Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SPESIMEN HANDLING

“SOP PENGAMBILAN SPUTUM BRONKITIS AKUT “


Dosen Pengampu :

Eva Ayu Maharani,S.Si. M.Biomed .

Olleh :

Sabrina Savira Putri

P3.73.34.2.20.042

D4 _TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
SEMESTER 2
TUGAS

1.Carilah SOP atau pedoman kerja dari laboratorium klinik/ badan penelitian/ institusi pelayanan
Kesehatan lainnya mengenai suatu jenis pemeriksaan.

2.Jenis pemeriksaan menggunakan sampel darah, urin, sputum ataupun feses.

3.SOP/petunjuk kerja meliputi : penerimaan spesimen, prosedur kerja, penyimpanan spesimen,


pengiriman spesimen, dan pembuangan spesimen dalam satu kesatuan.

4.Sertakan dokumen hasil unduh dan ringkasan SOPnya. Jika SOP dalam Bahasa asing, maka
ditranslasikan dengan baik dan sesuai.

5.Contoh : SOP pemeriksaan swab antigen dari CDC, SOP pemeriksaan darah rutin RS. Haji
Jakarta.

6.Pembagian tugas :

a.Spesimen darah : No. absen 1 s/d 15 : Adinda Dwi s/d Bunga Zahwayus

b.Spesimen urin : No absen 16 s/d 30 : Chika Kusuma s/d Muthmaina Safitri

c.Spesimen sputum : No. absen 31 s/d 40 : Nia Amanda s/d Shifa W

d.Spesimen feses : No. absen 41 s/d 48 : Silia Indahwati s/d Zidan Pramudya S

7.Jenis parameter TIDAK BOLEH SAMA.

8.Tugas dikumpulkan paling lambat 7 Mei 2021 diupload di ViLC.

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Prosedur

1). Persiapan :

1. Petugas Laboratorium

a. Sebelum melakukan pemeriksaan dahak petugas lanoratorium harus menggunakkan alat


Pelindung diri (APD) seperti : Jas laboratorium,Masker,Sarung tangan

2. Pasien :

a. Melakukan pengumpulan spesimen dahak

Waktu spesimen diambil dalam jangka waktu 2 hari yaitu:

 Pengumpulan dahak sewaktu

 Pengumpulan dahak pagi

b. Pengumpulan dahak sewaktu yang baik adalah dahak di pagi hari ataupun dahak
semalam dengan jumlah dahak yang terkumpul sebanyak 3-5 ml setiap botol dahak
c. Tempat dahak dikeluarkan di ruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung dan
spesimen di tampung dalam pot dahak yang sudah di beri label yang jelas sesuai ID
pasien

2).Cara pengambilan sputum

1. Sebelum mengeluarkan sputum pasien disuruh berkumur kumur dengan air dan lepaskan
gigi palsu jika ada

2. Pasien dipersilahkan ke temppat khusus pengambilan sputum

3. Sputum diambil dari batukkan pertama

4. Ajarkan cara batuk efektif

5. Cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan kuat ( Pernapasan dada)
kemudian batukkan sputum dari bronchus trakea mulut ke pot penampung

6. Bila sudah periksa sputum yang dibatukkan bila terjata yang dibatukkan adalah air liur
( saliva) maka pasien harus mengulang membatukkan sputum

7. Sebaikkanya pilih sputum yang mengandung unsur unsur seperti butiran keju ,darah, dan
unsur unsur lainnya

8. Bila sputum susah keluar dapat diberikan obat glyseril gulaykolat(ekspektoran) 200 mg atau
dengan minum air the manis saat malam sebelum pengambilan sputum

9. Pot penampung sputum diletakkan ditempat khusus yang telah ditentukan dilengkapi data
datanya dan siap dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan

3). Cara pengumpulan dahak ;

1. Beri petunjuk kepada pasien untuk berkumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak

2. Letakkan pot dahak yang sudah terbuka dengan mulut keluarkan dahak dalam pot dahak

3. Tutup pot dahak dengan rapat dengan cara memutar tutupnya

4. Bila dahak sulit dikeluarkan pasien dapat melakukan pernapasan terlebih dahulu dengan
menarik nafas dalam beberapa kali .

5. Malam hari sebelum tidur banyak minum air atau menelan 1 tablet glyseril guaykolat 200
mg.

Bila spesimen dahak jelek pemeriksaan tetap dilakukan dengan mengambil bagian yang mikropulen
( kuning kehijauan )dan beri catatan bahwa spesimen tidak memenuhi syarat

A. Bahan/Reagensia

Larutan ziehl Neelsen :

a. Larutan Carbol fuchsin %23

b. Larutan Asam Allkohol a

c. Larutan Methylen blue %23

B. Alat alat :
Pot dahak (bermulut lebar,tutup ulir,steril,tidak mudah pecah dan bocor,sekali pakai,berlabel)
berlabel

1. Slide/objek glass

2. Ose / sengklit /lidi

3. Pensil Kaca

4. Lampu Spiritus

5. Rak Pewarnaan

6. Mikroskop

4).Cara kerja :

1. Cara membuat sediaan apusan

a. Tulis nomor identitas pasien di bagian ujung kaca


b. Pilih dan ambil bagian dahak yang purulen menggunakkan lidi yang dipipihkan ujunngnya
c. Buat sediaan yang berbentuk spiral spiral kecil berulang yang tersebar dengan ukuran 2-3
cm,tidak terlalu tebal atau terlalu tipis . Jika diletakkan di atas tulisan masih bisa terbaca.
d. Keringkan diudara

2. Cara pewarnaan metode Ziehl Neelsen

a. Sediaan yang sudah kering di fiksasi di atas nyala api bunsen sebanyak 3 kali

b. Letakkan sediaan dengan bagian aousan menghadap keatas pada rak yang ditempatkan
diatas bak cuci atau baskom antara satu sediaan dengan sediaan lainnya masing masing
berjarak kirang dari 1 jari

5).Cara pengiriman sputum

Sampel sputum yang dikirim ke laboratorium pemeriksaan harus disertai dengan data sebagai
berikut :

a. Pot sputum diberi label dengan menulis / menempelkan label pada dinding luar pot

b. Proses directing labeling yang berisi data nama,umur ,jenis kelamin ,jenis spesimen, jenis
test yang dimintai dan tanggal pengambilan

c. Formulir /kertas /buku berisi data keterangan klinis ; dokter yang mengirim riwayat
anamnesis riwat=yat pemberian antibiotik terakhir ( minimal 3 hari harus dihentikan
sebelum pengambilan spesimen ),waktu pengambilan spesimen dan keterangan lebih lanjut
menganai biodata pasien

d. Antar spesiem dengan blanko permintaan ke laboratorium

e. Konfirmasi identitas dan penilaian jenis pemeriksaan

6). Cara pengiriman sputum

Sampel sputum yang dikirim ke laboratorium pemeriksaan harus disertai dengan data sebagai
berikut :

a. Pot sputum diberi label dengan menulis / menempelkan label pada dinding luar pot
b. Proses directing labeling yang berisi data nama,umur ,jenis kelamin ,jenis spesimen, jenis
test yang dimintai dan tanggal pengambilan

c. Formulir /kertas /buku berisi data keterangan klinis ; dokter yang mengirim riwayat
anamnesis riwat=yat pemberian antibiotik terakhir ( minimal 3 hari harus dihentikan
sebelum pengambilan spesimen ),waktu pengambilan spesimen dan keterangan lebih lanjut
menganai biodata pasien

d. Antar spesiem dengan blanko permintaan ke laboratorium

e. Konfirmasi identitas dan penilaian jenis pemeriksaan

Penyimpanan spesimen :

1. Semua spesimen harus dikirim ke laboratorium secepat mungkin segera setelah pengambilan

2. Bila hal ini tidak dapat dilakukan simpan dalam lemari es pada suhu 2-8 derajat ,jangan
lebih dari satu malam

3. Jika tidak ada lemari es dan penundaan pengiriman sekitar dari 3 hari maka harus diberi
pengawet yaitu campuran dari 1% Cetyl pyridinium Chloride (CPC) dan 2% Sodium
choride

BRONKITIS AKUT
NO .ICD X : J20.9
No.Dok :SOP / 011.071 / UKP /
2017
No.Revisi : 00
SOP Tgl.Terbit : 16 Januari 2017
Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS dr. MOCHTAR


TEGUHAN NIP.19720914 200501 1 003

1. Pengertian Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke


paru-paru). Radang dapat berupa hipersekresi mukus dan batuk
produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun
atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang
diketahui tidak terdapat penyebab lain. Penyakit ini biasanya
bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna, namun
pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya
penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu
rokok, infeksi dari polusi.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan pasien bronkitis akut
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Teguhan Nomor: 057 / UKP /
2017 tentang Standart dan SOP Layanan Klinis
4. Referensi Permenkes RI nomor 5 tahun 2014, Kemenkes RI.
5. Prosedur/langkah- 1. Anamnesa
langkah  Batuk (berdahak maupun tidak berdahak) selama 2-3 minggu.
 Dahak dapat berwarna jernih, putih, kekuning-kuningan atau
kehijauan.
 Keluhan disertai demam (biasanya ringan).
 Rasa berat dan tidak nyaman di dada.
2. Pemeriksaan Fisik
 Pasien tampak kurus dengan barrel shape chest (diameter
anteroposterior dada meningkat).
 Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang.
 Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru
hati lebih rendah, tukak jantung berkurang.
 Suara nafas berkurang dengan ekpirasi panjang, terdapat ronki
basah kasar, wheezing dengan berbagai gradasi dan krepitasi.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sputum dengan pengecatan Gram akan banyak
didapat leukosit PMN dan mungkin pula bakteri.
4. Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan penunjang.
5. Rencana Penatalaksanaan
a. Farmakologis
 Pemberian ekspektoran (obat batuk pengencer dahak)
yang lazim digunakan di antaranya: GG (Glyceryl
Guaiacolate), ambroksol, dan lain-lain.
 Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen),
dan sejenisnya, digunakan jika penderita demam.
 Bronkodilator (melonggarkan napas), diantaranya:
salbutamol, terbutalin sulfat, aminofilin, dan lain-lain.
b. Non Farmakologi
 Memberitahu individu dan keluarga untuk:
 Mendukung perbaikan kemampuan penderita dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan pola
kehidupannya.
 Memotivasi pasien untuk menghindari merokok,
menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup,
mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan, nutrisi
yang baik, dan cairan yang adekuat.
 Mengidentifikasi gejala efek samping obat, seperti
bronkodilator dapat menimbulkan berdebar, lemas,
gemetar dan keringat dingin.
6. Diagram Alir (jika
diperlukan)
7. Unit Terkait UGD, RAWAT INAP, RAWAT JALAN

8. Rekaman histori No Yang dirubah Isi perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


perubahan

Anda mungkin juga menyukai