Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN PENGOLAHAN PERIKANAN TANGKAP

strategi dan kebijakan yang perlu diimplementasikan untuk lebih mengefektifkan terwujudnya
pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan, seperti dapat dilihat pada tabel berikut :

Aspek Strategi Kebijakan

EKONOMI Meningkatkan daya saing produk • Pengembangan kawasan industri perikanan


industri hasil perikanan tangkap tangkap terpadu di sentra-sentra perikanan
tangkap melalui klusterisasi usaha perikanan
tangkap
• Peningkatan efektifitas sistem jaminan
keamanan dan mutu produk perikanan
tangkap melalui penyempurnaan sistem
ketelusuran (traceability system) dan
sertifikasi produk bertaraf internasional
(seperti: setifikat
MSC/Marine Stewardship Council)
• Optimalisasi produksi perikanan tangkap
nasional melalui rasionalisasi armada
perikanan tangkap
• Penurunan tingkat losses penanganan ikan
diatas kapal melalui penerapan good
handling practices
Menciptakan sistem pemasaran dan • Percepatan Implementasi Sistem Logistik Ikan
distribusi produk perikanan tangkap Nasional (SLIN) melalui optimalisasi sistem
di dalam negeri yang efisien, aman, klustering dan konektivitas pelabuhan
dan berkualitas. perikanan
• Peningkatan cara berproduksi perikanan
tangkap yang baik dan benar melalui
peningkatan pengetahuan dan pemahaman
nelayan tentang kode etik perikanan yang
bertanggungjawab (CCRF) dan good
handling practices
• Peningkatan branding produk perikanan
tangkap nasional melalui promosi dan
pengemasan produk yang sehat dan
menarik.

Meningkatkan efisiensi usaha • Pemberian akses ke lembaga keuangan


perikanan tangkap skala kecil dan dan perbankan bagi nelayan skala kecil
memenuhi skala ekonomi melalui pengembangan skema pinjaman
(economy of scale) kredit yang sesuai untuk nelayan skala
kecil
• Pengembangan usaha penangkapan ikan
dengan sistem armada atau group melalui
regulasi yang tegas dan jelas terkait
dengan transhipment hasil tangkapannya
• Peningkatan kemampuan manajemen usaha
nelayan skala kecil melalui:
- program pendampingan dan pembinaan
manajemen usaha
- Peningkatan kapasitas kelembagaan
nelayan skala kecil
• Pengembangan usaha penangkapan ikan
skala kecil melalui program science and
tecno-park (STP) guna meningkatkan akses
teknologi dan informasi
• Peningkatan kemitraan usaha
perikanan tangkap melalui program
inkubator bisnis dan pola kerjasama
yang saling menguntungkan
keduabelah pihak.
SOSIAL Meningkatkan kualitas • Menyempurnakan sistem
dan kesejahteraan ketenagakerjaan dalam usaha
nelayan dan tenaga kerja perikanan tangkap melalui
perikanan tangkap - Standardisasi kompetensi
nelayan
- Penyusunan sistem pengupahan
yang layak bagi nelayan dan
tenaga kerja perikanan tangkap
- Harmonisasi peraturan
ketenagakerjaan dalam industri
perikanan tangkap
• Peningkatan partisipasi
masyarakat nelayan dalam
pengelolaan sumber daya dan
konservasi ikan
• Meningkatkan sistem penjaminan
sosial untuk nelayan melalui
pengembangan sistem index based
insurance untuk nelayan.
EKOLOGI Pemberantasan kegiatan IUU fishing • Peningkatan efektifitas pengawasan melalui
pelaksanaan sistem MCS (monitoring,
controlling & survelience) terpadu dan
kerjasama regional dan internasional
• Membangun sistem pengelolaan
pemanfaatan sumber daya ikan yang
efektif, efisien, dan transparan melalui:
- Penyusunan sistem akses yang
terkendali bagi perizinan kapal ikan
- Penyelenggaraan sistem perijinan
berbasis ketaatan hukum

• Peningkatan kualitas SDM pengelola data


perikanan tangkap melalui program pelatihan
dan upgrading SDM pengelola data dan
informasi
• Peningkatan sarana dan prasarana untuk
pengelolaan data dan informasi perikanan
tangkap

Lembaga
Kelembagaan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kelembagaan formal dan informal.
Kelembagaan informal adalah kelembagaan yag diciptakan oleh sekelompok masyarakat dan
umumnya tidak tertulis. Kelembagaan informal biasanya dikelompokkan dalam bentuk adat
istiadat, tradisi, pamali, kesepakatan, konvensi dan sejenisnya dengan beragam nama dan
sebutan, sedangkan kelembagaan formal biasanya berupa peraturan tertulis seperti perundang-
ndangan, kesepakatan (agreements), perjanjian kontrak, peraturan bidang ekonomi, bisnis,
politik dan lain-lain.
Lembaga yang berperan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, terdiri dari
lembaga pemerintah sebagai administrator, regulator dan fasilitator; lembaga non pemerintah
sebagai inisiator, pelaksana dan kontrol sosial; dan lembaga tradisonal sebagai wadah
silaturahmi dan elemen perekat masyarakat. Pada tingkat desa telah dibentuk Pokmaswas
yang merupakan pelaksana di tingkat lapangan dengan keanggotaan sukarela yang terdiri dari
masyarakat pesisir dan LSM. Kelembagaan Pokmaswas ini bersinergi deng kelembagaan lokal
dan kelembagaan lainnya untuk menciptakan jejaring komunikasi dan interaksi antar kelompok
masyarakat.

Peran lembaga dalam pengelolaan perikanan tangkap adalah:


1. Lembaga mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik dan melayangkan surat
peringatan dan sosiali-sasi dan mengeluarkan regulasi dan peretemha lintas instansi.
Kelembagaan formal lainnya yang berfungsi sebagai pengamanan laut dan sangat
membantu ketika sudah terjadi konflik yaitu Polairut dan TNI AL;
2. Lembaga non pemerintah yang ikut membantu nelayan dalam pengelolaan konflik
diantaranya WALHI (Wahana Lingkungan Hidup), HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia).
3. satuan polisi perairan (satpolair) dan satpol PP sebagai lembaga penegak hukum
4. koperasi sebagai lembaga pengembangan dan pemasaran hasil produksi. Untuk
melancarkan Dan mengembangkan kualitas usaha nelayan
5. Akademisi berperan sebagai media konsultasi bagi para pelaksana kebijakan seperti
nelayan tangkap
6. Tim gabungan lembaga penegak hukum berkoordinasi dengan POKMASWAS berperan
sebagai penegak hukum bagi pihak-pikak yang melakukan pelanggaran. POKMASWAS
melakukan pengawasan terhadap nelayan tangkap dan kelompok-kelompok
pemanfaatan hasil perikanan tangkap

Referensi
Hidayat, A., D,M, Marita., & P, Gandhi. (2016). Analisis Kelembagaan pengelolaan perikanan
tangkap di Waduk Cirata, Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 3(2), 87-107

Kementerian PPN/Bappenas Direktorat Perikanan Dan Kelautan. 2014. Kajian Strategi


Pengolahan Perikanan Berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai