28-File Utama Naskah-49-1-10-20210219
28-File Utama Naskah-49-1-10-20210219
20
itu-itu saja yang menjawab. Berdasarkan identifikasi ini terdapat beberapa masalah dalam proses
pembelajaran baik itu dari guru, maupun siswa. Kurangnya media, sarana dan prasarana juga dari
lingkungan belajar. Dari hasil diskusi tersebut maka ada beberapa masalah, yaitu : a)Siswa kurang
memahami materi, b) Rendahnya motivasi dalam belajar , dan c)Siswa kurang aktif dalam belajar.
Di lihat dan perilaku siswa selama proses pembelajaran dan hasil observasi teman sejawat.
Rendahnya penguasaan materi siswa disebabkan oleh : a)Siswa belum siap menerima materi sehingga
kurang konsentrasi, b)Guru kurang memberikan respon dan motivasi kepada siswa sehingga malas untuk
bertanya, c)Kurangnya media sehingga siswa kurang semangat belajar, dan d)Rendahnya minat siswa
untuk bertanya padahal siswa belum mengerti.
Metode demonstrasi merupakan suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan
pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan meniru pekerjaan yang
didemonstrasikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah metode yang digunakan
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran. Metode demonstrasi merupakan suatu sumber metode mengajar dimana seorang guru, orang
luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau anak menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya,
tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana membuat peta timbul, bagaimana
cata menggunakan kamera dengan hasil yang baik dan sebagainya. Manfaat psikologis pedagogis dari
metode demonstrasi secara umum adalah 1)Perhatian anak dapat lebih dipusatkan, 2)Proses belajar anak
lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, dan 3)Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran
lebih melekat dalam diri anak. Di samping itu, metode demonstrasi memiliki fungsi dapat dipergunakan
untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak dan membantu meningkatkan daya
pikir anak usia dini terutama daya pikir dalam anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal,
mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif.
METODE
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017 (Januari s.d April 2017) di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum yang terletak di Kp. Cibeureum
Desa Cibeureum Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor. Siswa yang menjadi subyek adalah siswa
Kelas V dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 5 perempuan dengan kondisi
rata-rata normal. Peneliti memilih SDN Cibeureum sebagai lokasi penelitian di dasarkan dengan beberapa
poertimbangan sebagai berikut:
1) Lokasi penelitian adalah lokasi tempat bertugas peneliti sehingga mudah untuk mendapatkan data-data
yang diperlukan.
2) Adanya keesuaian antara materi kurikulum dan materi pelajaran yang dijadikan sasaran penelitian.
3) Siswa Kelas V yang menjadi sampel penelitian adalah siswa yang di didik oleh penelitian sehingga
peneliti memahami benar permasalahan yang ada didalam kelas terutama yang berhubungan dengan
pembelajaran bahasa Indonesia peneliti.
4) Lebih mudah memantau, merevisi dan mencari data yang diperlukan mengingat jarak antara lokasi
yang di jadikan peneliti dengan lokasi rumah peneliti tidak terlalu jauh.
5) Memperoleh kemudahan dalam pengijinan untuk mengadakan penelitian.
PTK ini dilaksanakan selama dua siklus yang setiap siklusnya terdapat empat pase, yaitu
a)perencanaan PTK, b)pelaksanaan PTK, c)melaksanakan Observasi, dan d)melaksanakan Refleksi.
Keempat fase pada siklus I dan II tersebut dilaksanakan dan direncanakan dalam rangka mencapai target
capaian PTK. Tahapan PTK ini mengikuti model Kemmis, mc.taggart, Hopkins (dalam revisi 2003)
sebagai berikut:
21
Gambar 1. Tahapan PTK
Data-data yang dikumpulkan mencakup 1)Hasil tes awal dan hasil tes siswa, 2)Hasil observasi
mengenai hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dan 3)Hasil observasi terhadap penampilan
mengajar guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada materi pidato ini aktivitas siswa yang diamati
meliputi, pemahaman terhadap masalah, keberanian mengungkapkan pendapat, toleransi terhadap
pendapat orang lain, kualitas gagasan yang dikemukakan dan kemampuan menyimpulkan hasil kerja
kelompok.Untuk lebih jelasnya mengenai hasil observasi kegiatan belajar siswa tersebut dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Tabel 1. Hasil observasi kegiatan belajar siklus I
Aspek yang di observasi
B. Siklus II
Hasil pengamatan pada siklus II, terlihat adanya perbedaan dibandingkan dengan siklus I. Secara
umum hasil pengamatan siklus II ini diperoleh informasi 1)suasana kelas terkendali, 2)pada saat kegiatan
pembelajaran, siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran menggambar bentuk dan memahami apa
yang harus dilakukan, dan 3)Siswa berani mengungkapkan pendapat dan bertanya. Tabel berikut
menunjukan aktivitas yang dilakukan pada siklus II yaitu:
23
Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
Aspek yang di observasi
Kemampuan
Nama Pemahaman Keberanian Kualitas
No Keberanian Menyimpulkan
Siswa Terhadap Mengungkapkan Gagasan yang
Tampil hasil
Pidato Pendapat dikemukakan
demonstrasi
B C K B C K B C K B C K B C K
1 AA √ √ √ √ √
2 AG √ √ √ √ √
3 AZ √ √ √ √ √
4 DD √ √ √ √
5 DR √ √ √ √
6 FS √ √ √ √
7 IL √ √ √ √ √
8 JND √ √ √ √ √
9 IG √ √ √ √
10 JS √ √ √ √
11 NM √ √ √ √ √
12 RD √ √ √ √ √
13 SM √ √ √ √
14 SAM √ √ √ √ √
15 SP √ √ √ √
16 UIL √ √ √ √
17 WT √ √ √ √ √
18 ES √ √ √ √
19 MO √ √ √ √ √
20 IPF √ √ √ √ √
Untuk lebih memperjelas tabel 3, disajikan rekap aktivitas belajar siswa pada Siklus II sebagai
berikut:
Tabel 3.Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II
Aspek yang Di Observasi Kriteria
Kurang Cukup ( Sedang ) Baik Jumlah
Siswa
Pemahaman terhadap masalah 1 7 12
20
( 5% ) ( 35% ) ( 60% )
Keberanian mengungkapkan pendapat 1 4 16
20
( 5% ) ( 20% ) ( 80%)
Toleransi Terhadap Pendapat Orang 1 19
- 20
Lain ( 5% ) ( 95% )
Kualitas gagasan yang dikemukakan - 4 ( 20% ) 16 ( 80%) 20
Kemampuan hasil penampilan 8 12
- 20
( 40% ) ( 60% )
24
Berdasarkan pengamatan siswa dalam pembelajaran pada siklus II yaitu untuk aspek pemahaman
terhadap masalah berada pada kategori baik yaitu dengan jumlah 12 siswa atau 60%, kemudian aspek
keberanian dalam mengemukakan pendapat berada pada kategori baik, yaitu dengan jumlah 16 siswa atau
80%, aspek toleransi terhadap pendapat orang lain berada pada kategori baik, yaitu dengan jumlah 16
siswa atau 80%, aspek kualitas gagasan yang dikemukakan berada pada kategori baik yaitu dengan
jumlah 20 siswa atau 86,5% dan untuk aspek kemampuan menyimpulkan hasil pidato berada pada
kategori baik, yaitu dengan jumlah 12 siswa atau 60%.
Refleksi pada siklus II sebagai berikut:
1) Pada siklus kedua siswa lebih percaya diri dan termotivasi datam pembelajaran menggambar bentuk
dengan perspektif yang benar.
2) Selama kegiatan pembelajaran siswa tampak aktif, komunikatif karena tiap siswa telah memahami dan
mengerti tugas masing-masing dalam pembelajaran.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil PTK ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada siklus I : untuk aspek pemahaman terhadap masalah berada pada kategori cukup/sedang (55%),
aspek keberanian dalam mengungkapkan pendapat berada pada kategori cukup/sedang (50%), aspek
toleransi terhadap pendapat orang lain berada pada kategori baik (60%), aspek kualitas gagasan yang
dikemukakan berada pada kategori cukup/sedang (60%) dan untuk aspek kemampuan menyimpulkan
hasil pidato berada pada kategori baik (90%).
2. Pada siklus II : untuk aspek pemahaman terhadap masalah berada pada kategori baik (60%), aspek
keberanian dalam mengemukakan pendapat berada pada kategori baik (80%), aspek toleransi terhadap
pendapat orang lain berada pada kategori baik (80%), aspek kualitas gagasan yang dikemukakan
berada pada kategori baik (86,5%) dan untuk aspek kemampuan menyimpulkan hasil pidato berada
pada kategori baik (60%).
Dengan demikian upaya meningkatkan hasil belajar siswa materi pembelajaran berpidato melalui
metode demonstrasi di kelas V SD Negeri Cibeureum Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun
pelajaran 2016/2017 efektif di implementasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani dkk.2007, Pemantapan Kemampuan Profesional.Jakarta : Universitas Terbuka
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas
Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardani, I GAK.2007, Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Universitas Terbuka Wardanai, I GAK. 2007,
Teknis menulis karya Ilmiah.Jakarta : universitas Terbuka
25