Anda di halaman 1dari 13

MODUL PEMBELAJARAN

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI

Dosen Pembimbing:
Dr. Mardhiyah, M.Ag.

Oleh:
KELOMPOK III
AHMAD NASHRUDDIN (20.6.8.1660)
KHATIJAH (20.6.8.1659)

UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Swt. atas rahmat taufiq beserta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik walaupun
masih ada beberapa kekurangan yang perlu dibenahi dan makalah ini kami beri judul
“MODUL PEMBELAJARAN”. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada baginda Nabi Muhammad Saw. dan semoga kita semua digolongkan sebagai
ummatnya yang kelak di hari akhir mendapatkan syafaat beliau. Amin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI Semester 2 tahun akademik 2020-2021
program pascasarjana Prodi PAI Universitas Sunan Giri Surabaya. Oleh karena itu, kami
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dosen
Pembina Dr. Mardhiyah, M.Ag. pada mata kuliah PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
PAI atas bimbingan dan arahannya sehingga makalah ini tersusun rapi dan jelas. Ucapan
terima kasih juga terhadap semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah
ini dan permohonan maaf yang tak terhingga, karena makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik
buat diri pribadi maupun orang lain yang ingin mendalami atau mengkaji tentang
MODUL PEMBELAJARAN sebagai bekal untuk memajukan madrasah di daerah tempat
tinggalnya, khususnya mahasiswa program pascasarjana Prodi PAI dan prodi lainnya di
Universitas Sunan Giri Surabaya.

Surabaya, 05 April 2021


Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN ………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 2
BAB II: PEMBAHASAN ………………………………………………… 3
A. Pengertian Modul …………………………………………………. 3
B. Pentingnya Modul ………………………………………………… 4
C. Jenis-Jenis Modul ………………………………………….……… 5
D. Langkah Penyusunan Modul dalam Pembelajaran PAI …………... 6
BAB III: PENUTUP ……………………………………………………… 9
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 9
B. Saran dan Bimbinga………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk
mencapai suatu tujuan yang bersifat edukatif serta mampu mendorong dan
memotivasi peserta didik dalam melakukan hal-hal yang baik dan
bermanfaat. Bahkan orang-orang yang berilmu pengetahuan di dunia akan
dimuliakan dan ditinggikan derajatnya.
Melalui kurikulum, pemerintah menjabarkan maksud, fungsi dan
tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003
mengatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Di Indonesia telah beberapa kali mengalami
perbaikan kurikulum di antaranya kurikulum 1994, kemudian diganti
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004. Penerapan KBK pun
di sekolah tidak bertahan lama karena pada tahun 2006 pemerintah
Indonesia meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Setelah itu pemerintah menetapkan kurikulum baru
untuk menjawab tantangan globalisasi dengan menetapkan Kurikulum
2013.
Dengan adanya pengembangan kurikulum 2013 ini diharapkan
akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Selain menekankan pada aspek kompetensi, kurikulum 2013
juga menekankan pendidikan karakter. Dalam hal ini, pengembangan
kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta
didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan
rancangan kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan proses pengembangan seluruh potensi siswa dan

1
bertujuan agar siswa berhasil menguasai materi sesuai dengan indikator
yang ditetapkan. Menciptakan peserta didik yang mandiri dan mampu
mengembangkan seluruh potensinya diperlukan keterampilan dan
kreatifitas pendidik dalam menyusun perencanaan pembelajaran, salah
satunya adalah pemilihan sumber belajar. Pendidik bukan lagi satu-
satunya sumber belajar bagi peserta didik. Sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk belajar yang memberikan
kemudahan bagi seseorang dalam kegiatan belajarnya. Sumber belajar
sangat urgen dalam proses belajar mengajar, sebab tanpa adanya sumber
belajar dalam proses pembelajaran tidak akan terjadi.
Salah satu bentuk sumber belajar yang berupa bahan (material)
adalah berbentuk modul pembelajaran. Pembahasan tentang modul akan
penulis jelaskan dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertan Modul dan Urgensinya?
2. Bagaimana Jenis-Jenis Modul?
3. Bagaimana Langkah Penyusunan Modul dalam Pembelajaran PAI?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan ilmiah ini bertujuan agar para mahasiswa dapat mengerti
tentang definisi modul dan urgensi modul dalam proses pembelajaran serta
dapat mengetahui tentang jenis-jenis modul. Besar harapan penulis bahwa
para mahasiswa akan mampu untuk menyusun modul pembelajaran secara
mandiri sesuai dengan standar yang ada,

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modul
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan arti kata
modul adalah standar atau satuan pengukur, kaitannya dengan pendidikan
modul merupakan suatu bentuk kegiatan program belajar-mengajar yang
dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari
pendidik, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas,
penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk
menilai, mengukur keberhasilan peserta didik dalam penyelesaian
pelajaran. (KBBI, 2021)
Yudhi Munadi memberikan pandangan bahwa modul merupakan
bahan belajar yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar secara
mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Dikatakan
demikian karena modul dibuat berdasarkan program pembelajaran yang
utuh dan sistematis serta dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri.
(Munadi, 2013)
Daryanto menjelaskan bahwa modul merupakan salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk
membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul
minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar dan
evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri,
sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan
kecepatan masing-masing. (Daryanto, 2013)
Sementara menurut Abdul Majid, modul adalah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan pendidik, sehingga modul berisi paling tidak tentang
segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya.
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah

3
menggunakannya. (Majid, 2017) Pembelajaran dengan modul
memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi
dalam belajar akan cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar
dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian modul harus
menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik,
disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi
dengan ilustrasi.
Berdasarkan beberapa uraian pengertian modul menurut para ahli
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu bahan ajar
yang dikemas secara utuh, sistematis, terperinci dan dibuat untuk dapat
dipelajari secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik dalam
rangka membantu peserta didik menguasai tujuan topik pembelajaran.
Modul merupakan bahan ajar yang teruarai secara lengkap dan berdiri
sendiri yang didalamnya memuat tujuan, pokok-pokok materi, sumber
belajar, lembar kerja dan program evaluasi.
B. Pentingnya Modul
Modul merupakan suatu bahan ajar yang disusun sedemikian rupa
untuk menunjang proses belajar agar lebih efektif dan efisien. Modul
menjadi penting, karena bertujuan untuk mempermudah, membimbing,
dan mengarahkan peserta didik dalam proses belajar dan meningkatkan
motivasi serta gairah belajar sehingga proses belajar lebih efektif dan
efisien. Pembelajaran dengan menggunakan modul, menjadi lebih terpusat
pada kemampuan individu peserta didik, kemudian peserta didik dapat
belajar sesuai dengan kecepatan dan mampu melatih diri sendiri.
Beberapa manfaat dalam penyusunan modul bagi peserta didik
adalah sebagai berikut:
1) Dapat membantu dan mempermudah peserta didik dalam
mempelajari bahan belajar, sehingga mencapai tujuan
instruksional, mengusai pengetahuan, keterampilan atau
kompentensi tertentu.

4
2) Dapat membantu peserta didik atau audience untuk lebih mandiri
dalam melakukan proses pembelajaran.
3) Dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam proses
belajar, termasuk proses diklat.
4) Dapat meningkatkan kesiapan peserta didik agar dapat belajar
secara lebih terarah dan terprogram, sehingga proses belajar
menjadi lebih efektif dan efesien. (Sani, 2015)
C. Jenis-Jenis Modul
Menurut Noah dan Ahmad dalam jurnal Riri Susanti, pada
umumnya modul terdiri atas dua jenis, yaitu modul berbantukan fasilitator
dan modul tidak berbantukan fasilitator. Modul berbantukan fasilitator
memerlukan fasilitator yang meliputi modul latihan, modul motivasi, dan
modul pengembangan kerja. Sementara itu, modul tidak berbantukan
fasilitator adalah modul lengkap yang tidak memerlukan bantuan
fasilitator atau pendidik untuk mempelajarinya. Modul jenis ini meliputi
modul pengajaran dan modul akademik. (Susanti, 2017)
Selanjutnya, Noah dan Ahmad memberikan penjelasan masing-
masing modul sebagai berikut;
1) Modul pengajaran, yaitu modul yang difokuskan pada
pembelajaran di sekolah-sekolah dasar, menengah dan juga
perpendidikan tinggi untuk membantu peserta didik atau
mahasiswa belajar sendiri dalam bidang akademik tanpa bantuan
pendidik atau dosen.
2) Modul motivasi, yaitu modul yang berisikan berbagai aktivitas,
latihan dan permainan. Modul ini digunkan oleh pendidik,
fasilitator atau moderator.
3) Modul latihan, yaitu modul berbentuk latihan perkembangan yang
diusahakan oleh pihak-pihak tertentu untuk meningkatkan
kecakapan dalam sebuah organisasi.

5
4) Modul akademik, yaitu modul yang berkonsep memberikan
kemudahan khususnya mahasiswa yang telah ditetapkan oleh
perpendidikan tingginya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa modul
dapat dibuat dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhannya terhadap
tujuan yang ingin dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah upaya
membantu peserta didik belajar mandiri untuk mengukur sendiri
kemampuan belajarnya maka yang diperlukan adalah sebuah modul
pembelajaran.
D. Langkah Penyusunan Modul dalam Pembelajaran PAI
Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi
pembelajaran yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh
peserta didik. Penyusunan modul belajar mengacu pada kompetensi yang
terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan hal tersebut,
Kemendiknas dalam jurnal Riri Susanti memberikan langkah-langkah
penyusunan modul sebagai berikut: (Susanti, 2017)
1. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis
silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang
dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang
telah diprogramkan. Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk
mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang
harus dikembangkan dalam satu satuan program tertentu.
2. Penyusunan Draft/Peta Modul
Penyusunan Draft/Peta modul adalah penyusunan tata letak atau
kedudukan modul pada satu satuan program yang digambarkan
dalam bentuk diagram. Pembuatan peta modul disusun mengacu
kepada diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam
Kurikulum. Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan
judul modul yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan
urutan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

6
3. Implementasi Modul
Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai
dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Bahan, alat, media
dan lingkungan belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran diupayakan dapat dipenuhi agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Strategi pembelajaran dilaksanakan secara konsisten
sesuai dengan skenario yang ditetapkan.
4. Penilaian
Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik setelah mempelajari seluruh materi yang
ada dalam modul. Pelaksanaan penilaian mengikuti ketentuan yang
telah dirumuskan di dalam modul. Penilaian hasil belajar dilakukan
menggunakan instrumen yang telah dirancang atau disiapkan pada
saat penulisan modul.
5. Evaluasi dan Validasi
Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan
validasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur
apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat
dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Untuk
keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen evaluasi
yang didasarkan pada karakteristik modul tersebut. Instrumen
ditujukan baik untuk pendidik maupun peserta didik, karena
keduanya terlibat langsung dalam proses implementasi suatu
modul. Dengan demikian hasil evaluasi dapat objektif.
Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul
dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul
sesuai, artinya efektif untuk mempelajari kompetensi yang menjadi
target belajar, maka modul dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat
dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli yang menguasai
kompetensi yang dipelajari. Bila tidak ada, maka dilakukan oleh

7
sejumlah pendidik yang mengajar pada bidang atau kompetensi
tersebut. Validator membaca ulang dengan cermat isi modul.
Validator memeriksa, apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk
kegiatan, tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini
dapat efektif untuk digunakan sebagai media mengasai kompetensi
yang menjadi target belajar. Bila hasil validasi ternyata
menyatakan bahwa modul tidak valid maka modul tersebut perlu
diperbaiki sehingga menjadi valid.
Sudjana dan Rivai dalam jurnal Maulidia Sani menjelaskan
langkah-langkah penyusunan modul adalah sebagai berikut: (Sani, 2015)
1. Menyusun kerangka modul.
Langkah-langkah penyusun kerangka modul sebagai berikut:
a. Menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum
menjadi tujuan instruksional khusus.
b. Menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur
pencapaian tujuan khusus.
c. Mengidentifikasi pokok-pokok materi pelajaran yang sesuai
dengan tujuan khusus.
d. Menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis.
e. Memeriksa langkah-langkah kegiatan belajar untuk
mencapai semua tujuan.
f. Mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan
belajar dengan modul itu.
2. Menulis program secara rinci.
Program secara rinci pada modul terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
a. Pembuatan petunjuk pendidik.
b. Lembaran kegiatan siswa.
c. Lembaran kerja siswa.
d. Lembaran tes.
e. Lembaran jawaban tes.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Modul adalah suatu bahan ajar yang dikemas secara utuh,
sistematis, terperinci dan dibuat untuk dapat dipelajari secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik dalam rangka
membantu peserta didik menguasai tujuan topik pembelajaran.
Modul merupakan bahan ajar yang teruarai secara lengkap dan
berdiri sendiri yang didalamnya memuat tujuan, pokok-pokok
materi, sumber belajar, lembar kerja dan program evaluasi. Modul
menjadi penting, karena bertujuan untuk mempermudah,
membimbing, dan mengarahkan peserta didik dalam proses belajar
dan meningkatkan motivasi serta gairah belajar sehingga proses
belajar lebih efektif dan efisien. Pembelajaran dengan
menggunakan modul, menjadi lebih terpusat pada kemampuan
individu peserta didik, kemudian peserta didik dapat belajar sesuai
dengan kecepatan dan mampu melatih diri sendiri.
2. Secara umum, jenis modul dibagi menjadi dua, yaitu: a). Modul
dengan fasilitator dan b). Modul tanpa fasilitator. Kedua jenis ini
kemudian dijabarkan dalam beberapa jenis, yaitu: (a) Modul
Pengajaran, (b) Modul Motivasi, (c) Modul Latihan, dan (d).
Modul Akademik.
3. Menurut Sudjana dan Rivai, langkah penyusunan modul ada dua,
yaitu: a) Menyusun kerangka modul dan b) Menulis program
secara rinci. Sedangkan Kemendiknas dalam jurnal Riri Susanti,
memberikan langkah-langkah penyusunan modul sebagai berikut;

9
a) Analisis Kebutuhan Modul; b) Penyusunan Draft/Peta Modul; c)
Implementasi Modul; d) Penilaian; dan e) Evaluasi dan Validasi.
B. Saran dan Bimbingan
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Saran
dan bimbingan sangat kami harapkan, semoga dapat menambah
pengetahuan kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto (2013) Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru
dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
KBBI (2021) Arti Kata Modul. Available at: https://kbbi.web.id/modul
(Accessed: 10 April 2021).
Majid, A. (2017) Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munadi, Y. (2013) Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru.
Jakarta: Referensi.
Sani, M. (2015) ‘Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Mata
Kuliah Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik’, Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro, 04(01).
Susanti, R. (2017) ‘PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
PAI BERBASIS KURIKULUM 2013’, Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan
Supervisi Pendidikan, 2(2).

10

Anda mungkin juga menyukai