Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

(Peran Pancasila sebagai Ideologi Terbuka dalam menyelesaikan masalah Bangsa)

Nama Penyusun :
Nama : Amalia Yuliawati
Nim : 20201660079
Prodi : S1 Keperawatan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Peran Pancasila sebagai Ideologi Terbuka dalam Menyelesaikan Masalah Bangsa.

Pancasila sebagai Ideologi dalam kehidupan ketatanegaraan Bangsa Indonesia sebagai


suatu kelompok manusia, maka ia membentuk ide-ide dasar dalam segala hal dalam aspek
kehidupan manusia yang dicita-citakan. Seperangkat tata nilai yang dicita-citakan akan
direalisir dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Indonesia). Ideologi ini
akan memberikan stabilitas arah sekaligus memberikan dinamika gerak menuju yang dicita-
citakan. Demikian pula negara Republik Indonesia dalam hal ini kepentingan umum bangsa
Indonesia secara ketatanegaraan adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila menurut alenia keempat pembukaan UUD 1945 adalah:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (wilayah)
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi, kemerdekaan dan
keadilan sosial.

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman. Hal
ini bukan berarti nilai dari Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain yang dapat
menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah
nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa
Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan memperhaitkan tingkat kebutuhan dan
perkembangan masyarakat Indonesia, serta tidak keluar dari eksistensi dan jati diri bangsa
Indonesia. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa
dan budaya bangsa Indonesia dan dalam ikatan NKRI.

Kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia di era globlalisasi, mengharuskan kita
untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila, agar generasi penerus bangsa tetap dapat menghayati
dan mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap terjaga dan menjadi
pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa. Peran Pancasila dalam berbangsa dan bernegara
adalah :

1. Pada sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)

Sila pertama mengandung konsepsi ketuhanan dalam rangka hubungan agama dan
negara berpola toleransi. Berdasarkan pola toleransi ini maka agama menjaga jarak dari
negara namun tetap menopangnya melalui moralitas keagamaan. Dengan demikian
prinsip filosofis dari ideologi keagamaan Pancasila ialah prinsip-prinsip agama publik
(publik religion), di mana nilainilai keagamaan memberi sumbangan bagi penguatan
moralitas publik.

2. Pada sila kedua (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab)

Sila kedua mengadung konsepsi penghormatan, perlindungan dan pelaksanaan Hak-


Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam kaitan ini Pancasila diarahkan demi tegaknya HAM
yaitu Negara wajib melindungi dan memenuhi hak-hak sipil dan politik, hak-hak sosial
ekonomi dan hak-hak budaya. Hal ini bertujuan guna untuk menguatkan nilai-nilai
agama, kebangsaan, demokrasi dan keadilan sosial.

3. Pada sila ketiga (Persatuan Indonesia)

Sila ketiga mengandung konsepsi kebangsaan berdasarkan tradisi nasionalisme


kewarganegaraan. Hal ini dikarenakan nasionalisme Indonesia berbasis pada partisipasi
warga dalam proses demokratisasi, guna tegaknya keadilan sosial bagi warga itu sendiri.
Pada Sila Ketiga ini Pancasila menjadi dasar bagi penguatan kewarganegaraan aktif yang
tidak hanya menempatkan warga negara sebagai objek hukum pasif, melainkan subjek
demokrasi yang aktif demi pengadaan kehidupan kebangsaan yang makin berkeadilan.

4. Pada sila keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan)

Sila keempat mengandung konsepsi demokrasi permusyawaratan. Dalam rangka


demokrasi permusyawaratan, hakikat demokratisasi tidak hanya di dalam proses pemilu
maupun perumusan kebijakan di dalam parlemen, melainkan komunikasi timbal balik
(musyawarah) antara negara dan masyarakat di dalam ruang publik, demi tegaknya
rasionalitas publik berkeadilan sosial. pada Sila ini, Pancasila menjadi dasar bagi
penguatan demokrasi permusyawaratan yang diharapkan akan berdampak pada perbaikan
sistem politik Indonesia berbasis model demokrasi yang baru.

5. Pada sila kelima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

Sila kelima mengandung konsepsi tentang ideal Indonesia sebagai negara


kesejahteraan. Ideal kenegaraan ini menjadi praktik kelembagaan politik dari praktik
keadilan sosial dalam kehidupan ekonomi. Oleh karenanya, dalam hal ini Pancasila
dikembangkan dalam rangka penguatan konsepsi dan sistem negara kesejahteraan
tersebut.
Adapun dimensi sebagai Ideologi Terbuka :

1. Dimensi Realitas

Pada dimensi realitas, di mana nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi
secara rill berakar dan hidup dalam masyarakat.

2. Dimensi Idealisme

Dimensi Idealisme adalah ideologi yang memberikan harapan tentang masa depan
yang lebih baik.

3. Dimensi Fleksibilitas

Biasanya disebut dimensi pengembangan adalah ideologi yang memiliki


keluwesan dan memungkinkan pengembangan pemikiran.

Faktor yang mempengaruhi adanya Ideologi Terbuka :

1. Dinamika Masyarakat Yang Berkembang Pesat

Masyarakat dunia terus berkembang dengan pesat. Apalagi dengan


berkembangnya teknologi informasi. Orang tidak membutuhkan waktu lama atau
pergi ke suatu tempat untuk mendapat berita dari belahan dunia lain. Akibatnya,
perubahan atau dinamika masyarakat Indonesia juga berkembang pesat. Oleh karena
itu, diharapkan ideologi pancasila yang bersikap terbuka dapat membuka diri dan
menerima hal-hal baik yang berasal dari luar dan meninggalkan yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai luhurnya.

2. Pembangunan Nasional Berkembang Cepat

Seiring dengan dinamika masyarakat yang berkembang pesat, maka pembangunan


nasional juga berkembang cepat dalam berbagai bidang untuk mengimbanginya. Hal
ini membutuhkan dasar atau pijakan pikiran yang bersifat lebih fleksibel dan tidak
kaku apalagi memaksakan.

3. Ideologi Tertutup Tidak Sesuai Dengan Indonesia


Ideologi tertutup tidak sesuai dengan Indonesia dan nilai-nilai luhur pancasila
sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Banyak negara-negara di dunia yang
mempunyai ideologi tertutup mengalami kemunduran dan kehancuran. Tentunya
Indonesia tidak menginginkan hal tersebut terjadi di sini.
4. Memperkokoh Kesadaran Akan Nilai-Nilai Pancasila Yang Abadi

Dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka, generasi selanjutnya akan


menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila abadi. Nilai-nilainya dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman dengan tentu saja tidak mengambil hal negatif dari luar.
Dengan membuka diri terhadap pengaruh dari luar akan memperkokoh kesadaran
akan nilai-nilai Pancasila yang abadi.

5. Pengalaman Sejarah Masa Lampau

Ideologi terbuka juga terbentuk berdasarkan pengalaman sejarah masa lampau, di


mana Indonesia pernah menganut sistem yang tertutup. Sistem yang sangat
dipengaruhi oleh ideologi komunisme. Terbukti, negara mengalami kemunduran dan
mengalami banyak masalah dengan cara tersebut.

6. Menjadikan Pancasila Sebagai Satu-Satunya Nilai

Dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka, berarti memperteguh tekad


bahwa Pancasila adalah salah satu-satunya nilai yang dianut bangsa. Tidak ada
ideologi lain yang dapat diterima. Tidak ada pengaruh lain yang diterima jika tidak
sesuai dengan ideologi Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai