Anda di halaman 1dari 9

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

September 2012, Vol. 1, No. 2, hal 105-113

Konsep Diri, Intensitas Komunikasi Orang Tua-Anak,


dan Kecenderungan Perilaku Seks Pranikah

Faizatul Munawaroh
SMA Wisnu Wardhana Malang
Alumni Program Magister Psikologi
Pascasarjana – Untag 1945
Surabaya

Abstract. This study aimed to explore the relationship between self-concept


and the intensity of parent-child communication with premarital sex trend.
Total subjecs of study were 97 students aged 17-19 years, consisted of 31
male students and 66 female. The data was collected using a scale of 3 pieces
each scale trend of premarital sex, self-concept and the intensity of
communication among parents and children.The collected data were analyzed
with a statistical technique of regression analysis and then parcial
correlation. Results of analysis of data showed no significant association
between self-concept and the intensity of parent-child communication with the
trend of premarital sex. The results of partial analysis showed no correlation
between self-concept and tendency of premarital sex behavior. There was a
negative correlation between the intensity of parent-child communication and
the tendency of premarital sex.

Key words: premarital sex behavior, self-concept, intensity of parent-child


communication.

Intisari. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara konsep


diri dan intensitas komunikasi orang tua-anak dengan kecenderungan perilaku
seks pranikah. Subjek penelitian ini adalah 97 siswa dengan rentang usia
antara 17-19 tahun, terdiri dari 31 laki-laki dan 66 perempuan. Data
dikumpulkan dengan menggunakan skala kecenderungan perilaku pranikah,
konsep diri dan intensitas komunikasi orang tua-anak. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan teknik statistic regresi dan korelasi parsial. Hasil
analisis regresi menunjukkan ada korelasi antara konsep diri dan intensitas
komunikasi dengan kecenderungan perilaku seks pranikah. Secara parsial
hasil analisis menunjukkan tidak ada korelasi antara konsep diri dengan
kecenderungan perilaku pranikah, namun untuk intensitas komunikasi orang
tua-anak ditemukan korelasi negatif dengan kecenderungan perilaku seks
pranikah.

Kata kunci: konsep diri, intensitas komunikasi orang tua-anak, perilaku seks
pra nikah

Gejala terjadinya hubungan seks se- sebelum menikah justru banyak dilakukan
belum menikah sudah sampai pada tingkat oleh remaja yang berpacaran. Meskipun
yang mengkhawatirkan dan fenomena tidak semua remaja berpacaran melakukan
tersebut tidak hanya terjadi di kota-kota hal tersebut, tetapi dari fakta tersebut
besar namun sudah mulai merambah ke menunjukan kecenderungan yang meng-
kota-kota kecil. Suatu fenomena yang khawatirkan dan memprihatinkan. Ironis-
menarik adalah bahwa hubungan seksual nya, bujukan atau permintaan pacar me-

105
Faizatul Munawaroh

rupakan motivasi untuk melakukan kepercayaan dan sikap seseorang pegang


hubungan seksual dan hal ini menempati tentang dirinya. Persepsi tentang diri kita
posisi keempat setelah rasa ingin tahu, ini boleh bersifat psikologis, sosial dan
agama atau keimanan yang kurang kuat fisik (Jalaluddin, 1998).
serta terinspirasi dari film dan media massa Konsep diri adalah gambaran yang
(Laily dan Matulessy, 2004). dimiliki orang tentang dirinya, sehingga
Remaja yang mengalami suatu keragu- merupakan inti dari pola kepribadian.
an karena norma yang diperoleh dari Artinya, banyak kondisi dalam kehidupan
keluarga tidak lagi sesuai dengan norma remaja yang turut membentuk pola kepri-
mana yang akan dianut atau dipakai. dalam badian sehingga berpengaruh pada konsep
keadaan bimbang seperti ini, mereka diri seperti perubahan fisik dan psikologis
mudah sekali mengikuti suatu pengaruh pada masa remaja. (Hurlock, 1999).
baru yang diperoleh dari teman sebaya dan Beck,dkk (Keliat, 1992) menjelaskan
sesuatu yang baru dikenalkan lewat surat konsep diri adalah cara individu meman-
kabar, internet, film, majalah dan lain dang dirinya secara utuh: fisikal, emosi-
sebagainya. Adanya perubahan nilai-nilai onal, intelektual, sosial dan spiritual.
dan norma yang berlaku dalam masyarakat Perilaku seksual yang menyimpang, seperti
telah menggeser berbagai nilai dan pan- perilaku seks pranikah, pada umumnya
dangan tentang hubungan hetero-seksual. merupakan kegagalan sistem kontrol diri
Penggeseran dan perubahan terjadi dalam terhadap impuls-impuls yang kuat dan
siklus dan pandangan remaja mengenai dorongan-dorongan instinktif. Remaja
kaidah-kaidah dan kebiasaan hubungan tidak mampu mengendalikan naluri
antar jenis. Hubungan antara laki-laki dan (instink) dan dorongan seksualnya, dan
perempuan dinilai sebagai sesuatu yang tidak bisa menyalurkannya ke dalam
lebih bebas dan terbuka (Achir, 1993). perbuatan yang bermanfaat dan lebih
Kebebasan pergaulan antar jenis berbudaya. Oleh karena itu diperlukan oleh
kelamin yang berbeda, kiranya dapat suatu mekanisme yang dapat mengatur dan
dengan mudah bisa disaksikan dalam mengarahkannya perilakunya menuju
kehidupan sehari-hari, khususnya di kota- kebaikan. Salah satu mekanisme yang
kota besar. Orang tua sendiri baik dengan perlu dimiliki adalah konsep diri yang
ketidaktahuannya dan kurang luasnya positif. Konsep diri yang dimiliki remaja
wawasan menganggap bahwa pendidikan akan mempengaruhi perilakunya dalam
seks masih sangat tabu dan tidak bisa hubungan sosial dengan individu lain.
bersifat terbuka mengenai masalah seksual Konsep diri tinggi atau positif akan ber-
remaja yang sesungguhnya. Dengan tidak pengaruh pada perilaku positif. Sebalik-
adanya pendidikan seks yang memadai dan nya Konsep diri rendah atau negatif akan
pandangan orang tua yang masih meng- membawa pengaruh yang kurang baik
anggap tabu hal-hal yang berhubungan bagi perilaku individu.
dengan seks maka anak lebih cenderung Dijelaskan oleh Rogers (2000) bahwa
terkena imbas seks dari pergaulan bebas, konsep diri yang negatif akan ditunjukkan
baik dengan teman sebaya maupun ling- dengan perilaku negatif, pengetahuan yang
kungan masyarakat (Panuju, 1999). tidak tepat tentang diri, pengharapan yang
Ada beberapa faktor yang menjadi tidak realistis, harga diri yang rendah, takut
penyebab terjadinya perilaku seks pra tidak berhasil atau kondisi ini menunjuk-
nikah dikalangan remaja, diantaranya kan bahwa remaja memiliki kepribadian
konsep diri dan intensitas komunikasi yang belum matang dan emosi yang labil,
orang tua-anak. Konsep diri merupakan sehingga mudah terpengaruh melakukan
suatu penilaian individu tentang dirinya hal-hal negatif, misalnya yaitu melakukan
sendiri. Konsep diri ini bukan hanya hubungan seks pranikah.
sekedar gambaran deskriptif melainkan Menyimak kondisi seperti dipaparkan
meliputi apa yang seseorang pikirkan dan diatas, maka sangat disadari bahwa keluar-
rasakan tentang dirinya, semua keyakinan, ga memberikan pengaruh yang sangat

106
Konsep Diri, Intensitas Komunikasi Orang Tua Anak dan Kecenderungan Perilaku Seks Pra Nikah

besar dalam menentukan pembentukan Orang tua yang sangat jarang meng-
konsep diri remaja. Keluarga juga merupa- habiskan waktu bersama anak-anaknya
kan unit terkecil yang memberikan stempel menjadikan remaja lebih mengalami ke-
dan fondasi primer bagi perkembangan cenderungan melakukan seks pranikah.
remaja. Oleh karena itu, baik buruknya Selain itu dengan meningkatkan kualitas
struktur keluarga yang melingkupi remaja komunikasi antara orang tua dan anak yaitu
memberikan efek yang baik atau yang menjalin komunikasi secara terbuka serta
buruk pula terhadap pertumbuhan remaja menunjukkan cinta dan perhatian pada
(Kartini,1992). anak juga dapat menghindarkan remaja
Komunikasi yang dilakukan remaja dan dari perilaku seksual pranikah, karena
orang tua biasanya berkaitan dengan remaja memerlukan seseorang yang dapat
masalah yang dihadapi remaja, serta dipercaya dan dapat diajak membicarakan
menjadi tanggung jawab orang tua. masalah-masalah yang menekan mereka
Termasuk dalam berkomunikasi tentang (Tjahyono, 1995).
masalah seksual, peran orang tua menjadi Begitu besar fungsi komunikasi bagi
penting dalam memberikan wawasan yang perkembangan remaja dan akibat yang
tepat bagi berbagai pertanyaan atau rasa ditimbulkannya, maka komunikasi dalam
ingin tahu anak tentang hal itu. Sebab bila keluarga harus dilakukan dengan baik dan
orang tua tidak memberikan penjelasan dengan intensitas yang cukup tinggi. Hal
yang tepat mengenai organ-organ seks dan ini dapat dicapai bila diantara remaja dan
fungsinya kepada anak remaja maka orang tuanya berusaha aktif untuk
mereka akan mencari tahu informasi diluar melakukan komunikasi (Jalaluddin, 1998).
rumah misalnya melalui internet, film, dan Sehingga melalui komunikasi tersebut di-
teman. Tentu saja apabila anak tidak cukup harapkan muncul keterbukaan, rasa per-
mendapat bimbingan dari orang tua, maka caya dalam menghadapi permasalahan.
informasi yang mereka dapatkan bisa saja
disalahgunakan sehingga akhirnya mendo- Metode
rong dilakukannya perilaku seksual yang Populasi dalam penelitian ini adalah
belum waktunya mereka lakukan seperti siswa-siswi SMK Wisnuwardhana Malang
misalnya seks bebas yang berbuntut ke- yang berjumlah 163 siswa.
hamilan di luar pernikahan.
Berdasarkan penjelasan diatas, nampak Sampel Penelitian
bahwa dalam kehidupan remaja pasti akan
dilalui tahapan perubahan fisik, psikis, Sampel penelitian adalah siswa-siswi
sosial, seksual dan lain-lain. Perubahan itu kelas 2 dan kelas 3 yang bersekolah di
seringkali memicu munculnya berbagai SMK Wisnuwardhana Malang. Teknik
konflik atau permasalahan yang harus pengambilan sampel yang digunakan
dihadapi oleh remaja. Namun dengan dalam penelitian ini adalah purposive non
kehadiran orang dewasa terutama orang tua random sampling. Adapun ciri-ciri sampel
yang mampu memahami dan memper- yang diambil adalah para remaja atau
lakukan remaja secara bijaksana serta pelajar yang berusia 17- 19 tahun, yang
membantu mereka memecahkan masalah, bersekolah di SMK Wisnuwardhana
besar kemungkinannya remaja akan mam- Malang dan peneliti menggunakan 97
pu melewati permasalahan atau konflik responden yang terdiri dari 31 siswa laki-
tersebut dengan baik. Oleh karenanya, laki dan 66 siswa perempuan.
orang tua merupakan pilihan pertama bagi
remaja dalam membimbing mereka Variabel Penelitian dan Pengukurannya
menghadapi masa-masa sulit dalam peru- Variabel yang digunakan dalam peneli-
bahan perkembangannya. Artinya, orang tian ini ada tiga yaitu:
tua mempunyai arti penting bagi perkem-
bangan remaja yang selanjutnya, terutama Variabel Tergantung: Kecenderungan Seks
dalam pembentukan pribadi remaja. Pra Nikah (Y)

107
Faizatul Munawaroh

Seks pra nikah adalah segala tingkah setuju (2) dan sangat tidak setuju (1), dan
laku yang didorong oleh hasrat seksual, sebaliknya untuk nilai pernyataan unfa-
baik dengan lawan jenisnya maupun vorabel.
sesama jenis. Dan juga terdapat bentuk-
bentuk dari tingkah laku seksual ini yang Validitas dan Reliabilitas Kecenserungan
bermacam-macam dari perasaan tertarik Seks Pra Nikah
sampai tingkah laku berduaan, bermesraan,
Validitas didefinisikan sebagai ukuran
berciuman, bercumbu dan bersenggama
seberapa kuat suatu alat tes melakukan
yang obyek seksualnya bisa bersama orang
fungsi ukurnya (Hadi, 2000). Sehubungan
lain, orang dalam hayalan atau diri sendiri
dengan itu sebelum digunakan untuk
atau suatu proses peningkatan aktivitas
mengumpulkan data penelitian, skala diuji
seksual yang diawali dari ciuman, per-
coba dulu untuk mengetahui kesahihan
cumbuan ringan, percumbuan berat, dan
butir. Apabila validitas yang diperoleh
juga hubungan kelamin sebagai aktivitas
tinggi, maka alat ukur tersebut butir-
akhir sebelum dua individu tersebut
butirnya valid dan dapat digunakan sesuai
melakukan pernikahan yang resmi atau
dengan sasaran yang akan diukur.
sah.
Uji validitas butir dimaksudkan untuk
menguji apakah tiap-tiap butir benar-benar
Pengembangan Alat Ukur Seks Pra Nikah
telah mengungkapkan indikator yang ingin
Variabel seks pra nikah dalam pene- diteliti dengan suatu asumsi bahwa tiap
litian ini akan diungkap atau diukur dengan butir dalam indikator berbicara mengenai
menggunakan skala yaitu suatu daftar indikator yang bersangkutan (Hadi, 2000).
pertanyaan yang harus dijawab atau daftar Dalam penelitian ini validitas butir skala
isian yang harus diisi oleh sejumlah subyek kecenderungan seks pra nikah dilakukan
yang akan diteliti berdasar atas jawaban dengan menggunakan program statistik
atau isian itu peneliti mengambil kesim- SPSS seri 17.
pulan mengenai kondisi subyek yang di- Setelah dilakukan uji validitas berikut-
teliti (Suryabrata, 2000). nya dilakukan uji reliabilitas untuk mengu-
Variabel kecenderungan seks pra nikah ji keajegan hasil pengukuran skala. Uji
akan diungkap atau diukur dengan meng- reliabilitas erat hubungannya dengan masa-
gunakan skala yang disusun sendiri oleh lah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mem-
peneliti berdasarkan tahapan kecende- punyai taraf kepercayaan bila tes tersebut
rungan perilaku seksual yang dikemukakan memberikan hasil ajeg/andal. Uji reliabili-
Simanjuntak (1992) yaitu belum melaku- tas dimaksudkan untuk melihat tingkat
kan sesuatu, berciuman, bercumbuan dan keandalan, tingkat konsistensi butir secara
bersenggama. interval dalam satu indikator. Uji reliabili-
Untuk menghasilkan data yang relevan tas butir untuk skala kecende-rungan seks
sehingga tujuan penelitian tercapai dan pra nikah menggunakan kri-teria: Jika nilai
memiliki validitas dan reliabilitas yang hitung Alpha > dari nilai tabel r maka
baik maka penelitian ini menggunakan angket dinyatakan reliabel, atau jika nilai
skala sebagai alat pengumpulan data. Hasil hitung Alpa < dari nilai tabel r maka
skala tersebut akan dimanifestasikan dalam angket dinyatakan tidak reliable. Nilai
angka-angka, tabel analisa statistik dan tabel r dapat dilihat pada a=5% dan db= n-
uraian serta kesimpulan hasil penelitian. 2.
Data yang diambil dikaitkan dengan butir- Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas
butir yang relevan dengan masalah yang dengan program SPSS seri 17 diketahui
akan diteliti dan dituangkan menjadi butir- nilai koefisien Alpha sebesar 0,894 dan
butir favorabel dan unfavorabel dengan nilai r tabel adalah 0,195. Dengan demi-
menggunakan skala yang terdiri dari 4 kian nilai hitung Alpha lebih besar dari
kategori jawaban. Pemberian skor pada nilai tabel r atau 0,894 > 0,195. Artinya
aitem jawaban pertanyaan favorabel diberi instrument angket dinyatakan reliabel dan
nilai: sangat setuju (4), setuju (3), tidak

108
Konsep Diri, Intensitas Komunikasi Orang Tua Anak dan Kecenderungan Perilaku Seks Pra Nikah

dapat dipergunakan sebagai alat pengum- keluarga yang lain terjadi. Komunikasi
pul data. adalah adanya dialog dan kerjasama dalam
segala hal dan hubungan timbal balik
Variabel Bebas: Konsep Diri (X1)
antara anggota keluarga, misalnya antara
Intensitas Komunikasi (X2)
orang tua dan anaknya. Komunikasi
Konsep diri dalam penelitian ini di- sebagai proses sosial perlu didukung oleh
definisikan sebagai konsep diri adalah unsur pokok yang tidak bisa dilepaskan
pandangan seseorang tentang dirinya yaitu terutama peran komunikator sebagai
sendiri, dimana pandangan itu merupakan sumber, komunikan sebagai penerima dan
hasil bagaimana seseorang melihat dirinya aspek komunikasi. Aspek komunikasi
dan sikap terhadap dirinya sendiri. Persepsi meliputi informasi, pesan, pendapat dan
tentang diri ini memiliki aspek persepsi pengungkapan perasaan.
fisik, persepsi psikis dan persepsi sosial
Pengembangan Alat Ukur Intensitas
sebagai hasil dari pengalaman dan inte-
Komunikasi Orang Tua-Anak
raksinya dengan orang lain.
Variabel intensitas komunikasi orang
Pengembangan Alat Ukur Konsep Diri
tua-anak akan diungkap atau diukur
Variabel Konsep Diri akan diungkap dengan menggunakan skala yang disusun
atau diukur dengan menggunakan skala sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator
yang disusun sendiri oleh peneliti yang dikemukakan Pikunas (1996) yaitu:
berdasarkan indikator yang dikemukakan Pemberian informasi, Pemberian pendapat,
Jalaluddun (1998) yaitu: Penilaian secara Pemberian pesan, Pengungkapan perasaan.
fisik, Penilaian secara psikis, Penilaian
Validitas dan Reliabilitas Intensitas
secara sosial.
Komunikasi Orang Tua-Anak
Validitas dan Reliabilitas Konsep Diri
Penyelesaian perhitungan validitas butir
Penyelesaian perhitungan validitas butir terhadap penelitian ini dikerjakan dengan
terhadap penelitian ini dikerjakan dengan menggunakan program statistik SPSS seri
menggunakan program statistik SPSS seri 17.
17. Untuk menafsirkan uji reliabilitas butir
Untuk menafsirkan uji reliabilitas butir untuk skala Skala Intensitas Komunikasi
untuk skala Skala Konsep Diri menggu- menggunakan kriteria: Jika nilai hitung
nakan kriteria: Jika nilai hitung Alpha > Alpha > dari nilai tabel r maka angket
dari nilai tabel r maka angket dinyatakan dinyatakan reliabel, atau jika nilai hitung
reliabel, atau jika nilai hitung Alpha < dari Alpha < dari nilai tabel r maka angket
nilai tabel r maka angket dinyatakan tidak dinyatakan tidak reliable. Nilai tabel r
reliable. Nilai tabel r dapat dilihat pada dapat dilihat pada a=5% dan db=n-2.
a=5% dan db=n-2. Hasil pengujian reliabilitas dengan
Hasil pengujian reliabilitas dengan program SPSS seri 17, diketahui nilai
program SPSS seri 17, diketahui nilai koefisien Alpha sebesar 0,889 dan nilai
koefisien Alpha sebesar 0,912 dan nilai tabel r adalah 0,195. Dengan demikian
tabel r adalah 0,195. Dengan demikian nilai hitung Alpha lebih besar dari nilai
nilai hitung Alpha lebih besar dari nilai tabel r atau 0,889 > 0,195. artinya
tabel r atau 0,912 > 0,195 artinya instrumen angket dinyatakan reliabel dan
instrument angket sinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengum-
dapat dipergunakan sebagai alat pengum- pul data.
pul data.
Intensitas Komunikasi (X2) Analisis Data
Uji Normalitas Sebaran
Intensitas adalah keadaan tingkatan atau
ukuran yang menggambarkan seberapa Uji normalitas sebaran dapat dilakukan
sering suatu komunikasi antara anggota hanya pada 1 variabel saja yaitu variable
keluarga yang satu dengan anggota tergantung. Dalam penelitian ini uji

109
Faizatul Munawaroh

normalitas dilakukan pada variabel kecen- memiliki hubungan yang signifikan


derungan perilaku seks pra nikah (Y). dengan kecenderungan seks pra nikah.
Kaidah yang digunakan adalah jika p<0,05 Dengan demikian hipotesis yang
maka sebarannya tidak normal. Hasil dari menyatakan “Ada hubungan antara
uji asumsi dengan program menggunakan konsep diri dan intensitas komunikasi
program SPSS seri 17 pada teknik orang tua-anak dengan kecenderungan
kolmogorov-smirnov menunjukkan data seks pra nikah” Dapat diterima.
distribusi adalah normal dimana p = 790 b. Analisis data parsial menunjukkan
berarti p > 0,05 (normal). koefisien korelasi parsial rx1y = 0,027
pada p= 0,396 (p>0,05) sehingga tidak
Uji Linearitas Hubungan
signifikan. Artinya variabel konsep diri
Uji linearitas hubungan dilakukan untuk tidak berkorelasi secara signifikan
mengetahui bagaimana hubungan antara X terhadap kecenderungan perilaku seks
dan Y. Pengujian linearitas hubungan pra nikah, Dengan demikian hipotesis
menggunakan program SPSS seri 17. yang menyatakan “Terdapat korelasi
Kaidah yang digunakan adalah jika negatif antara konsep diri dengan
p<0,05 maka sebarannya dinyatakan linier kecenderungan seks pra nikah”.
dan sebaliknya jika p>0,05 maka sebaran- Ditolak.
nya dinyatakan tidak linier. c. Analisis data parsial juga menunjukkan
Hasil dari uji linieritas menunjukkan koefisien korelasi parsial rx1y = -0,287
bahwa pada variabel konsep diri dengan pada p= 0,002 (p< 0,05) sehingga ada
kecenderungan seks pra nikah dinyatakan hubungan yang signifikan antara inten-
tidak linier, dimana nilai p = 0,792 berarti sitas komunikasi orang tua-anak dengan
p>0,05 (tidak linier). kecenderungan perilaku seks pra nikah.
Sedangkan pada variabel intensitas Dengan demikian hipotesis yang me-
komunikasi dengan kecenderungan seks nyatakan “Terdapat korelasi negatif
pra nikah linier, dimana nilai p = 0,004 < antara intensitas komunikasi orang tua-
0,05 (linier). anak dengan kecenderungan seks pra
nikah”. Dapat diterima.
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan Pembahasan
dalam penelitian ini adalah analisis Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil
kuantitatif karena berkaitan dengan Uji bahwa ada hubungan antara konsep diri
Hipotesis dan teknik statistik yang dan intensitas komunikasi orang tua-anak
digunakan adalah teknik analisis regresi dengan kecenderungan seks pra nikah.
dan korelasi parsial. Semakin tinggi konsep diri dan intensitas
Kriteria pengujian hipotesis didasarkan komunikasi orang tua-anak, maka semakin
pada kaidah: 1) jika p < 0,010 korelasi rendah kecenderungan seks pra nikah.
sangat signifikan, 2) jika p < 0,050 Hasil penelitian ini senada dengan teori
korelasinya signifikan dan 3) jika p > yang dikemukakan oleh Beck,dkk (Keliat,
0,050 korelasinya tidak signifikan. Untuk 1992) menjelaskan konsep diri adalah cara
menganalisis data dikerjakan dengan individu memandang dirinya secara utuh:
menggunakan program SPSS seri 17. fisikal, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual. Perilaku seksual yang menyim-
Hasil pang, seperti perilaku seks pranikah, pada
Hasil analisis dengan regresi menun- umumnya merupakan kegagalan sistem
jukkan hasil seperti dibawah ini: kontrol diri terhadap impuls-impuls yang
a. Analisis data dengan statistik regresi kuat dan dorongan-dorongan instinktif.
menghasilkan harga F= 6,139 dengan Oleh karena itu diperlukan oleh suatu
p= 0.03 (p< 0,05) yang berarti signifi- mekanisme yang dapat mengatur dan
kan, artinya variabel konsep diri dan mengarahkannya perilakunya menuju
intensitas komunikasi orang tua-anak kebaikan. Salah satu mekanisme yang

110
Konsep Diri, Intensitas Komunikasi Orang Tua Anak dan Kecenderungan Perilaku Seks Pra Nikah

perlu dimiliki adalah konsep diri yang yang dimiliki orang tentang dirinya.
positif. Konsep diri yang dimiliki remaja Artinya, banyak kondisi dalam kehidupan
akan mempengaruhi perilakunya dalam remaja yang turut membentuk pola
hubungan sosial dengan individu lain. kepribadian melalui pengaruhnya pada
Konsep diri tinggi atau positif akan konsep diri seperti perubahan fisik dan
berpengaruh pada perilaku positif. Sebalik- psikologis pada masa remaja (Hurlock,
nya Konsep diri rendah atau negatif akan 1999). Hal ini menun-jukkan bahwa
membawa pengaruh yang kurang baik konsep diri tidak menurun-kan tingkat
bagi perilaku individu. Ditambahkan oleh kecenderungan seks pra nikah. Artinya ada
Rogers (2000) bahwa konsep diri yang faktor lain yang mem-pengaruhi selain
negatif akan ditunjukkan dengan perilaku konsep diri. Fakta di-lapangan
negatif, pengetahuan yang tidak tepat menunjukkan bahwa remaja yang
tentang diri, pengharapan yang tidak pengetahuannya kurang mengenai sek-
realistis, harga diri yang rendah, takut tidak sualitas cenderung melakukan hubungan
berhasil atau kondisi ini menunjukan seksual pra-nikah karena tidak tahu akan
bahwa remaja memiliki kepribadian yang dampak yang akan dialami (Basri, 1994).
belum matang dan emosi yang labil, Selain itu tingkat relijiusitas yang rendah
sehingga mudah terpengaruh melakukan dan tingkat kepercayaan diri yang rendah
hal-hal negatif, misalnya yaitu melakukan mempunyai kemungkinan yang lebih besar
hubungan seks pranikah. untuk melakukan hubungan seksual pra-
Agar pengetahuan tentang masalah seks nikah (Suryoputro, Ford, Shaluhiyah,
yang diberikan optimal, maka diperlukan 2006). Serta remaja lebih banyak me-
komunikasi yang efektif antara orang tua ngetahui masalah seksual melalui Televisi,
dengan remaja. Menurut Rakhmat (1998) Radio, Internet, VCD, Film, Majalah,
komunikasi orang tua–anak dikatakan Koran, Buku, Tabloid (Adnani dan
efektif bila kedua belah pihak saling dekat, Widowati, 2009).
saling menyukai dan komunikasi diantara Terdapat korelasi negatif antara intensitas
keduanya merupakan hal yang menye- komunikasi orang tua-anak dengan kecen-
nangkan dan adanya keterbukaan sehingga derungan seks pra nikah. Semakin rendah
tumbuh sikap percaya. Komunikasi yang intensitas komunikasi orang tua-anak,
efektif dilandasi adanya kepercayaan, maka kecenderungan seks pra nikah
keterbukaan, dan dukungan yang positif semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
pada anak agar anak dapat menerima sebagian literatur yang mengatakan bahwa
dengan baik apa yang disampaikan oleh informasi atau pengetahuan mengenai
orang tua. seksualitas yang diberikan pada remaja
Terdapat korelasi negatif antara konsep lebih baik dan tepat jika dilakukan dalam
diri dengan kecenderungan seks pra nikah. keluarga, karena anak dilahirkan dan
Sehingga semakin rendah konsep diri maka dibesarkan dalam lingkungan keluarga,
kecenderungan seks pra nikah semakin sehingga cara lain yang dapat diusahakan
tinggi. Artinya, hasil penelitian tidak sesuai untuk mengurangi perilaku seksual
dengan teori-teori yang dikemukakan oleh pranikah pada remaja adalah dengan
Rogers (dalam Burns, 1993) bahwa konsep meningkatkan kualitas komunikasi orang
diri disusun dari unsur-unsur seperti tua-anak (Laily dan Matulessy, 2004).
persepsi dari karakteristik dan kemampuan Gunarsa (1995) mengemukakan bahwa
seseorang, hal-hal yang dipersepsikan dan komunikasi efektif antara orang tua dengan
konsep-konsep tentang diri yang ada anak membentuk pola dasar kepribadian
hubungannya dengan orang lain, ling- anak secara normal dan perkembangan
kungan, kualitas nilai yang dipersepsikan, psikologis yang sehat bagi anak, karena
dihubungkan dengan pengalaman, obyek- merupakan hakekat seorang anak dalam
obyek, tujuan-tujuan dan ide-ide yang pertumbuhan dan perkembangannya mem-
dipersepsikan sebagai nilai positif atau butuhkan uluran tangan dari orang tua,
nilai negatif. Konsep diri adalah gambaran orang tualah yang bertanggung jawab

111
Faizatul Munawaroh

dalam mengembangkan keseluruhan eksis- 1. Konsep diri dan intensitas komunikasi


tensi anak termasuk kebutuhan-kebutuhan orang tua-anak secara bersama-sama
fisik dan psikis sehingga anak dapat ternyata sangat berperan dengan kecen-
tumbuh dan berkembang ke arah kepri- derungan seks pra nikah.
badian yang matang dan harmonis. 2. Konsep diri dengan kecenderungan seks
Kualitas komunikasi antara orang tua dan pra nikah ternyata tidak menunjukkan
anak dapat menghindarkan remaja dari hubungan yang positif namun sebalik-
perilaku seksual pranikah, hal ini di- nya menunjukkan hubungan yang
karenakan antara orang tua dan anak negatif. Jadi semakin semakin tinggi
terjalin hubungan atau komunikasi yang konsep diri yang dimiliki remaja tidak
intensif sehingga memungkinkan terjadi- selanjutnya menurunkan kecenderungan
nya diskusi, sharing, dan pemecahan seks pra nikah.
masalah secara bersama (Laily dan 3. Intensitas komunikasi orang tua-anak
Matulessy, 2004). berhubungan positif yang signifikan
dengan kecenderungan seks pra nikah.
Kesimpulan Semakin rendah intensitas komunikasi
Penelitian ini tentang hubungan konsep orang tua-anak, maka kecenderungan
diri dan intensitas komunikasi orang tua- seks pra nikah semakin tinggi.
anak dengan kecenderungan seks pra
nikah. Tujuan utama penelitian ini ingin Daftar Pustaka
mengetahui adanya korelasi antara konsep Abdul Munib Fauzi bin Idris bin
diri dengan kecenderungan seks pra nikah, Syahid.2010, 22 Oktober. Relevansi
intensitas komunikasi orang tua-anak Pengetahuan Seks Dan Komunikasi
dengan kecenderungan seks pra nikah dan Orang Tua Dan Anak dengan Perilaku
hubungan konsep diri dan intensitas Seksual Pranikah Remaja. http://
komunikasi orang tua-anak dengan kecen- fonhani.blogspot.com/2010/10/relefansi
derungan seks pra nikah. Penelitian ini -pengetahuan-seks-dan.html.
akan mengkaji apakah konsep diri dan Antono Suryoputro, Nicholas J. Ford,
intensitas komunikasi orang tua-anak Zahroh Shaluhiyah. Faktor-faktor yang
benar-benar berhubungan dengan kecende- mempengaruhi Perilaku SeksualRemaja
rungan seks pra nikah. di Jawa Tengah: Implikasinya Ter-
Subyek pada penelitian ini adalah para hadap Kebijakan dan Layanan Ke-
remaja atau pelajar yang berusia 17- 19 sehatan Seksual dan Reproduksi.
tahun, yang bersekolah di SMK Wisnu- Makara, Kesehatan, VOL. 10, NO. 1,
wardhana Malang dan peneliti menggu- Juni 2006: 29-40. Fakultas Kesehatan
nakan 97 responden yang terdiri dari 31 Masyarakat, Universitas Diponegoro.
siswa laki-laki dan 66 siswa perempuan. Arillah. A.A. Prasetyaningrum. J.
Teknik pengambilan sampel yang di- Hertinjung. S.W. 2007. Hubungan
gunakan dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Seksualitas dan Kualitas
purposive non random sampling. Variabel Komunikasi Orang tua- Anak dengan
penelitian adalah kecenderungan seks pra Perilaku seksual Pranikah. Jurnal.
nikah, konsep diri dan intensitas komuni- Fakultas Psikologi Muhamadiah
kasi orang tua-anak. Pengambilan data Surakarta.
dilakukan dengan alat ukur berupa skala Basri, H. 1994. Remaja Berkualitas.
sebanyak 3 buah. Skala tersebut masing- Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
masing untuk mengukur kecenderungan Burns, R.B. 1993. Konsep Diri. Terjema-
seks pra nikah, konsep diri dan intensitas han Edi dari Self Consept. Jakarta :
komunikasi orang tua-anak. Penelitian ini Liberty.
akan menggunakan analisis regresi dan Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu
analisis parsial untuk mengolah datanya. Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
Beberapa hasil analisa data adalah sebagai Persada.
berikut:

112
Konsep Diri, Intensitas Komunikasi Orang Tua Anak dan Kecenderungan Perilaku Seks Pra Nikah

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Mappiare, A. 1992. Psikologi Remaja.


Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Rajawali Pres.
Jakarta: Balai Pustaka. Maramis., M.E. 1980. Ilmu Kedokteran
Dobiariasto. 2002, 20 Agustus. Moral dan Jiwa. Surabaya : Erlangga.
Pendidikan Seks Remaja. Wawasan. Miqdad, A. A. A. 2001. Pendidikan Seks
Tanpa halaman. Bagi Remaja Menurut Hukum Islam.
Gerungan, W. A. 1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Bandung : Eresco. Panut Panuju, Ida Utami. 1999. Psikologi
Gordon, Thomas. 1991. Menjadi Orang Remaja. Tiara Wacana. Yogyakarta.
Tua efektif, Petunjuk Terbaru Mendidik Pikunas, J. 1996. Human Development an
Anak yang Bertanggung Jawab. Emergent Science. Terjemahan Dra.
Terjemahan Farida dari Parent Suprapti Sumarmo. Tokyo : Mc Graw
Effectiveness Training. Jakarta : PT hill. Kogakusha.
Gramedia Pustaka Utama. Priyonggo. 2002, 6 Juli. Penting, Komuni-
Gunarsa, Singgih dan Y. Singgih Gunarsa. kasi Dalam Keluarga. Suara Merdeka.
1995. Psikologi Perkembangan Remaja. Tanpa halaman.
Jakarta : PT. BPK. Gunung Mulia. Purwanto, Ngalim. 2003. Psikologi Pendi-
Hadi, S. 1990. Analisa Regresi. dikan. Bandung PT. Remaja Rosda-
Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas karya.
Psikologi UGM. Puspasari. 2007. Mengukur Konsep Diri
Hadi, S. 1992. Reliabilitas Dan Validitas. Anak (Seri Membangun Karakter
Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Anak). Jakarta : PT. Gramedia.
Psikologi UGM. Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Psikologi
Program statistik SPSS seri 17. Komunikasi Remaja. Rosdakarya :
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Bandung.
Perkembangan : Suatu Pendekatan Sarwono, S.W . 1991. Psikologi Remaja.
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta Jakarta : CV. Rajawali.
: Erlangga. Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Tua. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Perkembangan. Terjemahan Istiwidi- Simajuntak, L. 1992. Psikologi Remaja.
yanti. Jakarta: Erlangga. PT. Rineka Cipta : Jakarta.
Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Sosial Sobur , Elex. 1991. Komunikasi Orang Tua
dan Kenakalan Remaja. Jakarta : dan Anak. Bandung : Angkasa.
Rajawali Press. Soekanto, Soerjono .1991. Mengenal dan
Laily, N. dan Matulessy, A. 2004. Pola Memahami Masalah Remaja. Jakarta :
Komunikasi Masalah Seksual Orang Pustaka Antara.
tua-Anak. Anima Vol 19. Surabaya: Supratiknya, 1995. Komunikasi Antar
Fakultas Psikologi Universitas 17 Pribadi, Yogyakarta : PT. Kanisius.
Agustus 1945. Suryabrata, S. 1995. Psikologi Kepriba-
Magdalena, C. 2000. Perilaku Seksual dian. Rajawali Press.
Wabal Ditinjau Dari Efektivitas Tjahyono, E. 1995. Perilaku-Perilaku
Komunikasi Orang Tua-Anak Dan Seksual Yang Menyimpang. Anima Vol 2,
Locus Of Control. Kognisi Vol 4, No 1. No 41. Yogyakarta : Fakultas Psikologi
Surakarta: Fakultas Psikologi Univer- Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
sitas Muhammadiyah Surakarta.

113

Anda mungkin juga menyukai