Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Manusia dan Agama Islam

DOSEN PENGAMPU : Rizki Syafril SHI, M.Si

OLEH

Kelompok 1

1. AMRINA ROSHADA (20334010)


2. M. ALVIN FEBRIAN ( 15066026 )
3. NUR KHAIRUN NISA ( 20079044 )
4. AHMAD FADILLA ( 23134002 )
5. HAFIZ MAULANA ( 20134034 )
6. TASYA HENFI ARSYAD ( 20134081 )
7. YUDHA APRYANDA ( 20233101 )
8. ATIYAH RAHMI ( 20334020 )
9. DEDE PERTIWI ANGRA NITA ( 20334027 )

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan atas berkah rahmat yang diberikan
allah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa
ada halangan apapaun. Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas akademik
mata kuliah “pendidikan agama islam “yang diberikan oleh Bapak Rizki Syafril SHI,
M.Si

Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini di waktu mendatang.

Tak ada gading yang tak reta, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya bila
didalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan.kebenaran
dan kesempurnaan hanyalah milik allah semata. Semoga allah mengampuni dosa kita
semua.amiin.

Payakumbuh ,22 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................... 4


B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 4
C. TUJUAN ................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
A. KESIMPULAN .......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia, Agama dan Islam merupakan masalah yang sangat penting, karena
ketiganya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang,
yang tetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang
sesuai dengan agama- agama samawi (agama yang datang dari langit atau agama
wahyu). Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari
penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan
agama akan membuat hati manusia menjadi jernih, halus dan suci.
Disamping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda
muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat. Agama juga mempunyai peranan
penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina
pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta
kasih dan tolong menolong.
Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah memuat bagaimana Allah
Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan tentang proses penciptaan manusia dengan begitu
jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai menjadi manusia sempurna. Demikian agung
dan besar kekuasaan Allah, dan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan
kebenaran Al-Quran yang diturunkan 15 abad yang lalu tersebut.

B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana konsep manusia menurut al- Quran & Hadis Proses penciptaan
manusia ?
b) Apa tujuan penciptaan manusia ?
c) Apa peranan manusia sebagai khalifah di muka bumi ?
d) Bagaimana konsep Agama: pengertian, unsur, klasifikasi ?
e) Apa konsep Agama Islam ?
f) Apa makna Islam dalam kehidupan ?
g) Bagaimana Agama dan pengembangan berpikir?

C. Tujuan

4
a) Mengetahui konsep manusia menurut al-quran dan hadis proses penciptaan
manusia
b) Tujuan diciptakannya manusia
c) Peranan manusia sebagai khalifah di muka bumi
d) Konsep Agama: pengertian, unsur, klasifikasi
e) Konsep Agama Islam: pengertian, unsur, karakteristik
f) Makna Islam dalam kehidupan
g) Agama dan pengembangan berpikir

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. KONSEP MANUSIA MENURUT AL- QURAN & HADIS PROSES


PENCIPTAAN MANUSIA

Di dalam Al-Qur’an, manusia merupakan salah satu subjek yang dibicarakan,


terutama yang menyangkut asal-usul dengan konsep penciptaannya, kedudukan manusia
dan tujuan hidupnya. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena Al-Qur’an
memang diyakini oleh kaum muslimin sebagai firman Allah SWT yang ditujukan
kepada dan untuk manusia.
Ada tiga kata yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk manusia, yaitu sebagai
berikut.
1. Menggunakan kata yang terdiri dari alif, nun dan sin semacam insan, ins, nas, atau
unas.
2. Menggunakan kata basyar.
3. Menggunakan kata Bani Adam dan Dzuriyat adam
Sementara Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengatakan bahwa
istilah manusia dalam Al-Qur’an dikenal tiga kata, yakni al-insan, al-basyar, dan al-nas.
Walaupun ketiga kata di atas menunjukkan arti pada manusia, tetapi secara khusus
memiliki pengertian yang berbeda.
a) Al-Insan
Al-Insan berarti lupa, dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak 73 kali yang disebut
dalam 43 surat. Umumnya digunakan pada keistimewaan manusia penyandang predikat
khalifah di muka bumi, sekaligus dihubungkan dengan proses penciptaannya. Nilai
psikis manusia sebagai al-insan yang dipadu wahyu Ilahiyah akan membantu manusia
dalam membentuk dirinya sesuai dengan nilai-nilai insaniah yang terwujud dalam
perpaduan iman dan amalnya. Sebagaiman firman Allah yang artinya : “kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya.” (At-Tin : 6)
b) Al-Basyar
Kata basyar dipakai untuk menyebut semua makhluk baik laki-laki ataupun
perempuan, baik satu ataupun banyak. Kata basyar adalah jamak dari kata basyarah
yang berarti kulit. “Manusia dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda
dengan kulit binatang yang lain.” Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak 35 kali
dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna (dua) untuk menunjukkan
manusia dari sudut lahiriyahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.

6
Karena itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan bahwa
“Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu” (Al-Kahf : 110). Di sisi
lain diamati bahwa banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata basyar yang
mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia sebagai basyar, melalui tahapan-
tahapan sehingga mencapai tahapan kedewasaan. “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaanNya menciptakan kamu dari tanah, ketika kamu menjadi basyar kamu
bertebaran.” (Al-Rum : 20). Bertebaran di sini bisa diartikan berkembang biak akibat
hubungan seks atau bertebaran mencari rezki.
c) Al-Nas
Kata ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk social. Manusia dalam arti al-
nas ini paling banyak disebut dalam Al-Qur’an yaitu 240 kali. Bisa dilihat dalam
seluruh ayat yang menggunakan kata, Ya ayyuhannas. Penjelasan konsep ini dapat
ditunjukkan dalam dua hal. Pertama, banyak ayat yang menunjukkan kelompok-
kelompok sosial dengan karakteristiknya masing-masing yang satu dengan yang lain
belum tentu sama. Ayat ini menggunakan kata waminannas (dan diantara manusia).
Kedua, pengelompokkan manusia berdasarkan mayoritas, yang umumnya menggunakan
ungkapan aktsarannas (sebagian besar manusia).
Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai
manusia pertama. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah di muka
bumi dengan segala karakter kemanusiaannya yang memiliki sifat kesempurnaan
lengkap dengan kebudayaannya sehingga diangkat menjadi khalifah di muka bumi,
sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 30, yang artinya : “Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” Maka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan
khalifah di muka bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau ?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.”
Tahapan-tahapan atau tingkatan penciptaa manusia :
1. Nutfah : tingkat pertama bermula selepas persenyawaan atau minggu pertama,
setelah terjadi pencampuran air mani. Menurut Ibn Jurair asal kata nutfah ialah
“nutf” berarti air yang sedikit yang terdapat di dalam sebuah tabung. Allah
menciptakan anggota yang berlainan dari nutfah,untuk lelaki membentuk saraf
dan tulang, dan nutfah perempuan membentuk darah dan daging.
2. Alaqah : terjadi pada minggu pertama atau hari ketujuh. Telur yang sudah
disenyawakan tertananm di dinding rahim. Alaqah semakna dengan segumpal
darah yang terjadi selama 3 minggu didalam rahim.

7
3. Mudghah : terjadi pada minggu keempat dengan terjadinya pembentukan otak,
syaraf tunjang, telinga dan anggota lainnya. Pernafasan sudah mulai terbentuk,
jantung mulai berdetak, darah mengalir lebih banyak, dan terjadi selama tujuh
minggu.
4. Idham dan Lahm : terjadi pada minggu kelima, keenam, dan ketujuh ditandai
dengan pembentukan tulang yang mendahului pembentukan otot. Terbentuk
pula satu sistem yang komplek, perut dan usus mulai terbentuk, saluran
pernafasan mulai kelihatan. Kaki dan tangan mulai tumbuh, telinga dan mulut
makin sempurna. Pada minggu kedelapan semuanya telah sempurna dan
lengkap.
5. Nasy’ah khalqan akhar : terjadi pada bulan ketiga yaitu ketika embrio sudah
masuk kejanin. Tulang janin terbentuk dengan sempurna dan kukupun sudah
mulai tumbuh. Perubahannya hanya ukuran bayi saja.
6. Nafkhur-ruh : yaitu tingkat peniupan roh yang terjadi selepas empat puluh hari
dan selepas terbentuknya organ-organ tubuh termasuklah organ seks. Nilai
kehidupan terjadi didalam rahim, bukan hanya perkembangan fisikal tetapi
mempunyai hubungan dengan Allah melalui ikatan kesaksian sebagaimana yang
disebutkan oleh Allah didalam alquran surah AL-A’raf ayat 172.
B. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Adapun beberapa tujuan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an danHadis adalah
sebagai berikut.
1. Manusia diciptakan Allah swt bukan secara main-main.
“Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa
ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun :
115)
2. Untuk mengemban amanah atau tugas keagamaan.
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka
khawatir tidak dapat melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sungguh, manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh.”(Al-Ahzab : 72)
3. Untuk mengabdi atau beribadah.
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepadaku.”(Adz-Zariyat : 56)
Ayat ini mengindikasikan tentang tujuan penciptaan manusia sebagai
hamba allah. Indikasi ini dapat dipahami yang berarti agar manusia mengabdi kepada
allah. Maksudnya allah menciptakan manusia dengan tujuan menyuruh mereka
beribadah kepada allah, bukan karena allah membutuhkan manusia. Ali bin Abi Thalhah
meriwayatkan dari IbnuAabbas yang artinya melainkan supaya mereka mau tunduk

8
beribadah kepada Allah baik secara sukarela maupun terpaksa. Dan itu pula yang
menjadi pilihan Ibnu Jarir, yakni supaya mereka mengenalAllah.
Manusia diciptakan Allah agar ia beribadah kepadaNya. Pengertian ibadah di sini
tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni
kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji, tetapi seluas pengertian yang dikandung
oleh kata memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai dengan
kehendak dan kesukaan ridhaNya dan menjauhi apa yang menjadi laranganNya.
C. PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Alquran terhadap lingkungan bersumber
dari fungi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara
manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil
buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak
memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan berbagai
kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran dan juga hawa
nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi
sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang kita perlukan telah terhampar
di alam semesta, manusia hanya perlu mengelolanya saja.
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua
peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.
Pertama, memakmurkan bumi (al’imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya
perusakan yang dating dari pihak manapun (ar ri’ayah).
1. Memakmurkan Bumi
Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT.
Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat
manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan
merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi
selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.
2. Memelihara Bumi
Memelihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan
akhlak manusianya sebagai SDM. Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak
dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang
rusak akam sangat berpotensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam ini perlu
dihindari.
Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara
bumi dari kerusakan ? Karena sesungguhnya manusia lebih banyak membangkang

9
disbanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk
berbuat kerusakan daripada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti
yang Allah sebutkan dalam firmanNya dalam surat Al-Isra’ ayat 4, yang artinya : “Dan
telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu : ”Sesungguhnya kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan
diri dengan kesombongan yang besar.”
D. KONSEP AGAMA
1. Pengertian
Dilihat dari perspektif agama, umur agama setua dengan umur manusia. Tidak ada
suatu masyarakat manusia yang hidup tanpa suatu bentuk agama. Agama ada pada
dasarnya merupakan aktualisasi dari kepercayaan tentang adanya kekuatan gaib dan
supranatural yang biasanya disebut sebagai Tuhan dengan segala konsekuensinya. Atau
sebaliknya, agama yang ajaranajarannya teratur dan tersusun rapi serta sudah baku itu
merupakan usaha untuk melembagakan sistem kepercayaan, membangun sistem nilai
kepercayaan, upacara dan segala bentuk aturan atau kode etik yang berusaha
mengarahkan penganutnya mendapatkan rasa aman dan tentram.
Kata agama dalam bahasa Indonesia sama dengan “diin” (dari bahasa Arab) dalam
bahasa Eropa disebut “religi”, religion (bahasa Inggris), la religion (bahasa Perancis),
the religie (bahasa Belanda), die religion, (bahasa Jerman). Kata “diin” dalam bahasa
Semit berarti undang-undang (hukum), sedang kata diin dalam bahasa Arab berarti
menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan
2. Unsur
a) Keyakinan (credial, akidah), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan
supranatural yang diyakini pengatur dan pencipta alam.
b) Peribadatan (ritual, ibadah), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan
dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan
ketundukannya.
c) Sistem nilai (Value, sumber hukum, syari’at) yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan
tersebut.
3. Klasifikasi
Ada perbagai klasifikasi yang dibuat para ahli tentang agama Ahmad Abdullah al-
Maqdisi di dalam bukunya Living Religions of the world menulis: "Religion can also be
classified on the following grounds:
a) . Revealed and non Revealed Religions
Adapun yang dimaksud dengan "revealed religions" (agama wahyu) ialah agama
yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para Rasul-rasul Nya dan kepada
Kutab-kitab-Nya serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia.

10
Sedangkan sebaliknya "non revealed religions" agama yang tidak memandang essensial
penyerahan manusia kepada tata-aturan Ilahi. Yang dimaksud revealed religion,
menurut AL-Masdoosi, ialah Yudaisme, Kristen dan Islam. Selebihnya termasuk pada
non-revealed religions. Agama-agama wahyu bersangkutan dengan rasa Semitik.
Sedangkan agama-agama bukan wahyu tidak ada sangkutan apa-apa dengan ras
Semitik.
b) Agama Missionary dan Agama non-Missionary
Sir Thomas Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam, Sir T.W. Arnold
memasukkan Buddhisme, Kristen dan Islam pada golongan agama missionary.
Sedangkan Yudaisme, Brahmanisme dan Zoroasterianisme dimasukkan pada golongan
non missionary.
Sehubungan dengan masalah termaksud, al-Masdoosi antara lain memberi catatan,
bahwa menurut pendapatnya baik agama Nasrani maupun Buddhisme, ditinjau dari segi
ajarannya yang asli, bukanlah tergolong agama missionary, sebagaimana juga agama-
agama lainnya (selain Islam). Jadi menurut kesimpulan al-Masdoosi hanya Islam sajalah
ajarannya yang asli merupakan agama missionary. Namun dalam perkembangan
ternyata kemudian bahwa baik agama Nasrani maupun Buddhisme menjadi agama
missionary.
c) Klasifikasi Rasial Geografikal Ditinjau dari segi rasial dan geografikal agama-
agama di dunia ini dapat dibagi atas: Semitik; Arya; dan Monggolian
Yang termasuk agama Semitik ialah: Agama Yahudi, Agama Nasrani dan Agama
Islam. Sedangkan yang tergolong Agama Arya ialah: Hinduisme, Jainisme, Sikhisme
dan Zoroasterianisme. Sedangkan yang tergolong non Semitik Monggolian ialah:
Confusianisme, Taoisme dan Shintoisme. Adapun Buddhisme, tidak dapat begitu saja
dimasukkan ke dalam golongan agama non Semitik Arya, tetapi merupakan campuran
antara Arya dan Mongolian.
E. KONSEP AGAMA ISLAM
1. Pengertian
Secara etimologi islam berasal dari bahasa arab, terambil dari kosa kata
‘’salima’’yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini kemudian dibentuk ‘’aslama’’ yang
berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah diri, patuh, tunduk dan
taat.
Islam dari segi istilah adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammada SAW yang isinya bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, melaikan juga mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam jagat
raya.
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah agama
wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada

11
Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh
manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk
disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada. Suatu
sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan
penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia,
dan alam lainnya.
2. Unsur
Ajaran Islam benar-benar tercermin dalam setiap aspek kehidupan, untuk
mewujudkan hal itu kembali dalam kondisi sekarang, maka perangkat kekuatan Islam
harus disusun, ketujuh unsur kekuatan Islam itu adalah:
a) Unsur Akidah, sebagai fundamen dan penentu arah
b) Unsur ibadah, ibadah khusus (sholat, puasa, zakat, haji) dan ibadah umum
( aktivitas yang dilakukan dengan ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah
SWT)
c) Unsur Akhlak, Mencontoh nabi yang menjadi suri teladan akhlak mulia
d) Unsur ukhuwah, persaudaraan yang diikat oleh aqidah islamiah.
e) Unsur ekonomi, sebagai kelengkapan dan pendukung dalam kehidupan.
f) Unsur Jihad, tidak hanya identik dengan perang tetapi menggunakan potensi
yang dimiliki baik diri, ilmu maupun harta untuk agama.
g) Unsur Persatuan, demi melahirkan kekuatan yang kokoh.
3. Karakteristik
a) Ilahiyah/rabbaniyah, beliau menyinggung karakter ini dengan surah al baqoroh
ayat 146 Dalam ayat ini beliau menyinggung bahwa ajaran, kisah, hukum yang
dibawa dan dikandung oleh islam adalah ajaran yang mutlak dan otentik daari
Allah SWT. Bukan hasil pemikiran dan rekaan manusia
b) Insaniyah, beliau menyinggung sifat ini dengan surah arrum ayat 30 Dalam ayat
ini beliau menjelaskan bahwa banyak yang mendiskreditkan islam sebagai
teroris, anarki, keras padahal tanpa islam pun hukum yang terjadi dimasa
sekarang pun juga terjadi demikian, dengan ayat ini ditegaskan bahwa apa yang
diajarkan dan ternilai dalam islam adalah sesuai dari fitrah dan akhlaq dari
manusia. Karena Allah yang menciptakan manusia, menciptakan fitrah manusia
dan Allah pula yang menurunkan hukum kepada manusia sesuai fitrahnya.
c) Syumuliyah, beliau menyinggung dengan Quran surah al an'am ayat 38 : Dengan
ayat ini beliau menyinggung bahwa segala makhluk yang ada di bumi juga
adalah umat islam seperti kita, ini menunjukkan makna komprehensifnya islam
karena islam mencakup aspek teologis, aspek ibadah, aspek

12
kemasyarakatan/mu'amalah, aspek ekonomi, aspek hukum baik pidana maupun
perdata bahkan aspek politik/ kenegaraan
d) Waqiyah, beliau menyinggung sifat ini dengan surah Ali Imron 31 Dalam ayat
ini beliau menjelaskan bahwa segala permasalahan pribadi dan masyarakat akan
ada solusi dan penyelesaiannya dalam islam, dengan rosulullah sebagai role
model dalam menjadi contoh yang baik dalam kehidupan.
e) Wasatiyah, beliau menyinggung sifat ini dengan surah Al Baqoroh 201 Dalam
ayat ini beliau menegaskan bahwa islam sebagai ajaran yang paling benar dan
satu-satunya ajaran yang diterima disisi Allah, bahwa kita mesti berimbang, adil
dan menengahi dalam urusan dunia dan akhirat. Boleh anda beribadah siang-
malam akan tetapi bila anda memiliki beban keluarga maka benahilah urusan
dunia anda, dan apabila anda memikirkan hanya urusan dunia tanpa beribadah
kepada Allah ingatlah bahwa hidup didunia takkan lama.
f) Al quduh, beliau menyinggung sifat ini dengan surah al ikhlas 1-4 Dalam ayat
ini beliau menjelaskan islam adalah agama yang gemilang, indah serta mudah
difahami. Menjadi umat islam hal pertama yang harus dilakukan adalah
meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang wajib disembah dan Allah
adalah satu-satunya zat yang paling mulia dan tidak ada yang sekufuw dengan
Allah.
g) Al jam'u bainal sabatil muru'anah, sifat ini menjawab segala respon skeptic
kepada islam, Karena banyak yang berpendapat bahwa ajaran islam sangat kaku
sehingga sulit diaplikasikan dalam kehidupa saat Ini, dan ada pula yang
berpendapat bahwa islam adalah agama yang kuno sehingga tidak cocok dengan
kehidupan masa kini, karenanya perlu ditegaskan bahwa islam itu baku,
konsisten dan fleksibel sehingga bisa diterapkan disegala penjuru tempa.
F. MAKNA ISLAM DALAM KEHIDUPAN
1. Islam mengajarkan manusia khususnya para pemeluknya untuk mengisi hidup
ini dengan ibadah.
Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-
Ku”. (Qs. adz-Dzariyaat :56).
2. Menjalin hubungan yang baik dengan Allah
Merupakan suatu keharusan mutlak bagi setiap muslim untuk menjalin hubungan
baik dengan Allah, sehingga setiap Muslim akan merasa dekat dengan-Nya. Bila
hubungan itu sudah terasa dekat, maka di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi
dan bagaimana pun situasi dan kondisi yang dihadapinya, seorang muslim akan selalu
merasa diawasi oleh Allah SWT.
3. Menjalin hubungan baik sesama manusia.

13
Allah berfirman, “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali
jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia,...”. (Qs. Ali Imran : 112). Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri-sendiri, setiap manusia pasti membutuhkan kepada manusia lainnya.
Karena demikian manusia harus menjalin komunikasi yang inten dan hubungan yang
baik antara semamanya. Islam melarang manusia saling bermusuhan, saling mengadu
domba, memfitnah, menggunjing, mencaci maki, mengupat, membuka aib saudaranya
sampai pada iri hati, dengki dan lain sebagainya yang merupakan aktivitas hati.
G. AGAMA DAN PENGEMBANGAN BERPIKIR
Manusia lahir ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Tapi manusia
dibekali dengan perantara (wasilah) untuk mencari ilmu dan ma’rifah yaitu dengan akal
(‘aql), pendengaran (sam’), dan penglihatan (bashar). Semua perantara tersebut
diberikan kepada manusia dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran (haqq) dan
menjadikannya dalil atas argumennya dalam berpikir. Adapun kebenaran yang dipahami
dapat berfungsi sebagai alat untuk mengontrol diri supaya tidak terjerumus dalam
kesesatan (bathil). Dan untuk mengetahui kebenarankebenaran tersebut diperlukan cara
berpikir yang benar pula (tafakkur). Apabila cara berpikirnya salah maka objek dan
hasil yang dipahaminya pun akan menjadi salah. Maka berikut ini akan dibahas
mengenai konsep berpikir dalam al-Qur’an sebagai aktifitas yang mampu mengantarkan
manusia kepada keimanan dan kesesatan.

BAB III

PENUTUP

14
A. KESIMPULAN
Ada tiga kata yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk manusia, yaitu sebagai
berikut. Menggunakan kata yang terdiri dari alif, nun dan sin semacam insan, ins, nas,
atau unas; Menggunakan kata basyar; Menggunakan kata Bani Adam dan Dzuriyat
adam. Sementara Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengatakan bahwa
istilah manusia dalam Al-Qur’an dikenal tiga kata, yakni al-insan, al-basyar, dan al-nas.
Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan berbagai
kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran dan juga hawa
nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi
sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia.
Di dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan proses penciptaan manusia yang beral dari
nutfah, alaqah, mudghah, idham dan lahm, nasy’ah khalqan akhar, dan nafkhur-ruh.
Secara etimologi islam berasal dari bahasa arab, terambil dari kosa kata
‘’salima’’yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini kemudian dibentuk ‘’aslama’’ yang
berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah diri, patuh, tunduk dan
taat.

DAFTAR PUSTAKA

15
Sunardi .dkk. 2018 , Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah di Muka Bumi
Perspektif Ekologis dalam Ajaran Islam. Jurnal Penelitian. 12(2): 355-378
Nurmaidah .2019, MANUSIA DAN AGAMA (Konsep Manusia dan Agama
dalam Al-quran). Jurnal pendais. 1(1):1-15
Sada. Juabdin.Heru ,2017, Manusia Dalam Perspsektif Agama Islam. Jurnal
pendidikan agama islam . 7: 129-142
Ismail .Mohammad. Konsep Berpikir Dalam Al-Qur’an Dan Implikasinya
Terhadap Pendidikan Akhlak. Jurnal ta’bid.19(02):291-312
Supahar .dkk.2019, Kemampuan Berpikir Kritis Menggunakan Tes Terintegrasi
Agama Dan Sains. Jurnal pendidikan agama islam . 08(02): 233-252
Narulita .Sari. 2019, Orientasi Beragama dan Implikasinya pada Daya Berfikir
Kritis. Jurnal studi al-quran. 15(1): 117-132
Khotimah. Khusnul, 2018. Representasi Materi Pendidikan Agama Islam
Perspektif Perkembangan Berpikir. Jurnal ilmiah kajian islam. 2(2): 1-11

16

Anda mungkin juga menyukai