Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CARDIOTOCOGRAPHY
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Pelayanan Kebidanan

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Azmi Rakhmawati Hidayah 205401446023


Fatwasari Dewi 205401446006
Indra Hasan Basri 205401446115
Nafhatil Riski Hulu 205401446011
Putri Yasinta Rizkiyana 205401446005
Sulistiorini 205401446134
Rizkya Ghina Khaerunnisa 205401446055

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
taufik dan hidayahNya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini kami buat
untuk mata kuliah TeknologiPelayananKebidanan.

Kami menyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan-kekurangan


karena keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu, masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu untuk semakin lebih baik lagi.

Ucapkan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada Dosen Pembimbing mata
kuliah ini, untuk teman-teman dan semua pihak yang telah membantu.  

Terima kasih banyak untuk semua dan yang sudah bersedia membaca makalah ini.
Mungkin apabila ada kesalahan dalam penulisannya, kami Haturkan Maaf.

                                                                                   

                                                                                             
Penulis

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….. 2
Daftar Isi……………………………………………………………………... 3
BAB I LatarBelakang……………………………………………………….. 4
BAB II Pembahasan……………………………………………………….… 6
BAB III Penutup………………………...……………..…………………….. 14
Daftar Pustaka………………………….......................................................... 15

3
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke
Indonesia telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam
Negara kita. Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era
globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
dipenuhi oleh semua pihak yang terkait. Hal tersebut telah membuat dunia
kesehatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan kesehatan yang berbasis teknologi informasi.
Salah satu teknologi baru adalah Cardiotocography, yaitu suatu
teknologi kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan yang
berkaitan dengan hipoksia janin dalam rahim, seberapa jauh gangguan
tersebut, dan menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan
tersebut.Teknologi ini menjadi salah satu upaya untuk menurunkan angka
kematian perinatal yang disebabkan oleh penyakit penyulit hipoksia janin
dalam  rahim antara lain dengan melakukan pemantauan kesejahteraan janin
dalam rahim.
Pemeriksaan kehamilanpun sangat bermanfaat untuk kesejahteraan
janin. Untuk ibu misalnya pemeriksaan berguna untuk mendeteksi dini jika
ada komplikasi kehamilan, sehingga dapat segera mengobatinya,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan selama kehamilan,
mempersiapkan mental dan fisik dalam menghadapi persalinan, mengetahui
berbagai masalah yang berkaitan dengan kehamilannya, juga bila
kehamilannya dikategorikan dalam risiko tinggi, sehingga dapat segera
ditentukan pertolongan persalinan yang aman nantinya. Dan untuk bayi,
pemeriksaan bisa meningkatkan kesehatan janin dan mencegah janin lahir
prematur, berat bayi lahir rendah, lahir mati, ataupun mengalami kematian
saat baru lahir.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari Cardiotokografi (CTG) ?
2. Bagaimana mekanisme dari Cardiotokografi (CTG) ?
3. ApasajaManfaatdariCTG ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Cardiotokografi (CTG)
2. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari Cardiotokografi (CTG)
3. Untukmengetahuimanfaatdari CTG

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian CTG
Alatkardiotokografi (CTG) ataujugadisebut Fetal Monitor
merupakansalahsatu alt elektronik yang
digunakanuntuktujuanmelakukanpemantauankesejahteraandankondisikesehat
anjanin. Pemeriksaaniniumumnyadapatdilakukanpadausiakehamilan 7-9
bulandanpadasaatpersalinan. Pemeriksaaan CTG diperolehinformasiberupa
signal iramadenyutjantungjanin (DJJ), gerakanjanindankontraksirahim.
Dikenalduajeniskardiotokografi, yaitu CTG konvensional dan CTG
terkomputerisasi (Computerized cardiotocography).
1. Kardiotokografi konvensional adalah peralatan kardiotokografi yang hasil
interpretasinya dilakukan oleh dokter pemeriksa.
2. Kardiotokografi terkomputerisasi adalah peralatan kardiotokografi yang
sebagian hasil interpretasi pemeriksaan CTG dilakukan oleh komputer
yang ada didalam peralatan CTG tersebut berdasarkan suatu ”data- base”.
Pemeriksaandengankardiotokografimerupakansalahsatuupayauntukmenu
runkanangkakematian perinatal yang
disebkanolehpenyakitpenyulithipoksiajanindalamrahim.
Padadasarnyapemantauaninibertujuanuntukmendeteksiadanyagangguan yang
berkaitanhipoksijanindalamrahim,
seberapajauhgangguantersebutdanakhirnyamenentukantindaklanjutdarihasilpe
mantauantersebut. Padasaatbersalinkondisijanindikatakan normal
apabiladenyutjantungjanindalamkeadaanreaktif,
gerakanjaninaktifdandibarengidengankontraksirahimyang adekuat.
Jikapemeriksaanmenunjukanhasil yang meragukan,
hendaknyadiulangidalamwaktu 24 jam. Ataudilanjutkandenganpemeriksaan

6
CST (Contraction Stress Test). Bayi yang
tidakbereaksibelumtentudalambahaya,
walaubegitupengujianlebihlanjutmungkindiperlukan.

Gambar 2.1Alatkardiotokografi (CTG)

B. Pemeriksaan CTG

Pemeriksaan CTG merupakansalahsatualatelektronik yang

digunakanuntukpenilaianpoladenyutjantungjanin (DJJ)

dalamhubungannyadenganadanyakontraksiataupunaktivitasjanin.Cara

pemantauaninibisadilakukansecaralangsung (invasif/internal)

yaitudenganalatpemantau yang

dimasukkandalamronggarahimatausecaratidaklangsung (non

invasif/eksternal) yaknidenganalat yang

dipasangpadadindingperutibu.Saatinicaraeksternal yang lebih popular

karenabisadilakukanselama antenatal ataupunintranatal, praktis, aman,

dengannilaiprediksipositif yang kuranglebihsamadengancara internal yang

lebihinvasif.Cara pengukuran CTG eksternaldengan menempelkan 2 alat,

transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri untukmendeteksikontraksi

7
uterus dan DJJ di daerah punktum maksimumuntuk mendeteksi DJJ, alat ini

ditempelkan selama kurang lebih 10-20 menit.Setelah transduser terpasang

baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah

disediakan.

Gambar 2.2 Pemantauan CTG internal daneksternal

C. PerkembanganTeknologi CTG
Kardiotokografi (KTG atau CTG) sonicaid system 8002
adalahsuatukardiotokografiterbaru yang
terkomputerisasidimanasebagianbesarinterpretasihasilrekamanpenilaiankeseja
hteraanjanindilakukanoleh computer yang terdapatdidalamnya. Cara
pembacaanhasilrekaman CTG iniadaperbedaandengan CTG yang
konvensional. Pada CTG Sonicaid System 8002,
dokterpemeriksaakanmemperolehsejumlahhasilinterpretasi computer
terhadapsumua data
rekamanaktivitasataukondisijanindanibusertaanjuran yang
diperlukan. Keputusanakhirtetapadpadadokter yang
bersangkutansetelahmenilaikeadaanklinisdanmemberikanpenjelasan
padapasienataukeluarganya (informed consent).
Pemeriksaaniniditunjukanuntukmenilaikesejahteraanjanindandapatdi

8
mulaisejakkehamilanlebihdari 28 minggu
(setelahfungsisarafotonomberfungsisempurna).

Gambar 2.3 Alatpemeriksaan KTG

D. SyaratPemeriksaan CTG
1. Usiakehamilan> 28 minggu.
2. Adanyapersetujuantindakan medic daripasien (secaralisan).
3. Prosedurpemasanganalatdanpengisian data pada computer
(padaCardiotokografiterkomputerisasi) sesuaibukupetunjukdaripabrik.
E. Cara Kerja CTG
1. Persiapan Pemeriksaan CTG
 Sebaiknyadilakukan 2 jam setelahmakan.
 Waktupemeriksaanselama 20 menit.
 Selamapemeriksaanposisiibuberbaringnyamandantidakmenyakitkani
bumaupunbayi.
 Biladitemukankelainanmakapemantauandilanjutkandandapatsegeradi
beripertolongan yang sesuai
 Konsultasilangsungdengandokterobgyn.
2. Prosedur
 Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan
indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan
didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).

9
 Kosongkan kandung kemih.
 Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
 Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter
atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter
atau menit.
 Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi
dan punktum maksimum DJJ.
 Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan
segera setelah kontraksi berakhir.
 Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di
daerah punktum maksimum.
 Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa
bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa
gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG.
 Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
 Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan
hasil yang ingin dicapai).
 Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah
sakit).
 Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan
kembali.
 Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
 Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau
paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara
lengkap kepada dokter.
 Paramedik (bidan) dilarang memberikan interpretasi hasil ctg kepada
pasien.

10
Contohhasil CTG dengankeadaan normal

F. IndikasiPemeriksaan CTG dalamKehamilan


Pemeriksaan CTG
dalamkehamilanterdiriataspemeriksaansecaraintermitendanpemeriksaansecara
continous.
1. Pemeriksaan auskultasi secara intermiten
Teknik auskultasi secara intermiten adalah pemeriksaan auskultasi
yang dilakukan untuk mendengar bunyi jantung janin secara berkala dan
dalam waktu yang singkat tanpa mencetak pola hasil dari pemeriksaan.
Indikasi untuk dilakukan auskultasi intermiten pada monitoring
intrapartum yang berisiko rendah. Tapi untuk monitoring kala 2, tetap
disarankan secara continous. Kelebihan dari monitoring secara intermiten
adalah meningkatkan kontak antara petugas kesehatan dan ibu, sehingga
dapat meningkatkan kenyamanan dan memberikan sokongan kepada ibu.
Selain itu petugas kesehatan dapat secara berkala melakukan pemeriksaan
fisik pada ibu. Kelebihannya yang ke dua adalah pemeriksaan secara
intermiten dapat dilakukan dengan beberapa posisi, lokasi dan membantu
mobilitas dari ibu hamil sehingga dapat mempermudah proses persalinan.
Namun kekurangan dari teknik auskultasi ini adalah tidak dapat
mengetahui askelerasi, deselerasi dan variabilitas yang pasti pada denyut
jantung janin.
2. Pemeriksaansecaracontinuous

11
Bukti manfaat dari pemantauan CTG secara kontinius,dibandingkan
dengan auskultasi intermiten, baik pada persalinan resiko tinggi maupun
tidak sudah dibuktikan secara ilmiah.Sebagian besar ahli percaya bahwa
pemantauan CTG secara kontinius harus dipertimbangkan dalam semua
situasi di mana ada risiko tinggi janin hipoksia/asidosis, apakah karena
kondisi kesehatan ibu seperti vagina perdarahan dan ibu demam,
pertumbuhan janin abnormal selama kehamilan, analgesia epidural, atau
kemungkinan aktivitas uterus berlebihan, seperti pada induksi atau
persalinan memanjang. Pendekatan alternatif adalah untuk memberikan
intermitentalternating pemantauan CTG secara intermitendengan
auskultasi denyut jantung janin.
Auskultasi intermiten dari DJJ dianjurkan untuk wanita dianggap
berisiko rendah mengalami komplikasi selama persalinan.
UnitedKingdomNational Institute of Health and Clinical Excellence
(NICE) membuat rekomendasi untuk monitoring dengan CTG secara
kontinius yang meliputi:
a) Maternal pireksia dengansuhu> 38,0°C atau 37,5°C diukur pada dua
kesempatan selang dua jam.
b) Penggunaan oksitosin untuk induksi persalinan
c) Perdarahan segar
d) Atas permintaan pasien
e) DJJ abnormal terdeteksi selama auskultasi intermiten, yaitu:
 DJJ<110 dpm
 DJJ > 160 dpm
 Setiap deselerasi setelah kontraksi

12
f) Pasien yang dilakukan anestesi regional/analgesia, dianjurkan
pemantauan janin terus menerus selama minimal 30 menit selama
dilakukan analgesia regional dan setelah pemberian bolus lanjutan agen
anestesi lokal.
G. Kebermanfaatanpenggunaan CTG
Bidan sebagai salah satu dari tim medis yang banyak berinteraksi dengan
pasien dan dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi
kesehatan yang semakin canggih diharapkan dapat :
1. Memahamipenggunaandariteknologi CTG
atauKardiotografisehinggabidandapatmenentukandiagnosa yang
tepat.karenapenggunaanalat CTG yang
tidaktepatdapatmakatidakbisamendeteksiadanyasuatukelainanpadapasien.
2. Dapatmemberikanrencanatindakanasuhankebidanan yang tepatdancepat.
3. Dapatmengetahuikondisikesehatanjanindenganmelihatirama DJJ,
pergerakanjanindankontraksirahimbilamelakukan CTG
padasaatpersalinan.
4. CTG berbasis online (teleCTG) bisamengjangkautempat-
tempatterpencilsehinggabidanjugadapatbertindaksebagaiageninformasida
nedukasibagi para ibuuntukmenjalanikehamilan yang
menyenangkandanmenenangkan.
5. TeleCTG yang
diperuntukanbagibidaninisekaligusdapatdifungsikansebagaipencatatan
data ibuhamilsecara digital yang dapatmembantumendeteksi factor
resikokegawatdaruratan.

H. Kelemahandaripenggunaan CTG
CTG
mempunyaiketerbatasanuntukmemprediksiadanyaasidosismetabolikdanapgars
kor yang rendah. Kapasitasalatiniuntukmenentukanbayi yang
barulahirdenganatautanpaasidosis metabolic masihkurang. Jadi CTG
merupakanalat indicator yang sensitive, tetapimempunyaispesifitas yang
rendahdannilaiprediktifpositif yang rendah.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Cardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang


digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan janin
melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan
adanya kontraksi ataupun aktifitas janin. Pemeriksaan umumnya dapat
dilakukan pada usia kehamilan 7 sampai 9 bulan dan pada saat persalinan,
bila terdapat perlambatan, maka itu menandakan adanya gawat janin
akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.
Denganseiringnyaberjalanwaktuperkembanganteknologiterusberjal
anhinggasaatinisudahtersedia CTG berbasis online atau yang
biasadisebutTeleCTG yang
dapatdiakseshinggakedaerahterpencilsehinggamemudahkanbidanuntukme
ndeteksiresikokegawatdaruratansedinimungkinsehinggadapanmenekanang
kakematianIbudanBayi.

14
B. SARAN

Diharapkanadanyapelatihanuntuk para bidandalampenggunaan


CTG
sehinggadapatmeningkatkankompetensidankualifikasibidandalammembant
upenangananmasalahIbuhamilberisikosupayabisateratasisecaracepatdantep
atuntukmeningkatkankualitaskesehatanmasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

AbarwatiA, E R , Sunarsih,T. 2011. KDPK Kebidanan Teori & Aplikasi. Nuha


MedikaYogyakarta
Jee, Lofever, J. 1997. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Edisi
6. EGC Jakarta
Nurhandayani, Novi. 2016. Cardiotokografi. AkademiKebidananDelimaPersada
Gresik

15
16

Anda mungkin juga menyukai