kelembagaan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kelembagaan formal dan informal.
Kelembagaan informal adalah kelembagaan yag diciptakan oleh sekelompok masyarakat dan
umumnya tidak tertulis. Kelembagaan informal biasanya dikelompokkan dalam bentuk adat
istiadat, tradisi, pamali, kesepakatan, konvensi dan sejenisnya dengan beragam nama dan
sebutan, sedangkan kelembagaan formal biasanya berupa peraturan tertulis seperti perundang-
ndangan, kesepakatan (agreements), perjanjian kontrak, peraturan bidang ekonomi, bisnis,
politik dan lain-lain.
Lembaga yang berperan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, terdiri dari
lembaga pemerintah sebagai administrator, regulator dan fasilitator; lembaga non pemerintah
sebagai inisiator, pelaksana dan kontrol sosial; dan lembaga tradisonal sebagai wadah
silaturahmi dan elemen perekat masyarakat. Pada tingkat desa telah dibentuk Pokmaswas
yang merupakan pelaksana di tingkat lapangan dengan keanggotaan sukarela yang terdiri dari
masyarakat pesisir dan LSM. Kelembagaan Pokmaswas ini bersinergi deng kelembagaan lokal
dan kelembagaan lainnya untuk menciptakan jejaring komunikasi dan interaksi antar kelompok
masyarakat.
Referensi
Hidayat, A., D,M, Marita., & P, Gandhi. (2016). Analisis Kelembagaan pengelolaan perikanan
tangkap di Waduk Cirata, Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 3(2), 87-107