Oleh:
NIM : 41808879
BANDUNG
2012
Surat Hak Ekslusif
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
v
1.5 Stuktur Organisasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
vi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................. 59
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.2 Sarana dan Prasarana Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Jawa Barat...................................................................................... 34
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
(PKL) dapat terlaksana dengan baik. Laporan ini disusun sebagai bukti telah
Diploma III Program Studi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dalam kesempatan ini pula, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orang Tua penulis yang telah banyak
memberikan bantuan secara materi maupun motivasi dan tidak pernah lelah untuk
selalu memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, dan motivasi, sehingga
penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis
1. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu ,Drs., MA selaku Dekan
2. Yang terhormat, Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku ketua Program
Studi Ilmu Komunikasi. Yang telah memberikan izin pada penulis untuk
melaksanakan PKL.
ii
3. Yang terhormat, Ibu Melly Maulin P S.Sos M.Si selaku Dosen
4. Yang terhormat, Bapak Sangra Juliano S.IKom Selaku Dosen wali kelas
kasih banyak untuk Ilmu yang telah diberikan, nasehat dan waktunya.
7. Terima kasih untuk semua pihak yang namanya tak tertulis namun telah
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah mereka
berikan dengan kebaikan yang lebih besar disertai curahan rahmat dan kasih
sayangnya.
Untuk kesempurnaan penulisan laporan ini, maka kritikan dan saran yang
membangun selalu dinanti. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi setiap
Penulis
Donny Ramdhany
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku :
Bumu Aksara
B. INTERNET :
2. http://lemburkuring08.blogspot.com/2008/11/arti-logo-jawa-barat.html
69
BAB I
PENDAHULUAN
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air adalah salah satu Dinas di Provinsi
Jawa Barat yang merupakan bagian dari untaian sejarah bangsa khususnya
yang berkaitan dengan permasalahan sumber daya air. Hal ini terbukti dengan
adanya peninggalan sejarah yang erat kaitannya dengan bidang sumber daya
air.
Algemen Water Reglement (AWR 1936 – tentang peraturan air), saat itu
air, maka pada Tahun 1925 dibawah pimpinan Insyinyur Kepala Ir. J. Blastone
yang pada waktu itu menjabat sebagai Direktur Burgerlijke Openbare Werken
(BOW) mulai disusun peraturan Pengairan Umum untuk Jawa dan Madura
AWR adalah merupakan titik awal tugas Provinsi dalam hal urusan
1.1.1 Riwayat dan Perkembangan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa
Barat
air/saluran air yang tertua di jawa / Indonesia terletak di Desa Tugu dekat
Cilincing pada masa kerajaan Purnawarman, dimana pada saat iti Raja
laut setelah sungai tersebut sampai di Istana Raja, sungai Chandrabhega dimaksud
adalah sungai cakung. Pada jaman penjajahan Belanda, yaitu pada tahun 1830
ditetapkan sistem tanam paksa atau lebih dikenal dengan “ culture stelsel “ yang
merupakan gagasan Komisaris jendral Van Den Bosch yang berlaku khususnya
pulau Jawa.
Hindia Belanda saat itu langsung mengurus pertanian, pengumpulan hasil dan
3
memperbaiki irigasi untuk mendukung berhasilnya tanaman wajib tebu dan nila,
yang harus ditanam pada tanah rakyat yang memperoleh irigasi teratur. Sejak saat
bendung/bendungan dan jaringan irigasi di pulau Jawa yang pada dasarnya untuk
pada saat tersebut dikelola langsung oleh Binnenlandsch bestuur (BB) dibantu
Bupat, Path atau pejabat lain yang mendapat kepercayaan untuk itu. Bupati
mengerahkan tenaga rakyatnya tanpa bayaran atau dikenal sebagai rodi. Oleh
karena itu para pejabat Binnenlandsch Bestuur (BB) sering mengtakan, bahwa
tenaga teknis.
menggunakan tenaga kerja rodi (kerja paksa tanpa bayaran) amat menurunkan
biaya pembangunan, tentu saja mereka tanpa melihat kualitas dan biaya guna
dan jaringan irigasi yang dibuat pada saat tersebut rusak kembali dan tidak
bertahan lama serta banyak yang tidak memenuhi fungsinya, dan disadari pula
Openbare werken (B.O.W) dan di Jawa Barat disebut B.O.W Provinsi Jawa
Setelah itu pada tahun 1889 dibentuk pula bagian irigasi (Afdeling Irigate)
irigasi secara lebih teknis, dan disadari pula bahwa teknik membangun irigasi dan
menyelenggarakn operasi pembagian air merupakan dua bidang yang tidak dapat
masalah bagian air, sebab kalau tidak maka bangunan-bangunan irigasi yang telah
dibuat dengan biaya besar tidak akan mungkin diambil manfaat sebesar-besarnya.
disebut Hoffd Ingenier yang dibantu oleh beberapa insinyur lebih muda beserta
sejumlah teknisi menengah (Opzichters) Teknis ini ditetapkan mantri irigasi atau
mantri ulu-ulu atau mantri Watrebeheer, yang bertugas secara langsung mengatur
pembelian air irigasi kepada pemilik tanaman (rakyat dan tanaman tebu).
mandor irigasi (Beambte Watrerbeheer), yang dibantu oleh sejumlah regu pekerja
Pengairan, PTT (Pos Telegraf dan Telepon), dan jawatan Lalu Lintas Jalan Raya.
No.385)
Pada Jaman kedudukan jepang, maka Dinas Pekerjaan Umum ini bernama
dan sususan Doboku Jimuso masih dipakai, akan tetapi 213 Kelembagaan pada
yang dijabat oleh orang Jepang diambil alih dengan paksa dan diganti dengan
tenaga kerja Indonesia. Setelah itu keadaan semakin memburuk, maka dalam
“Gedung Sate” tahun 1945 tersebut, atas perintah menteri PUTL pada tahun 1971
an di depan gedung sate didirikan monumen yang di beri nama “Monumen Sapta
Taruna”, karena yang gugur adalah tujuh orang pemuda yaitu : Didi Hardianto
Jawa Barat menjadi Aparatur Negara Pasundan dan Jawatan Pekerjaan Umun
tiga tingkatan yaitu provinsi, Kabupaten (Kota Besar) dan Desa (Kota Kecil).
7
Jawa Barat yaitu sebagai tindak lanjut dari undang-undang No.22 Tahun 1948. Di
a. Urusan Umum;
c. Urusan Agraria;
f. Urusan Kehewanan;
h. Urusan Perburuhan;
i. Urusan Sosial;
k. Urusan Penerangan;
m. Urusan Perusahaan.
1953 dibentuk Jawatan Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, yang meliputi
Jawatan Pekerjaan Umun Jawa Barat dan surat kepala Jawatan pekerjaan Umum
Provinsi Jawa Barat yang ditujukan kepada Dewan pemerintahan Daerah Provinsi
Jawa barat No. P15/2/28/Rah pada tanggal 12 Februari 1955 perihal Operasi dan
bentuk Organisasi Jawatan pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, ditetapkan unit