Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN EMPAT PILAR TERHADAP KONTROL

GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MILITUS


TIPE II DI LINGKUNGAN VI KELURAHAN LABUHAN RUKU
TAHUN 2020
Hizkianta Sembiring ¹. Cindy Alvioni ²
Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan Delihusada Delitua
Email :alvioni48@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes militus merupakan penyakit metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat ,lipid dan protein sebagai akibat dari
insulfisiensi fungsi insulin, yang dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin
oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menilai Pengaruh pemberian Empat Pilar terhadap penurunan Kadar Gula
Darah Sewaktu pada pasien Diabetes Militus Tipe II. Penelitian ini mengunakan
desain Quasy experiment design dengan Pendekatan One grup pre-test–Post-test.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Militus Tipe II di
lingkungan VI Labuhan Ruku. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 penderita
Diabetes Militus tipe II dengan mengunakan teknik Purposive Sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur Kadar gula darah sebelum dan
sesudah intervensi dengan Gluco Check Digital.
Uji Statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test. Untuk
hasil penelitian menunjukan adanya perubahan Kadar gula darah sewaktu dengan
nilai signifikan P-Value sebesar 0,046 < 0,005 , maka ada pengaruh Pemberian
Empat Pilar Terhadap perubahan kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes
Militus Tipe II di Lingkungan VI Labuhan Ruku.Berdasarkan hasil penelitian
berubahnya Kadar gula darah sewaktu pada pasien Diabetes Militus tipe II ini
dipengaruhi oleh pemberian terapi Empat Pilar yaitu edukasi, nutrisi, senam kaki
diabetic dan farmakologi,sehingga terapi Empat Pilar ini efektif digunakan
sebagai terapi untuk pasien Diabetes Militus Tipe II.

Kata Kunci : KDG Sewaktu, Empat Pilar.

ABSTRAK
Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease with multiple etiologies
characterized by high blood sugar levels accompanied by impaired carbohydrate,
lipid and protein metabolism as a result of insulin function insulfficiency, which
can be caused by impaired insulin production by beta langerhans cells of the
pancreas gland or caused by lack of responsiveness of body cells to The treatment
of hypertension in the elderly in addition to pharmacology can also be done with
Non pharmacology such as calisthenics. The purpose of this study is to assess the
effect of four pillars on the reduction in blood sugar levels at the time of Type II
Diabetes Mellitus. This research uses the design of Quasy experiment design with
the One group pre-Test – Post-test approach. The population in this study is all
people with type II Diabetes Militus in Lingkungan VI Labuhan Ruku village. The
samples in this study were as many as 6 type Diabetes Militus patients using the
Purposive Sampling technique. Data collection is done by measuring the blood
sugar levels before and after intervention with Gluco Check Digital.
The statistical test used was Wilcoxon Signed Rank Test. For the results of
the study showing the change in reduction in blood sugar levels with a significant
value of P-Value 0.046 < 0.005, then there is the effect of the four pilar giving on
changes in current blood sugar levels in the people type II diabetes militus in
Lingkungan VI Labuhan ruku village in the sub-district of the Based on the results
of the study of blood sugar levels in the people type II Diabetes Militus, it is
influenced by the provision of four pillars of therapy, namely nutrision education,
diabetes food exercise and pharmacology. So that this four pillars therapy is
effectively used as a therapy for patients with type II diabetes militus.

Keywords: Current Blood Sugar Level, Four Pillars

1. PENDAHULUAN dua kali lipat dari 4,7% menjadi


Diabetes militus merupakan 8,5% pada populasi orang.
penyakit metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan Word Health Organization
tingginya kadar gula darah disertai (2016) menyatakan bahwa pada
dengan gangguan metabolisme tahun 2012 Presentase kematian
karbohidrat,lipid dan protein sebagai yang disebabkan oleh Diabetes
akibat dari fungsi insulin. (WHO, Militus Tipe II sebanyak 3,7 juta
2016). kematian yang terjadi sebelum usia
Pada umumnya, kejadian 70 tahun. Kejadian Diabetes Militus
diabetes militus banyak terjadi pada lebih tinggi di negara berpenghasilan
penduduk berusia lanjut namun tidak rendah dan menengah daripada di
kemungkinan penduduk usia remaja Negara berpenghasilan tinggi,
hingga dewasa juga dapat terkena Berdasarkan kategori usia, penderita
penyakit Diabetes militus tersebut. DM terbesar berada pada rentang
Dewasa muda yang berada pada usia usia 55-65 tahun. Selain itu,
18 tahun memiliki angka prevalensi penderita DM di Dunia lebih banyak
diabetes militus 422 orang. Di berjenis kelamin Perempuan (1,8%)
dukung dengan data International dari pada laki-laki (1,2%),
Diabetes Federation (IDF) dikarenakan adanya peran hormon
menyatakan bahwa terdapat 382 juta estrogen dan jumlah ini cenderung
orang dengan riwayat diabates meningat setiap tahunnya.Di Negara
militus, Pada tahun 2014 dewasa Maju jumlah Diabetes Militus,
berusia di atas 18 Tahun yang hidup 10,40% dan di Negara Berkembang
dengan Diabetes Militus sebanyak 11,8%.
422 orang, Prevelensi Diabetes Prevalensi Diabetes Militus
Militus di dunia (dengan usia di atas yang tinggi tidak hanya terjadi di
18 Tahun) telah meningkat hampir Negara maju tetapi juga di Negara
berkembang seperti Indonesia . Penelitian sebelumnya yang
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan dilakukan oleh Ratnaningtyassih dkk
Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 (2016) tentang hubungan pola makan
menunjukkan prevalensi Diabetes dan aktivitas fisik dengan penurunan
Militus dari hasil pengukuran terus kadar gula darah penderita Diabetes
meningkat, pada tahun 2014 Melitus tipe 2 rawat jalan di RSUD
sebanyak 5,7% dan pada tahun 2018 Pontianak, dari hasil penelitiannya,
mencapai 65,7%. Dengan angka peningkatan kadar gula darah pada
prevalensi tertinggi di provinsi penderita DM tipe 2 lebih tinggi
Kalimantan barat sebesar 11,1 % dan pada penderita yang memiliki pola
terendah di provinsi Nangroe Aceh makan kurang baik ada 89% atau 29
Darussalam 8,5%. Diabetes Militus orang dari 55 orang sebagai sampel.
Tipe II menempati urutan ke-6 dari Hasil yang di dapatkan menunjukkan
10 penyakit kronis terbanyak di bahwa ada hubungan pola makan
Indonesia.( DPPI, 2016 ) dengan kejadian Diabetes Melitus
tipe 2 dengan nilai p 0,00(α 0,05).
Prevelensi Diabetes Militus Penelitian terdahulu
di provinsi sumatera utara mencapai dilakukan oleh Peneliti Palestian
2,1% dari jumlah penduduk di pada tahun (2015) mendapatkan
sumatera utara , Berdasarkan data bahwa sikap responden dari 97
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan responden terhadap penyakit
Sumatera Utara di sebutkan, Sejak Diabetes Militus yang dideritanya
januari 2007 sampai April 2019, meningkat setelah pemberian
jumlah penderita Diabetes Militus Edukasi melalui komunikasi
tipe II sebanyak 54.843 orang. (Riset terapeutik. Dari 97 responsen
Dinkes Provinsi sumatera utara tersebut ada 87 responsen yang
(2019), mengalami peningkatan untuk
sembuh setelah diberikan Edukasi
melalui Komunikasi Terapeutik,
hanya 10 responsen yang gagal
ketika diberikan Edukasi melalui
komunikasi Terapeutik. Tujuannya
agar penderita diabetes dapat hidup
lebih lama dan dalam kebahagiaan,
Membantu penderita diabetes agar
mereka dapat merawat dirinya
sendiri, sehingga komplikasi yang
mungkin timbul dapat dikurangi..
(Majority | Volume 4 | Nomor 9 |
Desember 2015).
Menurut data Puskesmas
labuhan Ruku Kecamatan Talawi
kabupaten batu bara bulan Januari lagi setelah intervensi (Nursalam,
tahun 2020 penderita hipertensi 2017).
sebanyak 1.500 Orang dengan Populasi dalam penelitian
Kualifikasi usia 38 tahun keatas.. ini adalah 6 penderita Diabetes
Berdasarkan uraian diatas maka Militus di Lingkungan VI Labuhan
dilakukan kegiatan yang mendukung Ruku. Pengambilan sampling pada
sesuai dengan usia yang menderita penelitian ini menggunakan teknik
Diabetes Militus. Bentuk kegiatan Purposive sampling yaitu dimana
yang dilakukan yaitu Senam Kaki peneliti menentukan pengambilan
Diabetic dan Pendidikan Kesehatan sampel dengan cara menetapkan ciri-
yang sudah di jadwalkan ciri khusus yang sesuai dengan
sebelumnya. tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab
Berdasarkan wawancara yg permasalahan penelitian. ( Hidayat,
dilakukan pada masyarakat 2014 ). Instrumen penelitian yang
Lingkungan VI Labuhan Ruku digunakan pada penelitian ini adalah
terdapat 6 penderita Diabetes lembar observasi dan gluco check
Militus. Penderita mengatakan digital.
bahwa tidak pernah kepikiran untuk Pengumpulan data dilakukan
mengontrol KGD mereka dan tidak dengan cara membagikan lembar
mengerti tentang mengontrol KGD observasi dengan pengisian
tersebut, penderita juga mengatakan dilakukan oleh responden . Sebelum
jarang sekali datang ke pelayanan responden mengisi, responden
kesehatan dengan alasan tidak diminta kesediaanya untuk
sempat, kalau cek KGD di klinik menandatangani informe concen
biaya nya mahal. Disini peneliti pada lembar persetujuan yang sudah
berencana mengajarkan tentang dibuat oleh peneliti.
bagaimana Mengontrol Kadar Gula
Darah Pasien dengan terapi Empat Selanjutnya melakukan
Pilar secara non farmakologis. pengukuran Kadar Gula Darah
Sewaktu pada responden dengan
menggunakan gluco check digital.
2. METODE kemudian mengisi hasil pengukuran
Penelitian ini merupakan pada lembar observasi.
penelitian kuantitatif dengan metode Edukasi yang diberikan
penelitian Quasi Experimental dan adalah pemahaman tentang,
menggunakan desain penelitian One pentingnya pengendalian penyakit,
Group Pre-Post Test yaitu komplikasi yang timbul dan
melakukan intervensi pada satu resikonya, pentingnya intervensi obat
kelompok objek. Kelompok subjek dan pemantauan glukosa darah.
diobservasi sebelum dilakukan Diet seimbang akan mengurangi
intervensi, kemudian di observasi beban kerja insulin dengan
meniadakan pekerjaan insulin Penelitian ini menggunakan
mengubah gula menjadi glikogen. analisis univariat untuk
Senam Kaki Diabetes diberikan mendeskripsikan karakteristik
sebanyak 4 kali seminggu dan dalam masing masing variabel yang diteliti.
setiap pertemuan berdurasi 30 menit. Analisa bivariat untuk melihat
Setelah itu melakukan pengukuran perubahan Kadar Gula Darah
kadar gula gluco check digital. Sewaktu sebelum dengan setelah
diberikan Terapi Empat Pilar.
Setelah data terkumpul ,maka Analisis data menggunakan Uji
dilakukan dengan empat langkah parried t-test.
yaitu Editing (Penyuntingan data ),
Coding (Membuat lembar
code) ,Entry data (Memasukan data),
dan Tabulating (Tabulasi data).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Frekuensi Persentase


%
1 Jenis Kelamin
Perempuan 4 66,7%
Laki-laki 2 33,3 %
Total 6 100 %
2 Umur
40-50 2 33,3 %
51-60 4 66,7 %
Total 6 100 %
3 Pekerjaan
PNS 3 50%
Wiraswasta 2 33,3%
IRT 1 16,7%
Total 6 100 %
KGD Sebelum
4 Normal - -
Hiperglekimia 6 100 %
Total 6 100 %
KGD Sesudah
5 Normal 4 66,7%
Hiperglekimia 2 33,3 %
Total 6 100 %
Berdasarkan hasil penelitian (16,7%). Mayoritas Responden yang
diketahui bahwa dari 6 responden memiliki KGD Sewaktu
mayoritas responden berjenis (Hiperglekimia) sebelum di berikan
kelamin perempuan berjumlah 4 terapi Empat Pilar (100 %)
responden ( 66,7% ) dan minoritas berjumlah 6 responden dan minoritas
responden berjenis kelamin Laki-laki responden memiliki KGD Sewaktu
berjumlah 2 responden ( 33,3%.) normal (0%) berjumlah 0 responden.
Mayoritas Responden berusia 51-60 Mayoritas Responden yang memiliki
tahun berjumlah 4 responden KGD Sewaktu Normal sesudah di
( 66,7% ) dan minoritas responden berikan terapi Empat Pilar berjumlah
berusia 40-50 tahun berjumlah 2 4 responden (66,7%) dan minoritas
responden (33,3%). Mayoritas responden memiliki KGD
Responden yang bekerja sebagai Hiperglekimia sesudah di berikan
PNS berjumlah 3 responden (50,0%) terapi Empat Pilar berjumlah 2
dan minoritas responden bekerja responden (33,3%).
sebagai IRT berjumlah 1 responden

Hasil uji parried t-test Pre test and Post Test pemberian terapi empat pilar
terhadap kontrol gula darah sewaktu diperoleh Nilai Z hitung sebesar 2,000
dengan nilai signifikansi (p-value ) sebesar 0,046 .Nilai Signifikansi uji (p- value )
lebih kecil dari 0,05 (0.046 < 0,05 ) sehingga diputuskan H0 di tolak dan Ha
diterima artinya ada pengaruh yang signifikan Sebelum diberikan Terapi Empat
Pilar dengan sesudah diberikan Terapi Empat Pilar pada pasien Diabetes Militus
Tipe II di Lingkungan VI Kelurahan Labuhan Ruku.

Berdasarkan tabel di atas Pada tabel diatas terlihat


diketahui bahwa kadar gula darah bahwa nilai signifikansi sebesar
sewaktu pada penderita diabetes 0,046< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
militus tipe II sebelum diberikan diterima ,artinya ada pengaruh yang
Intervensi yaitu Hiperglikimia 170 signifikan antara Sebelum diberikan
mg/dL dan setelah diberikan Terapi Empat Pilar dengan sesudah
Intervensi Terapi Empat Pilar yaitu diberikan Terapi Empat Pilar pada
120 mg/dL. pasien Diabetes Militus Tipe II di
Lingkungan VI Kelurahan Labuhan olahraga dengan kadar glukosa
Ruku. darah, hasil yang didapat yaitu dari
52 responden yang tidak melakukan
Perubahan kadar gula darah olahraga terdapat 73,30 % dan yang
pada penderita Diabetes Militus Tipe melakukan olahraga 47,10 % (p-
II dapat dipengaruhi oleh beberapa value 0,041).
faktor, diantaranya Usia, Jenis
Kelamin, Pekerjaan, Pola Diet Penanganan Hiperglekimia
Aktivitas Fisik dan Farmakologi. dapat di lakukan dengan terapi non
Menurut Sudoyono (2017) usia farmakologis, salah satunya adalah
diatas 45 tahun merupakan salah satu Mengkonsumsi air rebusan Daun
faktor resiko seseorang dapat Salam, Mengkonsumsi jus alvocat
mengalami DM Tipe II, karena tanpa diberi gula, melakukan senam
semakin bertambahnya usia maka kaki diabetic atau jalan santai setiap
individu tersebut akan semakin pagi hari.
mengalami penurunan fungsi tubuh
(Degeneratif) terutama gangguan 4. KESIMPULAN DAN
organ pankreas dalam menghasilkan SARAN
hormone insulin. Berdasarkan hasil penelitian
Hal ini sesuai dengan teori terhadap 6 responden penderita
Hasanudin et al. (2018) yang Diabetes Militus di Lingkungan VI
mengatakan kurangnya aktivitas fisik kelurahan Labuhan dapat
menyebabkan tekanan darah disimpulkan bahwa mayoritas
meningkat. Dengan berolahraga atau responden yang mengalami
melakukan aktivitas fisik secara rutin hiperglekimia berdasarkan usia 40-
sehingga dapat menstabilkan tekanan 50 tahun sebanyak 2 orang (33.3%),
darah. dan usia 51 - 60 sebanyak 4 orang
(66.7%).
Hal ini diperkuat oleh Berdasarkan data yang telah
Penelitian yang dilakukan Adhitya melewati uji statistik terjadi
(2015) membuktikan bahwa ada perubahan Kadar Gula Darah
hubungan antara aktivitas fisik Sewaktu yang signifikan setelah
dengan kadar glukosa darah, hasil responden diberikan perlakuan yang
yang didapat yaitu dari 52 responden menunjukkan bahwa ada pengaruh
terdapat 93,80 % aktivitas fisik pemberian Terapi Empat Pilar
kurang dan 60,70 % aktivitas fisik terhadap Kontrol Gula Darah pada
cukup (p-value=0,012). penderita Diabetes Militus Tipe II di
Lingkungan VI Labuhan Ruku.
Hal ini sejalan dengan Diharapkan kepada Penderita
penelitian yang dilakukan oleh Sri Diabetes Militus Tipe II dapat
Anani juga membuktikan bahwa ada menjadikan acuan untuk menerapkan
hubungan yang signifikan antara terapi Empat Pilar dalam
menurunkan Kadar Gula Darah dan mengubahnya menjadi gaya hidup
lebih memperhatikan gaya hidup yang lebih sehat.
sehari-hari mulai dari makanan,
aktivitas serta lingkungan agar .

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedokteran,


AgroMedia, 2015. Defenisi Diabetes Universitas Lampung. Vol.7
Militus Tipe II. Jakarta : (2) : 258-259.
Pengobatan Kencing Manis.
Eryuda.DKK, 2016. Ekstrak Daun
Amir, 2015. Kadar Gula Darah Kluwih (Artocarpus camansi)
Sebelum dan Sesudah Dalam Menurunkan Kadar
Melaksanakan Senam Glukosa Darah Pada
Diabetes pada Pasien Penderita Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus Tipe II. Fakultas Kedokteran,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Universitas Lampung. Vol.5
(JIK). Vol.9 (2), ISSN 1978- (4) : 72-73.
3167.
Ganong, 2014. Metabolisme.
Andi, 2017. Defenisi Diabetes Yogyakarta : Analisis
Militus Tipe II. Jakarta : Cara Pengaruh Kepatuhan Pola
Jitu Mengatasi Diabtes Diet Dm Terhadap Kadar
Militus Tipe II. Gula Darah Dm Tipe II : 24.

Ardana.W, 2015. Empat Pilar Perkini, 2014. Pengaruh Kepatuhan


Penatalaksanaan Pasien Diet, Aktivitas Fisik dan
Diabetes Mellitus Tipe II. Pengobatan dengan
Fakultas Kedokteran, Perubahan Kadar Gula
Universitas Lampung. Vol.4 Darah pada Pasien
(9) : 9-10. Diabetes Mellitus Suku
Rejang. Jurnal Keperawatan
Asri.DKK, 2019. Pemberian Ekstrak Raflesia. Vol.1 (1) : 61-64 :
Biji Jintan Hitam Pada ISSN: 2656-6222.
Diabetes Melitus Tipe 2
Sebagai Terapi. Jurnal Price.W, 2014. Kadar Glukosa
Farmasetis. Vol.8 (2) : 70-71 Darah Sewaktu Pada Pasien
: Issn : 2549-8126 (Online). Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Bahu Kota
Depkes.RI, 2015. Hari Diabetes Manado. Jurnal e-Biomedik
Sedunia Tahun 2018. Jurnal (eBm). Vol.3 (1) : 32.
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Setyawan, 2018. Efektivitas Teh
Menular. ISSN 2442-7659. Bawang Dayak untuk
Menurunkan Kadar Gula
Echa.DKK, 2018. Zat Antosianin Darah STRADA Jurnal
pada Ubi Jalar Ungu Ilmiah Kesehatan. Vol.7
terhadap Diabetes Melitus. (2) : 7 : ISSN: 2252-3847.
Syauqi, 2015. Kadar Glukosa Darah
Sewaktu Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Bahu Kota :
Manado. Jurnal e-Biomedik.
Vol.3 (1) : 33. .

Anda mungkin juga menyukai