Anda di halaman 1dari 21

TUGAS 4

BAHAN BANGUNAN

DOSEN PEMBIMBING:

Dr.Ratna Widyawati,S.T.,M.T.

OLEH:

SANDY FADLIKA

1905081007

D3 ARSITEKTUR

UNIVERSITAS LAMPUNG
 SIEVE ANALYSIS AGREGAT HALUS

1. LANDASAN TEORI

Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan agregat halus
menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan. Adapun tujuan dari analisa
saringan yaitu :

1. Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan ( diaduk, dialirkan, dan didapatkan)
yang mempunyai tingkat workability yang tinggi.
2. Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.
3. Untuk mendapatkan baton yang betul – betul padat.
4. Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat.
5. Untuk mendapatkan komposisi campuran ( gabungkan ) analisa agregat kasar dan agregat
halus dalam bentuk ideal.

Ukuran merupakan pengelompokan besar butir agregat yang dianalisa. Berdasarkan besar
saringan tersebut yang dipakai untuk campuran adalah :

 Saringan 37
 Saringan 19,5
 Saringan 9,5
 Saringan 4,75
 Saringan 2,36
 Saringan 1,18
 Saringan 0,6
 Saringan 0,3
 Saringan 0,15
 Saringan 0,075
 Pan

Dan saringan yang digunakan untuk agregat halus adalah :

 Saringan 4,75
 Saringan 2,36
 Saringan 1,18
 Saringan 0,6
 Saringan 0,3
 Saringan 0,15
 Pan

Bentuk  –  bentuk gradasi agregat :

1. Well gradet ( bergradasi baik ).


2. Gap gradet ( bergradasi terputus ).
3. Uniform gradet ( bergradasi beragam ).

Gradasi agregat sangat penting peranannya dalam suatu konstruksi yang berkualitas karena
gradasi ini berpengaruh terhadap sifat beton.

Adapun sifat beton itu adalah :

1.Terhadap beton keras.

Bila beton segar sukar untuk didapatkan, maka akan terjadi gradasi sehingga menghasilkan beton
kropos dan tidak kedap terhadap air, banyak rongga yang menyebabkan kekuatan dan ketahanan
beton berkurang.

2.Terhadap beton segar.

Mempengaruhi sifat kohesif.

 Sebagai kontrol terhadap agregat.


 Mempengaruhi jumlah air pencampur dan jumlah PC untuk suatu campuran
 Mempengaruhi kelecakan.
 Mempengaruhi keadaan permukaan.

Ukuran maksimal agregat ada 3, yaitu 40, 30, dan 10 mm. Tujuan mendapatkan ukuran
maksimal agregat adalah untuk mengetahui batas gradasi.

Hasil pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara lain:

1) penyelidikan quarry agregat;

2) perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk memperoleh distribusi besaran attau jumlah persentase butiran agregat halus. Distribusi
yang diperoleh dapat ditunjukkan dalam tabel atau grafik.

3. PERALATAN

1. Timbangan digital dengan ketelitian 0,1%


2. Seperangkat saringan dengan ukuran:
3. 4,75 mm
4. 2,36 mm
5. 1,18 mm
6. 0,6 mm
7. 0,3 mm
8. 0,15 mm
9. Tutup dan wadah/pan saringan
10. Oven
11. Mesin pengguncang
12. Loyang
13. Ember
14. Kuas, sikat besi, dan sendok.

4. BAHAN

1. Agregat halus (pasir)


2. Air bersih.

5. LANGKAH PENGUJIAN

1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan.


2. Siapkan timbangan. Timbang dan catat berat loyang (W1)
3. Masukkan 2000 gr pasir ke dalam loyang dan timbang berat loyang + pasir (W2).
Dimana W2 = W1 + 2000 gr
4. Bersihkan pasir dari kotoran-kotoran yang menempel serta debu dengan cara dicuci

menggunakan air bersih.


5. Keringkan pasir di dalam oven pada suhu 100oC selama 24 jam.
6. Setelah 24 jam, keluarkan pasir dari oven, dinginkan sebentar. Lalu timbanglah pasir
sebanyak 1000 gr.
7. Susun saringan mulai dari saringan paling besar di atas hingga terkecil dibawah dan
wadah/pan paling bawah. Setelah itu masukkan pasir ke dalam saringan.
8. Tutup saringan dan tempatkan susunan saringan pada alat pengguncang. Perangkat

saringan diguncang selama 15 menit.

9. Setelah digoncangkan, timbang masing-masing pasir yang tertahan pada masing-masing


saringan hingga wadah/pan saringan (W3), dan catat berat masing-masing pasir tersebut

(W4) = W3-W1.
10. Bersihkan kembali semua peralatan yang telah digunakan dengan sikat atau kuas hingga
bersih dan kering, kembalikan peralatan ke tempat semula.
11. Bersihkan dan rapihkan tempat kerja.

6. PERHITUNGAN DAN LAPORAN


Laporan pengujian meliputi prosedur praktek dan hasil pengujian:

1. Jumlah persentase melalui masing-masing saringan atau jumlah persentase di atas


masing-masing saringan.
2. Grafik kumulatif (SNI 03-2834-2000)
3. Modulus halus (finess modulus)

1. HASIL PENGUJIAN

Tabel perhitungan

Modulus Kehalusan = Persentase Terhadap Komulatif : 100 =


(3,4+21,8+34,8+58,3+80,4+93,2) : 100 = 2,9

 
 

7. KESIMPULAN

GRAFIK HASIL UJI SARINGAN AGREGAT HALUS (PASIR)

GRAFIK KURVA BATAS GRADASI AG. HALUS SEDANG NO.2 :

 SIEVE ANALYSIS AGREGAT KASAR


Secara umum praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis dan persentase berat air yang
terkandung ( daya serap ) oleh agregat kasar, dihitung terhadap berat keringnya.
Peralatan dan Bahan :
a.       Peralatan
         Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr
         Penjepit
         Wadah tahan panas
         Oven
         Ember
         Alat pembagi
         Desikator
         Bejana gelas
         Kain penyerap

b. Bahan

Agregat kasar

Prosedur Pelaksanaan :
  Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar menggunakan ember selama 24 jam.
  Keluarkan benda uji tersebut dari dalam air, kemudian lap dengan kain penyerap sampai selaput air
pada permukaannya hilang ( agregat dinyatakan dalam keadaan SSD ).
  Dalam keadaan SSD benda uji ditimbang sebanyak 500 gr (B 1)
  Masukkan benda uji kedalam bejana gelas kemudian tambahkan air sehingga permukaan agregat
terendam dan permukaan air sampai batas tertentu.
  Timbang bejana yang berisi benda uji + air (B 2).
  Bersihkan bejana dari benda uji dan masukkan lagi air sampai tanda batas.
  Timbang bejana yang berisi air (B 3).
  Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110  5)0C.
  Benda uji dimasukkan dalam desikator untuk didinginkan kemudian beratnya ditimbang (B 4).
Data / Hasil Pemeriksaan

Percobaan B1 (gram) B2 (gram) B3 (gram) B4 (gram)

I 500 1026.3 705.4 499.2

      
      Keterangan :
      B1  = berat benda uji kering permukaan.
      B2  = berat bejana berisi benda uji + air.
      B3  = berat bejana berisi air.
      B4  = berat benda uji kering oven.

Analisa Data
Percobaan I

Kesimpulan
Bj. Kering Oven       = 2,78 gr/cm3
Bj. SSD                  = 2,79 gr/cm3
Daya Serap             = 0,16 %

2.3     ANALISA AYAK


Tujuan :
Dengan praktikum ini diharapkan dapat menghitung perbandingan agregat kasar menjadi agregat yang
mempunyai gradasi yang diinginkan. Disamping itu dapat pula untuk :

o Menentukan gradasi agragat kasar dengan menggunakan hasil analisa ayak


o Menggunakan peralatan yang dipakai
o Menggambarkan data hasil pemeriksaan kedalam grafik gradasi

Peralatan dan Bahan :


a. Peralatan

 Timbangan dengan kapasitas > 25 kg


 Ayakan standard untuk agregat kasar
 Mesin Penggetar
 Kuas

b. Bahan
  Agregat kasar 25 kg

Prosedur Pelaksanaan :
  Timbang benda uji sebanyak 0.4 kali besar butiran maximum yang dinyatakan dalam kg, misalnya 25 kg.
  Ayak benda uji tersebut dengan menggunakan ayakan ; 4mm ; 8mm ; 31.5mm ; 63 mm, ayakan terbesar di
letakkan paling atas. Pengayakan dilakukan dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin penggetar dan di
guncang selama 15 menit. Jika yang tembus ayakan 4 mm sama atau lebih dari 500 gram, maka yang tembus
diayak lagi dengan menggunakan ayakan agragat halus yaitu 2 mm kebawah.  Timbang berat agregat yang
tertahan diatas ayakan masing-masing.
  Hitung persentase berat agregat yang tertahan terhadap berat total
  Hitung modulus kehalusan butiran.

Catatan :
    Modulus kehalusan  butiran agregat kasar 6.5 – 7.5.
    Selisih berat agregat sebelum dan sesudah diayak maksimum dari 1

Data / Hasil Pemeriksaan


Ayakan Berat Tertahan Persen Tertahan % Tertahan % Lolos
(mm) (gram) (%) Kumulatif Kumulatif
63 0 0 0 100
31,5 250,12 1,006 1,006 100
16 15690 63,129 64,135 91,45
 8 8900 35,089 99,944 25,35
4 13,72 0,056 100 0
2 ─ 0 100 0
1 ─ 0 100 0
0,5 ─ 0 100 0
0,25 ─ 0 100 0
0,125 ─ 0 100 0
PAN ─ 0 100 0
Jumlah 24853,84 100 765,085

 Analisa Data / Perhitungan

Kesimpulan
Angka Kehalusan = 7,6508
 max kerikil 40 mm
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa agregat kasar tersebut memiliki modulus
kehalusan agregat kasar sebesar 7.65, dan modulus kehalusan butiran yang disyaratkan adalah 6.5 – 7.5 
untuk agregat kasar. Berdasarkan persyaratan yang ada maka hasil pengujian dinyatakan untuk agregat ini
adalah jika digunakan untuk campuran beton akan menghasilkan campuran beton yang kurang padat. Dan
cenderung menimbulkan segregrasi dan bleeding dan beton yang dihasilkan akan keropos.

 MODULUS KEHALUSAN

Pemeriksaan modulus halus pasir adalah cara untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran
suatu agregat. Kehalusan atau kekasaran agregat dapat mempengaruhi kelecakan dari mortar
beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu banyak akan menyebabkan
lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke atas.
Benda uji yang digunakan adalah pasir dengan berat minimum 500 gr. Sedangkan alat yang
digunakan adalah sebagai berikut :

1. Satu set ayakan  4.75 mm,2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm dan sisa.
2. Alat getar ayakan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Kuas pembersih ayakan
5. Cawan

Cara pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :

1. Ambil pasir dengan berat 500 gr


2. Masukkan pasir ke dalam set ayakan
3. Pasanglah set ayakan kedalam alat getar ayakan kemudian getarkan selama 30 detik
4. Ambil ayakan dari atas alat getar, kemudian timbang lah pasir yang tertinggal dari
masing-masing tingkat ayakan

Untuk mengetahui gradasi pasir, perhatikan contoh perhitungan dibawah ini :

Pada saat pengayakan pasir, maka akan didapatkan berat pasir yang tertinggal untuk masing-
masing ayakan. selanjutnya adalah dilakukan pengolahan atas data yang diperoleh tersebut.

1. Cara perhitungan berat tertinggal (%) = { ( berat tertinggal / total tertinggal ) x 100% }

 Ayakan 4,75 mm = { ( 1,6 / 499,6 ) x 100% } = 0,4 %


 Ayakan 2,36 mm = { ( 32,5 / 499,6 ) x 100% } = 6,5 %
 Ayakan 1,18 mm = { ( 94,1 / 499,6 ) x 100% } = 18,9 %
 Ayakan 0,60 mm = { ( 113,9 / 499,6 ) x 100% } = 22,7 %
 Ayakan 0,30 mm = { ( 111,3 / 499,6 ) x 100% } = 22,3 %
 Ayakan 0,15 mm = { ( 88,9 / 499,6 ) x 100% } = 17,8 %
 Ayakan sisa = { ( 57,3 / 499,6 ) x 100% } = 11,4 %

2. Cara perhitungan berat kumulatif (%) = berat tertinggal ayakan + berat kumulatif ayakan
diatasnya

 Ayakan 4,75 mm = 0,4 + 0 = 0,4 %


 Ayakan 2,36 mm = 0,4 +6,5 = 6,9 %
 Ayakan 1,18 mm = 6,9 + 18,9 = 25,8 %
 Ayakan 0,60 mm = 25,8 + 22,7 = 48,5 %
 Ayakan 0,30 mm = 48,5 + 22,3 = 70,8 %
 Ayakan 0,15 mm = 70,8 + 17,8 = 88,6 %
 Ayakan sisa = 88,6 + 11,4 = xxxxx

3. Cara perhitungan berat kumulatif lewat ayakan (%) = 100% – berat kumulatif ayakan
 Ayakan 4,75 mm = 100 – 0 = 99,6 %
 Ayakan 2,36 mm = 100 – 6,9 = 93,1 %
 Ayakan 1,18 mm = 100 – 25,8 = 74,2 %
 Ayakan 0,60 mm = 100 – 48,5 = 51,5 %
 Ayakan 0,30 mm = 100 – 70,8 = 29,2 %
 Ayakan 0,15 mm = 100 – 88,6 = 11,4 %
 Ayakan sisa = 100 – 100 = xxxxx

Dari perhitungan diatas bisa didapatkan tabel dibawah ini :

Contoh Hasil Pengujian

4. Cara perhitungan modulus halus (MHB) = total berat kumulatif / 100

MHB = 241 / 100 = 2,41

5. Dari modulus halus (MHB) tersebut didapatkan gradasi pasir masuk daerah II dengan
menggunakan grafik modulus halus butiran pasir.

Pada umumnya pasir dapat dikelompokkan menjadi 3 macam tingkat kehalusan, yaitu :

 Pasir halus : m.h.b 2,20 – 2,60


 Pasir sedang  : m.h.b. 2,60 – 2,90
 Pasir kasar : m.h.b. 2,90 – 3,20
Modulus halus butir selain untuk menjadi ukuran kehalusan butir juga dapat untuk mencari nilai
perbandingan berat antara pasir dan kerikil. Penggolongan gradasi pasir dapat diperoleh dari
grafik modulus halus butiran pasir.

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan :

1. Modulus halus butiran pasir = 2,41


2. Berdasarkan grafik modulus halus butiran pasir maka gradasi pasir termasuk daerah
II ( agak kasar )
3. Termasuk modulus halus butiran pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan

 LOS ANGELES TEST

Mesin Los Angeles merupakan salah satu mesin untuk pengujian keausan / abrasi agregat kasar,
fungsinya adalah kemampuan agregat untuk menahan gesekan, dihitung berdasarkan kehancuran
agregat tersebut yaitu dengan cara mengayak agregat dalam ayakan no.12 (1.70 mm). Sebelum
melakukan pengujian keausan / abrasi harus melakukan analisa ayak terlebih dahulu untuk
mengetahui gradasi agregat yang paling banyak, apakah masuk pada tipe A, B, C, atau D dan
dapat menentukan banyaknya bola baja yang akan digunakan dapat dilihat pada Grading of Test
Sample.

Daftar gradasi dan berat benda uji

Keselamatan Kerja
1. Gunakan jas lab praktikum dan sarung tangan saat melakukan pengujian
2. Periksa alat sebelum melakukan praktik
3. Lakukan pengujian sesuai prosedur
4. Pakai masker dan penutup telinga saat melakukan pengujian
5. Bersihkan alat setelah selesai pemakaian

Peralatan
1. Mesin los angeles dengan 500 putaran.

2. Saringan mulai ukuran 37,5 mm ( 1 ½” ) sampai 2,36 mm ( No.8 ).

3. Bola-bola baja 
4. Timbangan digital, ketelitian 0,001 gr.

5. Oven.

6. Wadah.
Langkah Pengujian
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian keausan agregat
dengan mesin Los Angeles setelah ditimbang sesuai dengan tabel ukuran fraksi diatas.
2. Mencuci agregat hingga bersih dan oven selama 24 jam, setelah dioven dinginkan agar
suhunya sama dengan suhu ruangan.
3. Memasukkan benda uji ke dalam mesin Los Angeles dengan bola baja yang sesuai pada tabel
ukuran fraksi diatas.
4. Menyalakan mesin, mesin akan berputar dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm untuk 500
putaran.
5. Setelah putaran selesai sampel dikeluarkan kemudian melakukan penyaringan awal dengan
saringan berdiameter lebih dari 1,7 mm (No.12). Saring bagian sampel yang lebih halus dengan
saringan 1,7 mm (No.12). Butiran yang tertahan / lebih besar dari 1,7 mm (No.12) dicuci bersih
kemudian dikeringkan dengan oven suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap lalu ditimbang.

Perhitungan

Dimana: A = Berat sampel semula (gram)


B = Berat sampel yang tertahan / lebih besar dari 1,7 mm (gram)

Contoh Pengujian Pemeriksaan Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles


Kesimpulan
Berdasarkan SK SNI 2417 – 1991, keausan agregat tergolong sebagai berikut :
1. Apabila nilai keausan yang diperoleh > 40%, maka agregat yang diuji tidak baik digunakan
dalam bahan perkerasan jalan.

2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji baik digunakan
dalam bahan perkerasan jalan.

Jadi, pengujian keausan agregat dengan menggunakan mesin Los Angeles diatas diperoleh nilai
keausan : 20,19 % sehingga baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
DAFTAR PUSTAKA

https://d3sipilunj2013.wordpress.com/2016/05/17/pengujian-analisis-saringan-agregat-halus/

http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/2012/06/pemeriksaan-agregat-kasar.html

https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/pemeriksaan-modulus-halus-pasir

https://www.kitasipil.com/2017/04/cara-menguji-keausan-agregat-dengan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai