BAHAN BANGUNAN
DOSEN PEMBIMBING:
Dr.Ratna Widyawati,S.T.,M.T.
OLEH:
SANDY FADLIKA
1905081007
D3 ARSITEKTUR
UNIVERSITAS LAMPUNG
SIEVE ANALYSIS AGREGAT HALUS
1. LANDASAN TEORI
Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar dan agregat halus
menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan. Adapun tujuan dari analisa
saringan yaitu :
1. Untuk mendapatkan beton yang mudah dikerjakan ( diaduk, dialirkan, dan didapatkan)
yang mempunyai tingkat workability yang tinggi.
2. Untuk mendapatkan harga beton yang ekonomis, kekuatan tinggi.
3. Untuk mendapatkan baton yang betul – betul padat.
4. Untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat.
5. Untuk mendapatkan komposisi campuran ( gabungkan ) analisa agregat kasar dan agregat
halus dalam bentuk ideal.
Ukuran merupakan pengelompokan besar butir agregat yang dianalisa. Berdasarkan besar
saringan tersebut yang dipakai untuk campuran adalah :
Saringan 37
Saringan 19,5
Saringan 9,5
Saringan 4,75
Saringan 2,36
Saringan 1,18
Saringan 0,6
Saringan 0,3
Saringan 0,15
Saringan 0,075
Pan
Saringan 4,75
Saringan 2,36
Saringan 1,18
Saringan 0,6
Saringan 0,3
Saringan 0,15
Pan
Gradasi agregat sangat penting peranannya dalam suatu konstruksi yang berkualitas karena
gradasi ini berpengaruh terhadap sifat beton.
Bila beton segar sukar untuk didapatkan, maka akan terjadi gradasi sehingga menghasilkan beton
kropos dan tidak kedap terhadap air, banyak rongga yang menyebabkan kekuatan dan ketahanan
beton berkurang.
Ukuran maksimal agregat ada 3, yaitu 40, 30, dan 10 mm. Tujuan mendapatkan ukuran
maksimal agregat adalah untuk mengetahui batas gradasi.
Hasil pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara lain:
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk memperoleh distribusi besaran attau jumlah persentase butiran agregat halus. Distribusi
yang diperoleh dapat ditunjukkan dalam tabel atau grafik.
3. PERALATAN
4. BAHAN
5. LANGKAH PENGUJIAN
(W4) = W3-W1.
10. Bersihkan kembali semua peralatan yang telah digunakan dengan sikat atau kuas hingga
bersih dan kering, kembalikan peralatan ke tempat semula.
11. Bersihkan dan rapihkan tempat kerja.
1. HASIL PENGUJIAN
Tabel perhitungan
7. KESIMPULAN
b. Bahan
Agregat kasar
Prosedur Pelaksanaan :
Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar menggunakan ember selama 24 jam.
Keluarkan benda uji tersebut dari dalam air, kemudian lap dengan kain penyerap sampai selaput air
pada permukaannya hilang ( agregat dinyatakan dalam keadaan SSD ).
Dalam keadaan SSD benda uji ditimbang sebanyak 500 gr (B 1)
Masukkan benda uji kedalam bejana gelas kemudian tambahkan air sehingga permukaan agregat
terendam dan permukaan air sampai batas tertentu.
Timbang bejana yang berisi benda uji + air (B 2).
Bersihkan bejana dari benda uji dan masukkan lagi air sampai tanda batas.
Timbang bejana yang berisi air (B 3).
Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5)0C.
Benda uji dimasukkan dalam desikator untuk didinginkan kemudian beratnya ditimbang (B 4).
Data / Hasil Pemeriksaan
Keterangan :
B1 = berat benda uji kering permukaan.
B2 = berat bejana berisi benda uji + air.
B3 = berat bejana berisi air.
B4 = berat benda uji kering oven.
Analisa Data
Percobaan I
Kesimpulan
Bj. Kering Oven = 2,78 gr/cm3
Bj. SSD = 2,79 gr/cm3
Daya Serap = 0,16 %
b. Bahan
Agregat kasar 25 kg
Prosedur Pelaksanaan :
Timbang benda uji sebanyak 0.4 kali besar butiran maximum yang dinyatakan dalam kg, misalnya 25 kg.
Ayak benda uji tersebut dengan menggunakan ayakan ; 4mm ; 8mm ; 31.5mm ; 63 mm, ayakan terbesar di
letakkan paling atas. Pengayakan dilakukan dengan meletakkan susunan ayakan pada mesin penggetar dan di
guncang selama 15 menit. Jika yang tembus ayakan 4 mm sama atau lebih dari 500 gram, maka yang tembus
diayak lagi dengan menggunakan ayakan agragat halus yaitu 2 mm kebawah. Timbang berat agregat yang
tertahan diatas ayakan masing-masing.
Hitung persentase berat agregat yang tertahan terhadap berat total
Hitung modulus kehalusan butiran.
Catatan :
Modulus kehalusan butiran agregat kasar 6.5 – 7.5.
Selisih berat agregat sebelum dan sesudah diayak maksimum dari 1
Kesimpulan
Angka Kehalusan = 7,6508
max kerikil 40 mm
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa agregat kasar tersebut memiliki modulus
kehalusan agregat kasar sebesar 7.65, dan modulus kehalusan butiran yang disyaratkan adalah 6.5 – 7.5
untuk agregat kasar. Berdasarkan persyaratan yang ada maka hasil pengujian dinyatakan untuk agregat ini
adalah jika digunakan untuk campuran beton akan menghasilkan campuran beton yang kurang padat. Dan
cenderung menimbulkan segregrasi dan bleeding dan beton yang dihasilkan akan keropos.
MODULUS KEHALUSAN
Pemeriksaan modulus halus pasir adalah cara untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran
suatu agregat. Kehalusan atau kekasaran agregat dapat mempengaruhi kelecakan dari mortar
beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu banyak akan menyebabkan
lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke atas.
Benda uji yang digunakan adalah pasir dengan berat minimum 500 gr. Sedangkan alat yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Satu set ayakan 4.75 mm,2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm dan sisa.
2. Alat getar ayakan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Kuas pembersih ayakan
5. Cawan
Pada saat pengayakan pasir, maka akan didapatkan berat pasir yang tertinggal untuk masing-
masing ayakan. selanjutnya adalah dilakukan pengolahan atas data yang diperoleh tersebut.
1. Cara perhitungan berat tertinggal (%) = { ( berat tertinggal / total tertinggal ) x 100% }
2. Cara perhitungan berat kumulatif (%) = berat tertinggal ayakan + berat kumulatif ayakan
diatasnya
3. Cara perhitungan berat kumulatif lewat ayakan (%) = 100% – berat kumulatif ayakan
Ayakan 4,75 mm = 100 – 0 = 99,6 %
Ayakan 2,36 mm = 100 – 6,9 = 93,1 %
Ayakan 1,18 mm = 100 – 25,8 = 74,2 %
Ayakan 0,60 mm = 100 – 48,5 = 51,5 %
Ayakan 0,30 mm = 100 – 70,8 = 29,2 %
Ayakan 0,15 mm = 100 – 88,6 = 11,4 %
Ayakan sisa = 100 – 100 = xxxxx
5. Dari modulus halus (MHB) tersebut didapatkan gradasi pasir masuk daerah II dengan
menggunakan grafik modulus halus butiran pasir.
Pada umumnya pasir dapat dikelompokkan menjadi 3 macam tingkat kehalusan, yaitu :
Mesin Los Angeles merupakan salah satu mesin untuk pengujian keausan / abrasi agregat kasar,
fungsinya adalah kemampuan agregat untuk menahan gesekan, dihitung berdasarkan kehancuran
agregat tersebut yaitu dengan cara mengayak agregat dalam ayakan no.12 (1.70 mm). Sebelum
melakukan pengujian keausan / abrasi harus melakukan analisa ayak terlebih dahulu untuk
mengetahui gradasi agregat yang paling banyak, apakah masuk pada tipe A, B, C, atau D dan
dapat menentukan banyaknya bola baja yang akan digunakan dapat dilihat pada Grading of Test
Sample.
Keselamatan Kerja
1. Gunakan jas lab praktikum dan sarung tangan saat melakukan pengujian
2. Periksa alat sebelum melakukan praktik
3. Lakukan pengujian sesuai prosedur
4. Pakai masker dan penutup telinga saat melakukan pengujian
5. Bersihkan alat setelah selesai pemakaian
Peralatan
1. Mesin los angeles dengan 500 putaran.
3. Bola-bola baja
4. Timbangan digital, ketelitian 0,001 gr.
5. Oven.
6. Wadah.
Langkah Pengujian
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian keausan agregat
dengan mesin Los Angeles setelah ditimbang sesuai dengan tabel ukuran fraksi diatas.
2. Mencuci agregat hingga bersih dan oven selama 24 jam, setelah dioven dinginkan agar
suhunya sama dengan suhu ruangan.
3. Memasukkan benda uji ke dalam mesin Los Angeles dengan bola baja yang sesuai pada tabel
ukuran fraksi diatas.
4. Menyalakan mesin, mesin akan berputar dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm untuk 500
putaran.
5. Setelah putaran selesai sampel dikeluarkan kemudian melakukan penyaringan awal dengan
saringan berdiameter lebih dari 1,7 mm (No.12). Saring bagian sampel yang lebih halus dengan
saringan 1,7 mm (No.12). Butiran yang tertahan / lebih besar dari 1,7 mm (No.12) dicuci bersih
kemudian dikeringkan dengan oven suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap lalu ditimbang.
Perhitungan
2. Apabila nilai keausan agregat yang diperoleh < 40%, maka agregat yang diuji baik digunakan
dalam bahan perkerasan jalan.
Jadi, pengujian keausan agregat dengan menggunakan mesin Los Angeles diatas diperoleh nilai
keausan : 20,19 % sehingga baik digunakan dalam bahan perkerasan jalan.
DAFTAR PUSTAKA
https://d3sipilunj2013.wordpress.com/2016/05/17/pengujian-analisis-saringan-agregat-halus/
http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/2012/06/pemeriksaan-agregat-kasar.html
https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/pemeriksaan-modulus-halus-pasir
https://www.kitasipil.com/2017/04/cara-menguji-keausan-agregat-dengan.html?m=1