Anda di halaman 1dari 6

INTISARI

KORELASI ANTARA KEPATUHAN MINUM OBAT


DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TINJAUAN LITERATUR

Rezeni Ramadani ; Riza Alfian ; Yugo Susanto

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang


memerlukan strategi dan penanganan untuk mengurangi berbagai resiko terkait
peningkatan kadar glikemik. Prevalensi penderita DM di Indonesia menduduki
peringkat ke-7 tertinggi di dunia sebanyak 9,1 juta pada tahun 2016 dan masih
akan terus meningkat. Ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat merupakan
salah satu faktor terjadi tingginya kadar gula darah.
Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan
minum obat, gambaran kadar gula darah pada pasien DM, serta mengetahui
hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat dengan kadar gula darah. Pada
tinjauan literatur ini menggunakan enam artikel yang didapatkan dari hasil
penelusuran di google scholar yang sesuai untuk direview.
Artikel-artikel tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan
diberbagai rumah sakit maupun puskesmas dengan sampel paling banyak
berjumlah 243 orang dan paling sedikit berjumlah 26 orang. Pada tinjauan literatur
ini didominasi dengan metode cross sectional. Alat ukur pengumpulan data
kepatuhan minum obat menggunakan kuesioner. Data kadar gula darah diambil
dari catatan rekam medis pasien dan ada juga yang melakukan pengukuran secara
langsung terhadap pasien menggunakan alat glukometer.
Hasil tinjauan literatur menunjukan bahwa tingkat kepatuhan minum obat
pasien DM didominasi oleh tingkat kepatuhan minum obat yang rendah. Kadar
gula darah pasien DM didominasi oleh kadar gula darah tidak normal. Tinjauan
literatur juga menemukan adanya korelasi yang bermakna antara kepatuhan
minum obat dengan kadar gula darah pada pasien DM.

Kata kunci : Korelasi, kepatuhan minum obat, kadar gula darah, diabetes melitus

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

x
ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN ADHERENCE TO TAKING MEDICATION


WITH BLOOD SUGAR LEVEL S IN DIABETES MELITUS PATIENTS
LITERATURE REVIEW

Rezeni Ramadani ; Riza Alfian ; Yugo Susanto

Diabetes Melitus (DM) is a chronic disease that requires strategies and


treatments to reduce the risks associated with increased glycemic levels. South
Kalimantan Province The prevalence of DM sufferers is 1.3, the number of cases
of DM in 2018 as much as 16,043 at the age of 15 years-65 years. Patient
disobedience in taking medication is a factor in the high blood sugar levels.
The review of this literature is to determine the level of compliance with
medication, a description of blood sugar levels in DM patients, as well as to know
the relationship between the level of drug-taking compliance with blood sugar
levels.
This literature review uses six articles derived from search results in the
appropriate Google Scholar to review. These articles are the results of research
conducted in various hospitals and puskesmas with a sample of the most 243
people and at least 26 people. The review of this literature is dominated by cross
sectional methods. The measuring instrument of compliance data is taking
medication using questionnaires. Data on blood sugar levels is taken from the
patient's medical record record and some are conducting direct measurements of
the patient using a glukometer.
The results of the literature review showed that the level of compliance
with DM patients is dominated by low drug level of compliance. Blood sugar
levels DM patients are dominated by abnormal blood sugar levels. Literature
review also finds a meaningful correlation between adherence to taking
medication with blood sugar levels in DM patients.

Keywords : correlation, medication adherence, blood sugar levels, diabetes melitus

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang

memerlukan strategi dan penanganan untuk mengurangi berbagai resiko terkait

peningkatan kadar glikemik. DM seringkali tidak terdiagnosa selama bertahun-

tahun karena kadar glikemik meningkat secara bertahap dan gejala yang

dirasakan pasien masih ringan. Pasien dengan kondisi peningkatan kadar

glikemik memiliki resiko untuk mengalami komplikasi. Komplikasi jangka

pendek yang akan dialami penderita DM adalah kadar glikemik yang tinggi

dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan organ

tubuh dan ketoacidosis yang terjadi saat tubuh tidak mampu menggunakan

glukosa sebagai energi karena kekurangan insulin. Komplikasi jangka panjang

DM adalah kerusakan mata, gangguan pada jantung dan pembuluh darah,

neuropati, dan stroke (Alfian, 2015).

Indonesia menduduki peringkat ke-7 jumlah penderita DM tertinggi di

dunia. International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa pada tahun

2016 Indonesia memiliki sekitar 9,1 juta penderita DM. Diperkirakan jumlah

tersebut dapat meningkat menjadi 12,4 juta orang pada tahun 2025 dan mencapai

14,1 juta orang pada tahun 2035 (Nanda et al., 2018). Berdasarkan data Riset

Kesehatan Dasar Provinsi Kalimantan Selatan prevalensi penderita DM yaitu

sebesar 1,3%, jumlah kasus DM pada tahun 2018 sebanyak 16.043 pada usia 15

tahun - 65 tahun (Riskesdas, 2018).

1
Pengendalian kadar gula darah merupakan hal yang penting dalam

penanganan DM. Pasien DM perlu memahami faktor-faktor yang berpengaruh

untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu diet, aktivitas fisik, kepatuhan

minum obat, dan pengetahuan. Keberhasilan pengelolahan DM untuk mencegah

komplikasi dapat dicapai salah satunya melalui kepatuhan dalam terapi

farmakologi (Nanda dkk., 2018).

Kepatuhan pada pasien DM adalah perilaku seseorang yang

mendapatkan pengobatan antidiabetes terhadap anjuran atas medikasi yang telah

diresepkan yang terkait dengan waktu, dosis, dan frekuensi (Nazriati et al.,

2018). Salah satu faktor ketidakpatuhan pasien DM minum obat disebabkan

karena kurangnya pengetahuan. Kurangnya pengetahuan mengenai regimen

pengobatan, manfaat obat/terapi menyebabkan pasien tidak patuh sepenuhnya

melaksanakan anjuran pengobatan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan

merupakan dasar bagi perilaku kesehatan. Pengetahuan yang baik mengenai

pengobatan akan menjadikan perilaku pengobatan baik, sebaliknya pengetahuan

yang kurang dapat menyebabkan perilaku pengobatan yang kurang baik pula

(Boyoh dkk., 2015).

Macam-macam metode untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat

ada metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung contohnya adalah

mengidentifikasi atau mengukur kadar obat dalam darah pasien. Metode tidak

langsung meliputi pill count dan kuesioner. Metode yang sering digunakan

adalah menggunakan kuesioner. Pengukuran kepatuhan minum obat

menggunakan kuesioner memiliki kelebihan dalam hal efektivitas biaya, waktu,

2
dan tenaga. Kuesioner untuk mengukur kepatuhan minum obat ada berbagai

macam, antara lain adalah kuesioner MMS, MARS, dan MMAS (Morisky et al.,

2008).

Kepatuhan minum obat memiliki korelasi dengan kadar gula darah.

Semakin patuh pasien DM minum obat maka kadar gula darahnya akan semakin

mudah dikontrol. Semakin rendah kepatuhan minum obat pasien DM maka kadar

gula darahnya semakin sulit untuk dikontrol (Nanda dkk., 2018).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka perlu dilakukan studi

literatur untuk melihat gambaran hasil penelitian yang sudah dilakukan terkait

korelasi antara kepatuhan minum obat dan kadar gula darah pada pasien DM.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada tinjauan literatur ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kepatuhan minum obat pada pasien DM ?

2. Bagaimana gambaran kadar gula darah pasien DM ?

3. Apakah ada korelasi antara kepatuhan minum obat dengan kadar gula darah pada
pasien DM

1.3 TUJUAN

Tujuan pelaksanaan tinjauan literatur ini adalah :

1. Mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada pasien DM

2. Mengetahui kadar gula darah pada pasien DM

3. Mengetahui ada tidaknya korelasi antara kepatuhan minum obat dengan


kadar gula darah pada pasien DM.

3
DAFTAR PUSTAKA

Adikusuma, W., & Qiyaam, N. (2017). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum


Obat Antidiabetik Oral Terhadap Kadar Hemoglobin Terglikasi (Hba1c)
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(2), 279–
286.
Alfian, R. (2015). Korelasi Antara Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan. Jurnal Pharmascience,
2(2), 15–23.

Bulu, A., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih, A. (2019). Hubungan antara Tingkat
Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II. Nursing News, 4(1), 181–189.
Boyoh, M. E. (2015). Hubungan pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik. 3
De Paepe, A. E., Sierpowska, J., Garcia-Gorro, C., Martinez-Horta, S., Perez-
Perez, J., Kulisevsky, J., Camara, E. (2019). No Title No Title. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Dewi, P. M. S. (2012). (n.d.). Hubungan Kepatuhan dan Sikap Penderita TB Paru
Dengan Kepatuhan Minum Obat anti Tuberkulosis di Puskesmas Lidah
Kulon Surabaya. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Airlangga.

Morisky, DE, Ang A, Krousel-Wood M, Ward HJ. (2008). Predictive Validity of


A Medication Adherence Measure In An Outpatient Setting, J Clins
Hypertens, 10(5) : 348-354.
Nanda, O. D., Wiryanto, R. B., & Triyono, E. A. (2018). Hubungan Kepatuhan
Minum Obat Anti Diabetik dengan Regulasi Kadar Gula Darah pada Pasien
Perempuan Diabetes Melitus Relationship between Antidiabetic Drugs
Consumption and Blood Glucose Level Regulation for Diabetes Melitus
Female Patients. 340–348. https://doi.org/10.20473/amnt.v2.i4.2018.340-348
Rahmayanti, Y., & Karlina, P. (2017). Kepatuhan Minum Obat Hipoglikemia Oral
terhadap Kadar Gula Darah dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe
II. Jurnal Aceh Medika, 1(2), 49–55.
Riskesdas. (n.d.). Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI 2018. Riset Kesehatan Daerah. Jakarta: Riskesdas: 2018.
Salistyaningsih, W., & Puspitawati, T. (2011). Hubungan Tingkat Kepatuhan
Minum Obat Hipoglikemik Oral denganKadar Glukosa Darah pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2. Berita Kedokteran Masyarakat, 27(4), 215.
Retrieved from https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3396

21

Anda mungkin juga menyukai