Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL LAPANGAN TERBANG DAN

RINGKASANNYA

TAOFIK ARIF HIDAYAT

09 311 019
Sekilas Tentang Pembangunan Bandara

Berdasarkan permintaan seseorang yang minta dibahas tentang cara mendesain


lapangan terbang atau lazim disebut dengan bandara, maka saya coba untuk memposting
artikel ini dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, semoga bermanfaat.
Bandara adalah suatu tempat dimana kegiatan-kegiatan didalamnya berhubungan
dengan yang namanya transportasi udara. Bandara kebanyakan digunakan untuk tujuan
komersial namun ada beberapa bandara yang berfungsi sebagai landasan pesawat militer.
Pedoman-pedoman perencanaan bandara secara detail ada pada peraturan-peraturan yang
dikeluarkan FAA dan ICAO, di Indonesia sendiri aturan-aturan tersebut tercakup dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
dan Kepmen Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional. Bandara memiliki dua area berbeda yaitu sisi darat dan sisi udara. kebutuhan-
kebutuhan yang berbeda pada dua bagian tersebut terkadang saling bertentangan antara
satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit
mungkin hubungan (pintu-pintu) antara sisi darat (land side) dan sisi udara (air side),
sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari sisi darat
ke sisi udara agar pelayanan berjalan lancar. Kegiatan-kegiatan itu saling tergantung satu
sama lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan
kegiatan.
Beberapa istilah kebandarudaraan yang perlu diketahui
1. Airport
Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan take-off and
landing pesawat udara. Diperlengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir
pesawat, perbaikan pesawat, bongkar muat penumpang dan barang, dilengkapai
dengan fasiltas keamanan dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar
penumpang dan barang dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.
2. Kebandar udaraan
Meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan pennyelenggaraan nadar udara
(bandara) dan kegiatan lainnya dalang melaksanakan fungsi sebgaia bandara dalam
menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara,
penumpang, barang dan pos.
3. Airfield
Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing
pesawat udara. fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan
terminal building untuk mengakomodasi keperluar penumpang pesawat.
4. Aerodrom
Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana-dan prasarana,
instalasi infrastruktur, dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik sebagian
maupun keseluruhannya untuk kedatang, keberangkatan penumpang dan barang,
pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk
penerbangan yang terjadwal.
5. Aerodrom reference point
Letak geografi suatu aerodrom.
6. Landing area
Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing. Tidak
termasuk terminal area.Landing strip Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar
tertentu yang terdiri atas shoulders dan runway untuk tempat tinggal landas dan
mendarat pesawat terbang.
7. Runway (r/w)
Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal landas
dan mendarat pesawat terbang.
8. Taxiway (t/w)
Bagian sisi darat dari aerodrom yang dipergunakan pesawat untuk berpindah (taxi)
dari runway ke apron atau sebaliknya.
9. Apron
Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir, menunggu,
mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang.
Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building.
10. Holding apron
Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang dipergunakan
oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat
sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take off.
11. Holding bay
Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat lainnya saat taxi, atu
berhenti saat taxi.
12. Terminal Building
Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan
penumpang dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan
ticket, ruang tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan
sebagainya.
13. Turning area
Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunaka oleh pesawat untuk
berputar sebelum take off.
14. Over run (o/r)
Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi keperluan
pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi 2 (dua) : (i) Stop way :
bagian over run yang lebarnya sama dengan run way dengan diberi perkerasan
tertentu, dan (ii) Clear way: bagian over run yang diperlebar dari stop way, dan
biasanya ditanami rumput.
15. Fillet
Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan runmway atau
taxiway untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar
jalur perkerasan yang ada.
16. Shoulders
Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang runway,
taxiway dan apron

Klasifikasi airport atau bandara Menurut Horonjeff (1994) ditentukan oleh berat
pesawat terbang hal ini penting untuk menentukan tebal perkerasan runway, taxiway dan
apron, panjang runway lepas landas dan pendaratan pada suatu bandara. Bentang sayap dan
panjang badan pesawat mempengaruhi ukuran apron parkir, yang akan mempengaruhi
susunan gedung-gedung terminal. Ukuran pesawat juga menentukan lebar runway, taxiway
dan jarak antara keduanya, serta mempengaruhi jari-jari putar yang dibutuhkan pada kurva-
kurva perkerasan. Kapasitas penumpang mempunyai pengaruh penting dalam menentukan
fasilitas-fasilitas di dalam dan yang berdekatan dengan gedung-gedung terminal. Panjang
runway mempengaruhi sebagian besar daerah yang dibutuhkan di suatu bandara. Selain
berat pesawat, konfigurasi roda pendaratan utama sangat berpengaruh terhadap
perancangan tebal lapis keras. Pada umumnya konfigurasi roda pendaratan utama
dirancang untuk menyerap gaya-gaya yang ditimbulkan selama melakukan pendaratan
(semakin besar gaya yang ditimbulkan semakin kuat roda yang digunakan), dan untuk
menahan beban yang lebih kecil dari beban pesawat lepas landas maksimum. Dan selama
pendaratan berat pesawat akan berkurang akibat terpakainya bahan bakar yang cukup
besar.

1. Runway (Landas pacu)


Runway (Landas pacu) adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat
terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff
(1994) sistem runway di suatu bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landasan
(shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman runway (runway end safety
area). Terdapat banyak konfigurasi runway, diantaranya Runway Tunggal (runway ini
adalah yang paling sederhana). Runway Sejajar, Runway Dua jalur, Runway
Bersilangan, Runway V terbuka.
Untuk menghitung panjang runway akibat pengaruh prestasi pesawat (tergantung dari
tipe mesin yang digunakan) dipakai suatu peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Amerika Serikat bekerja sama dengan Industri Pesawat Terbang yang tertuang dalam
Federal Aviation Regulation (FAR). Peraturan-peraturan ini menetapkan bobot kotor
pesawat terbang pada saat lepas landas dan mendarat dengan menentukan persyaratan
prestasi yang harus dipenuhi.
Untuk pesawat terbang bermesin turbin dalam menentukan panjang runway harus
mempertimbangkan tiga keadaan umum agar pengoperasian pesawat aman. Ketiga
keadaan tersebut adalah:
1) Lepas landas normal
Suatu keadaan dimana seluruh mesin dapat dipakai dan runway yang cukup
dibutuhkan untuk menampung variasi-variasi dalam teknik pengangkatan dan
karakteristik khusus dari pesawat terbang tersebut.
2) Lepas landas dengan suatu kegagalan mesin
Merupakan keadaan dimana runway yang cukup dibutuhkan untuk
memungkinkan pesawat terbang lepas landas walaupun kehilangan daya atau
bahkan direm untuk berhenti.
3) Pendaratan
Merupakan suatu keadaan dimana runway yang cukup dibutuhkan untuk
memungkinkan variasi normal dari teknik pendaratan, pendaratan yang
melebihi jarak yang ditentukan (overshoots), pendekatan yang kurang sempurna
(poor aproaches) dan lain-lain.

Panjang runway yang dibutuhkan diambil yang terpanjang dari ketiga analisa di
atas.
Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pesawat terbang bermesin piston
secara prinsip mempertahankan kriteria diatas, tetapi kriteria yang pertama tidak
digunakan. Peraturan khusus ini ditujukan pada manuver lepas landas normal setiap hari,
karena kegagalan mesin pada pesawat terbang yang digerakkan turbin lebih jarang terjadi.

2. Terminal Udara
Terminal udara merupakan penghubung antara sisi udara dengan sisi darat.
Perencanaan terminal disesuaikan dengan Rencana Induk Bandara (Master Plan)
menurut tingkat (stage) dan tahapan (phase). Yang pertama meliputi jangka panjang,
sedangkan yang kedua berhubungan dengan dengan usaha jangka menengah masalah
penyesuaian kapasitas dengan perkiraan perkembangan permintaan. Ciri pokok kegiatan
di gedung terminal adalah transisionil dan operasional. Dengan pola (lay-out),
perekayasaan (design and Engineering) dan konstruksinya harus memperhatikan
expansibility, fleksibility, bahan yang dipakai dan pelaksanaan konstruksi bertahap
supaya dapat dicapai penggunaan struktur secara maksimum dan terus menerus. Secara
expansibility struktur bangunan harus dapat dirubah, diperluas dan ditambah dengan
pembongkaran dan gangguan yang minimum. Jadi bagian dan instalasi penting sedapat
mungkin tidak perlu dipindahkan. Secara flexsibility terutama menyangkut rencana
tentang kemampuan gedung untuk menerima perubahan bentuk dan penggunaan interior
seperti:
Pembagian ruangan yang tidak menanggung beban struktural ,Kemungkinan pemakaian
ruangan untuk maksud yang lain dari perencanaan sebelumnya, Memungkinkan
pekerjaan perluasan dilakukan dengan gangguan minimum terhadap ruangan / bangunan
di sekelilingnya, penggunaan bahan serta metoda konstruksi yang cocok dengan
pekerjaan “remodelling”, dan hal-hal lainnya.

Gedung terminal mengintegrasikan kegiatan dan permintaan masyarakat,


pengusaha penyewa dan pemilik/ pengelola, jadi harus berfungsi langsung secara efisien
dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Sirkulasi langsung harus dimungkinkan untuk
penumpang datang dan berangkat serta bagasinya sampai pada posisi bongkar muat
pesawat. Jika penanganan pos dan barang dilakukan dengan kendaraan yang sama
dengan untuk bagasi, maka perencanaan meliputi juga sirkulasi di apron
Konsep-konsep operasionil lalu lintas internasional dipisahkan dari arus lalu lintas
dalam negeri, karena perlu penanganan khusus. Masing-masing kemudian bisa dikelola
berdasarkan:
a) Konsep terpusat (Centralised concept)
Dimana semua kegiatan perusahaan-perusahaan penerbangan dilakukan
dalam gedung terminal yang sama. Konsolidasi kegiatan dapat dilakukan
dengan dan dengan demikian menghemat ruangan personil dan peralatan
yang diperlukan untuk tincketing dan bagage handling. Hal tersebut berlaku
juga dalam hal mengelola kegiatan trasnfer di tempat/ pelabuhan udara
interchange, karena bisa dilakukan oleh suatu organisasi saja.
b) Konsep pemencaran (unit operation concept)
Dimana setiap perusahaan mempunyai gedung terminal sendiri-sendiri.
1. Investasi untuk pemilik / pengelola pelabuhan udara adalah lebih
besar karena duplikasi fasilitas sedqng dari sudut konsesioner
(pengusaha penyewa) akan mengurangi keuntungan karena letak
usahanya yang terpisah-pisah.
2. pada tempat-tempat interchange maka jarak untuk penumpang
transfer menjadi jauh, demikian juga untuk kendaraan angkut di
apron untuk bagasi, pos dan barang.
3. konsolidasi kegiatan airline tidak bisa diterapkan misalnya
pelayanan penumpang dan bagasi.

Menurut kegiatannya daerah-daerah bangunan dapat dibagi dalam:


1) Daerah Gedung Terminal
Merupakan pust dari segala kegiatan pengelolaan manusia, barang dan pesawat.
Perlu diperhatikan hubungan-hubungan (langsung dan tidak langsung) antara
kegiatan-kegiatan di daerah bangunan lainnya. Di termiunal penumpang terjadi
transisi penumpangm, bagasi, pos, barang, makanan, bahan bakar antara angkutan
darat dan udara.
2) Daerah Penerbangan Umum dan Lokal (Commercial fixed base operations
areas).
Untuk kegiatan jual beli dan sewa pesawat ringan, parkir, perawatan dan perbaikan,
charter, penyemprotan, helicopter, pendidikan, dsb. Hubungan dengan kegiatan lain
di pelabuhan udara perlu dipertimbangkan dalam perencanaan daerah bangunan
lapangan terbang.
3) Daerah Hangar
Untuk persiapan-persiapan pesawatnya:
 Daerah dekat tempat bongkar muat pesawat untuk peralatan dan bahan ringan
pelayanan pesawat
 Daerah dekat parkir apron pesawat untuk perawatan diantara jadwal
terbangnya.
Daerah hangar dan sekitarnya untuk perawatan berat pesawat lengkap. Luas
daerah ini diperngaruhi oleh sifat dan ruang lingkup perawatan. Yang terakhir ini
tergantung dari pola jaringan udaranya dan fasilitas besat diperlukan di tempat
penernbangan-penerbangan asal, tujuan dan membalik (originating/ mulai,
ending/berakhir dan turn-around points). Kemungkinan perluasan harus
diperhitungkan dalam perencanaannya.
4) Daerah Cargo
Luasnya tergantung dari sistem pengelolaan dan banyaknya muatan yang ditangani
supaya bisa berjalan efisien. Bisa menyatu dengan gedung terminal dan bisa
mencakup pos, daerah pengelolaan pos dan kiriman barang ringan (paket pos) bisa
direncanakan dekat daerah kargo atau dekat / menjadi satu dengan daerah gedung
terminal penumpang sesuai intensitas kegiatan pos.
5) Daerah Parkir Pesawat (Parking Apron)
Untuk perawatan yang perlu waktu di tanah agak lama. Sebaiknya disediakan
parking apron terpisah untuk pesawat-pesawat type executive general aviation.
6) Daerah Khusus
Untuk peralatan yang akan dipakai dalam keadaan darurat yang harus bisa
mencapai langsung semua daerah sekeliling lapangan udara. Demikian juga
diperlukan daerah khusus untuk peralatan yang akan dipakai untuk perawatan
umum pelabuhan udara. Jadi sebaiknnya didekat fasilitas pendaratan seperti
landasan dan taxiway dan jalan masuk lapangan udara, tetapi tidak perlu berdekatan
dengan gedung terminal penumpang ataupun daerah bongkar muat barang.

(dirangkum dari Teknik Lapangan Terbang teori dasar Dr. Ari Sandhyavitri & Hendra
Taufik, ST, MSc)
Ringkasan Artikel

Bandara adalah suatu tempat dimana kegiatan-kegiatan didalamnya berhubungan


dengan yang namanya transportasi udara. Bandara kebanyakan digunakan untuk tujuan
komersial namun ada beberapa bandara yang berfungsi sebagai landasan pesawat militer.
Pedoman-pedoman perencanaan bandara secara detail ada pada peraturan-peraturan yang
dikeluarkan FAA dan ICAO, di Indonesia sendiri aturan-aturan tersebut tercakup dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
dan Kepmen Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional. Bandara memiliki dua area berbeda yaitu sisi darat dan sisi udara. kebutuhan-
kebutuhan yang berbeda pada dua bagian tersebut terkadang saling bertentangan antara
satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit
mungkin hubungan (pintu-pintu) antara sisi darat (land side) dan sisi udara (air side),
sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari sisi darat
ke sisi udara agar pelayanan berjalan lancar. Kegiatan-kegiatan itu saling tergantung satu
sama lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan
kegiatan.
Beberapa istilah kebandarudaraan yang perlu diketahui
1. Airport
Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan take-off and
landing pesawat udara. Diperlengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir
pesawat, perbaikan pesawat, bongkar muat penumpang dan barang, dilengkapai
dengan fasiltas keamanan dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar
penumpang dan barang dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.
2. Kebandarudaraan
Meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan pennyelenggaraan bandar udara
(bandara) dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi sebagai bandara dalam
menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara,
penumpang, barang dan pos.
3. Airfield
Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing
pesawat udara.
4. Aerodrom
Area tertentu baik di darat maupun di udara (meliputi bangunan sarana-dan
prasarana, instalasi infrastruktur, dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik
sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatangan, keberangkatan penumpang
dan barang, pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu
dipergunakan untuk penerbangan yang terjadwal.
5. Aerodrom reference point
Letak geografi suatu aerodrom.
6. Landing area
Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing.
7. Runway (r/w)
Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal landas
dan mendarat pesawat terbang.
8. Taxiway (t/w)
Bagian sisi darat dari aerodrom yang dipergunakan pesawat untuk berpindah (taxi)
dari runway ke apron atau sebaliknya.
9. Apron
Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir, menunggu,
mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang.
10. Holding apron
Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang dipergunakan
oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat
sebelum take off.
11. Holding bay
Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat lainnya saat taxi, atau
berhenti saat taxi.
12. Terminal Building
Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan
penumpang dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan
ticket, ruang tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan
sebagainya.

13. Turning area


Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunaka oleh pesawat untuk
berputar sebelum take off.
14. Over run (o/r)
Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi keperluan
pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi 2 (dua) :
(i) Stop way : bagian over run yang lebarnya sama dengan run way dengan
diberi perkerasan tertentu, dan
(ii) Clear way: bagian over run yang diperlebar dari stop way, dan biasanya
ditanami rumput.
15. Fillet
Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan runway atau
taxiway untuk memfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar
jalur perkerasan yang ada.
16. Shoulders
Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang runway,
taxiway dan apron

Anda mungkin juga menyukai